Anda di halaman 1dari 5

Sebelum melakukan mengerjakan laporan ini, penelitian telah menelusuri beberapa

penelitian yang berhubungan dengan kerentanan yang diteliti, berikut ini beberapa hasil

penelitian yang dapat dianalisis oleh peneliti

1. Dari Jurnal : Roni Satriya Cahyadi,.S.H. (2022) tentang Pemidanaan Bagi Anak Pelaku

Pencurian Ditinjau Dari Keadilan Restoratifbalai Pemasyarakatan Semarang. Berdasarkan

hasil pembahasan yang telah dijelaskan jurnal tersebut, dapat disimpulkan : bertujuan

untuk mengetahui pemberlakuan pemidanaan terhadap anak dalam sudut pandang

Restoratif Justice dalam putusan hakim pengadilan yang menyatakan bahwa anak

harus menjalani pidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Penelitian

ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian berupa metode Yuridis

Normatif. Spesifkasi penelitian yang dipakai adalah deksiptif analitif. Dan

pengumpulan datanya dilakukan dengan cara studi kepustakaan. Dari penelitian

yang dilakukan, penulis mendapatkan hasil sebagai berikut, bahwa di indonesia penerapan

perlindungan anak pelaku tindak pidana diatur dalam Undang-Undang Nomor

11 tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak. Anak yang melakukan pidana

pencurian dapat dipidanakan dengan pertimbangan ancaman hukuman serta

pengulangan atau tidaknya perbuatan tersebut. Pencurian biasa dapat diupayakan

diversi, sedangkan pencurian dengan pemberatan serta pencurian dengan kekerasan

tidak dapat diupayakan diversi namun dapat dihentikan perkaranya di proses

penyidikan di kepolisian, penuntutan di kejaksaan serta peradilan di

pengadilan. Dalam hal anak harus dipidana penjara akan diserahkan ke

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) yang mana di dalam sistem

pemasyarakatan yang berlandaskan restoratif.

2. Dari Jurnal : Fransisca Febrina Siburian Tentang Pelaksanaan Diversi Terhadap Anak

Pelaku Tindak Pidana Pencurian Di Wilayah Hukum Polresta Mataram (2023).


Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan jurnal tersebut, dapat disimpulkan :

Dalam hal kesepakatan diversi mensyaratkan adanya ganti kerugian atau pengembalian

pada keadaan semula, maka kesepakatan diversi tersebut dilakukan dalam jangka waktu

yang telah disepakati dalam diversi, namun tidak boleh melebihi 3 (tiga) bulan. Hasil

kesepakatan diversi tersebut dituangkan dalam bentuk surat kesepakatan diversi. Dalam

hal kesepakatan Diversi tidak dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan

(terutama yang berkaitan dengan pembayaran ganti kerugian, pengembalian pada keadaan

semula, atau pelayanan masyarakat), Pembimbing Kemasyarakatan melaporkan secara

tertulis kepada atasan langsung Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim bahwa kesepakatan

diversi tidak dilaksanakan serta dapat ditindaklanjuti dalam proses peradilan pidana

dengan tembusan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat. Meskipun demikian, ada

beberapa kendala dalam pelaksanaan Diversi Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana

Pencurian di Wilayah Hukum Polresta Mataram diantaranya: 1) Penegakkan hukum yaitu

kurangnya jumlah penyidik anak dan kurangnya kapasitas penyidik anak tentang

pelaksanaan diversi; 2) Kendala sarana dan prasarana meliputi ruang mediasi yang

terbatas, ruang mediasi yang belum memadai dan belum adanya fasilitas standar dari

pemerintah; 3) Kendala faktor masyarakat meliputi pemahaman orang tua tentang diversi,

ganti rugi yang berlebihan, tidak puas dengan hasil kesepakatan dan anak yang takut untuk

melaksanakan proses diversi.

3. Dari Jurnal : Vita Hestiningrum, Erna Dewi, dan Ahmad Irzal Fardiansyah (2020) tentang

Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Penjatuhan Sanksi Pembinaan Terhadap Anak Pelaku

Pencurian dengan Pemberatan. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan jurnal

tersebut, dapat disimpulkan : Tindak pidana yang dilakukan oleh anak seharusnya

ditempatkan di LPKA sebagaimana dimaksud dalam undang-undang peradilan anak, akan

tetapi hakim dalam putusan ini lebih memilih menempatkan anak tersebut dalam
pembinaan pondok pesantren tentunya dalam kasus ini hakim memiliki pertimbangannya

sendiri. Adapun hasil penelitian yang didapatkan bahwa dasar pertimbangan hukum hakim

dalam membuat putusan terhadap anak, bahwa didalam persidangan hakim melihat kedua

anak yang melakukan tindak pidana tersebut dikarenakan bukan karena faktor kejahatan

melainkan karena faktor dominan kenakalan remaja dan juga kedua anak tersebut masih

dapat diperbaiki mentalnya dengan memberikan kesempatan kepada kedua anak tentunya

akan memberikan perlindungan bagi hak-haknya. Putusan hakim tidak sesuai dengan

tuntutan jaksa dimana terdapat perbedaan yaitu: pertama, hakim tidak setuju dengan

metode penerapan pemberian sanksi hukuman yang menempatkan anak di LPKA; kedua,

kebebasan hakim dalam memberikan sanksi juga merupakan faktor terjadinya

ketidaksesuaian antara tuntutan jaksa dengan putusan hakim; ketiga, dampak kerugian

yang ditimbulkan oleh kedua anak tidak terlalu besar.

4. Dari Jurnal : Annisa Sya’barani, Sukmareni, Yenny Fitri (2023) tentang Peran Balai

Pemasyarakatan Dalam Upaya Diversi Terhadap Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan

Oleh Anak. . Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan jurnal tersebut, dapat

disimpulkan : peran Balai Pemasyarakatan dalam upaya diversi terhadap tindak pidana

pencabulan dengan anak sebagai pelaku perkaranya di Bukittinggi dan untuk mengetahui

kendala pelaksanaan diversi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum di Balai

Pemasyarakatan kelas II Bukittinggi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

Hukum Empiris, menggunakan data primer dan sekunder. Selanjutnya menganalisi data

dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

menggunakan teknis deskriptif. Hasil penelitian ialah peran balai pemasyarakatan dalam

upaya diversi Balai Pemasyarakatan memiliki peran yang sangat besar akan tetapi tidak

semua kasus dapat di diversi walupun pelakunya anak karna tidak adanya kesepakatan
antara dua belah pihak. Dan tindak pidana pencurian pasal 363 ayat (1) Ke-5e KUHPidana

Jo UU Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sisitem Peradilan Anak, yang dilakukan oleh anak

di Balai Pemasyarakatan kelas II Bukittinggi berhasil dilakukan diversi dengan putusan

pengembalian barang yang sudah dicuri dan ganti rugi uang dengan diversi Pengadilan

Dan kendala pelaksanaan diversi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum yaitu

kendala yang bersumber dari pihak keluarga korban itu sendiri, peraturan antara kepolisian

dan Balai Pemasyarakatan, dan jarak tempuh antara Balai Pemasyarakatan kelas II

Bukittinggi. Upaya yang dilakukan balai pemasyarakatan dalam pelaksanaan diversi

terhadap anak yang berhadapan dengan hukum ialah dengan mengadakan sosialisasi dari

Balai Pemasyarakatan Kelas II Bukittinggi kepada masyarakat secara menyeluruh dan

memberi penyuluhan terhadap masyarakat agar paham dan pentingnya untuk peran balai

pemasyarakatan dalam diversi tindak perkara yang dilakukan oleh anak.

Dari Jurnal : Asal Beriman Waruwu tentang Analisis Terhadap Putusan Hakim Dalam Perkara
Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Putusan Pengadilan Negeri Nomor : 1/Pid.Sus-
Anak/2019/PN Trg) (2021). Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dijelaskan jurnal
tersebut, dapat disimpulkan : Pertimbangan hakim merupakan salah satu aspek terpenting
dalam menentukan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang mengandung keadilan
dan mengandung kepastian hukum, di samping itu juga mengandung manfaat bagi para pihak
yang bersangkutan sehingga pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan
cermat. Mencermati putusan hakim yang dalam perkara tindak pidana yang dilakukan oleh
anak. Putusan hakim akan mempengaruhi kehidupan selanjutnya dari anak yang
bersangkutan, oleh sebab itu hakim harus benar-benar yakin bahwa putusan yang diambil
akan dapat menjadi salah satu dasar yang kuat untuk mengembalikan dan mengantar anak
menuju masa depan yang baik untuk mengembangkan dirinya sebagai warga yang
bertanggung jawab. Rumusan masalah dalam penelitian ini, pertama bagaimana
pertimbangan hakim terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian berdasarkan
Putusan Nomor : 1/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trg?, kedua bagaimaan penerapan sanksi dan
analisis hukum terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian berdasarkan Putusan
Nomor 1/Pid.Sus-Anak/2019/PN Trg?, ketiga, upayaupaya apa yang dapat dilakukan untuk
mencegah anak melakukan tindak pidana pencurian dan penanggulangannya. Jenis penelitian
adalah metode pendekatan hukum normatif. Sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif
sesuai dengan masalah dan tujuan dalam penelitian. Sifat penelitian ini adalah bersifat
deskriptif sesuai dengan masalah dan tujuan dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pada tindak pidana pencurian yang
dilakukan oleh anak dalam putusan Nomor : 1/Pid.Sus-Anak/2019/PN-Trg, berdasarkan
beberapa pertimbangan yaitu : Hakim memeriksa dan menjatuhkan putusan berpedoman pada
surat dakwaan. Setelah itu hakim dahulu akan menarik fakta-fakta dalam persidangan yang
timbul dan merupakan kosklusi komulatif dari keterangan para saksi, keterangan terdakwa,
dan barang bukti. Tindak pidana pencurian berdasarkan Putusan Nomor : 1/PID.SUS-
ANAK/2019/PN-Trg dikenakan sanksi oleh pengadilan dengan pidana penjara di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana berupa
tindakan terhadap para terdakwa, sudah tepat. Karena putusan tersebut dapat menjadikan
perbaikan dalam hal ini perbaikan diri bagi para terdakwa yang tergolong masih Anak
(Antara 12 Tahun dengan 18 Tahun). Mengingat anak merupakan aset kehidupan berbangsa
dan bernegara maka masih memerlukan bimbingan dan pendidikan serta kemampuan kerja
demi menunjang kehidupannya kelak. Upaya mencegah tindakan pencurian oleh anak dapat
dilakukan dengan mencitaptakan lapangan kerja, meningkatkan pendidikan anak dan
menciptakan lingkungan yang baik. Sedangkan penanggulangan tindakan pencurian oleh
anak dapat dilakukan secara preventif dan upaya reprsif. Upaya atau tindakan represif
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Upaya yang bersifat

Anda mungkin juga menyukai