Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fadila Sri Adaningsih

NIM : 2019200038
Kelas : E
Logika Hukum
Ujian Akhir Semester

‫س ِم هّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي‬


ْ ِ‫ب‬
Masalah Hukum
Tersangka dan keluarga yang baru tiba di Bandara Cengkareng dari Saudi tidak melakukan
kewajiban isolasi mandiri dengan alasan tidak diberi tahu terkait kewajiban tersebut dan
mengaku tidak mendapat pemeriksaan kesehatan. Saat kepulangan tersangka juga terjadi
kerumunan di Bandara Cengkareng hingga rumahnya di kawasan Petamburan. Kemudian
Tersangka mengadakan pernikahan putrinya sekaligus perayaan Maulid Nabi Muhammad
SAW. yang juga didatangi banyak orang dan kembali menimbulkan kerumunan.
Karena hal tersebut Tersangka dikenai denda sebesar Rp 50.000.000 karena terjadi
pelanggaran protokol kesehatan. Tersangka mengaku mendapatkan teror di rumahnya dengan
didatangi oleh Pasukan Koopsus TNI. Tersangka dan Istri melakukan Swab Antigen dan
mendapatkan hasil reaktif, maka dari itu ia diwajibkan untuk melakukan perawatan di RS
UMMI Bogor. Perawatan tersebut dilakukan secara rahasia guna tidak menimbulkan
kehebohan di tengah masyarakat. Tersangka memohon izin kepada RS UMMI untuk pulang
dan melanjutkan perawatan di rumah. Namun tersangka mendapatkan kabar bahwa Hasil Test
PCR tersangka positif dan diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri di bawah pengawasan
Tim Mer-C.

Dasar Hukum
Berdasarkan dengan masalah hukum tersebut, terdapat peraturan di dalam Undang – Undang
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, yakni Pasal 93. Serta, Pasal 14 ayat
(1) Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.

Fakta Hukum
Tindakan seorang tersangka tersebut seperti tang disebutkan di atas telah memenuhi unsur
Pasal 93 Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dan Pasal
14 ayat (1) Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular. Pasal
tersebut melarang untuk melakukan sesuatu atau melakukan kegiatan yang terkait dengan
penyelenggaraan kekarantinaan kesehtan (dalam hal ini tersaka tidak melakuka isolasi
mandiri selama 14 hati setelah pulang dari Saudi ke Indonesia dan juga tersangka menggelar
pernikahan serta acara resepsi putrinya pada saat Pandemi Covid-19, serta Acara Maulid
Nabi Muhammad SAW. yang dihadiri banyak orang sehingga menimbulkan kerumunan) dan
melakukan tindakan yang dianggap menghalangi pelaksanaan terkait penanggulangan wabah
penyakit yang dalam hal ini adalah Pandemi Covid-19.

Analisis Hukum
Tindakan yang tidak memenuhi peraturan pemerintah terkait dengan Kekrantinaan Kesehatan
dapat dipidana. Hal ini sudah disebutkan di atas berdasarkan Pasal 93 Undang – Undang
Nomor 6 Tahun 2018 tentan Kekarantinaan Kesehtan dan Pasal 14 ayat (1) Undang – Undang
Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Pengakit Menular.
Jaksa penuntut umum (JPU) menuntut Tersangka dengan pidana penjara 10 bulan dan denda
Rp 50.000.000 dalam kasus dugaan pelanggaran kekarantinaan kesehatan di Megamendung,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia merupakan terdakwa tunggal dalam perkara ini.
Sesuai Pasal 9 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, tiap orang wajib
mematuhi penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan. Sementara itu, Tersangkatetap
berkukuh menyelenggarakan kegiatan di pondok pesantren di pada 13 November 2020 dan
secara sengaja memberitahukan kedatangannya kepada publik.
Ada empat hal yang memperberat tuntutan pidana terhadap Tersangka. Pertama, Tersangka
pernah dihukum sebanyak dua kali dalam perkara Pasal 160 KUHP pada tahun 2003 dan
perkara Pasal 170 KUHP pada tahun 2008.
Kedua, perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam percepatan
pencegahan Covid-19 bahkan memperburuk kedaruratan kesehatan masyarakat.
Ketiga, perbuatan Tersangka mengganggu ketertiban umum serta mengakibatkan keresahan
masyarakat. Keempat, Tersangka dianggap tidak menjaga sopan santun dan berbelit-belit
dalam memberikan keterangan di persidangan.

Kesimpulan
Kami menyarankan bahwa terdapat cukup alasan dan dasar hukum untuk melaporkan
kegiatan yang dilakukan oleh Tersangka sehubungan dengan beberapa pelanggaran protokol
kesehatan yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai