Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Ginanti
Hanik
Susan
Sara Sulistyarini
yunita
(R1114107)
Disalah satu rumah sakit swasta di daerah X terjadi kasus yang sukses heboh warga
sekitar. Seorang bayi Ny A umur 2 bulan yang sedang opname karena menderita diare di ruang
bayi RS tsb. Diizinkan pulang oleh dokter setelah perawatan 3 hari di RS. Salah seorang bidan
yang bertugas jaga di ruang bayi tsb menyuruh salah satu praktikan dari SMK kesehatan untuk
melakukan aff infus pada bayi tsb, sehingga jarinya terluka dan mengeluarkan banyak darah.
Dan dari kejadian tsb, orang tua bayi menuntut RS tsb.
PEMBAHASAN
1. Analisa Kasus
Berdasarkan hasil analisa terhadap kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluarga
pasien melakukan tuntutan terhadap Rumah Sakit atas dasar dugaan malpraktik (kesalahan
dalam melaksanakan tindakan) yang telah dilakukan siswa praktikan terhadap bayi Ny. A.
Berkaitan dengan tuntutan tersebut, apabila dicermati secara seksama, sebenarnya yang
seharusnya bertanggung jawab dalam hal ini adalah tenaga kesehatan yang bersangkutan,
yaitu bidan. Bidan tersebut telah melakukan kelalaian medik karena sudah memberikan
instruksi pada siswa praktikan untuk melakukan aff infus pasien tanpa pendampingan.
Sementara apabila tuntutan yang diajukan keluarga pasien dianggap berlebihan,
sebenarnya hal tersebut justru merupakan indikasi yang baik, yang menunjukkan bahwa
masyarakat telah memiliki kesadaran hukum atas pelayanan kesehatan yang diterima, dengan
berlandaskan pada Undang Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Undangundang tersebut menyatakan bahwa salah satu hak pasien adalah menggugat dan/ atau
menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun pidana.
Sesuai Peraturan menteri kesehatan RI No. 161/menkes/per/1/2010 tentang registrasi
tenaga kesehatan yaitu :
tenaga kesehatan adalah seorang yang mengabdikan diri dalam bidang kesegaran serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Dari Permenkes diatas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan tindakan pelayanan
kesehatan, haruslah seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan. Tindakan Siswa
SMK Kesehatan yang melakukan Aff Infus diatas melanggar Permenkes RI No.
161/menkes/per/1/2010.
Siswa atau mahasiwa praktikan di Rumah Sakit boleh melakukan tindakan pelayanan
kesehatan dibawah bimbingan pegawai Rumah sakit tersebut atau CI (Clinical Instructure).
Dari kasus diatas diketahui siswa SMK tersebut melakukan tindakan Aff Infus kepada pasien
karena disuruh oleh seorang bidan di rumah sakit tersebut. Sehingga yang bertanggung jawab
penuh atas tindakan siswa itu adalah bidan tersebut.
Selanjutnya dalam Kode Etik Seorang bidan dijabarkan sebagai berikut :
1. Kewajiban Bidan dalam Tugasnya:
Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien,keluarga
dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya:
Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan
kesehatan juga menimbulkan kerugian pada pasien, misalnya terjadi kematian atau cacat
permanen.
c. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
Sebagai bagian dari perlindungan hukum bagi pasien baik yang bersifat preventif
maupun represif dapat dilihat dalam UU Nomor 29 tahun 2004 tentang ptaktik
kedokteran pada pasal 4 dinyatakan bahwa :
1) Untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dari dokter & dokter gigi dibentuk oleh konsil kedokteran
yang terdiri dari Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi
2) Konsil kedokteran Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat satu (1), bertanggung
pada Presiden
Undang-undang ini dikeluarkan oleh pemerintah atas dasar antisipasi bahwa, saat
ini adanya anggapan banyak institusi pendidikan tenaga kesehatan menghasilkan tenaga
yang belum siap pakai atau diduga akan melakukan malpraktik. Undang Undang
tersebut juga memuat muatan perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan.
d. Pasal 46 Undang Undang nomor 44 Tahun 2009
Pasal 46 UU nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa
Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.
Sehingga pasien memiliki hak untuk menggugat dan/ atau menuntut rumah sakit apabila
rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana.
Tanggung jawab Rumah Sakit secara hukum dapat dikategorikan dalam tiga
bidang tanggung jawab yaitu tanggung jawab dalam bidang perdata, pidana dan
administrasi. Namun demikian, dalam pasal-pasal lain dalam undang-undang ini maupun
penjelasan pasal tersebut, tidak digambarkan lebih terperinci lagi mengenai tanggung
jawab hukum seperti apa yang dapat ditanggung oleh Rumah Sakit atas kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bekerja padanya dan seberapa besar tanggung
jawab rumah sakit dalam hal ini. Hal tersebut penting sebagai salah satu cara untuk
mengetahui apa saja & bagaimana perlindungan hukum bagi pasien & untuk mencegah
lepasnya tanggung jawab RS , akibat kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan yang
berada di bawah institusinya. Sebab di dalam pasal ini tidak diterangkan maupun memuat
apakah RS bertanggung jawab sendiri atau bersama-sama dengan tenaga kesehatan atas
kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan tersebut.
b.
1)
2)
3)
4)
itu.
3. Penyebab Adverse Clinical Incident dalam pelayanan kesehatan
Suatu adverse events (hasil yang tidak diharapkan) di bidang medik sebenarnya dapat
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu :
c. Hasil dari suatu perjalanan penyakitnya sendiri, tidak berhubungan dengan tindakan
d.
e.
f.
terlebih dahulu.
Hasil dari suatu kelalaian medik.
Hasil dari suatu kesengajaan.
Penyebab timbulnya tuntutan pasien terhadap Rumah Sakit dalam kasus bayi Ny. A
adalah tindakan bidan yang secara tidak langsung menyebabkan adanya luka pada pasien.
Kesalahan (kelalaian medik) tersebut dapat terjadi akibat kurangnya pengetahuan, kurangnya
pengalaman dan pengertian serta mengabaikan suatu perbuatan yang
seharusnya tidak
dilakukan, berkaitan dengan hak & kewajiban kedua belah pihak yang terkait dengan
transaksi terapeutik, yaitu pasien dan tenaga kesehatan.
Hak dan kewajiban tersebut meliputi :
a. Masalah informasi yanng diterima oleh pasien sebelum dia memberikan persetujuan untuk
menerima perawatan.
b. Masalah persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan oleh dokter/ tenaga kesehatan.
c. Masalah kehati-hatian dokter atau tenaga kesehatan yang melaksanakan perawatan. Hal ini
banyak sekali hubungannya dengan masalah kealpaan & standar pelayanan medis.
4. Antisipasi
Menurut Nugroho Kampono, Ketua Komite Medis RSCM untuk mengurangi Adverse
Events dan kelalaian medik dapat dilakukan dengan manajemen risiko klinis.
Manajemen risiko klinis adalah suatu proses yang secara sistimatik mengidentifikasi,
mengevaluasi dan mengarahkan kejadian yang berpotensi atau yang telah terjadi suatu risiko
melalui suatu penataan program yang dapat mencegah, mengendalikan dan meminimalkan
kemungkinan risiko.
Mengurangi kejadian yang merugikan dan ketidakpuasan dari pasien dan keluarga.
Mencegah pengelolaan yang buruk dari tenaga kesehatan
Pencegahan terhadap tuntutan masyarakat dan pertanggungjawaban kelalaian medic
Mencegah publikasi buruk.
Membuat tenaga kesehatan waspada terhadap akibat tindakannya.
Menganalisa derajat risiko.
Membuat keputusan lebih eksplisit dan berdasarkan norma kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA
Siswati Sis. 2013. Etika dan Hukum Kesehatan Dalam Perspektif Undang Undang Kesehatan.
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Buku Kesatu)
Rohima, Siti Kemala.2013. Perlindungan Hukum Bagi Pasien Terhadap Kelalaian Tenaga
Kesehatan (Dokter) Dalam Melaksanakan Tindakan Medik Berdasarkan Peraturan
Perundang-Undangan Yang Berlaku. Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum Universitas
Mataram
Safwan,
dahlan.2008.HospitalLiabilty.(Diakses
dari
Http://Hukumkes.wordpress.com