Pada tanggal 10 Agustus 2021 malam hari, ibu Ny. Supriaty melakukan persalinan di
Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang melalui persalinan normal. Pihak RS Batara
Siang telah melakukan tindakan medis sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang ada. Pemisahan ibu dan bayi setelah persalinan dilakukan untuk menjaga
bayi agar tidak tertular Covid-19 berdasarkan data awal yang menunjukan bahwa
pasien Ny. Supriaty terindikasi Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan rapid antigen
dinyatakan positif.
Setelah dilakukan penanganan awal bayi baru lahir, karena bayi lambat menangis dan
berat bayi lahir rendah, maka dilakukan perawatan incubator di ruang perawatan bayi.
Setelah tiga hari perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang atas
permintaan keluarga yang juga disetujui oleh dokter, maka bayi Supriaty pulang setelah
Atas kejadian tersebut banyak pemberitaan yang keliru menyampaikan informasi dan
mengalami penurunan.
kesehatan adalah setiap orang yang mengabadikan diri dalam bidang kesehatan serta
yang untuk melakukan upaya kesehatan. Merujuk ketentuan Pasal 23 Ayat (1) Undang-
dan Ayat (2) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tersebut dijelaskan bahwa
masalah kesehatan/penyakit.
Hak dan kewajiban tenaga kesehatan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor
36
Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan pada Pasal 57 huruf (b) menyebutkan tenaga
kesehatan dalam menjalankan praktik berhak memperoleh informasi yang lengkap dan
benar dari penerima pelayanan kesehatan atau keluarganya. Berikutnya merujuk pada
Pasal 58 Ayat (1) huruf (b) menyebutkan tenaga kesehatan dalam menjalankan peraktik
bagian kesatu mengenai kesehatan ibu, bayi dan anak, mengacu pada ketentuan
Pasal
128 Ayat (1) setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan
selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis. Indikasi medis adalah kondisi yang
Merujuk pada Pasal 152 Ayat (2) dan (3) Bab X bagian kesatu mengenai penyakit
penyakit menular sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilakukan untuk melindungi
masyarakat dari tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat dan/atau
meninggal dunia, serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit
sebagimana dimaksud pada Ayat (1) dilakukan melalui kegiatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif bagi individu atau masyarakat. Dan pada Pasal 157 Ayat (2)
Adapun pendapat hukum terkait dengan masalah yang terjadi pada Rumah Sakit
Umum Daerah Batara Siang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang melakukan
tindakan medis persalinan sudah sesuai dengan Standar Operasional Presedur (SOP)
pihak instansi Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan. Maka dari itu pihak yang telah membuat dan menyebarkan berita
yang keliru agar membuat permohonan maaf atas tindakan yang telah merugikan pihak
Rumah Sakit. Adapun tindakan rumah sakit yang dapat dilakukan yaitu dengan
melaporkan pihak lembaga pers atas berita bohong yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Penyebaran berita bohong yang dilakukan oleh
lembaga pers diatur dalam Pasal 6 huruf (c) dalam pasal tersebut diatur peran pers
berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar. Serta merupakan pelanggaran
terhadap Pasal 4 Kode Etik Jurnalistik. Jika lembaga pers yang memberitakan berita
kebohongan tersebut dan tidak terdaftar di dewan pers maka seseorang yang membuat
Seharusnya kuasa hukum dari pasien dapat melakukan pelaporan jika menurut kuasa
Kehormatan Etik Kedokteran sehingga jika terbukti telah melanggar tindakan tersebut
dapat dipertanggung jawabkan sesuai peraturan yang berlaku. Dan jika pihak RS juga
demikian. Sebab masalah hukum selalu mengedepankan Asas Legalitas dan Praduga
tak bersalah untuk menjamin hak-hak setiap manusia. Jangan sampai kasus seperti ini
tidak terselesaikan sehingga dapat merugikan pihak rumah sakit yang telah diduga