penelitian yang berhubungan dengan kerentanan yang diteliti, berikut ini beberapa hasil
1. Dari Jurnal : Roni Satriya Cahyadi,.S.H. (2022) tentang Pemidanaan Bagi Anak Pelaku
hasil pembahasan yang telah dijelaskan jurnal tersebut, dapat disimpulkan : bertujuan
Restoratif Justice dalam putusan hakim pengadilan yang menyatakan bahwa anak
yang dilakukan, penulis mendapatkan hasil sebagai berikut, bahwa di indonesia penerapan
11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak. Anak yang melakukan pidana
2. Dari Jurnal : Fransisca Febrina Siburian Tentang Pelaksanaan Diversi Terhadap Anak
Dalam hal kesepakatan diversi mensyaratkan adanya ganti kerugian atau pengembalian
pada keadaan semula, maka kesepakatan diversi tersebut dilakukan dalam jangka waktu
yang telah disepakati dalam diversi, namun tidak boleh melebihi 3 (tiga) bulan. Hasil
kesepakatan diversi tersebut dituangkan dalam bentuk surat kesepakatan diversi. Dalam
hal kesepakatan Diversi tidak dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan
(terutama yang berkaitan dengan pembayaran ganti kerugian, pengembalian pada keadaan
tertulis kepada atasan langsung Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim bahwa kesepakatan
diversi tidak dilaksanakan serta dapat ditindaklanjuti dalam proses peradilan pidana
dengan tembusan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat. Meskipun demikian, ada
beberapa kendala dalam pelaksanaan Diversi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana
kurangnya jumlah penyidik anak dan kurangnya kapasitas penyidik anak tentang
pelaksanaan diversi; 2) Kendala sarana dan prasarana meliputi ruang mediasi yang
terbatas, ruang mediasi yang belum memadai dan belum adanya fasilitas standar dari
pemerintah; 3) Kendala faktor masyarakat meliputi pemahaman orang tua tentang diversi,
ganti rugi yang berlebihan, tidak puas dengan hasil kesepakatan dan anak yang takut untuk
3. Dari Jurnal : Vita Hestiningrum, Erna Dewi, dan Ahmad Irzal Fardiansyah (2020) tentang
Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Penjatuhan Sanksi Pembinaan Terhadap Anak Pelaku
Pencurian dengan Pemberatan. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan jurnal
tersebut, dapat disimpulkan : Tindak pidana yang dilakukan oleh anak seharusnya
tetapi hakim dalam putusan ini lebih memilih menempatkan anak tersebut dalam
pembinaan pondok pesantren tentunya dalam kasus ini hakim memiliki pertimbangannya
sendiri. Adapun hasil penelitian yang didapatkan bahwa dasar pertimbangan hukum hakim
dalam membuat putusan terhadap anak, bahwa didalam persidangan hakim melihat kedua
anak yang melakukan tindak pidana tersebut dikarenakan bukan karena faktor kejahatan
melainkan karena faktor dominan kenakalan remaja dan juga kedua anak tersebut masih
dapat diperbaiki mentalnya dengan memberikan kesempatan kepada kedua anak tentunya
akan memberikan perlindungan bagi hak-haknya. Putusan hakim tidak sesuai dengan
tuntutan jaksa dimana terdapat perbedaan yaitu: pertama, hakim tidak setuju dengan
metode penerapan pemberian sanksi hukuman yang menempatkan anak di LPKA; kedua,
ketidaksesuaian antara tuntutan jaksa dengan putusan hakim; ketiga, dampak kerugian
4. Dari Jurnal : Annisa Sya’barani, Sukmareni, Yenny Fitri (2023) tentang Peran Balai
Pemasyarakatan Dalam Upaya Diversi Terhadap Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan
Oleh Anak. . Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan jurnal tersebut, dapat
disimpulkan : peran Balai Pemasyarakatan dalam upaya diversi terhadap tindak pidana
pencabulan dengan anak sebagai pelaku perkaranya di Bukittinggi dan untuk mengetahui
kendala pelaksanaan diversi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum di Balai
Hukum Empiris, menggunakan data primer dan sekunder. Selanjutnya menganalisi data
dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
menggunakan teknis deskriptif. Hasil penelitian ialah peran balai pemasyarakatan dalam
upaya diversi Balai Pemasyarakatan memiliki peran yang sangat besar akan tetapi tidak
semua kasus dapat di diversi walupun pelakunya anak karna tidak adanya kesepakatan
antara dua belah pihak. Dan tindak pidana pencurian pasal 363 ayat (1) Ke-5e KUHPidana
Jo UU Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sisitem Peradilan Anak, yang dilakukan oleh anak
pengembalian barang yang sudah dicuri dan ganti rugi uang dengan diversi Pengadilan
Dan kendala pelaksanaan diversi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum yaitu
kendala yang bersumber dari pihak keluarga korban itu sendiri, peraturan antara kepolisian
dan Balai Pemasyarakatan, dan jarak tempuh antara Balai Pemasyarakatan kelas II
terhadap anak yang berhadapan dengan hukum ialah dengan mengadakan sosialisasi dari
memberi penyuluhan terhadap masyarakat agar paham dan pentingnya untuk peran balai
Dari Jurnal : Asal Beriman Waruwu tentang Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Perkara
Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Putusan Pengadilan Negeri Nomor : 1/Pid.Sus-
Anak/2019/PN Trg) (2021). Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan jurnal
tersebut, dapat disimpulkan : Pertimbangan hakim merupakan salah satu aspek terpenting
dalam menentukan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang mengandung keadilan
dan mengandung kepastian hukum, di samping itu juga mengandung manfaat bagi para pihak
yang bersangkutan sehingga pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan
cermat. Mencermati putusan hakim yang dalam perkara tindak pidana yang dilakukan oleh
anak. Putusan hakim akan mempengaruhi kehidupan selanjutnya dari anak yang
bersangkutan, oleh sebab itu hakim harus benar-benar yakin bahwa putusan yang diambil
akan dapat menjadi salah satu dasar yang kuat untuk mengembalikan dan mengantar anak
menuju masa depan yang baik untuk mengembangkan dirinya sebagai warga yang
bertanggung jawab. Rumusan masalah dalam penelitian ini, pertama bagaimana
pertimbangan hakim terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian berdasarkan
Putusan Nomor : 1/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trg?, kedua bagaimaan penerapan sanksi dan
analisis hukum terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian berdasarkan Putusan
Nomor 1/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trg?, ketiga, upayaupaya apa yang dapat dilakukan untuk
mencegah anak melakukan tindak pidana pencurian dan penanggulangannya. Jenis penelitian
adalah metode pendekatan hukum normatif. Sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif
sesuai dengan masalah dan tujuan dalam penelitian. Sifat penelitian ini adalah bersifat
deskriptif sesuai dengan masalah dan tujuan dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pada tindak pidana pencurian yang
dilakukan oleh anak dalam putusan Nomor : 1/Pid.Sus-Anak/2019/PN-Trg, berdasarkan
beberapa pertimbangan yaitu : Hakim memeriksa dan menjatuhkan putusan berpedoman pada
surat dakwaan. Setelah itu hakim dahulu akan menarik fakta-fakta dalam persidangan yang
timbul dan merupakan kosklusi komulatif dari keterangan para saksi, keterangan terdakwa,
dan barang bukti. Tindak pidana pencurian berdasarkan Putusan Nomor : 1/PID.SUS-
ANAK/2019/PN-Trg dikenakan sanksi oleh pengadilan dengan pidana penjara di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana berupa
tindakan terhadap para terdakwa, sudah tepat. Karena putusan tersebut dapat menjadikan
perbaikan dalam hal ini perbaikan diri bagi para terdakwa yang tergolong masih Anak
(Antara 12 Tahun dengan 18 Tahun). Mengingat anak merupakan aset kehidupan berbangsa
dan bernegara maka masih memerlukan bimbingan dan pendidikan serta kemampuan kerja
demi menunjang kehidupannya kelak. Upaya mencegah tindakan pencurian oleh anak dapat
dilakukan dengan mencitaptakan lapangan kerja, meningkatkan pendidikan anak dan
menciptakan lingkungan yang baik. Sedangkan penanggulangan tindakan pencurian oleh
anak dapat dilakukan secara preventif dan upaya reprsif. Upaya atau tindakan represif
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Upaya yang bersifat