Anda di halaman 1dari 170

SMP

Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI
PELATIHAN IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
TAHUN AJARAN 2014/2015
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMP

PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
1

SMP

Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

2014

Diterbitkan oleh:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2014

Copyright 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izintertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

SMP

Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 akan
mulai dilaksanakan tahun 2014pada semua sekolah. Kurikulum 2013 merupakan
pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan
tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir,
penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan
proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin
kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan
kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran
lokal, nasional, regional, dan global di masa depan.
Aneka kemajuan dan
perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal yang di bidang
pendidikan pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan
langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia
masa depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama.
Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi
diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas
mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata
pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata
pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi
lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsipprinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi
Kurikulum 2013.
Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam
mempersiapkan Kurikulum 2013, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga
bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Muhammad Nuh
3

SMP

Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Bahan
Ajar Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Modul bahan ajar ini merupakan
bahan ajar wajib dalam rangka pelatihan calon instruktur, guru inti, dan guru untuk
memahami Kurikulum 2013 dan kemudian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014
melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap
melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan
secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X
Sekolah
Menengah
Atas/Sekolah
Menengah
Kejuruan/Madrasah
Aliyah
(SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah
dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga
kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan.
Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan
dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah
menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala
sekolah, dan pengawas.
Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala
sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP untuk 9
mata pelajaran, dan guru Kelas X SMA/SMK untuk 3 mata pelajaran. Guna
menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan
14 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan kelas, mata
pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu semua
pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada
pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan,
widyaiswara, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang terlibat di dalam
penyusunan modul-modul tersebut di atas.

Jakarta, Maret 2014


Kepala Badan PSDMPK-PMP

Syawal Gultom
NIP.196202031987031002
4

SMP

Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

SMP

Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

DAFTAR ISI
SAMBUTAN

iii

KATA PENGANTAR

iv

DAFTAR ISI

A.

Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013

1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

B.
C.

1.2SKL, KI, KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013

13

1.3Pendekatan, Penilaian, dan Model-model Pembelajaran pada


Kurikulum 2013

22

Materi Pelatihan 2: Analisis Buku

52

Analisis Buku Guru dan Buku Siswa

53

Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian

72

3.1. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model pada


Pembelajaran Bahasa Indonesia

75

3.2. Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

91

3.3. Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor


D.

106

Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing

112

4.1Analisis Video Pembelajaran

115

4.2Penyusunan RPP

120

4.3Peer Teaching

136

MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
1.1
RASIONAL DAN ELEMEN
PERUBAHAN KURIKULUM
1.2
SKL, KI, KD, DAN STRATEGI
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
1.3
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
DAN PENILAIAN PADA KURIKULUM
2013

MATERI PELATIHAN :

1. KONSEP KURIKULUM 2013

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk


mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut.
Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
(1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah;
(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3)
warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi
rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, strategi implementasi
Kurikulum 2013, serta pendekatan pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum
2013.
Kompetensi yang dicapai
1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013.
2. Memahami SKL, KI, dan KD serta strategi implementasi Kurikulum 2013.
3. Mendeskripsikan konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa
Indonesia
4. Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Indikator
1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan
perkembangan masa depan
2. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI,
Standar Proses, dan Standar Penilaian.
3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
4. Mengidentifikasi strategi implementasi Kurikulum 2013.
5. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik
6. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran (PBL, PJBL, , DL)
7. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Langkah Kegiatan

Tanya
jawab
tentang
Kurikulum
2013 dan
implementa
si-nya di
sekolah

Mengamati
tayangan
video
cuplikan
contoh
pembelajara
n Kurikulum
2013

Diskusi
kelompok
tentang
rasional dan
perubahan
pada
Kurikulum
2013 yang
meliputi
SKL,KI,KD,
pendekatan,
model dan
penilaian
pembelajaran

Presentasi
hasil diskusi
kelompok
dan
tanyajawab
dengan
kelompok
lain
dan
Penyimpula
n hasil
diskusi
tentang
Konsep
Kurikulum

Lembar Kegiatan

LK-1.1
ANALISIS KURIKULUM 2013

Tujuan: Mendiskusikan rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI dan KD,
strategi implementasi Kurikulum 2013 serta pendekatan, model pembelajaran dan
penilaian pada Kurikulum 2013
Langkah Kerja:
1

Cermati hand-out konsep Kurikulum 2013 serta Permendikbud tahun 2013


yang terkait dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses,
dan Standar Penilaian

Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut,


tuliskan jawaban hasil diskusi pada kolom yang tersedia

Presentasikan hasil diskusi, setiap kelompok menyajikan salah satu jawaban


pertanyaan hasil diskusi

Berikan komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain

No

Pertanyaan

Mengapa perlu adanya


pengembangan Kurikulum?

Apa saja elemen perubahan


dalam Kurikulum 2013

Bagaimana strategi implementasi


Kurikulum 2013 dalam proses
pembelajaran ?

Apa perbedaan kompetensi


peserta didik pada Kurkulum 2006
dan Kurikulum 2013

Bagaimana pendekatan dan


model-model pembelajaran dalam

Jawaban

Kurikulum 2013

Bagaimana penilaian
pembelajaran dalam Kurikulum
2013?

HO-1.1/1.2
KONSEP KURIKULUM 2013
MATERI 1.1: RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
A. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut.
Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia
berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara
yang demokratis, bertanggung jawab.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang
dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan
standar kompetensi lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan
keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya.
Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan
menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan
dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan,
persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai
fenomena negatif yang mengemuka.

a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.


b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang
bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran
terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif,
beban siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi,
Observation based [discovery] learning dan Collaborative learning.
e. Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi,
plagiarisme, dan kecurangan dalam Ujian
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat
terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses
pembelajaran sebagai berikut ini.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.

Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari
Dari

berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.


satu arah menuju interaktif.
isolasi menuju lingkungan jejaring.
pasif menuju aktif-menyelidiki.
maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
alat tunggal menuju alat multimedia.
hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
usaha sadar tunggal menuju jamak.
satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
pemikiran faktual menuju kritis.

p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.


4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar kompetensi
lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan
kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya
yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi
disusun
pada
tingkat
nasional.
Guru
lebih
diberikan
kesempatan
mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas
penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan
penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru.
5. Pendalaman dan Perluasan Materi
Berdasarkan analisis hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam) level
kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik

Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja,


sementara negara lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai
level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam).
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk
peserta didik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk
bidang matematika, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu
mencapai level menengah, sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta
didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance.
Untuk bidang IPA, pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda
dengan pencapaian yang mereka peroleh untuk bidang matematika. Hasil studi
pada tahun 2007 dan 2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik
Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara hampir 40%
peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut (advanced).
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk
kelas IV SD juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi
untuk tingkat SMP seperti yang dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih
dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV juga hanya mampu mencapai
level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level
tinggi dan advance.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi TIMSS dan PIRLS menunjukkan bahwa soalsoal yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi
empat kategori, yaitu:
-

low mengukur kemampuan sampai level knowing

intermediate mengukur kemampuan sampai level applying

high mengukur kemampuan sampai level reasoning

advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete


information.
Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan
mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum
dengan cara meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi
peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan
internasional.

C. Karakteristik Kurikulum 2013


Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang berikut ini.
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi
Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata
pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,

kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki
seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk
SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah
pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi
Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau
satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus
tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk
mata pelajaran dan kelas tersebut.

D. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan
pembelajaran ekstrakurikuler.
1. Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a. Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang
berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di
kelas, sekolah, dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS,
SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dikembangkan guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk
menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
pada tingkat yang
memuaskan (excepted).
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten
kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery
dan diajarkan secara langsung (direct teaching), keterampilan kognitif dan
psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih
(trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching), sedangkan sikap
adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan
yang tidak langsung (indirect teaching).

e. Pembelajaran
kompetensi
untuk
konten
yang
bersifat
developmentaldilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan
dengan pertemuan lainnyadan saling memperkuat antara satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lainnya.
f.

Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan


belajar yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses
pembelajaran tidak langsung bukan kurikulum tersembunyi (hidden
curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran
tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.

g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif


melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak),
menanya (lisan, tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan,
membangun cerita/konsep), mengkomunikasi-kan (lisan, tulis, gambar, grafik,
tabel, chart, dan lain-lain).
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik
menguasai kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang
dan dilaksanakan berdasarkan kelemahan yang ditemukan berdasarkan
analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta didik. Pembelajaran
remedial dirancang untuk individu, kelompok atau kelas sesuai dengan hasil
analisis jawaban peserta didik.
i.

Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif


dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.

2. Pembelajaran ekstrakurikuler.
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas
yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara
rutin setiap minggu. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan
pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler wajib.Kegiatan ekstrakurikuler
wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan
intrakurikuler.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena
mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai
kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk
satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai
dengan kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar
Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses
pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model
kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa

sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang


dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar
dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai
dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10.Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11.Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui
kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki
kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok
peserta didik.
F. Struktur Kurikulum SMP/MTS
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk
mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata
pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum
adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem
belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum
yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari
semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII,
dan IX. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40
menit. Struktur Kurikulum SMP/MTS adalah sebagai berikut.
MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU BELAJAR


PER MINGGU
VII

Kelompok A

VIII

IX

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU BELAJAR


PER MINGGU
VII

VIII

IX

1.

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

3.

Bahasa Indonesia

4.

Matematika

5.

Ilmu Pengetahuan Alam

6.

Ilmu Pengetahuan Sosial

7.

Bahasa Inggris

Kelompok B
1.

Seni Budaya

2.

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

3.

Prakarya

38

38

38

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu


Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah.

IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan
integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai
pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan
belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan sosial dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan IPS
menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan,
patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space
wilayah NKRI. IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam
sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan
seni teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan
pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru
dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan
pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan
pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek
prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan
itu.
G. Elemen-elemen Perubahan Kurikulum 2013
Perubahan kurikulum 2013 berwujud pada: a) kompetensi lulusan, b) materi, c)
proses, dan d) penilaian.

1. Perubahan pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik, didukung oleh


semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal.
2. Perubahan pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi
sehingga
memenuhi
aspek
kesesuaian
dan
kecukupan,
kemudian
mengakomodasi conten lokal, nasional, dan internasional antara lain TIMMS,
PISA, PIRLS.
3. Perubahan pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada
karakteristik kompetensi yag mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan
(Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta,
dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan
saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik terpadu;
untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik
dan Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning.
4. Perubahan pada penilaian mencakup: a) berbasis tes dan nontes (portofolio),
menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor
memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif
tentang sikap dan keterampilan kecukupan.
Kurikulum 2013 dalam rekonstruksi kompetensi mencakup: sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
1. Kompetensi sikap mencakup sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2).
Sikap spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sikap sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang berakhlak mulia, sehat, mandiri,
demokratis, bertanggung jawab.

2. Kompetensi pengetahuan (KI-3) untuk mencapai insan yang berilmu.


3. Kompetensi keterampilan (KI-4) untuk mencaai insan yang cakap dan kreatif.
Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam kesesuaian dan kedalaman materi
mencakup: a) mempertahankan, mengurangi, dan/ atau menambah materi, b)
bahasa sebagai penghela, c) tematik terpadu, d) penguatan IPA dan IPS di SMP, e)
penyesuaian dengan PISA, TIMMS dan lembaga lainnya serta dengan
perkembangan di berbagai negara.
Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam revolusi proses pembelajaran
mencakup: a) lintasan taksonomi Anderson untuk pengetahuan, Dyers untuk
keterampilan, dan Krathwohl untuk sikap, b) pendekatan saintific, c) inquiry dan
discovery, d) project based learning, dan e) cooperative learning.
Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam reformasi penilaian mencakup: tes,
portofolio, pedoman observasi, dan tes performansi.
Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap,
keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1: Elemen Perubahan


Berdasarkan gambar di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam
kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan
hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (ISI), adalah kompetensi yang semula
diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
kompetensi. Elemen pendekatan (ISI) kompetensi yang dikembangkan di SD adalah
tematik terpadu dalam semua mata pelejaran dengan pendekatan saintific, di SMP
tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional.
Selanjutnya elemen perubahan pada proses pembelajaran dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Adanya keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut
dapat terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk


Membangun Soft Skills dan Hard Skills
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik
Kurikulum 2013 adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan
pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills peserta didik dari mulai
jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano (1985) dan
Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih
dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti
ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini

berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT.
Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan
attutude.

Gambar 3: Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013


Berdasarkan gambar 3 di atas, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi
dalam proses pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD,
SMP, SMA, dan PT memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl,
keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan
revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl meliputi: accepting,
responding, valuing, organizing/internalizing, dan characterizing/actualizing.
Taksonomi keterampilan (skill) dari Dyers meliputi: observing, questioning,
experimenting, associating, dan communicating. Taksonomi pengetahuan
(knowledge) dari Bloom degan revisi oleh Anderson meliputi: knowing/
remembering, understanding, appllying, analyzing, evaluating, dan creating.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian.
Penguatan pada proses pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a)
menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menalar, mencipta, dan mengkomunikasikan dengan tetap
memperhatikan karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai
penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk
mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan
kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan
berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran
karakteristik penguatannya, mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari
rendah sampai tinggi, b) menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan
pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c) mengukur proses kerja siswa,
bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan RPP,
b) pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d)
budaya mutu sekolah.
a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran, melanglir secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan
aktivitas belajar, sumber dan media, output/produk siswa, dan penilaian.

b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan


undeks kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
c. Supervisi
pendampingan
mencakup:
pedoman
pelaksanaan
supervisi,
pelaksanaan, eksekusi rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan
pasca supervisi.
d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah,
ketaatan terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan dan
penghargaan).

MATERI 1.2: SKL, SI, KI, KD, DAN STRATEGI IMPLEMENTASI


KURIKULUM 2013
A. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar
nasional pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan
kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
1. Cakupan Kompetensi Lulusan
Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa
yang hendak dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik
sebagai jaminan yang akan mereka capai setelah menyelesaikan pendidikannya
pada satuan pendidikan tertentu. Pendekatan kompetensi lulusan menekankan
pada kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan
membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu
peserta didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya. Cakupan
kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus
dicapai dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1:

Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai

DOMAIN

SIKAP

KETERAMPILA
N

Elemen

SD

SMP

SMA-SMK

Proses

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +


Mengamalkan

Individu

beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri,
motivasi internal

Sosial

toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah

Alam

pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta


perdamaian

Proses

Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji


+ Menalar + Mencipta

Abstrak

membaca, menulis, menghitung, menggambar,mengarang

Konkret

menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,

DOMAIN

Elemen

SD

SMP

SMA-SMK

membuat, mencipta

PENGETAHUA
N

Proses

Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +


Mengevaluasi

Objek

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya

Subyek

manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia

Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 2: Kompetensi Lulusan Secara Holistik
DOMAIN

SD

SMP

SMA-SMK

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +


Mengamalkan
SIKAP

KETERAMPILA
N

PENGETAHUA
N

pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung


jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial,
alam sekitar, serta dunia dan peradabannya
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar
+ Mencipta
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +
Mengevaluasi
pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban

Berdasarkan tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan


sebagai berikut:
a. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap:
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial,
alam sekitar, serta dunia dan peradabannya. Pencapaian pribadi tersebut
dilakukan
melalui
proses:
menerima,
menjalankan,
menghargai,
menghayati, dan mengamalkan.

b. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan:


Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.Pencapaian pribadi tersebut
dilakukan melalui proses: mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyaji, menalar, dan mencipta.
c. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan:
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban.Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi.
Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan gradasi
setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a.
perkembangan psikologis anak,
b.
lingkup dan kedalaman materi,
c.
kesinambungan, dan
d.
fungsi satuan pendidikan.

2. Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan


Kompetensi lulusan satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB/Paket B diuraikan sebagai
berikut ini
DIMENSI

KOMPETENSI LULUSAN

SIKAP

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.

KETERAMPILAN

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan


kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah atau sumber lain yang
sama dengan yang diperoleh dari sekolah.

PENGETAHUAN

Memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan


prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
yang tampak mata.

A Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai

kompetensi lulusan tersebut perlu ditetapkan Standar Isi. Berdasarkan Peraturan


Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan
ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan criteria muatan
wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep
keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan.
Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat
perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan
kompetensi yang berjenjang.
Tingkat Kompetensi dan ruang lingkup materi SMP/MTs/SMPLB/PAKET B mata
peajaran bahasa Indonesia berdasarkan Permendikbud nomor 64 tahun 2013
tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.
Tingkat
Kompetensi
4

Kelas

Kompetensi

VII --
VIII

4a

IX

Ruang Lingkup Materi

Memiliki perilaku jujur, percaya diri,


tanggung jawab, kreatif, peduli, santun
dalam merespons berbagai hal secara
pribadi
Mengenal konteks budaya dan konteks
sosial, satuan kebahasaan, serta unsur
paralinguistik dalam penyajian teks
Mengenal bentuk dan ciri teks dalam genre
cerita, faktual, dan tanggapan
Memahami teks dalam genre cerita, faktual,
dan tanggapan
Mengklasifikasi teks dalam genre cerita,
faktual, dan tanggapan
Menemukan makna teks dalam genre cerita,
faktual, dan tanggapan
Menyajikan teks dalam genre cerita, faktual,
dan tanggapan secara lisan dan tulis

Memiliki perilaku jujur, percaya diri,


tanggung jawab, kreatif, peduli, dan santun
dalam menangani dan memberikan
berbagai hal
Mengenal konteks budaya dan konteks
sosial, satuan kebahasaan, serta unsur
paralinguistik dalam penyajian teks
Mengenal bentuk dan ciri teks dalam genre
faktual, tanggapan, dan cerita
Memahami teks dalam genre faktual,
tanggapan, dan cerita
Mengklasifikasi teks dalam genre faktual,
tanggapan, dan cerita

Struktur teks genre cerita (teks


cerita pendek, teks cerita moral,
teks cerita biografi, teks cerita
prosedur), genre factual (hasil
observasi, teks eksplanasi), genre
tanggapan (teks tanggapan
deskriptif, teks eksposisi, teks
diskusi, teks ulasan)
Konteks budaya, norma, serta
konteks sosial yang
melatarbelakangi lahirnya jenis
teks
Satuan bahasa pembentuk teks:
bunyi bahasa, fonem, morfem,
kata, kelas kata, frasa, klausa
Penanda kebahasaan dalam teks
Paralinguistik (lafal, kelantangan,
intonasi, tempo, gestur, dan mimik)
Struktur teks genre cerita (teks
eksemplum), genre faktual (teks
rekaman percobaan), dan genre
tanggapan (teks tantangan,
tanggapan kritis)
Konteks budaya, norma, serta
konteks sosial yang
melatarbelakangi lahirnya jenis
teks
Satuan bahasa pembentuk teks:
klausa, kalimat inti, kalimat tunggal,
kalimat majemuk
Penanda kebahasaan dalam teks

Tingkat
Kompetensi

Kelas

Kompetensi

Menemukan makna teks dalam genre


faktual, tanggapan, dan cerita
Menyajikan teks dalam genre faktual,
tanggapan, dan cerita secara lisan dan tulis

Ruang Lingkup Materi

Paralinguistik (lafal, kelantangan,


intonasi, tempo, gestur, dan mimik)

B Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)


Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SMP mengacu pada
Permendikbud nomor 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai
berikut
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu Matapelajaran. Kompetensi dasar
dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti
sebagai berikut:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap
menjabarkan KI-2;

sosial dalam rangka

3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka


menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran
dibagi menjadi pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung yang
terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan
dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4.
Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan

menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang
dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik
mengembangkan
pengetahuan,
kemampuan
berpikir
dan
keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang
dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam
pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis,
dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung atau yang disebut dengan instructional effect.
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.
Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses
pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai
proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran
dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat.
KELAS: VII
KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianutnya

1.1Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa


Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di
tengah keberagaman bahasa dan budaya
1.2Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha
Esa sebagai sarana memahami informasi lisan
dan tulis
1.3Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha
Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan
dan tulis

2.

2.1Memiliki perilaku jujur, tanggung jawab, dan


santun dalam menanggapi secara pribadi hal-hal
atau kejadian berdasarkan hasil observasi.
2.2 Memiliki perilaku percaya diri dan tanggung
jawab dalam membuat tanggapan pribadi atas
karya budaya masyarakat Indonesia yang penuh
makna
2.3Memiliki perlaku kreatif, tanggung jawab, dan
santun dalam mendebatkan sudut pandang
tertentu tentang suatu masalah yang terjadi
pada masyarakat

Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong
royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan

KOMPETENSI INTI
keberadaannya

KOMPETENSI DASAR
2.4Memiliki perilaku jujur dan kreatif dalam
memaparkan langkah-langkah suatu proses
berbentuk linear
2.5Memiliki perilaku percaya diri, peduli, dan santun
dalam merespon secara pribadi peristiwa jangka
pendek

3. Memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata

3.1Memahami teks hasil observasi, tanggapan


deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek baik melalui lisan maupun tulisan
3.2Membedakan teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek baik melalui lisan maupun tulisan
3.3Mengklasifikasi teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek baik melalui lisan maupun tulisan
3.4Mengidentifikasi kekurangan teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan
cerita pendek berdasarkan kaidah-kaidah teks
baik melalui lisan maupun tulisan

4. Mencoba, mengolah, dan


menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut
pandang/teori

4.1Menangkap makna teks hasil observasi,


tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan
cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan
4.2Menyusun teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek sesuai dengan karakteristik teks yang
akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan
4.3 Menelaah dan merevisi teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan
cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah
teks baik secara lisan maupun tulisan
4.4Meringkas teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek baik secara lisan maupun tulisan

KELAS: VIII
KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianutnya

KOMPETENSI DASAR
1.1Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di
tengah keberagaman bahasa dan budaya
1.2Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR
Esa sebagai sarana memahami informasi lisan
dan tulis
1.3Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha
Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan
dan tulis

2. Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong
royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya

2.1Memiliki perilaku jujur dalam menceritakan sudut


pandang moral yang eksplisit
2.2 Memiliki perilaku peduli, cinta tanah air, dan
semangat kebangsaan atas karya budaya yang
penuh makna
2.3 Memiliki perilaku demokratis, kreatif, dan santun
dalam berdebat tentang kasus atau sudut
pandang
2.4Memilikiperilaku jujur dan percaya diri dalam
mengungkapkan kembali tujuan dan metode
serta hasil kegiatan
2.5Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam
pengungkapan kembali peristiwa hidup diri
sendiri dan orang lain

3. Memahami dan
menerapkan
pengetahuan (faktual,
konseptual, dan
prosedural)berdasarkan
rasa ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata

3.1Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan,


diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
melalui lisan maupun tulisan

4. Mengolah, menyaji, dan


menalar dalam ranah
konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai

4.1Menangkap makna teks cerita moral/fabel,


ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita
biografi baik secara lisan maupun tulisan
4.2 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan,
diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi
sesuai dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan maupun tulisan
4.3Menelaah dan merevisi teks cerita moral/fabel,
ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita
biografi sesuai dengan struktur dan kaidah teks

3.2Membedakan teks cerita moral/fabel, ulasan,


diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
melalui lisan maupun tulisan
3.3Mengklasifikasi teks cerita moral/fabel, ulasan,
diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
melalui lisan maupun tulisan
3.4Mengidentifikasi kekurangan teks cerita
moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan
cerita biografi berdasarkan kaidah-kaidah teks
baik melalui lisan mupun tulisan

KOMPETENSI INTI
dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut
pandang/teori

KOMPETENSI DASAR
baik secara lisan maupun tulisan
4.4 Meringkas teks cerita moral/fabel, ulasan,
diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
secara lisan maupun tulisan

KELAS: IX
KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianutnya

1.1Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa


Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di
tengah keberagaman bahasa dan budaya
1.2Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha
Esa sebagai sarana memahami informasi lisan
dan tulis
1.3Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha
Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan
dan tulis

2. Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya

2.1Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam


menangani kejadian dan memberikan makna
kejadian dalam konteks budaya masyarakat
2.2Memiliki perilaku cinta tanah air dan semangat
kebangsaan atas karya budaya masyarakat
Indonesia yang penuh makna dalam hal pesan
dan nilai-nilai budaya
2.3 Memiliki perilaku demokratis, kreatif, dan santun
dalam membantah sebuah sudut pandang
tentang suatu masalah
2.4Memiliki rasa percaya diri dan semangat dalam
kegiatan ilmiah dan menceritakan kembali
kesimpulan hasil kegiatan ilmiah

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

3. Memahami dan
menerapkan
pengetahuan (faktual,
konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata

3.1Memahami teks eksemplum, tanggapan kritis,


tantangan, dan rekaman percobaan baik melalui
lisan maupun tulisan
3.2 Membedakan teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan baik melalui
lisan maupun tulisan
3.3 Mengklasifikasi teks eksemplum, tanggapan
kritis, tantangan, dan rekaman percobaan baik
melalui lisan maupun tulisan
3.4 Mengidentifikasi kekurangan teks eksemplum,
tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman
percobaan berdasarkan kaidah-kaidah teks baik
melalui lisan mupun tulisan

4. Mengolah, menyaji, dan


menalar dalam ranah
konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut
pandang/teori

4.1Menangkap makna teks eksemplum, tanggapan


kritis, tantangan, dan rekaman percobaan baik
secara lisan maupun tulisan
4.2Menyusun teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan sesuai
dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan mupun tulisan
4.3 Menelaah dan merevisi teks eksemplum,
tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman
percobaan sesuai dengan struktur dan kaidah
teks baik secara lisan maupun tulisan
4.4Meringkas teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan baik secara
lisan maupun tulisan

Contoh keterkaitan KD dari KI3 dan KI4 dengan KD dari KI1 dan KI2
Mata Pelajaran:
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester:
VII/2
Materi Pokok: Teks Cerita Pendek
KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan menghayati ajaran


agama yang dianutnya

I.2 Menghargai dan mensyukuri


keberadaan bahasa Indonesia
sebagai anugerah Tuhan yang
Maha Esa sebagai sarana
memahami informasi lisan dan
tulis

2.

2.2Memiliki perilaku percaya diri dan


tanggung jawab dalam membuat
tanggapan pribadi atas karya
budaya masyarakat Indonesia
yang penuh makna

Menghargai dan menghayati perilaku


jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI DASAR

alam dalam jangkauan pergaulan dan


keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak
mata

3.1Memahami teks hasil observasi,


tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek
baik melalui lisan maupun tulisan

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam 4.1Menangkap makna teks hasil


ranah konkret (menggunakan, mengurai,
observasi, tanggapan deskriptif,
merangkai, memodifikasi, dan
eksposisi, eksplanasi, dan cerita
membuat) dan ranah abstrak (menulis,
pendek baik secara lisan maupun
membaca, menghitung, menggambar,
tulisan
dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
C Strategi Implementasi
1

Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan sebagai


berikut.
-

Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X: terbatas pada sejumlah SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA/ SMK/MAK. Ini adalah tahun pertama implementasi dan dilakukan di
seluruh wilayah NKRI.

Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI tahun 2014: adalah tahun kedua
implementasi. Pada tahun kedua ini, hanya kelas terakhir SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK yang belum melaksanakan kurikulum.

Juli 2015: seluruh kelas dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK telah melaksanakan sepenuhnya Kurikulum 2013.

Pelatihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, dimulai dari tahun 2013-2015.
Seluruh guru, kepala sekolah dan pengawas di seluruh Indonesia sudah
mendapatkan pelatihan untuk melaksanakan kurikulum.

Pengembangan buku, dari tahun 2013-2015. Pada prinsipnya ketika implementasi


Kurikulum 2013 memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku sudah teredia di setiap
sekolah.Buku terdiri atas buku untuk peserta didik dan buku untuk guru. Isi buku
guru adalah sama dengan buku peserta didik dengan tambahan strategi
pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Implementasi Kurikulum 2013 mensyaratkan penataan administrasi, manajemen,


kepemimpinan dan budaya kerja guru yang baru. Oleh karena itu dalam
persiapan implementasi Kurikulum 2013, pelatihan juga berkenaan dengan tata
kerja baru para guru dan kepemimpinan kepala sekolah.

Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan


kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan dimulai Juli

2013-2016. Pada akhir tahun ketiga implementasi diharapkan permasalahan


yang dihadapi para pelaksana sudah tidak lagi merupakan masalah mendasar
dan kurikulum sudah dapat dilaksanakan sebagaimana seharusnya.

MATERI 1.3:
PENDEKATAN, MODEL-MODEL, DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PADA
KURIKULUM 2013
HO-1.3a
A. PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KURIKULUM 2013
1 Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan
penalaran deduktif (deductivereasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan
yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi
spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.Sejatinya, penalaran
induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas.
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan
detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala,
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry)
harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.Karena itu, metode ilmiah
umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi,
dan menguji hipotesis.
2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Menurut Permendikbud no. 81 A tahun 2013 lampiran IV, Proses pembelajaran
terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;

c. mengumpulkan informasi;
d. mengasosiasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan
Maknanya
Langkah
Pembelajaran

Kegiatan Belajar

Kompetensi Yang
Dikembangkan

Mengamati

Membaca, mendengar, menyimak,


melihat (tanpa atau dengan alat)

Melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari
informasi

Menanya

Mengajukan pertanyaan tentang


informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik)

Mengembangkan
kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan
merumuskan
pertanyaan untuk
membentuk pikiran
kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang
hayat

Mengumpulkan
informasi/
eksperimen

- melakukan eksperimen
- membaca sumber lain selain buku
teks
- mengamati objek/ kejadian/
- aktivitas
- wawancara dengan narasumber

Mengembangkan sikap
teliti, jujur,sopan,
menghargai pendapat
orang lain, kemampuan
berkomunikasi,
menerapkan
kemampuan
mengumpulkan
informasi melalui
berbagai cara yang
dipelajari,
mengembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang
hayat.

Mengasosiasika
n/
mengolah
informasi

- mengolah informasi yang sudah


dikumpulkan baik terbatas dari
hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau
pun hasil dari kegiatan mengamati
dan kegiatan mengumpulkan
informasi.

Mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat
aturan, kerja keras,
kemampuan
menerapkan prosedur
dan kemampuan
berpikir induktif serta

Langkah
Pembelajaran

Kegiatan Belajar
- Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.

Mengkomunikasi
kan

Menyampaikan hasil pengamatan,


kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya

Kompetensi Yang
Dikembangkan
deduktif dalam
menyimpulkan .

Mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi,
kemampuan berpikir
sistematis,
mengungkapkan
pendapat dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.

a. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah: membaca,
mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang
dikembangkan adalah: melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Metode
mengamati
mengutamakan
kebermaknaan
proses
pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti
menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan
mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka
pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang,
biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna
serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan
metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkahlangkah seperti berikut ini.
1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2) Membuat pedoman
diobservasi

observasi

3) Menentukan secara jelas


maupun sekunder

sesuai

dengan

lingkup

objek

yang

akan

data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer

4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi


5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

akan

dilakukan

untuk

6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti


menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alatalat tulis lainnya.
Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan
guru melengkapi diri dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti
(1) tape recorder, untuk merekam pembicaraan; (1) kamera, untuk merekam objek
atau kegiatan secara visual; (2) film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau
secara audio-visual; dan (3) alat-alat lain sesuai dengan keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi,
dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal
(anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar
cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau
faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat
gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdotalberupa catatan
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa
yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.
b. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang
dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat
Istilah pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan juga
dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan
verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk
pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimay efektif!
1) Fungsi bertanya
a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang
suatu tema atau topik pembelajaran.
b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas
substansi pembelajaran yang diberikan.
e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.

f) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,


mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam
merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
2) Kriteria pertanyaan yang baik
a) Singkat dan Jelas
b) Menginspirasi Jawaban
c) Memiliki Fokus
d) Bersifat Probing atau Divergen
e) Bersifat Validatif atau Penguatan
f) Memberi Kesempatan Peserta Didik untuk Berpikir Ulang
g) Merangsang Peningkatan Tuntutan Kemampuan Kognitif
h) Merangsang Proses Interaksi
3) Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk
memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas
pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan
disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot
pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga
yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkata
n
Kognitif
yang
lebih
rendah

Subtingkatan
Pengetahuan
(knowledge)

Pemahaman
(comprehensio
n)

Kata-kata kunci pertanyaan

Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Dll.
Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...

Tingkata
n

Subtingkatan

Penerapan
(application

Kognitif
yang
lebih
tinggi

Analisis
(analysis)

Sintesis
(synthesis)

Evaluasi
(evaluation)

Kata-kata kunci pertanyaan

Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti
Mengapa
Identifikasikan
Tunjukkanlah sebabnya
Berilah alasan-alasan
Ramalkanlah
Bentuk
Ciptakanlah
Susunlah
Rancanglah...
Tulislah
Bagaimana kita dapat memecahkan
Apa yang terjadi seaindainya
Bagaimana kita dapat memperbaiki
Kembangkan
Berilah pendapat
Alternatif mana yang lebih baik
Setujukah anda
Kritiklah
Berilah alasan
Nilailah
Bandingkan
Bedakanlah

c. Mengumpulkan informasi/ Eksperimen (Mencoba)


Mengumpulkan informasi/ eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain:
1) melakukan eksperimen;
2) membaca sumber lain selain buku teks;
3) mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan
4) wawancara dengan narasumber.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/
eksperimen adalah Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat

orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan


informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar
dan belajar sepanjang hayat.
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang
sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan
metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya sehari-hari.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya
merumuskan tujuan eksperimen yanga akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama
murid
mempersiapkan
perlengkapan
yang
dipergunakan,
(3)
Perlu
memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk
pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang
akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan
hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara
klasikal.
d. Mengasosiasi/ Mengolah informasi
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi / mengolah informasi
adalah sebagai berikut.
1) mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.
2) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan
dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/ mengolah inofrmasi
adalah Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif
dalam menyimpulkan.
Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegiatan menalar.
Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta
didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi
peserta didik harus lebih aktif daripada guru.Penalaran adalah proses berfikir yang
logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak
selalu tidak bermanfaat.Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating;
bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna
menalar atau penalaran.Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks
pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk
pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.Istilah asosiasi dalam
pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan

mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi


penggalan memori.
Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan
aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat
dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai
dengan tuntutan kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas
utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contohcontoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang
sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan
tinggi).
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan
tindakan pembelajaran perbaikan.
e. Mengomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Dalam
kegiatan
mengkomunikasikan
dapat
dilakukan
pembelajaran
kolaboratif.Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari
sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan
memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan
disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Contoh Pembelajaran Kolaboratif
Guru ingin mengajarkan tentang konsep, penggolongan sifat, fakta, atau
mengulangi informasi tentang objek. Untuk keperluan pembelajaran ini dia
menggunakan media sortir kartu (card sort). Prosedurnya dapat dilakukan seperti
berikut ini.

Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau
contoh yang cocok dengan satu atau lebih katagori.

Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang
memiliki kartu dengan katagori yang sama.
Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan
sendiri kepada rekanhya.
Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah
catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan
penting.

Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.


Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan
akses dan ketersediaan informasi yang luas dan mudah.Saat ini internet telah
menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan mudah bagi peserta didik atau
siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia.
Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan denan perkembangan
pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik
yang memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas dan mereka yang
mampu memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin.
Daftar Pustaka
Allen, L. (1973). An Examination of the Ability of Third Grade Children from the
Science Curriculum Improvement Study to Identify Experimental Variables and
to Recognize Change.Science Education, 57, 123-151.
Depdikbud. 2013. Permendikbud 81A. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Padilla, M., Cronin, L., & Twiest, M. (1985).The Development and Validation of the
Test of Basic Process Skills. Paper Presented at the Annual meeting of the
National Association for Research in Science Teaching, French Lick, IN.
Quinn, M., & George, K. D. (1975).Teaching Hypothesis Formation.Science
Education,
59,
289-296.
Science Education, 62, 215-221.
Thiel, R., & George, D. K. (1976).Some Factors Affecting the use of the Science
Process Skill of Prediction by Elementary School Children. Journal of Research
in Science Teaching, 13, 155-166.
Tomera, A. (1974). Transfer and Retention of Transfer of the Science Processes of
Observation and Comparison in Junior High School Students.Science Education, 58,
195-203.

B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

HO-1.3b

1. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)


a. Definisi dan Konsep
1) Definisi
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi
bila pelajar tidak disajikan materi pelajaran dalam bentuk final, melainkan diharapkan mengorganisasi sendiri .
Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada
Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip
yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri
masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh
pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam
masalah itu melalui proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih
memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery
Learning
materi
yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk
final akan tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin
diketahui
dilanjutkan
dengan
mencari
informasi
sendiri
kemudian
mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan
mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif
menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke
student oriented. Merubah modus Ekspository siswa hanya menerima informasi
secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa menemukan
informasisendiri.

2) Konsep
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa,
dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang
proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap
eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu
lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan
baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah
diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar
dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.
Dalam Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan,
mengkategorikan,
menganalisis,
mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Bruner
mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,
teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Pada akhirnya yang menjadi tujuan
dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan
kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang
scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa
akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat
bagi dirinya

b. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses


Pembelajaran
Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas adalah
sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Menentukan tujuan pembelajaran
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya
belajar, dan sebagainya)
c) Memilih materi pelajaran.
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari
contoh-contoh generalisasi)
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
2) Pelaksanaan

Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di


kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar
mengajar secara umum sebagai berikut.
a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini
berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
Dengan demikian seorang Guru harus menguasai teknik-teknik dalam
memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa untuk
mengeksplorasi dapat tercapai.
b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulation
guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
c) Data collection (pengumpulan data)
Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru
memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis. Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
d) Data processing (pengolahan data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
e) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan,
dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan hasil pengolahan
dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,
apakah terbukti atau tidak.

f)

Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah


kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang
mendasari generalisasi.
c. Sistem Penilaian
Dalam Model Pembelajaran Discovery, penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan tes maupun non tes. Penilaian dapat berupa penilaian
pengetahuan, keterampilan, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk
penialainnya berupa penilaian pengetahuan, maka dalam model pembelajaran
discovery dapat menggunakan tes tertulis.
Jika bentuk penilaiannya
menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa, maka
pelaksanaan penilaian dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian
sikap seperti yang ada pada uraian penilaian proses dan hasil belajar pada
materi berikutnya
Daftar Pustaka
Dahar, RW., 1991. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-discoverylearning.html (diunduh 23 Mei 2013).
http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discovery-learningmenurut-para-ahli-pdf-d368189396 (diunduh 23 Mei 2013).
Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13, 2009 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Riau ISSN 1978-502X.
Syah, M., 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

C. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED


LEARNING)
1. Konsep
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah
nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai
konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan

masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru.


Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah metode pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual untuk merangsang peserta didik belajar.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang
diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan, sebelum peserta didik
mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus
dipecahkan.
Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian
rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan
masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta
didik dalam pencapaian materi pembelajaran.
Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Base Learning (PBL) mengacu pada
hal-hal sebagai berikut ini.
a. Kurikulum
Pembelajaran berbasis masalah tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena
memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat
pembelajaran.
b. Responsibility
Pembelajaran berbasis masalah menekankan responsibility dan answerability
para peserta didik untuk cepat tanggap terhadap permasalahan yang ada dan
cepat mengambil keputusan sebagai solusi .
c. Realisme
Kegiatan peserta didik difokuskan pada kegiatan yang serupa dan nyata.
Aktivitas ini mengintegrasikan tugas otentik ke dalam pembelajaran untuk
mennumbuhkan sikap profesional.
d. Active-learning
Mengkaitkan isu yang relevan dengan materi pembelajaranuntuk menghasilkan
pertanyaan dan mendorong peserta didik untuk menemukan jawaban, sehingga
dalam pembelajaran ini terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
e. Umpan Balik
Diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik digunakan sebagai
umpan balik yang berharga. Diskusi, presentasi dan evaluasi digunakan untuk
mendorong peserta didik kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.
f. Keterampilan Umum
PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja,
tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar
seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.
g. Driving Questions
Pembelajaran berbasis masalah difokuskan pada kemampuan siswa membuat
pertanyaan atau merumuskan permasalahan sehingga peserta didik harus
dapat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu
pengetahuan yang sesuai.
h. Constructive Investigations

Sebagai titik pusat, pembelajaran harus disesuaikan dengan pengetahuan para


peserta didik.
i. Autonomy
Pembelajaran menjadikan aktivitas peserta didik merupakan aktivitas yang
sangat penting.
2. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tujuan utama pembelajaran berbasis masalah bukanlah penyampaian sejumlah
besar pengetahuan kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta sekaligus
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara akktif membangun
pengetahuan sendiri. Secara khusus tujuan terperinci seperti berikut ini.
a. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran berbasis masalah
keterampilan berpikir tingkat tinggi.

ini

ditujukan

untuk

mengembangkan

b. Pemodelan peranan orang dewasa.


Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara
pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang
dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah
yang dapat dikembangkan.

Pembelajaran
berbasis
menyelesaikan tugas.

Pembelajaran berbasis masalah memiliki elemen-elemen magang. Hal ini


mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta
didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut.

Pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam


penyelidikan
pilihan
sendiri,
yang
memungkinkan
mereka
menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan
membangun femannya tentang fenomena itu.

masalah

mendorong

kerjasama

dalam

c. Belajar Menentukan Sendiri (self directed learning)


Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik
harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana
informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru.
3. Langkah-Langkah Operasional Imlementasi Dalam Proses Pembelajaran
Pembelajaran suatu materi pelajaran dengan menggunakan Pembelajaran berbasis
masalah sebagai basis model dilaksanakan dengan cara mengikuti lima langkah
Pembelajaran berbasis masalah dengan bobot atau kedalaman setiap langkahnya
disesuaikan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia.
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih
dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena yang ada di lingkungannya
terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang
ada dalam fenomena tersebut. Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta
didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada dengan berbagai

tugas yang nyata. Hasil berpikir kritis dalam pemecahan masalah peserta didik
akan terlihat dari kemampuan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi,
dan menyatakan pendapat yang berbeda dengan peserta didik yang lain. Oleh
karena itu guru harus mengamati peserta didik saat melakukan aktivitas tersebut.
Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah proses pembelajaran memanfaatkan
lingkungan untuk memperoleh pengalaman belajar. Oleh karena itu, guru
memberikan penugasan yang dapat dilakukan oleh peserta didik di berbagai
konteks lingkungan, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan
yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar
diluar kelas. Dengan proses pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari.
Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik
dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan
materi pembelajaran.
Tahapan-Tahapan Model PBL
Tahap
Tahap 1
Mengorientasikan
peserta didik terhadap
masalah
Tahap 2
Mengorganisasi
peserta didik untuk
belajar
Tahap 3
Membimbing observasi
secara individual
maupun kelompok
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah

Aktivitas Guru dan Peserta didik


Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan
sarana atau logistik yang dibutuhkan.Guru
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah nyata yang
dipilih atau ditentukan
Guru membantu peserta didik mendefinisikan
dan mengorganisasi tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah yang sudah
diorientasikan pada tahap sebelumnya.
Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai dan
melaksanakan observasi untuk mendapatkan
data yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah.
Guru membantu peserta didik untuk berbagi
tugas dalammerencanakan atau menyiapkan
karya ilmiah yang memuat hasil pemecahan
masalah dalam bentuk laporan, video, atau
model.
Guru membantu peserta didik melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang dilakukan
(Sumber: Nur, 2011)

Fase 1: Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah


Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitasaktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan Pembelajaran Berbasis
Masalah, tahapan ini sangat penting karena guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan guru, serta bagaimana
guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk
memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengerti muatan pembelajaran
yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini,
yaitu sebagai berikut.
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar
informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki
masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi peserta didik yang
mandiri.
b. Permasalahan dan pertanyaan yang diteliti tidak mempunyai jawaban
mutlak benar, karena sebuah masalah yang rumit atau kompleks
mempunyai banyak alternatif penyelesaian.
c. Selama tahap penelitian (dalam pengajaran ini), peserta didik didorong
untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak
sebagai pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik harus
berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya.
d. Selama tahap analisis dan pembahasan, peserta didik akan didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara bebas dan terbuka. Tidak ada ide yang
akan ditertawakan oleh guru atau teman sekelas. Semua peserta didik
diberi peluang untuk menyumbangkan pemikiran untuk penelitian in .
Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar
Di
samping
mengembangkan
keterampilan
memecahkan
masalah,
pembelajaran berbasis masalah juga mendorong peserta didik belajar
berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan
sharing antaranggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan
pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok, dimana masingmasing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda.
Prinsip-prinsip pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dapat digunakan dalam pembeljaran berbasis masalah seperti: kelompok
harus heterogen, pentingnya interaksi antaranggota, komunikasi yang efektif,
adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok, maka guru harus memonitor dan mengevaluasi kerja masingmasing kelompok. Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah
maka selanjutnya guru dan peserta didik menetapkan subtopik-subtopik yang
spesifik, tugas-tugas penelitian, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada
tahap ini adalah mengupayakan agar semua peserta didik aktif terlibat dalam

sejumlah kegiatan penelitian dan hasil-hasil penelitian ini dapat menghasilkan


penyelesaian masalah tersebut.
Fase 3: Membantu Penelitian Mandiri dan Kelompok
Penelitian adalah inti dari Pembelajaran Berbasis Masalah. Meskipun setiap
permasalahan memerlukan teknik penelitian yang berbeda, namun pada
umumnya ada hal yang sama, yakni teknik pengumpulan data, eksperimen,
perumusan hipotesis dan pembahasan, serta
pemecahan masalah.
Pengumpulan data dan eksperimen merupakan aspek yang sangat penting
dalam penelitian yang digunakan oleh Pembelajaran Berbasis Masalah. Pada
tahap ini, guru harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan
melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memahami permasalahan yang dihadapi. Tujuannya adalah agar peserta didik
mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide
mereka sendiri dalam merancang pemecahan masalah.
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi dan data
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. Kemudian guru mengajukan
pertanyaan pada peserta didik tentang informasi dan data yang
dibutuhkanuntuk pemecahan masalah dengan melibatkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik.
Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan merumuskan
permasalahan tentang fenomena yang mereka hadapi, selanjutnya mereka
mulai memberikanrancangan penelitian sampai pada hidoptesis yang akan
diuji dalam penelitian serta pembahasan bagaimanahasil pengujian hipotesis
serta pemecahan masalahnya. Selama pengajaran pada fase ini, guru
mendorong peserta didik untuk menyampikan semua ide-idenya dan
menerima secara penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan
yang membuat peserta didik berpikir tentang kelayakan hipotesis dan
pemecahan masalah yang mereka buat serta tentang kebenaran informasi
yang dikumpulkan.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artifak (Hasil Karya) dan
Mempamerkannya
Tahap penelitian diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan pameran.
Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa dalam bentuk video tape
(menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model
(perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program
komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artifak sangat
dipengaruhi tingkat berpikir peserta didik. Langkah selanjutnya adalah
mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator
pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan peserta didikpeserta didik lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi
penilai atau memberikan umpan balik.
Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Fase ini
dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi
proses yang mereka lakukan sendiri dan keterampilan melaksanakan
penelitian dan kemaampuan berpikir. Selama fase ini guru meminta peserta

didik untuk merekonstruksi hasil pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan
selama proses kegiatan belajarnya.
Tahapan-tahapan PBM yang dilaksanakan secara sistematis berpotensi dapat
mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dan sekaligus
dapat menguasai pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dasar tertentu.
Tahapan-tahapan PBM tersebut dapat diintegrasikan dengan aktivitas-aktivitas
pendekatan saintifik sesuai dengan karakteristik pembelajaran dalam Kurikulum
2013 sebagaimana tertera pada Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang standar
proses dan Permendikbud No. 8iA Lampiran IV tentang implementasi Kurikulum
2013. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/eskperimen,
mengasosiasikan/mengolah
informasi,
dan
mengkomunikasikan.
4. Sistem Penilaian
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu
pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan
pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan
soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama
dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek
tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Penilaian pembelajaran dengan PBM dilakukan dengan authentic assesment.
Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang
sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat
kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan
pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri
(self-assessment) dan peer-assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usahausahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai
(standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan
penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah
dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.
a. Penilaian kinerja peserta didik.
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau
mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti
menulis karangan, melakukan suatu eksperimen, menginterpretasikan jawaban
pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau melukis suatu gambar.
b. Penilaian portofolio peserta didik.
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta

didik dalam suatu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik


dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama proses belajar, pekerjaan
hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait
kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.
Dari informasi perkembangan itu peserta didik dan guru dapat menilai
kemajuan belajar yang dicapai dan peserta didik terus berusaha memperbaiki
diri. Penilain dengan portofolio dapat dipakai untuk penilaian pembelajaran yang
dilakukan secara kolaboratif. Penilaian kolaboratif dalam PBL dilakukan dengan
cara evaluasi diri (self assesment) dan peer assesment.
Self assessment adalah penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan
yang ingin dicapai oleh peserta didik itu sendiri dalam belajar. Peer assessment
adalah penilian dimana peserta didik berdiskusi untuk memberikan penilaian
upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang diselesaikan sendiri maupun
teman dalam kelompoknya.
c. Penilaian Potensi Belajar
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu
mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau
teman-temannya yang lebih maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan
masalah memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali
potensi kesiapan belajarnya.
d. Penilaian Usaha Kelompok
Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif
dapat dilakukan pada PBM. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi
merugikan yang sering terjadi, misalnya membandingkan peserta didik dengan
temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran
berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh peserta didik
sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara
bersama-sama.

Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut,
penilaian ini antara lain: 1).assesment kerja, 2). assesment autentik dan 3).
portofolio. Penilaian proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana peserta
didik merencanakan pemecahan masalah, melihat bagaimana peserta didik
menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka
lakukan dalam situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata
bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan konteks atau
lingkungannya, maka di samping pengembangan kurikulum juga perlu
dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang
memungkinkan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir
dalam memecahkan masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar
(learning how to learn).

Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan


mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran
tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang menekankan kebutuhan
peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan
secara pribadi pengetahuan bermakna.
Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal : 1. bagaimana peserta didik dan
evaluator menilai produk (hasil akhir) proses 2. bagaimana mereka menerapkan
tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah 3. bagaimana peserta didik akan
menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan masalah atau sebagai bentuk
pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau
respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan
atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya.
Sebagian dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik
maupun dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama pihak
lain).
Daftar Pustaka
Albanese, M.A. & Mitchell, S.. (1993). Problem BasedLearning: a Review of The
Literature on Outcomes and Implementation Issues. Journal of Academic
Medicine
Barrows, H.S. & Tamblyn, R.M.. (1980). Problem BasedLearning: an Approach to
Medical Education. New York: Springer Publishing
Dahlan, M.D. (1990). Model-Model Mengajar . Bandung: Diponegoro. Sugiyono, Prof.
Dr. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Delisle, R. (1997). How to Use Problem_Based Learning In the Classroom.
Alexandria, Virginia USA: ASCD.
Duch, J. Barbara. (1995). Problems: A Key Factor in PBL. [Online]. Tersedia :
http://www.udel.edu/pbl/cte/spr96-phys.html. [21 Juli 2010].
Glazer, Evan. (2001). Problem Based Instruction. In M. Orey (Ed.), Emerging
Perspectives on Learning, Teaching, and Technology [Online]. Tersedia:
http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm. [17 Juni 2005].
Karim, S., et al. (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah
Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak diterbitkan
Major, Claire,H dan Palmer, Betsy. 2001. Assessing the Effectiveness of ProblemBased Learning in Higher Education: Lessons from the Literature. [Online].
Tersedia : http://www.rapidintellect.com/AE Qweb/mop4spr01.htm [14 Juli
2010]
Melvin L. & Silberman. (1996). Active Learning: 101 Strategies to Teach any Subject.
USA: Allyn & Bacon
Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo

Nur, M. 2011. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: PSMS Unesa.


Sudjana, D. (1982). Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Bandung : Lembaga
Penelitian IKIP Bandung
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran, Jambi: Gaung Persada Press

D. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROJEK (PROJECT BASED LEARNING)


1. Konsep/Definisi
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) adalah model
pembelajaran
yang
menggunakan
proyek/kegiatan
sebagai
media.
Pembelajaran Berbasis Proyek memfokuskan aktivitas peserta didik untuk
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan pemanfaatan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk

menghasilkan berbagai produk sebagai bentuk hasil belajar.


Proses inquiry
dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai
subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara
langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL Model
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata yang berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Oleh karena peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada mereka untuk
menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna
bagi dirinya dalam melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.
c. Peserta didik mendesain proses untuk
permasalahan atau tantangan yang diajukan.

menentukan

solusi

atas

d. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan


mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.
e. Proses evaluasi dijalankan secara berkesinambungan.
f.

Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan.

g. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.


h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perbaikan.
Peran instruktur atau guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya
sebagai fasilitator, pelatih, penasehat, dan perantara. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan
inovasi peserta didik.
Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek
antara lain berikut ini:
a. Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan
permasalahan yang kompleks.
b. Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan karena menambah biaya
untuk memasuki sistem baru.
c. Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisional sehingga mereka
masih memegang peran utama di kelas. Kondisi ini merupakan suatu transisi
yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang
dan tidak menguasai
teknologi.
d. Kebutuhan listrik bertambah karena banyak peralatan yang harus disediakan.
Berdasarkan hambatan-hambatan dalam implementasi Pembelajaran Berbasis
Proyek, maka disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran Berbasis Proyek akan lebih menarik jika suasana ruang belajar tidak
monoton. Hal ini bisa dilakukan dengan perubahan lay-out ruang kelas, seperti:
traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan pembagian tugas
kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Suasana
belajar menyenangkan pun dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus
dilakukan di ruang kelas.
2. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode pembelajaran yang berfokus
pada peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna
lainya. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat memberi peluang pada
peserta didik untuk bekerja mengkonstruk tugas yang diberikan guru sehingga
puncaknya dapat menghasilkan produk karya peserta didik. Tujuan Pembelajaran
Berbasis Projek (PBP) adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah.
c. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks
dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa.
d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta
mengelola sumber, bahan, dan alat untuk menyelesaikan tugas.

didik

dalam

e. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya dalam Pembelajaran Berbasis


Proyek yang dilakukan dalam kelompok.
3. Langkah-Langkah Operasional

6. Evaluasi proses dan hasil proyek

Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan


dengan diagram sebagai berikut:

4. Penyelesaian projek dengan 5.


fasilitasi
Penyusunan
dan monitoring
laporan da

Gambar 1: Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek (diadaptasi dari Keser &


Karagoca (2010))
a. Penentuan Proyek
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek berdasarkan
tugas proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk
memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok
ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan
guru.
b. Perancangan Langkah-langkah Penyelesaian Proyek
Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari
awal sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini

berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung tugas proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan
penyelesaian tugas proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat
mendukung penyelesaian tugas projek, dan kerja sama antaranggota kelompok.
c.Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek
Peserta didik di bawah pendampingan guru melakukan penjadwalan semua
kegiatan yang telah dirancangnya. Jadwal tersebut menunjukkan berapa lama
proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
d. Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang
telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek di antaranya
adalah dengan a) membaca, b) meneliti, c) observasi, d) interviu, e) merekam,
f) berkarya seni, g) mengunjungi objek projek, atau h) akses internet. Guru
bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas
proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring,
guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam
menyelesaikan tugas proyek.
e. Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi Hasil Proyek
Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya
seni, atau karya teknologi/prakarya dipresentasikan dan/atau dipublikasikan
kepada peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk
pameran produk pembelajaran.
f. Evaluasi Proses dan Hasil Proyek
Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek
dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi,
peserta didik diberi kesempatan mengemukakan pengalamannya selama
menyelesaikan tugas proyek yang berkembang dengan diskusi untuk
memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini pun
dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dilakukan.
Peran guru dan peserta didik dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
sebagai berikut.
a. Peran Guru
Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) Merencanakan
dan mendesain pembelajaran, b) Membuat strategi pembelajaran, c)
Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa, d)
Mencari keunikan siswa, e) Menilai siswa dengan cara transparan dan
berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio pekerjaan siswa.
b. Peran Peserta Didik
Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi : a) Menggunakan
kemampuan bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset sederhana, c)
Mempelajari ide dan konsep baru, d) Belajar mengatur waktu dengan baik, e)
Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok, f) Mengaplikasikan hasil
belajar lewat tindakan dan g) Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey,

observasi, dll)
4. Contoh Penerapan
Proses pembelajaran berbasis proyek meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek,
tahap persiapan meliputi kegiatan menemukan tema/topik proyek, merancang
langkah penyelesaian proyek, dan menyusun jadwal proyek. Pada tahap
pelaksanaan meliputi kegiatan penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan
monitoring dari guru serta penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil
proyek. Pada tahap evaluasi meliputi kegiatan evaluasi proses dan hasil kegiatan
proyek.
Berikut adalah contoh kegiatan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Berbasis
Proyek pada tahap kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.
a. Persiapan
Dalam persiapan, diawali dengan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari
yang diikuti dengan instruksi tugas proyek yang dilengkapi dengan persyaratan
tertentu, termasuk ketentuan waktu. Selanjutnya langkah-langkah Pembelajaran
Berbasis Proyek adalah sebagai berikut:
a) Menentukan proyek, yaitu memilih tema/topik untuk menghasilkan produk
(laporan observasi/penyelidikan, karya seni, atau karya keterampilan)
dengan karakteristik mata pelajaran dengan menekankan keorisinilan
produk. Penentuan produk juga disesuaikan dengan kriteria tugas, dengan
mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan sumber/bahan/alat yang
tersedia.
b) Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek dari awal sampai akhir.
Pada kegiatan ini, peserta didik mengidentifikasi bagian-bagian produk yang
akan dihasilkan, langkah-langkah, serta teknik untuk menyelesaikan bagianbagian tersebut sampai dicapai produk akhir.
c) Menyusun jadwal pelaksanaan proyek, yaitu menyusun tahap-tahap
pelaksanaan proyek dengan mempertimbangkan kompleksitas langkahlangkah dan teknik penyelesaian produk serta waktu yang ditentukan guru.
b. Pelaksanaan
a) Menyelesaikan proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru, yaitu mencari
atau mengumpulkan data/material dan kemudian mengolahnya untuk
menyusun/mewujudkan bagian demi bagian sampai dihasilkan produk akhir.
b) Mempresentasikan/mempublikasikan hasil proyek, yaitu menyajikan produk
dalam bentuk diskusi, pameran, atau publikasi (dalam majalah dinding atau
internet) untuk memperoleh tanggapan dari peserta didik yang lain, guru,
dan masyarakat.
c. Evaluasi
Evaluasi proses dan hasil proyek, yaitu meninjau proses pelaksanan proyek dan
menilai produk yang dihasilkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan proyek.

5. Teknik Penilaian
Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek meliputi penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian diperoleh dari kegiatan peserta
didik yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu sejak dari perencanaan,
penyusunan jadwal, penyelesaian proyek, penyusunan laporan, serta evaluasi
proses dan hasil proyek. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman peserta didik akan kemampuan mengaplikasikan materi pelajaran,
kemampuan penyelidikan/berkarya dan kemampuan menginformasikan mata
pelajaran tertentu.
Pada penilaian tugas proyek yang perlu dipertimbangkan adalah:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih tema/topik yang relevan dengan
bahasan materi pelajaran, mengelola waktu (tugas, materi dan aktivitas) sesuai
perencanaan proyek,
mencari serta menemukan informasi/produk sesuai
dengan jenis tugas proyek, dan penulisan laporan.
b. Relevansi
Kesesuaian hasil tugas proyek dengan materi pelajaran yang diberikan guru
dengan mempertimbangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan peserta didik
dalam pembelajaran.
c. Keaslian
Produk tugas proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil
karyanya baik secara individu maupun kelompok.
Penilaian kompetensi pengetahuan dan ketrampilan dilakukan melalui penugasan
individu/kelompok. Penilaian di antaranya dengan penilaian kinerja yang dilengkapi
dengan laporan tertulis yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu. Instrumen yang digunakan berupa
tugas-tugas belajar (learning tasks) meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan,
dan pelaporan secara tertulis, lisan maupun praktik. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan daftar cek atau skala penilaian.
Mata Pelajaran
......................
Contoh Format
Penilaian ::Proyek:
Nama Proyek
......................
Alokasi Waktu
Nama/Kelompok
NIS
Kelas
No
.
1.

: .....................
: ................
: ................
: ................

Aspek Penilaian
1

Skor
3 4

PERENCANAAN
a. Persiapan
b. Perumusan Judul/Tema
2.
PELAKSANAAN
a. Proses pengamatan
b. Pengumpulan data
c. Persiapan alat/media/bahan
d. Teknik pengolahan/eksplorasi
3.
LAPORAN PROYEK
a. Hasil produk/performans
b. Presentasi/penguasaan
c. Laporan Tertulis/portopolio (sistematika, keakuratan
sumber data, kuantitas sumber data, analisis data,
penarikan kesimpulan)
TOTAL SKOR
Catatan: Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban
dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.

Penilaian pembelajaran berbasis proyek juga dapat dilakukan dengan menilai


produk yang dihasilkan dari tugas proyek. Penilaian produk dilakukan untuk menilai
proses pembuatan dan kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian produk dapat dilakukan pada tugas yang menekankan pada produk
teknologi maupun karya seni. Adapun contoh format penilaian produk adalah
sebagai berikut.
Contoh Format Penilaian Produk (Teknologi/Karya Seni)
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
No
.
1.
2.

3.

Nama/Kelompok
NIS
Kelas

:
:
:

Tahapan Penilaian
1

Skor
3 4

TAHAP PERENCANAAN BAHAN (merencanakan,


menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk)
TAHAP PROSES PEMBUATAN
a.Persiapan alat dan bahan
b.Teknik pengolahan
c.Keselamatan kerja, Keamanan, dan Kebersihan
TAHAP AKHIR
a. Bentuk fisik produk
b. Inovasi
TOTAL SKOR

Catatan: Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan
ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.

Pada penilaian sikap dapat dilakukan dengan bentuk penilaian observasi, penilaian
diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation), dan penilaian jurnal oleh peserta
didik. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar
peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai
rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan yang disusun oleh guru. Contoh
Nama
: .
instrumen penilaian
sikap
dengan lembar pengamatan/observasi adalah sebagai
NIS
:
berikut.
Kelas
:
No Aspek Penilaian
Contoh Format
Penilaian Sikap
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Skor
3 4

Kerajinan
Ketekunan
Tanggung Jawab
Kedisiplinan
Kerjasama
Tenggang rasa
Kejujuran
TOTAL SKOR

Keterangan: Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang skor 1 sampai 5.


1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik dan 5 = amat baik.
Untuk penilaian sikap, angka ini berfungsi sebagai alat peringkas profil peserta didik, bukan sebagai
harga mati untuk KKM.

Penilaian sikap juga dapat dilakukan dengan penilaian diri dengan menggunakan
daftar cek atau skala penilaian (rating scale). Contoh instrumen penilaian sikap
dengan penilaian diri adalah sebagai berikut.
Contoh Instrumen Penilaian Diri
Nama
: ______________________________
NIS
: ______________________________
Kelas
: ______________________________
Petunjuk
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan kondisi diri Anda.
Keterangan
SS : Sangat Setuju, S: Setuju, TS: Tidak Setuju, dan STS: Sangat Tidak Setuju
NO

PERNYATAAN
SS

1
2
3
4
5
6
7

Penilaian
S
TS

STS

Saya sudah dapat mengembangkan tema pada tugas proyek yang


diberikan guru
Saya dapat merancang jadwal pelaksanaan kegiatan proyek dengan
baik
Saya dapat menyusun jadwal pelaksanaan proyek dengan sistematis
Saya dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan langkah langkah
yang telah ditetukan
Saya dapat menyusun laporan dengan sistematis dan baik
Saya dapat mempresentasikan hasil kegiatan proyek dengan baik
Saya telah menguasai materi pembelajaran dengan baik

Daftar Pustaka
Admin.Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) [online].
Diakses di http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus7509-3-babii.pdf (17 Oktober 2011).
Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008). Teaching for meaningful learning: A
review of research on inquiry-based and cooperative learning. Retrieved from
http://www.edutopia.
Daniel
K.
Schneider.
2005.
Project-based
learning.
[Online].
Diakses
dihttp://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning (18 Oktober 2011).
Florin, Suzanne. 2010. The Success of Project Based Learning. [Online]. Diakses di
http://www.brighthub.com/education/k-12/articles/90553.aspx (18 Oktober 2011)

Grant, M. (2009, April). Understanding projects in projectbased learning: A students


perspective. Paper presented at Annual Meeting of the American Educational
Research Association, San Diego, CA.
Keser, H. & Karahoca, D. 2010. Designing a project manajement e-course by using
project base learning. Procedia Social and Behavioral Sciences 2 (2010) 5744-5754
Lucas,
George
.(2005).
Instructional
Module
Project
Based
Learning.
http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal 13 Juli 2010.
Markham, T. (2003). Project-Based Learning Handbook (2nd ed.). Novato, CA: Buck
Institute for Education.
Savery, J. R. (2006). Overview of problem-based learning: Definitions and
distinctions. The Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 1(1), 920.
Journal of Problem-Based Learning, 3(1), 1243.

E. PENILAIAN PEMBELAJARAN

HO-1.3C

Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pada Standar Nasional Pendidikan,
penilaian pendidikan merupakan salah satu standar yang
yang bertujuan untuk
menjamin: perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian; pelaksanaan penilaian
peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,efektif, efisien, dan sesuai
dengan konteks sosial budaya; dan pelaporan hasil penilaian peserta didik secara
objektif, akuntabel, dan informatif.
1. Jenis-jenis Penilaian pada Kurikulum 2013
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian peserta didik yang
dilakukan pada kurikulum 2013
mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
a. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output)
pembelajaran.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya
pada sikap/perilaku dan keterampilan.
d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk


menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih.
f.

Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik


untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8
9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik


untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD
pada semester tersebut.
h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi
Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi
tersebut.
i.

Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK


kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah
Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
tersebut.

merupakan
mengetahui
Kompetensi
kompetensi

j.

Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran


kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai
pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.

k. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian


kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan
pendidikan.
2. Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik
Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian autentik merupakan
penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan
(input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik,
serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
(input proses output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil
belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan
membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas
kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam


pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang
memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugastugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek,
makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Kata lain
dari penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian projek.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
3. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
c. menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
d. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
e. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian,
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
f.

dan

dasar

Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak


internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

g. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.


Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK).PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria
ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal
yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
4. Karakteristik Penilaian Pada Kurikulum 2013
a. Belajar Tuntas
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4),
peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang
baik.Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat
belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang

belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan
peserta didik pada umumnya.
b. Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus
mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan
berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur
apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa
yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
c. Berkesinambungan
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai
jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).
d. Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal,
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.
e. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio,
unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.

5. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian


a. Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah
ditetapkan.Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.

penilaian

kompetensi

sikap,

3) Penilaian Kompetensi Sikap


Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,
penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

a) Observasi
merupakan
teknik
penilaian
yang
dilakukan
secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian diri.
c) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarpeserta didik.
d) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
4) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benarsalah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
5) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian
portofolio.Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik.
a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya
tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian
peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:

a) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;


b) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
6. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga
mandiri.
b. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
sekolah, dan ujian nasional.
-

Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.

Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan
harian.

Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.

Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi


pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.

Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh


pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas
II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat
5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian
tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan
kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.

Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh


Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII
(tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).

Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan


perundang-undangan

Ujian Nasional dilakukan


perundang-undangan.

oleh

Pemerintah

sesuai

dengan

dengan

proses

peraturan

c. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan
silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
d. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
-

menyusun kisi-kisi ujian;

mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;

melaksanakan ujian;

mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik;


dan

melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

e. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur


Operasi Standar
f.

Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan


ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti pembelajaran remedial.

g. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk
nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.
Penjelasan penerapan konsep penilaian proses dan hasil belajar dapat Anda pelajari
selengkapnya pada lampiran IV Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum, Pedoman Umum Pembelajaran.
Daftar Pustaka
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013. Tentang Standar Penilaian pendidikan
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013. Tentang tentang Implementasi Kurikulum

MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS BUKU
ANALISIS BUKU GURU DAN BUKU SISWA

MATERI PELATIHAN :

2. ANALISIS BUKU

Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana iImplementasi Kurikulum
Tahun 2013 dalam pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan

Pemerintah sesuai dengan Permendikbud no 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks


Pelajaran (Buku Siswa) dan Buku Panduan Guru (Buku Guru).
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan
buku siswa. Buku guru terdiri dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran
dan petunjuk khusus pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan
buku siswa.
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat:
Judul bab, informasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab.
Pada setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa
baik ekperimen maupun non eksperimen atau diskusi, latihan soal, rangkuman,
evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari telaah dan analisis buku guru dan buku
siswa terhadap kesesuaian dengan SKL, KI, dan KD; kecukupan dan kedalaman
materi; dan kesesuaian pendekatan pembelajaran dan penilaian.
Kompetensi yang Dicapai
1 Memahami isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran ,
strategi pembelajaran dan penilaian pada buku siswa dan buku guru
2 Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL, KI,
dan KD.
3 Mendeskripsikan kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan
pendekatan saintifik, standar proses dan standar penilaian
4 Mendeskripsikan buku guru dan buku siswa dari aspek kecukupan dan
kedalaman materi.
5 Memahami strategi penggunaan buku guru dan buku siswa pada perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran
Indikator
1

Menjelaskan isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran dan
penilaian yang terdapat dalam buku siswa

Menjelaskan isi materi, struktur, strategi pelajaran dan penilaiannya yang


terdapat dalam buku guru

Mengidentifikasi kesesuaian isi buku siswa dan buku guru dengan tuntutan SKL,
KI, dan KD.

Menjelaskan alasan hasil identifikasi kesesuaian buku siswa dan buku guru
dengan tuntutan SKL, KI, dan KD

Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dengan pendekatan saintifik, standar


proses dan standar penilaian

Menganalisis kesesuaian isi buku guru dengan pendekatan saintifik, standar


proses dan standar penilaian

Menjelaskan kecukupan dan kedalaman materi pada buku guru dan buku siswa

Menjelaskan kesesuaian isi buku guru dengan buku siswa

9 Memberikan rekomendasi penggunaan buku guru atau buku siswa berdasarkan


hasil analisis.
Langkah Kegiatan

Dalam kelompok
mengkaji isi materi
struktur, dan pola
pikir keilmuan
dalam buku guru
dan buku siswa

Menganalisis isi
buku guru (LK2.1) dan buku
siswa (LK-2.2)

Presentasi hasil
analisis buku
gurudan buku
siswa

Mendiskusikan
hasil analisis
untuk membuat
rekomendasi
tentang
penggunaan
buku guru dan
buku siswa

Mendiskusikan
hasil analisis
buku guru dan
buku siswa
dalam
kesesuaiannya
dengan
pendekatan
saintifik dan
standar proses

Mendiskusikan
hasil analisis buku
guru dan buku
siswa dalam
kesesuaiannya
dengan standar
penilaian

Lembar Kegiatan
Bacalah informasi berikut, selanjutnya silakah melakukan analisis buku
sesuai dengan petunjuk pada lembar kegiatan Analisis Buku Guru dan Buku
Siswa
BUKU GURU dan BUKU SISWA
Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana iImplementasiKurikulum
Tahun 2013 dalam pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan
Pemerintah sesuai dengan Permendikbud nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks
Pelajaran dan Buku Panduan Guru.
A. Buku Guru
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan
buku siswa. Buku guru terdiri dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran
dan petunjuk khusus pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan
buku siswa.
Petunjuk umum pembelajaran berisi informasi tentang cakupan dan lingkup materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran yang meliputi
pendekatan, model dan metode, penjelasan tentang media dan sumber belajar
serta prinsip-prinsip penilaian pada pembelajaran.
Petunjuk khusus pembelajaran terdiri dari beberapa bab sesuai dengan materi
pada buku siswa.
Umumnya berisi
informasi
bagi guru untuk persiapan
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran pada bab tersebut. Pada
umumnya bagian ini berisi : peta konsep untuk materi pada bab ini, cakupan materi
untuk tatap muka, KI dan KD yang sesuai dengan materi, alokasi waktu dan rincian
materi setiap tatap muka. Selanjutnya pada bagian ini terdapat uraian
pembelajaran untuk setiap tatap muka, mulai dari tujuan pembelajaran, alternatif
kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran. Bagian penilaian
berisi informasi tentang teknik dan bentuk penilaian oleh guru, penilaian diri,
penilaian antar peserta didik dan informasi pembahasan soal pada buku siswa. Pada
buku guru juga ada informasi bagaimana cara informasi komunikasi dengan
Orangtua/Wali.
B. Buku Siswa
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat
hal-hal berikut, yaitu: Judul bab, infomasi kompetensi dasar yang sesuai dengan
topik pada setiap bab. Pada setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar,
bagian kegiatan siswa baik ekperimen maupun non eksperimen atau diskusi, latihan
soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Penggunaan buku siswa oleh peserta didik disarankan dimulai dengan membaca
dan mengkaji bagian pengantar bab atau subbab, melakukan kegiatan-kegiatan

yang tersedia, mendiskusikan hasil kegiatan dan memverifikasi hasil diskusi dengan
informasi konsep yang ada di buku. Uraian materi lainnya merupakan bagian untuk
memperdalam pemahaman konsep dan diakhiri dengan soal-soal untuk menguji
pemahaman konsep secara individual.
Buku guru dan buku siswa merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan
jika guru merasa perlu mengembangkannya sesuai dengan kondisi sekolah,
terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, guru dapat menyesuaikan
sesuai dengan alat dan bahan praktikum atau media belajar yang tersedia di
sekolah atau model-model pembelajaran yang dipilih guru.
Analisis Buku Siswa

LK 2.1

PETUNJUK PENGISIAN FORMAT ANALISIS BUKU SISWA


Kompetensi:
1. Memahami isi buku siswa sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran
2. Memahami strategi menggunakan buku siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Merencanakan tindak lanjutberasarkan hasil analisis buku untuk persiapan
pembelajaran.
Tujuan: Melalui kegiatan analisis buku siswa peserta dapat
-

Mendeskripsikan isi buku siswa yang sesuai dengan kegiatan perencanaan


pembelajaran

Mendeskripsikan isi buku siswa yang sesuai dengan penilaian proses dan hasil
belajar

Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dan menentukan tindak lanjut


berdasarkan hasil analisis

Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Siswa
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku siswa yang berisi teks materi pembelajaran dan informasi
lainnya seperti kegiatan siswa dan evaluasi
5. Lakukanlah analisis terhadap buku siswa dan tuliskan hasil analisis pada kolom
yang tersedia pada format dengan cara:

mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek-aspek yang


dianalisis

memberikan tanda cek ( ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik

menuliskan alasan Anda memilih kualifikasi tersebut

Berdasarkan hasil analisis, tuliskan alasan dan tindak lanjut hasil analisis ,

Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi


tindak lanjut yang harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku siswa untuk
proses pembelajaran.

Jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan sebagai sumber belajar
dalam pembelajaran.

FORMAT ANALISIS BUKU SISWA


Judul Buku
: .....................................................................................................
Kelas
: ....................................................................................................
Jenjang
: .....................................................................................................
Topik
: .....................................................................................................

Komponen
Buku
A.

Sistematika

Judul sesuai
dengan KD yang
harus dicapai
Urutan sub
topik /materi
sesuai dengan
KD dan
sistematika
keilmuan

Deskripsi
pada buku

Kualifikasi
Kura
ng

Cuku
p

Alasan
Baik

Tindak
lanjut

Kualifikasi
Komponen
Buku

Deskripsi
pada buku

Komponen
penilaian sesuai
tuntutan
penilaian
autentik
B. Uraian Materi
Pendahuluan bab
memotivasi
siswa untuk
belajar
Cakupan materi
setiap sub
topik/sub bab
memenuhi
kebutuhan
pencapaian KD
Kegiatan pada
buku
memfasilitasi
pembelajaran
dengan
Pendekatan
Saintifik
C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian
Pengetahuan

Penilaian Sikap

Penilaian
Keterampilan
Tugas

Alasan

Tindak
lanjut

Komponen
Buku

Deskripsi
pada buku

Kualifikasi

Alasan

Tindak
lanjut

Deskripsi rekomendasi hasil analisis buku siswa


......................................................................................................................
. ....................................................................................................................
...
......................................................................................................................
.
......................................................................................................................
.

R- 2.1

RUBRIK PENILAIAN ANALISIS BUKU SISWA


Rubrik penilaian analisis buku siswadigunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis
peserta pelatihan terhadap buku siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis buku siswa serta hasil analisis peserta
yang akan dinilai

2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap
hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut

PERINGKAT

NILAI

KRITERIA

Amat Baik
( AB)

90 < AB
100

Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis


dan bisa dilaksanakan

Baik (B)

80 < B 90

Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang


logis

Cukup (C)

70 < C
80

Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut


logis

Kurang (K)

70

Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut


tidak logis

3. Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh


komponen sehingga menghasilkan nilai hasil analisis buku siswa

Analisis Buku Guru

LK2.2

PETUNJUK PENGISIAN FORMAT ANALISIS BUKU GURU


Kompetensi:

1. Memahami isi buku guru sebagai panduan bagi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran
2. Merencanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis buku untuk persiapan
pembelajaran.
Tujuan: Melalui kegiatan analisis buku guru peserta dapat
Mendeskripsikan isi buku guru yang sesuai dengan kegiatan perencanaan

pembelajaran
Mendeskripsikan isi buku guru yang sesuai dengan penilaian proses dan hasil

belajar
Menganalisis kesesuaian isi buku guru dan menentukan tindak lanjut

berdasarkan hasil analisis


Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format Analisis Buku Guru
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku guru yang berisi strategi penyajian pembelajaran dan
informasi lainnya
5. Lakukanlah analisis terhadap buku guru dan tuliskan hasil analisis pada kolom
yang tersedia pada format dengan cara:
-

mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek kegiatan guru

memberikan tanda cek ( ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik

menuliskan alas an Anda memilih kualifikasi tersebut

6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis ,


Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi
tindak lanjut yang harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut.
Jika sesuai dengan kebutuhan, buku dapat digunakan sebagai pedoman dalam
pembelajaran.
7. Setelah melakukan analisis buku guru dan buku siswa diskusikan bagaimana
keterkaitan antara buku guru dan buku siswa yang Anda analisis.

FORMAT ANALISIS BUKU GURU


Judul Buku
: .....................................................................................................
Kelas
: ....................................................................................................
Jenjang
: .....................................................................................................
Topik
: .....................................................................................................
Kegiatan Guru

Isi buku yang


relevan dengan
kegiatan guru

A. Perencanaan Pembelajaran
Menentukan KI
dan KD yang
berkaitan
Menentukan
alokasi waktu
Merumuskan
indikator
Merumuskan
tujuan
pembelajaran
Menentukan
cakupan materi
pembelajaran
Menentukan
pendekatan
Menentukan
model
Menentukan
strategi

Kualifikasi
Kuran Cukup
Baik
g

Alasan

Tindak
lanjut

Kegiatan Guru

Isi buku yang


relevan dengan
kegiatan guru

Kualifikasi
Kuran Cukup
Baik
g

Menentukan
metode
Menentukan
media, sumber
dan alat
Mendeskripsikan
langkah
pembelajaran
sesuai dengan
pendekatan,
model, dan
metode
B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Menilai
Pengetahuan
- Contoh
instrumen
- Pembahasan
Menilai Sikap
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Menilai
Keterampilan
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Portofolio
Penilaian Diri
Penilaian Antar
Teman
Informasi
Pengayaan
Belajar
Informasikan
hubungan guru
dan Orang tua

Alasan

Tindak
lanjut

Deskripsi rekomendasi hasil analisis buku guru


.....................................................................................................................................
...........
.....................................................................................................................................
............
.....................................................................................................................................
............

R - 2.2

RUBRIK PENILAIAN ANALISIS BUKU GURU

Rubrik penilaian analisis buku guru digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis
peserta pelatihan terhadap buku guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis buku guru serta hasil analisis peserta yang
akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap
hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut

PERINGKAT

NILAI

KRITERIA

Amat Baik
( AB)

90 < AB
100

Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis


dan bisa dilaksanakan

Baik (B)

80 < B 90

Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang


logis

Cukup (C)

70 < C
80

Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut


logis

Kurang (K)

70

Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut


tidak logis

3. Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh


komponen sehingga menghasilkan nilai hasil analisis buku guru.

HO-2.1
MATERI 2: PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS
A. Pengantar
Satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, dan gagasan adalah teks. Teks
tidak selalu berwujud bahasa tulis, sebagaimana lazim dipahami, misalnya teks
Pancasila yang sering dibacakan pada saat upacara. Teks dapat berwujud, baik teks
tulis maupun teks lisan (bahkan dalam multi modal: perpaduan teks lisan dan tulis
serta gambar/ animasi/film). Teks itu sendiri memiliki dua unsur utama. Pertama,
adalah konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada register yang
melatarbelakngi lahirnya teks, yaitu adanya sesuatu (pesan, pikiran, gagasan, ide)
yang hendak disampaikan (field).
Sasaran atau kepada siapa pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu disampaikan
(tenor), dalam format bahasa yang bagaimana pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu
dikemas (mode). Terkait dengan format bahasa, teks dapat berupa deskripsi,
prosedural, naratif, cerita petualangan, anekdot, dan lain-lain. Unsur kedua adalah
konteks situasi, yang di dalamnya ada konteks sosial dan konteks budaya
masyarakat tutur bahasa yang menjadi tempat teks tersebut diproduksi.
Terkait perbedaan antara satu jenis teks tertentu dan jenis teks lain. Perbedaan
dapat terjadi, misalnya pada struktur teks itu sendiri. Sebagai contoh, teks deskripsi

dengan teks prosedural berbeda strukturnya meskipun kedua teks tersebut


termasuk ke dalam kategori jenis teks faktual. Apabila teks deskripsi memiliki ciri
tidak terstruktur dan tidak bersifat generalisasi, teks prosedural justru bersifat
terstruktur dan dapat digeneralisasi.
Struktur Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik teksnya juga berbeda. Jika
pada teks deskripsi strukturnya terdiri atas pernyataan umum yang diikuti
pernyataan deskriptifnya, struktur teks prosedural terdiri atas tujuan langkahlangkah. Begitu pula kedua jenis teks tersebut berbeda dengan teks cerita/naratif.
Di samping jenisnya berbeda dengan kedua jenis teks di atas, yaitu masuk ke dalam
kategori teks jenis sastra, juga strukturnya berbeda, teks yang terakhir ini terdiri
atas judul, orientasi (kapan, siapa, dan di mana), komplikasi (masalah apa yang
terjadi dan mengapa terjadi), serangkaian peristiwa, resolusi/klimaks, dan koda
(bagaimana cerita berakhir).
Struktur teks membentuk struktur berpikir sehingga dalam setiap penguasaan jenis
teks tertentu, siswa akan memiliki kemampuan berpikir sesuai dengan struktur teks
yang dikuasainya. Dengan berbagai macam teks yang sudah dikuasainya, siswa
akan mampu menguasai berbagai struktur berpikir. Bahkan, satu topik tertentu
dapat disajikan dalam jenis teks yang berbeda dan tentunya dengan struktur
berpikir yang berbeda pula.
Selain itu, secara garis besar dapat dipilah atas teks sastra dan teks nonsastra. Teks
sastra dikelompokkan ke dalam teks naratif dan nonnaratif. Adapun teks nonsastra
dikelompokkan ke dalam teks jenis faktual yang di dalamnya terdapat subkelompok
teks laporan dan prosedural serta teks tanggapan yang dikelompokkan ke dalam
subkelompok teks traksaksional dan ekspositori.
Dengan memperhatikan jenis-jenis teks itu, serta adanya unsur utama yang harus
dimiliki sebuah teks salah satunya adalah mode (sarana bahasa yang digunakan
untuk mengemas pesan, pikiran, gagasan, ide yang disampaikan melalui teks)
melalui pembelajaran bahasa berbasis teks, materi sastra dan kebahasaan dapat
disajikan.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks


1. Pengertian Genre
Menurut Martin (dalam Pangesti 2013) genre merupakan serangkaian langkah yang
ditempuh untuk mencapai suatu tujuan sosial yang terwujud dalam bentuk teks
lisan, tulis, multimodal (perpaduan teks tulis, lisan, gambar). Dalam teks terdapat
struktur teks dan tekstur (kohesi, appraisal,hubungan konjungtif, leksiko-gramatika,
dan grafologi (tulis) atau fonologi (lisan).
2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membahas Teks
a. Generic structure (bagaimana teks diorganisasikan).
b.Piranti kohesi (bagaimana gagasan dikaitkan).
c. Kosakata (kata-kata apa yang digunakan dan mengapa).
d.Tatabahasa (bagaimana kata-kata disusun).

e. Intonasi, paragraf, dan tanda baca (bagaimana ide penting disampaikan).


f. Ejaan (bagaimana huruf dirangkaikan).
g.Ciri non-kebahasaan (hal lain yang mempengaruhi makna).
3. Bahasa yang Digunakan dalam Teks
Bahasa yang digunakan dalam teks diwarnai oleh hal-hal berikut ini.
a. Apa yang dibahas (field)?
b. Siapa yang berinteraksi (tenor)?
c. Bagaimana kabar disampaikan (mode).
d. Field, tenor, dan mode ini tercakup dalam konteks sosial masyarakat pemakai
bahasa. Pemakaian bahasa dalam suatu masyarakat sosial didasarkan pada
suatu tujuan sosial tertentu.
e. Aspek kebahasaan (struktur bahasa dan fungsinya) dibahas secara kontekstual
karena jenis teks tertentu mempunyai karakter kebahasaan tertentu pula,
sesuai konteksnya.
f.

Misalnya, teks prosedur menggunakan sederetan kalimat perintah yang tidak


dijumpai pada jenis teks lain.

4. Teks Mendukung Daya Kreatif, Imajinatif, Nalar, dan Kritis Siswa


a.

Mengidentifikasi jenis teks, mengetahui aspek pembangunnya, dan mampu


mengkreasikan teks senada dengan pengungkapan yang berbeda dari teks
dasar yang dipelajarinya.

b.

Ketika mengkreasikan teks dengan judul sama, siswa dapat mengkreasikan


jenis teks berbeda baik dalam kategori kelompok teks sama atau kelompok teks
berbeda.

5. Struktur Teks
a. Setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda.
b. Struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir.
c. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak
pula struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan
akademiknya.
d. Setiap teks memiliki struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda.
e. Struktur teks merupakan cerminan struktur berpikir.
f.

Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak
pula struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan
akademiknya.

6. Genre (macam-macam) Teks

a. Teks Prosedur
Fungsi sosial teks prosedur : memberikan petunjuk tentang cara melakukan sesuatu
melalui serangkaian tindakan atau langkah/menunjukkan beberapa tahap sesuai
dengan langkah langkah yang telah ditentukan. Ada perintah, arah, petunjuk,
panduan, aturan, dan resep.
Struktur teks prosedur: 1) tujuan kegiatan, b) bahan-bahan, dan c) langkahlangkah.
Ciri-ciri kebahasaan teks prosedur.
1) Pola kalimatnya Imperatif atau kalimat perintah.
Misalnya: ambillah, potong, sambunglah,
2) Pola kalimatnya biasanya connectives, maksudnya untuk mengurutkan
kegiatan.
Misalnya: kemudian, setelah itu.
3) Adverbials, yaitu menyatakan rinci waktu, tempat, cara yang akurat.
Misalnya: tunggu beberapa saat.
b. Teks Deskripsi Faktual

c.

Fungsi sosial: Menggambarkan ciri khas tertentu, tempat, orang, atau benda.

Teks-teks ini tidak selalu berupa jenis teks 'berbeda dan sering terselip di
dalam jenis teks yang lebih panjang.

Teks Laporan
1) Teks Laporan Informasi
Fungsi sosial: digunakan untuk memberi informasi umum tentang berbagai
kelas benda, seperti ular, kota, komputer, batu, dan lain-lain.
2) Teks Melaporkan Prosedur

Fungsi sosial: Untuk merekam langkah-langkah yang ditempuh dalam


melaksanakan investigasi.

Khususnya sangat penting untuk merekam pengalaman belajar praktis dalam


sains dan teknologi seperti eksperimen dan pengumpulan data.

3) Teks Melaporkan Fakta

Fungsi sosial: menceritakan tentang 'apa yang terjadi' dengan


mendokumentasikan serangkaian peristiwa dan mengevaluasi
signifikansinya.

Teks dapat menceritakan sejarah, otobiografi, atau biografi. Selain itu juga
dapat digunakan untuk merekam peristiwa dan pengamatan dalam
kunjungan lapangan dan wisata.

4) Teks Pelaporan Sastrawi


Fungsi sosial: untuk menceritakan kembali serangkaian kegiatan dengan
tujuan menghibur.
Pelaporan sastrawi melibatkan pengalaman pribadi atau imajinasi.
d. Teks Penjelasan

Fungsi sosial: untuk menjelaskan secara ilmiah bagaimana fenomena


teknologi dan alam terwujud, bagaimana cara atau hal-hal terjadi.

Penjelasan sekuensial menekankan pada urutan atau tahap-tahap suatu


proses -bagaimana proses terjadi (misalnya siklus hidup kupu-kupu).

Penjelasan kausal memberi perhatian penyebab peristiwa-peristiwa


-mengapa proses terjadi (misalnya mengapa gelombang pasang terjadi).

e. Teks Eksposisi

Eskposisi (penjelasan terperinci/perawian) adalah jenis teks persuasif yang


berdebat suatu kasus atau terhadap suatu sudut pandang tertentu.

Beberapa eksposisi membujuk pembaca untuk berpikir dengan cara tertentu


dengan menerima teori atau posisi.

Jenis lainnya membujuk pembaca untuk bertindak dengan cara tertentu.

f. Teks Diskusi

Fungsi sosial: digunakan untuk melihat suatu masalah dari berbagai


perspektif, sebelum membuat keputusan atau rekomendasi.

g. Teks Deskripsi Sastrawi

Fungsi sosial: menggambarkan ciri karakteristik dari orang tertentu, tempat


atau objek (sering imajinatif).

Teks ini tidak selalu merupakan jenis teks yang 'berbeda' dan sering menjadi
bagian dalam teks-teks sastra seperti narasi.

h. Teks Narasi

Fungsi sosial: untuk menyampaikan pesan tentang bagaimana seseorang


mengungkapkan kehidupan yang pernah dialami dalam suatu kejadian.
Narasi sering menyampaikan pesan tentang bagaimana orang-orang
diharapkan untuk berperilaku ketika dihadapkan pada jenis budaya tertentu
kita

Struktur teks narasi: orientasi, komplikasi, evaluasi, dan resolusi.

i. Teks Tanggapan

Fungsi sosial: untuk meringkas, menganalisis, dan menanggapi sastra, teks


karya seni atau pertunjukan.

Teks ini dapat beupa respon pribadi atau reviu.

Genre Teks menurut Brian PALTRIDGE 2004


1. Teks Cerita
Teks
Cerita

Genre
Kisahan
Narasi
Exemplum
(bahasa Itali)
Anekdot

Tujuan
Menceritrakan
Menyelesaikan komplikasi dalam sebuah
cerita.
Menilai karakter atau perilaku dalam
cerita.
Berbagi reaksi emosional dalam sebuah

cerita.

2. Teks Tanggapan
Teks
Tanggapan

Genre
Tanggapan
Pribadi
Mereviu

Panafsiran
Tanggapan Kritis
3. Teks Argumentasi
Teks
Argumentas
i

Genre
Eksposisi
Diskusi

Tujuan
Bereaksi emosional terhadap teks.
Mengevaluasi teks, sastra visual, atau
musik.
Menafsir/memaknai pesan sebuah teks.
Menanggapi pesan teks.
Tujuan
Mendebat
suatu
sudut
pandang
lingkungan dan sosial.
Mendikusikan dua atau lebih sudut
pandang.

4. Teks Cerita Faktual


Teks Cerita
Faktual

Genre
Menceritrakan
Otobiografi
Menceritrakan
Otobiografi
Menceritrakan Sejarah
Ihwal Sejarah
5. Teks Penjelasan
Penjelasa
n

Tujuan
Menceritrakan peristiwa dalam
kehidupan.
Menceritrakan tahap kehidupan.
Menceritrakan peristiwa sejarah.
Menceritrakan peristiwa sejarah.

Genre
Penjelasan yang Berurut.
Penjelasan.

Penjelasan Sebab-Akibat
6. Teks Laporan Hasil Observasi
Laporan

Tujuan
Menjelaskan suatu urutan.
Menjelaskan
beberapa
penyebab.
Menjelaskan efek ganda.

Genre

Tujuan

Laporan dengan Klasifikasi

Mengelompokkan jenis dan


menggambarkan fenomena.
Menggambarkan bagian dari
keutuhan.

Laporan Berdasarkan Unsur


7. Teks Prosedur
Prosedu
r

Genre
Prosedur

Tujuan
Bagaimana melakukan percobaan dan
pengamatan.
Penceritaan Prosedur
Percobaan dan pengamatan.
Genre Teks menurut Droga, Louis dan Humphrey, Sally. 2005

1. Teks Deskripsi Faktual


Tujuan sosial: menggambarkan ciri khas tertentu, tempat, orang, atau
benda. Teks-teks ini tidak selalu berupa jenis teks berbeda dan sering
terselip di dalam jenis teks yang lebih panjang.
2. Teks Laporan Informasi
Tujuan sosial: laporan informatif digunakan untuk memberikan informasi
umum tentang berbagai kelas benda, seperti ular, kota, komputer, batu,
dan lain-lain.
3. Teks Prosedur
Tujuan sosial: teks
menunjukkan beberapa tahap sesuai dengan
langkah-langkah yang telah ditentukan. Ada perintah, arah, petunjuk,
panduan, aturan, dan resep.
4. Teks Melaporkan Prosedur
Tujuan sosial: untuk merekam langkah-langkah yang ditempuh dalam
melaksanakan investigasi.Khususnya sangat penting untuk merekam
pengalaman belajar praktis dalam sains dan teknologi seperti eksperimen
dan pengumpulan data.
5. Teks Melaporkan Fakta
Tujuan Sosial: faktual menceriterakan tentang apa yang terjadi dengan
mendokumentasikan serangkaian peristiwa dan mengevaluasi
signifikansinya. Teks dapat menceriterakan sejarah, otobiografi, atau
biografi. Selain itu juga dapat digunakan untuk merekam peristiwa dan
pengamatan dalam kunjungan lapangan dan wisata.
6. Teks Penjelasan
Tujuan Sosial: untuk menjelaskan secara ilmiah bagaimana fenomena
teknologi dan alam terwujud, bagaimana cara atau hal-hal terjadi.Penjelasan
sekuensial menekankan pada urutan atau tahap-tahap suatu proses
bagaimana sutau proses terjadi (misalnya siklus hidup kupu-kupu).
Penjelasan kausal memberi perhatian penyebab peristiwa-peristiwa
mengapa proses terjadi ( misalnya mengapa gelombang pasang terjadi).
7. Teks Eksposisi
Tujuan Sosial: eksposisi (penjelasan terperinci/ perawian) adalah jenis
teks persuasif yang berdebat suatu kasus atau terhadap suatu sudut
pandang tertentu. Beberapa eksposisi membujuk pembaca untuk berpikir
dengan cara tertentu dengan menerima teori atau posisi. Jenis lainnya
membujuk pembaca untuk bertindak dengan cara tertentu.
8. Teks Diskusi
Tujuan sosial: Diskusi digunakan untuk melihat suatu masalah dari
berbagai perspektif, sebelum membuat keputusan atau rekomendasi.
9. Teks Sastrawi
a. Deskripsi sastra menggambarkan ciri karakteristik dari orang tertentu.

b. Tempat atau objek (sering imajinatif). Jenis ini tidak selalu merupakan jenis teks
yang berbeda dan sering menjadi bagian dalam teks-teks sastra seperti narasi.
10.

Teks Naratif

Tujuan sosial: naratif sering digunakan untuk menyampaikan pesan tentang


bagaimana seseorang mengungkapkan kehidupan yang pernah dialami
dalam suatu kejadian. Narasi sering menyampaikan pesan tentang
bagaimana orang-orang diharapkan untuk berprilaku ketika dihadapkan
pada jenis budaya tertentu kita.
11.

Teks Pelaporan Sastrawi

Tujuan Sosial: untuk menceriterakan kembali serangkaian kegiatan dengan


tujuan menghibur. Pelaporan sastrawi melibatkan pengalaman pribadi
atau imajinasi.

12.

Teks Tanggapan

Tujuan Sosial: merupakan jenis teks yang digunakan untuk meringkas,


menganalisis, dan mennaggapi sastra, teks karya seni atau pertunjukkan.
Teks ini dapat berupa respon pribadi atau reviu.
STRUKTUR TEKS DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP KLS VII
KURIKULUM 2013
1. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Struktur teks laporan hasil observasi mencakup: definisi umum yang mnjadi
pembuka, deskripsi bagian yang menjadi isi, dan deskripsi kegunaan yang
menjadi penutup. Untuk memahami hal tersebut, marilah kita lihat bagan
berikut ini!
1. Definsi Umum
Struktur Teks Laporan
Hasil Observasi

2. Deskripsi Bagian
3. Deskripsi Kegunaan

2. Struktur Teks Tanggapan Deskriptif


Struktur teks tanggapan deskriptif mencakup: identifikasi, klasifikasi/ definisi,
dan deskripsi bagian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut
ini.
1. Identifikasi
Struktur Teks
Tanggapan Deskriptif

2. Klasifikasi/ Definisi

3. Deskripsi Bagian
3. Struktur Teks Eksposisi
Struktur teks eksposisi mencakup: tesis (pembukaan) yang merupakan
pendapat atau opini, argumentasi atau alas an yang merupakan isi, dan
penegasan ulang yang merupakan penutup. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada bagan di berikut ini.
1.Tesis (Pembukaan)
Struktur Teks Eksposisi

2. Argumentasi (Isi)
3.Penegasan Ulang
(Penutup)

4. Struktur Teks Eksplanasi


Struktur teks eksplanasi mencakup: pernyataan umum, deretan penjelasan
(eksplanasi), dan interpretasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan
di berikut ini.
1.Pernyataan Umum
Struktur Teks Eksposisi

2.Deretan Penjelasan
(Eksplanasi)
3.Interpretasi

5. Struktur Teks Cerita Pendek


Struktur teks cerita pendek mencakup: orientasi, komplikasi, dan resolusi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di berikut ini.
1. Orientasi

Struktur Teks
Cerita Pendek

2. Konpikasi

3. Resolusi

Sumber:

1. Droga, Louis dan Humphrey, Sally. 2005. Grammar and Meaning An Introduction
for Primary Teachers. New South Wales, Australia: Target Texts.
2. Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
3.1. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model
Pembelajaran pada Pembelajaran Bahasa Indonesia
3.2. Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia
3.3. Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam
Rapor

MATERI PELATIHAN :

3. PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi


pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan
(Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan
3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan saintifik,

karakteristik kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakan Discovery Learning dan


Project Based Learning.
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan. Perubahan pada penilaian
mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio), cara menilai proses dan
output dengan menggunakan penilaian autentik, dan rapor memuat penilaian
kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan
keterampilan .
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model pembelajaran
dan perancangan penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh
proses pembelajaran, mengembangakan instrumen penilaian menggunakan
berbagai model pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 dan mengolah nilai untuk
rapor
Kompetensi yang Dicapai
1. Memahami penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
2. Memahami model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based
Learning, dan Discovery Learning) dan penilaiannya.
3. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
4. Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil
belajar.
Indikator
1. Merancang contoh penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran bahasa
Indonesia.
2. Membuat contoh penerapan model model pembelajaran pada pembelajaran
bahasa Indonesia dan penilaiannya
3. Mengidentifikasi kaidah-kaidahk perancangan penilaian
4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada
pembelajaran bahasa Indonesia
5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
1. Perancangan Pembelajaran
Kerja
Kerja
Kelompok
kelompok
menelaah
menyusun
HO contoh
contoh
penerapan
model
model
pembelajar
pembelajara
an
n
2. Perancangan Penilaian

Presentasi
hasil kerja
kelompok dan
dikomentari
oleh
kelompok lain

Penyimpulan
hasil diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil

Diskusi
kelompok
perancanga
n penilaian
sikap,
pengetahua
n,
keterampila
n

Kerja
Kelompok
menyusun
contoh
instrumen
penilaian yg
baik

Presentasi
hasil kerja
kelompok dan
dikomentari
oleh kelompok
lain

Penyimpula
n hasil
diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil

3. Pelaporan Hasil Penilaian


Diskusi
kelompok
pengolahan
hasil
penilaian

Kerja
Kelompok
menyusun
contoh
laporan hasil
penilaian

Presentasi
hasil kerja
kelompok dan
dikomentari
oleh kelompok
lain

Penyimpula
n hasil
diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil

Lembar Kerja

LK- 3.1a

Kegiatan Pembelajaran dengan Menerapkan Pendekatan Saintifik


Tujuan Kegiatan : Melalui diskusi kelompok peserta mampu merancang contoh
penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia
Langkah Kegiatan :
1
2
3
4

Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada pebelajaran
bahasa Indonesia
Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia
Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda
Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain

Kompetensi Dasar

Topik /Tema
Sub Topik/Tema
Tujuan
Pembelajaran
Alokasi Waktu

:
:
:
:

Tahapan Pembelajaran
Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi

Kegiatan

Mengasosiasikan

Mengkomunikasikan

Lembar Kerja

LK - 3.1b

PERANCANGAN PENERAPAN MODEL-MODEL PADA PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESIA
Tujuan Kegiatan :
Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model Project Based
Learning, Discovery Learning dan Problem Based Learning pada
pembelajaran Bahasa Indonesia
Langkah Kegiatan
Kerjakan

secara berpasangan,
pembelajaran

cermati

lembar

kerja

perancangan

Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang


sesuai salah satu model

Isilah Lembar Kerja perancangan model pembelajaran


yang Anda pilih

Presentasikan hasil rancangan Anda

Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan

model

sesuai dengan model

Catatan: Pada lembar kerja ini ada dua format model pembelajaran yaitu model
Problem Based Learning dan Discovery Learning jika Anda merancang model
Lainnya silahkan sesuai sintak model yang sesuai.

FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN


Model Discovery Learning
Kompetensi Dasar

3 .......................
4 .......................

Topik

..

Sub Topik
Tujuan
Alokasi Waktu

:
:
:

TAHAP PEMBELAJARAN
1 Stimulation
(simullasi/Pemberian
rangsangan)
2

Problem statemen
(pertanyaan/identifikas
i masalah)

Data collection
(pengumpulan data)

Data processing
(pengolahan data)

Verification
(pembuktian)

Generalization
(menarik
kesimpulan/generalisas
i)

1x TM
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Model Pembelajaran Problem Based Learning

Kompetensi Dasar
Topik
Sub Topik
Tujuan
Alokasi Waktu

: 3 ...................
4 ...................
:
:
:
: 1x TM

FASE-FASE
Fase 1
Orientasi peserta didik kepada
masalah

KEGIATAN PEMBELAJARAN
.............................................

Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah

R3.1/3.2

PERANCANGAN PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL


PEMBELAJARAN
Rubrik
perancangan
penerapan
saintifik
dan
perancangan
model
pembelajarandigunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan
dalam merancang contoh penerapan pendekatan saintifik dan contoh rancangan
model pembelajaran satu topik bahasa Indonesia.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1

Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1a dan LK3.1b

Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil
rancangan

Penilaian LK- 3.1


PERINGK
AT
Amat
Baik
( AB)

NILAI

KRITERIA

90 < AB
100

Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan


pembelajaran dan alokasi waktu lengkap dan
benar

Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan


informasi, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikansesuai dengan topik/sub
topik, KD, tujuan dan alokasi waktu

Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan


informasi, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikan lengkap, sistematis dan
logis atau benar

Baik (B)

80 < B 90

Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang


sesuai

Cukup
(C)

70 < C
80

Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang


sesuai

Kurang
(K)

70

Ketiga aspek kurang sesuai

Penilaian LK- 3.2


PERINGK
AT
Amat
Baik
( AB)

NILAI
90 < AB
100

KRITERIA
1

Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan


pembelajaran dan alokasi waktu lengkap dan
benar

Kegiatan pada tahapan model pembelajaran


sesuai dengan topik/sub topik, KD, tujuan dan

alokasi waktu
3

Kegiatan pada tahapan model pembelajaran


lengkap, sistematis dan logis ( sesuai dengan
sintak atau tahapan pembelajaran)

Baik (B)

80 < B 90

Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang


sesuai

Cukup
(C)

70 < C
80

Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang


sesuai

Kurang
(K)

70

Ketiga aspek kurang sesuai

MATERI 3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-MODEL


PEMBELAJARAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
HO3.1a/3.1b
Contoh Kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifik
Kompetensi
Dasar
Topik/Bahasa
n
Alokasi
Waktu

: Membedakan teks hasil observasi, tanggapan deskriptif,


eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan
maupun tulisan
: Perbedaan teks hasil observasi dan teks deskripsi berdasarkan
strukturnya
: 1x pertemuan (2 JP)

Tahapan
Pembelajaran
Mengamati

Kegiatan
1.

Peserta didik membaca teks laporan observasi


melalui buku teks siswa halaman 5

2. Peserta didik membaca informasi mengenai struktur


teks hasil observasi di buku teks siswa halaman 6 7
Menanya

3.

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk


mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran

4. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, siswa


memilih dan merumuskan salah satu di antaranya
(struktur dan ciri-ciri bahasa)
Mengumpulkan
data/eksperimen

5.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara


berkelompok untuk mencari tahu tentang hal-hal yang
berhubungan dengan struktur teks hasil observasi
melalui kegiatan membaca literatur di perpustakaan

atau internet sekolah


6. Peserta didik membaca teks hasil observasi pada
halaman 10
7.

Mengolah informasi/
Mengasosiasikan

Peserta didik mengenal dan mendiskusikan struktur


teks hasil observasi tersebut dengan menggunakan
tugas 2 halaman 10

8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara


berkelompok untuk mengolah informasi yang diperoleh
dari hasil kegiatan sebelumnya untuk memperluas,
memperdalam, atau mencari solusi dari masalah terkait
materi
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memverifikasi sehingga dapat menemukan konsep
tentang struktur teks hasil observasi

Mengkomunikasikan

10. Peserta didik melaporkan struktur teks hasil laporan


observasi

HO-3.1b
Contoh Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Kompetensi
Dasar
Topik/Bahasa
n
Alokasi
Waktu

: 3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi,

dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan


: Sruktur teks hasil observasi
:

1x pertemuan (2 JP)

Langkah Pembelajaran
Stimulation (simulasi/pemberian rangsangan)
1. Guru membacakan atau memperdengarkan pembacaan puisi Tanah
Kelahiranku Karya Ramadhan KH berikut ini.

2. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa


pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi terhadap pemahaman teks
hasil observasi.
Kemungkinan pertanyaan tersebut di antaranya

Apa isi puisi yang kamu dengarkan tadi?

Apa yang kamu bayangkan saat mendengarkan puisi tersebut?

Apakah kamu rasakan bagian-bagian penggambaran tersebut?

3. Guru mengarahkan jawaban siswa terhadap pembelajaran yang akan


dilakukan
Illustrasi guru : puisi tersebut menginformasikan pengalaman atau hasil
pengamatan penyair tentang keindahan suatu daerah (tanah kelahiran
penyair). Gagasan yang dituangkan dalam bentuk puisi ini dikembangkan
berdasarkan bagian-bagian. Antara bagian tersebut saling melengkapi dan
mendukung. Bila kita pahami lebih lanjut, puisi tersebut adalah salah satu
contoh teks hasil observasi yang dikembangkan berdasarkan bagianbagaian tertentu. Untuk lebih lanjut memahamai bagian-bagian atau
struktur teks hasil observasi, marilah kita mengamati informasi berikut ini.
4. Siswa membaca contoh teks hasil observasi dan informasi yang
berhubungan dengan struktur teks hasil observasi
Contoh teks
Cinta Lingkungan
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia dan berhubungan timbal balik. Lingkungan hidup ini
mencakupi benda hidup dan benda mati. Benda hidup perlu
makanan dan berkembang biak seperti manusia, binatang, dan
tumbuhan. Benda mati antara lain tanah, air, api, batu, dan
udara. Jika terpelihara dengan baik, lingkungan hidup itu dapat
menciptakan masyarakat yang sehat, aman, tenteram, lahir dan
batin.
Indonesia merupakan paru-paru dunia kedua. Indonesia memiliki
hutan lebat yang memberikan banyak oksigen. Di negara ini
terdapat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang khas, seperti matoa,
kayu cendana, burung cendrawasih, orang utan, dan komodo.
Ekosistem di Indonesia yang masih terjaga, salah satunya, adalah
kawasan Gunung Kidul. Di daerah itu sungai di bawah tanah

airnya melimpah. Di gua dan sekitar sungai masih dihuni


segerombolan kelelawar dan fitoplankton. Fitoplankton itu
menjadi makanan ikan sehingga ikan berkembang biak dengan
baik. Hewan-hewan melata atau reptil, seperti ular, kadal, dan
tokek masih berkeliaran. Burung-burung kecil berkicau, musang
berlari-larian, ayam berkokok, dan berbagai serangga hidup saling
pengaruh.
Alam yang indah ini harus dicintai, dijaga, dan dilestarikan.
Kecintaan pada alam itu harus selalu kita tumbuhkan kepada
seluruh warga Indonesia. Selain itu, rasa cinta itu juga harus terus
ditanamkan agar alam Indonesia tetap menjadi paru-paru dunia
yang bermanfaat bagi kehidupan seluruh makhluk yang hidup dari
masa ke masa.
Diolah dari sumber Lingkungan Hidup Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 27 April 2012
Struktur teks

Problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah)


5. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
Hasil Identifikasi masalah
a
.

b
.

c
.

d
.

e
.

6. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, siswa memilih dan merumuskan


salah satu di antaranya dalam bentuk hipotesis
Apa dan bagaimanakah struktur teks laporan hasil observasi?

Data collection (pengumpulan data)


7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara berkelompok untuk
mencari tahu tentang hal-hal yang berhubungan dengan struktur teks hasil
observasi melalui kegiatan membaca literatur di perpustakaan atau internet
sekolah
Informasi

Sumber

8. Siswa secara berkelompok mencoba menentukan struktur teks hasil


observasi berikut ini.
Bacalah teks berikut ini
Biota Laut
Biota laut adalah seluruh makhluk hidup yang berkembang biak di
laut. Biota laut yang ada di perairan Indonesia merupakan salah
satu kekayaan Indonesia yang sangat berlimpah. Biota laut itu di
antaranya terumbu karang, ikan, dan tumbuh-tumbuhan laut
yang menjadi bagian dari ekosistem laut.
Terumbu karang di Taman Nasional Bunaken sangat banyak
jenisnya. Terumbu karang ini hidup di pantai atau daerah yang
terkena cahaya matahari dan hidup di perairan yang berada
kurang lebih lima puluh meter di bawah permukaan laut dengan
suhu tertentu, serta di air jernih yang tidak terkena polusi. Di
samping terumbu karang, Taman Laut Bunaken juga dihuni
beragam jenis ikan, seperti ikan kuda gusumi, oci putih, lolosi ekor
kuning, goropa. Ikan lain di laut Indonesia yang sudah dijadikan
industri, antara lain ikan tuna, tongkol, tenggiri, kerapu, baronang.
Di samping terumbu karang dan ikan, laut Indonesia juga memiliki
tumbuhan laut. Di Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu,
misalnya dibudidayakan rumput laut dan penanaman bakau.
Rumput laut di sini sangat beragam bentuknya, ada yang bulat
seperti tabung, pipih dan gepeng, ada yang bulat seperti kantong,
dan ada juga yang terurai seperti rambut. Semua dapat hidup
karena perawatannya dipantau secara berkala untuk melihat
perkembangannya.
Ketiga biota laut tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia, seperti ikan dan rumput laut bermanfaat bagi kesehatan
karena banyak mengandung gizi. Terumbu karang itu juga
berguna bagi ekologi dan ekonomi. Di samping itu, biota laut
Indonesia juga bermanfaat bagi perkembangan pariwisata, seperti
Raja Ampat di Papua, pulau Wangi-Wangi di Sulawesi Tenggara,
dan Bunaken di Menado. Keragaman biota laut ini juga
bermanfaat bagi lingkungan, terutama bakau yang telah
menahan abrasi dari besarnya hantaman gelombang dan ombak
laut.
Diolah dari sumber:Biota Laut Oceana, Volume XXXi, No.1, 2006,
hlm. 2738
Tentukanlah struktur teks tersebut
Unsur Teks Laporan
Hasil Observasi

Paragraf

Data processing (pengolahan data)


9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara berkelompok untuk
mengolah informasi yang diperoleh dari hasil kegiatan sebelumnya untuk
memperluas, memperdalam, atau mencari solusi dari masalah terkait materi
Verification (pembuktian)
10.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memverifikasi sehingga
dapat menemukan konsep tentang struktur teks hasil observasi
Unsur Teks
Laporan Hasil
Observasi

Penjelasan

Contoh

Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based


Learning)
Kompetensi
Dasar
Topik/Bahasan
Alokasi Waktu

: 3.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita

biografi baik melalui lisan maupun tulisan


: Sruktur dan ciri-ciri bahasa teks cerita moral/fabel
: 1x pertemuan (2 JP)

FASE-FASE
Fase 1
Orientasi
peserta didik
kepada
masalah

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian dapat
memberikan konsep dasar, petunjuk atau referensi yang
diperlukan dalam pembelajaran.
Melakukan brainstorming dengan menggunakan media gambar,
misalnya

Peserta didik menentukan masalahnya misalnya gambar


tersebut menceritakan apa? Siapa tokoh dalam cerita itu? Apa
peristiwa yang terjadi dalam cerita itu? Bagaimana caranya agar
cerita berdasarkan gambar tersebut menjadi sebuah cerita utuh?
Apakah ada struktur tersendiri untuk mengembangkan atau
menulis cerita tersebut? Apa dan bagaimana struktur tersebut?
Fase 2
Mengorganisasi
kan peserta
didik

Pada tahap ini guru membantu peserta didik mendefinisikan dan


mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru meminta peserta didik membentuk kelompok kecil.
Peserta didik membaca informasi dan merancang jawaban
sementara yang bersifat dugaan sementara yang berisi tentang
alternatif-alternatif strategi yang digunakan untuk memecahkan
masalah, yaitu terkait dengan struktur teks moral/fabel

Fase 3

Peserta didik mengumpulkan informasi untuk menciptakan dan

FASE-FASE
Membimbing
penyelidikan
individu dan
kelompok

KEGIATAN PEMBELAJARAN
membangun ide mereka sendiri dalam memecahkan masalah.
Pada kegiatan ini peserta didik mendiskusikan materi dengan
membaca teks cerita moral/fable

Lembar kerja

G
uru membimbing siswa dalam memecahkan masalah mengacu
LK tersebut
Fase 4
Mengembangk
an dan
menyajikan
hasil karya

Data yang sudah terkumpul dianalisis sesuai dengan


permasalahan yang terdapat dalam teks moral/fabel. Data yang
telah dianalisis kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori
permasalahan yang telah dirumuskan. Peserta didik harus
memberikan argumentasi terhadap jawaban dari masalah yang
ada dalam teks moral/fabel. Peserta didik diminta untuk
menyusun laporan penelitian secara tertulis sesuai dengan
kaedah dan format karya ilmiah. Setiap kelompok wajib
mempresetasikan hasil penelitiannya (mengomunikasi) selama
10 menit di depan kelas. Kelompok lainnya menanggapi secara
kritis tentang kebenaran dan kelogisan jawaban permasalahan
yang dihasilkan dari penelitian dengan masalah yang dirumuskan
dari teks moral/fabel.

FASE-FASE
Fase 5
Menganalisa
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Guru bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi
terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan
setiap
kelompok
maupun
terhadap
seluruh
aktivitas
pembelajaran yang dilakukan.
Guru
memberikan
penguatan
(mengasosiasi)
terkait
penguasaan pengetahuan atau konsep tertentu, misalnya
struktur teks cerita moral/fable dan cirri-ciri bahasanya.

Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based


Learning)
Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas/Semester

: VIII/2

Materi Pokok : Teks Cerita Biografi

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


4.2 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan
cerita biografi sesuai dengan karakteriktik teks yang akan dibuat baik
secara lisan maupun tulisan
Indikator
1.

Menentukan langkah-langkah menyusun teks teks cerita biografi

2.

Menyusun teks teks cerita biografi

Petunjuk Umum
1. Tentukanlah tokoh yang menjadi idola kalian!
2. Rumuskanlah pertanyaan yang esensial berkaitan dengan perjalanan hidup
idola Kalian!
3. Buatlah jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek (membuat timeline
dan deadline untuk menyelesaikan proyek menyusun teks cerita biografi)
4. Amati dan catatlah hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan idola yang
menjadi objek untuk penulisan teks cerita biografi!
5. Susunlah sebuah teks cerita biografi dari seorang tokoh yang menjadi idola
kalian. Tentukan tokoh idola, tulis hal-hal yang berkaitan dengan tokoh idola
(seperti: tempat dan tanggal kelahiran, tempat tinggal, pendidikan,
kegemaran, dan perjuangan hidupnya sampai meraih sukses), susun dalam
bentuk teks cerita biografi berdasarkan informasi tentang tokoh idola, serta
tuliskan kesimpulan dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan
EYD!
6. Mintalah temanmu untuk mengoreksi teks cerita biografimu dan perbaiki
sesuai dengan hasil koreksi temanmu
LEMBAR KERJA 1
JADWAL PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Proyek

: Teks Cerita Biografi

Nama

Kelas

: VIII
No
.

Kegiatan

Waktu Pelaksanaan
Minggu 1

1.

Persiapan

2.

Pelaksanaan

3.

Pelaporan

LEMBAR KERJA 2

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

PELAKSANAAN PEMBUATAN PROYEK


Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Proyek

: Teks Cerita Biografi

Nama

Kelas

: VIII
Waktu

Catatan Pelaksanaan Pembuatan Proyek

Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4

LEMBAR KERJA 3
LAPORAN HASIL PEMBUATAN PROYEK
Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Proyek

: Teks Cerita Biografi

Nama

Kelas

: VIII

TEKS CERITA BIOGRAFI


TOKOH IDOLA:
JUDUL


Lembar Kerja

LK-3.2

PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


Tujuan Kegiatan:
Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang
instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam
pembelajajaran bahasa Indonesia
Langkah Kegiatan

1. Kerjakan dalam kelompok, cermati contoh-contoh pengembangan instrumen


penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan serta lembar kerja perancangan
instrumen penilaian
2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk dari satu KD, sebaiknya
topic/materi yang dipilih sesuai dengan model-model pembelajaran yang telah
dikembangkan oleh kelompok Anda
3.

Isilah Lembar Kerja perancangan penilaian sikap, pengetahuan


dan keterampilan dengan contoh instrumen untuk masing-masing bentuk
penilaian

4.
5.

Presentasikan hasil kerja kelompok Anda


Perbaiki rancangan instrumen penilaian jika ada saran atau
usulan perbaikan

Format:
Identitas Materi
Kompetensi Dasar

Topik/Materi

Sub Topik/Sub Materi

1 ...
.....................................................
............
2 .
.........................................................
.......
3 .............................................................................
..........
..........................................
.............
................................................................................
...........

1. Instrumen Penilaian Sikap


Indikator: ....................................................................................................................
......
..................................................................................................................
........

a. Observasi

b. Penilaian Diri

c. Antar Peserta Didik

d. Jurnal

2. Instrumen Penilaian Pengetahuan


Indikator : ...................................................................................................................
.......
......................................................................................................................
....

a. Tes Tertulis

Pilihan Ganda

Uraian

b. Tes Lisan

c. Tes Penugasan

3. Instrumen Penilaian Keterampilan


Indikator: ....................................................................................................................
......

.................................................................................................................
.........

a. Tes Praktik

b. Tes Proyek
-

Proyek

Produk

c. Portofolio

R- 3.2
RUBRIK PENILAIAN PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
Rubrik penilaian ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta
pelatihan yang meliputi rancangan instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Pada penilaian sikap peserta ditugaskan dalam kelompoknya
membuat instrumen observasi, penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal.
Pada penilaian pengetahuan peserta ditugaskan membuat intrumen tes tertulis
(Pilihan Ganda dan Uraian), tes lisan, tugas, sedangkan pada penilaian keterampilan
peserta ditugaskan membuat instrumen tes praktik, tes proyek dan tugas portofolio
Langkah-langkah penilaian
1. Cermati kriteria penilaian produk peserta

2. Berikan nilai pada setiap produk intrumen sesuai dengan penilaian Anda
terhadap produk tersebut menggunakan criteria penilaian nilai sebagai berikut

Penilaian Sikap
PERINGKA
T

NILAI

Amat Baik

90 < AB
100

( AB)

KRITERIA
1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan
lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria
pengembangannya

Baik (B)

80 < B
90

Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai

Cukup (C)

70 < C
80

Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai

Kurang
(K)

70

Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai

Penilaian Pengetahuan
PERINGK
AT
Amat
Baik

NILAI

KRITERIA

90 < AB 1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik


100
dengan lengkap

( AB)

2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar


3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria
pengembangannya

Baik (B)

80 < B
90

Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai

Cukup
(C)

70 < C
80

Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai

Kurang
(K)

70

Penilaian Keterampilan

Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai

PERINGKA
T

NILAI

Amat Baik

90 < AB
100

( AB)

KRITERIA
1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan
lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria
pengembangannya

Baik (B)

80 < B
90

Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai

Cukup (C)

70 < C
80

Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai

Kurang
(K)

70

Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai

MATERI 3.2 : PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

HO-3.2

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga
dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap
standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran bahasa
Indonesia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai. Pada
uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Anda dapat mengembangkan
lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik.
A. Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Penilaian
sikap yang dapat dilakukan oleh para guru dengan menilai perilaku sehingga
penilaian sikap dilakukan dengan cara observasi perilaku. Perilaku seseorang pada
umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Kompetensi
sikap pada pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dicapai peserta didik sudah
terinci pada KD dari KI 1 dan KI 2.
Berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik
melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self
assessment), penilaian teman sejawat (peer assessment) oleh peserta didik, dan
jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai
rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi
Mata Pelajaran
:
Bahasa Indonesia
Kelas/Semester :
..............................
Topik/Subtopik : ..............................

Indikator

: Peserta didik menunjukan perilaku jujur, tanggung jawab, dan


santun dalam menanggapi secara pribadi hal-hal atau kejadian
berdasarkan hasil observasi

Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik
selama kegiatan .
1.
2.
3.
4.

jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan


jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan
jika sering berperilaku dalam kegiatan
jika selalu berperilaku dalam kegiatan

No
.

Nama
Pesert
a didik

Tanggung
jawab

Jujur
1

Jumlah Skor

Santun
1

1.
2.
3.
.
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut

Nilai=

Jumlah skor
x 100
12

Dengan predikat:
PREDIKAT

NILAI

Sangat Baik
( SB)

80 AB
100

Baik (B)

70 B 79

Cukup (C)
Kurang (K)

60 C 69
<60

2. Penilaian Sikap melalui Penilaian Diri


Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri
dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.
Contoh Format Penilaian Diri untuk Tugas Proyek
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
No

Pernyataan

YA

TIDA

K
1
2
3
4
5

Selama melakukan tugas kelompok saya


bekerjasama dengan teman satu kelompok
Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai
dengan fakta
Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal
yang telah dirancang
Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan
membaca literature yang mendukung tugas
.

3. Penilaian Sikap melalui Penilaian antar Peserta Didik


Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. Dalam bentuk daftar
cek dan skala penilaian (rating scale). Kalimat pernyataan dibuat dirumuskan secara
sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna
ganda/berbeda dan penilaian dapat dilakukan oleh peserta didik.

Contoh penilaian antar peserta didik


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Topik/Subtopik
Indikator
:

: Bahasa Indonesia
: VII / 2
:
...................................
Peserta didik menunjukkan perilaku memiliki perilaku jujur dan
percaya diri dalam pengungkapan kembali peristiwa hidup diri
sendiri dan orang lain

-Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran


-Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu.
-Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu
N
o

Perilaku

Dilakukan/mu
ncul
YA
TIDAK

1
2

Mau menerima pendapat teman


mengambil
keputusan
secara
cepat
dan
bisa
dipertanggungjawabkan
3
Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
4
Mengungkapkan informasi disertai dengan sumber
rujukan
5
......................................
Keterangan:
1. Perilaku/sikap pada instrumen di atas ada yang positif (no 1.2dan 4) dan ada
yang negatif (no 2) Pemberian skor untuk perilaku positif = 2, Tidak = 1. Untuk
yang negatif Ya = 1 dan Tidak = 2

2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi


format berikut.
N
o
1
2
3

Nama
.
Ami

Skor perilaku/sikap
3
4
1

hasil penilaian menggunakan

5
2

Jumlah

Nilai

Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus:

Nilai=

Jumlah skor
x 100
2 x jumlah perilaku

4. Penilaian Sikap melalui Jurnal


Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap
aspek tertentu secara kronologis. Kriteria jurnal:
- Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.

Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan


komunikatif.

Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap


peserta didik

Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera.
Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk
memahami peserta didik dengan lebih tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada
pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak,
perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu
perhatian dan tugas guru, apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka
objektivitasnya berkurang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
a. Catatan atas pengamatan guru harus objektif
b. Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah
kejadian / peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
c. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
Pedoman umum penskoran jurnal:
a. Penskoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert.
Sebagai contoh skala 1 sampai dengan 4.

b. Guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati.


c. Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati.
d. Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik
diberi skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.
e. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
f. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan
g. Nilai Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan
cara menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian
Contoh Jurnal
Model Pertama
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
1) Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan dan aspek
yang diamati oleh guru.
2) Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang
merupakan kekuatan
maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan
pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti. Tulislah dengan segera
kejadian
3) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
4) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik
Contoh Format Jurnal
Jurnal
Aspek yang diamati: .
Nama Peserta Didik:
Kejadian
: .
.
Tanggal: .
Nomor peserta Didik:
.
Catatan Pengamatan Guru:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
............................................................

Model Kedua
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model ke satu (diisi oleh guru)
Contoh Format Jurnal

Jurnal
Nama Peserta Didik
Aspek yang diamati
N
O

HARI/TANGGAL

: ..
: ..
KEJADIAN

KETERANGAN/
TINDAK LANJUT

B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, lisan dan penugasan. Instrumen tes
tulis umumnya menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian. Pada pembelajaran
bahasa Indonesia yang menggunakan pendekatan scientific, instrumen penilaian
harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi(HOTS,Higher Order
thinking Skill) menguji proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai kreatif.
Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil
belajar bahasa Indonesia dirancang
sedemikian rupa sehingga peserta didik
menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional
dalam taksonomi Bloom. Misalnya untukmenguji ranah analisis peserta didik pada
pembelajaran bahasa Indonesia, guru dapat membuat soal dengan menggunakan
kata kerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis,
mendeteksi, mengukur, dan menominasikan. Ranah evaluasi contohnya
membandingkan, menilai, memprediksi, dan menafsirkan. Penugasan adalah
penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik
secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Teknik Penilaian
Tes tulis
Tes lisan
Penugasan

Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian


Bentuk Instrumen
Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
Daftar pertanyaan.
Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.

1. Soal Pilihan Ganda


Topik
: Teks observasi
KD
: 3.1 Memahami teks hasil observasi baik melalui lisan maupun tulisan
Indikator: Disajikan teks observasi, peserta didik dapat menentukan strukturnya
dengan tepat.
Soal
: Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
dan berhubungan timbal balik. Lingkungan hidup ini mencakupi benda
hidup dan benda mati. Benda hidup perlu makanan dan berkembang
biak seperti manusia, binatang, dan tumbuhan. Benda mati antara lain

tanah, air, api, batu, dan udara. Jika terpelihara dengan baik,
lingkungan hidup itu dapat menciptakan masyarakat yang sehat,
aman, tenteram, lahir dan batin
Berdasarkan strukturnya, teks observasi tersebut termasuk bagian.
A. Definisi umum
B. Definisi khusus
C. Deskripsi manfaat
D. Deskripsi bagian
2. Soal Uraian
Topik

: Teks cerita pendek

KD

: 3.1 Memahami teks cerita pendek baik melalui lisan maupun


tulisan

Indikator: Disajikan teks cerpen, peserta didik dapat


struktunya disertai dengan data yang mendukung
Soal

menentukan

: Bacalah teks cerpen berikut ini.


Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlarilari pulang ke tempatnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika
dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke
bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah
jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor
anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.
Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah
bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah
menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam
sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang
menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya
bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang dibawanya malah
hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa
bodohnya dirinya.
Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah.
Tentukanlah bagian-bagian struktur teks tersebut dengan disertai data
yang mendukung!

Pedoman Penskoran

No
.

Aspek dan Kriteria

1.

Kelengkapan
Struktur teks cerpen lengkap
b. Struktur teks cerpen kurang lengkap
c. Struktur teks cerpen tidak lengkap
Kesesuaian
a. Data (kalimat) mendukung atau sesuai dengan
struktur teks cerpen dimaksud
b. Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang sesuai
dengan struktur teks cerpen dimaksud
c. Data (kalimat) kurang mendukung atau kurang sesuai
dengan struktur teks cerpen dimaksud

2.

Skor

3
2
1
3
2
1

3. Tes Lisan
Pada pembelajaran bahasa Indonesia tes lisan dapat dilakukan, khususnya untuk
menilai kompetensi pengetahuan. Jika guru ingin mengembangkannya, guru dapat
membuat daftar pertanyaan dan cara menjawabnya
4. Penugasan
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Contoh instrumen
tugas untuk suatu topik dan KD.
Topik

: Teks eksposis

Indikator: Disajikan gambar, peserta didik dapat menulis teks eksposisi


berdarkan gambar tersebut.

C. Penilaian Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu
dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang
digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek-aspek atau
konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling
sempurna sampai yang paling buruk.Rubrik kunci adalah rubrik sederhana berisi
seperangkat kriteria yang menunjukkan indikator esensial paling penting yang
dapat menggambarkan capaian kompetensi peserta didik.
1. Tes Praktik
Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Contoh Tes Praktek
Topik

: Teks cerita prosedur

KD

: 4.4 Meringkas teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur,


dan cerita biografi baik secara lisan maupun tulisan

Indikator : Disajikan teks cerita prosedur, peserta didik dapat meringkas


tersebut.
Soal
: Bacalah teks cerita prosedur berikut ini.

teks

Ringkaslah teks tersebut menjadi butir-butir utama. Di dalam meringkas


teks prosedur, kamu harus berpedoman pada struktur teks prosedur dan
mencari ide pokok dari tiap bagian.
Rubrik
No
.
1.

2.

Kriteria Penilaian
Isi
a. Lengkap dan terinci
b. Lengkap tetapi kurang terinci
c. Kurang lengkap dan terinci
d. Kurang lengkap dan kurang terinci
Organisasi
a. Teratur dan logis
b. Teratur tetapi tidak logis
c. Kurang teratur dan logis
d. Kurang teratur dan kurang logis

Skor

4
3
2
1
4
3
2
1

3.

Pilihan kata
a. Tepat dan sesuai
b. Kurang tepat dan sesuai
c. Tiidak tepat dan sesuai
4. Kalimat
a. Mudah dipahami
b. Sedikit sulit dipahami
c. Sulit dipahami
5. Ejaan dan tanda baca
a. Tidak ada yang salah
b. Sedikit yang salah
c. Banyak yang salah

3
2
1
3
2
1
3
2
1

2. Penilaian Proyek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang

perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data,


dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga
dapat disajikan dalam bentuk poster. Penilaian dapat menggunakan
instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Aspek yang
dinilai disesuaikan dengan tugas proyek.
Contoh penilaian proyek
Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia

Kelas/Semester

VII/1

Materi Pokok

Teks Hasil Observasi

Kompetensi
Dasar

Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif,


eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun
tulisan
Lakukan observasi atau pengamatan mengenai permasalahan
sosial yang berkembang pada masyarakat di lingkungan
sekitar tempat tinggalmu. Tuliskan rencana pengamatanmu,
lakukan, dan buatlah laporannya. Dalam membuat laporan
perhatikan latar belakang, perumusan masalah, kebenaran
informasi/data, kelengkapan data, sistematika laporan,
penggunaan bahasa, dan tampilan laporan!

Rumusan Tugas

Contoh Format Penilaian Proyek


Mata Pelajaran
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
No.
1
2

Guru Pembimbing
Nama
Kelas

ASPEK
PERSIAPAN :
a.
Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
PELAKSANAAN :
a.
Keakuratan Data / Informasi
b.
Kelengkapan Data
c.
Analisis Data
d.
Penarikan Kesimpulan

:
:
:

SKOR (1 - 3)

LAPORAN PROYEK :
a.
Sistematika Laporan
b.
Penggunaan Bahasa
c.
Ejaan
d.
Tampilan
TOTAL SKOR

3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif
untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta
didik dalam kurun waktu tertentu.
Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus
menerus perkembangan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dalam
bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran
secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta
didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru
mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam
menguasai kompetensi pada suatu tema.
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio.
-

masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya


memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi
komentar, masukan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta
didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap.
peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.

catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi
tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan


kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara
berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan
beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau
informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dituntut oleh topik atau muatan pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio
adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan
belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat
karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi
buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu,
guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan
pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
-

Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.


Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan
guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

LK- 3.3
PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA
PETUNJUK KEGIATAN
Tujuan Kegiatan :
Melalui kegiatan ini, peserta mampu mengolah hasil
penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen
Penilaian Hasil Belajar SMP
2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang
meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran
bahasa Indonesia selama satu semester
3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya
4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi
5. Masukkan kedalam format rapor

R-3.3
RUBRIK PENGOLAHAN NILAI BAHASA INDONESIA UNTUK RAPOR
Rubrik pengolahan ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta
pelatihan dalam pengolahan nilai rapor.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.3
2. Berikan nilai pada rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan nilai
rapor yang dibuat peserta pelatihan

PERINGK
AT

NILAI

Amat
Baik
( AB)

90 < AB
100

Baik (B)

80 < B 90

Cukup
(C)

70 < C
80

Kurang
(K)

70

KRITERIA
Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan tepat, deskripsi
capaian kompetensi tiga macam penilaian sesuai
dengan data nilai
Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan tepat,dua deskripsi
capaian kompetensi sesuai dengan data nilai
Hasil rancangan pengolahan dua macam penilaian
tepat, dua deskripsi capaian kompetensi sesuai
dengan data nilai
Hasil rancangan pengolahan dua macam penilaian
tepat,satu deskripsi capaian kompetensi sesuai
dengan data nilai

HO-3.3
PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM RAPOR
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2013tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh
pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi
pencapaian kompetensi kepada orang tua dan pemerintah.
Standar Penilaian Pendidikan pun menyebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh
pendidik berbentuk:
1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian kompetensi
pengetahuan serta keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematikterpadu.
2. Deskripsi sikap diberikanuntuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial.
3. Penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan kepada
orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Pencapaian kompetensi
Peserta Didik.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 Bab II, Bagian E poin
e nomor 1) dan 2) menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas laporan hasil penilaian oleh pendidik
yang berbentuk:
1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi
pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematikterpadu.
2. Deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.

Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara berkesinambungan (terus- menerus)


untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan
kelas. Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik, dasar memperbaiki proses pembelajaran, dan bahan
penyusunan laporan kemajuan pencapaian kompetensi peserta didik.
Laporan pencapaian kompetensi peserta didik merupakan dokumen penghubung
antara sekolah dengan orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain
yang berkepentingan untuk mengetahui kompetensi peserta didik. Oleh karena itu,
laporan pencapaian kompetensi peserta didik harus komunikatif, informatif, dan
komprehensif (menyeluruh) sehingga dapat memberikan gambaran mengenai
pencapaian kompetensi peserta didik dengan jelas dan mudah dimengerti.
Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi
keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan menggunakan skala 14 (kelipatan 0.33), yang dapat dikonversi ke
dalam Predikat A - D sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik
(SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), seperti pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 : Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap


(Berdasarkan Permendikbud No. 81A Tahun 2013)
PREDIKAT
NILAI KOMPETENSI
PENGETAHUA KETERAMPILAN
SIKAP
N
A
4
4
SB
A3.66
3.66
B+
3.33
3.33
B
B
3
3
B2.66
2.66
C+
2.33
2.33
C
C
2
2
C1.66
1.66
D+
1.33
1.33
K
D
1
1
Penilaian yang dilakukan untuk mengisi laporan pencapaian kompetensi
(tiga) macam, yaitu:

ada 3

1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran
(Pendidik)
b. Penilaian Pengetahuan terdiri atas:

1) Nilai Harian (NH)


2) Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
3) Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS)
c. Nilai Harian (NH) diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri dari: tes
tulis, tes lisan, dan penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir
pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).
d. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dari hasil tes tulis yang
dilaksanakan pada tengah semester. Materi Ulangan Tengah Semester
mencakup seluruh kompetensi yang telah dibelajarkan sampai dengan saat
pelaksanaan UTS.
e. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil tes tulis yang
dilaksanakan di akhir semester. Materi UAS mencakup seluruh kompetensi
pada semester tersebut.
f.

Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses (NP),


Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan
Kenaikan Kelas (UKK) yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan.

g. Penilaian Kompetensi pengetahuan dapat menggunakan


rentang nilai
seperti pada tabel 2 untuk membantu guru dalam menentukan nilai.
Tabel 2 : Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,00
1,00
1,33
1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66

Nilai
Nilai

Nilai

Nilai

Nilai

Nilai

Nilai
Nilai
Nilai
Nilai

Nilai

1,00
1,33
1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66
4,00

Predikat
D
D+
CC
C+
BB
B+
AA

h. Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara :


1) Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
2) Menetapkan pembobotan dan rumus.
3) Penetapan bobot nilai ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik.
4) Nilai harian disarankan untuk diberi bobot lebih besar dari pada UTS dan
UAS karena lebih mencerminkan perkembangan pencapaian kompetensi
peserta didik.
5) Rumus:
Jumlah Nilai (NH, NUTS, NUAS) x 4
Jumlah nilai maksimal

6) Contoh : Pembobotan 2 : 1 : 1 untukNH : NUTS : NUAS


perbandingan pembobotan = 4

(jumlah

Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi pekerti
sebagai berikut:
NH
= 70,
NUTS
= 60,
NUAS
= 80
Nilai Rapor
= {(2x70)+(1x60)+(1x80)} : 4
= (140+60+80) : 4
= 280: 4
Nilai Rapor
= 70
Nilai Konversi = (70 :100) x 4 = 2,8 = Baik
Deskripsi
= sudah menguasai seluruh kompetensi
denganbaik namun masih perlu
peningkatan dalam .... ( dilihat dari Nilai Harian
yang kurang baik atau
pengamatan dalam penilaian proses ).
2. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik).
b. Penilaian Keterampilandiperoleh melalui penilaian kinerja yang terdiri atas:
1) Nilai Praktik
2) Nilai Portofolio
3) Nilai Proyek
c. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD.
d. Penentuan Nilai untuk Kompetensi Keterampilan menggunakan rentang
nilai seperti penilaian Pengetahuan pada tabel 2
e. Penghitungan Nilai Kompetensi Keterampilan adalah dengan cara:
1) Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan
2) Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
3) Pembobotan
ditetapkan
oleh
Satuan
Pendidikan
mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik.

dengan

4) Nilai Praktik disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Nilai Portofolio
dan Proyek karena lebih mencerminkan proses perkembangan
pencapaian kompetensi peserta didik.
5) Rumus:
Jumlah Nilai (Praktik, Portofolio, Projek)x 4
Jumlah nilai maksimal
6) Contoh Penghitungan

Pembobotan 2 : 1 : 1 untuk Nilai Praktik : Nilai Portofolio : Nilai Proyek


(jumlah perbandingan pembobotan = 4
Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi pekerti
sebagai berikut :
Nilai Praktik
= 80
Nilai Portofolio
= 75
Nilai Proyek
= 80
Nilai Rapor
= (2x80 + (1x75) + (1x80) X 4
400
= (160+75+80) X 4
400
Nilai Rapor
= (315:400) X 4
Nilai Konversi
= 3,15 = B+
Deskripsi
= sudah baik dalam mengerjakan praktik dan
proyek, namun
masih perlu ditingkatkan kedisiplinan
merapikan tugas- tugas
dalam satu portofolio.
3. Penilaian Sikap
a. Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran
(Pendidik)
b. Penilaian Sikapdiperoleh menggunakan instrumen:
1)

Penilaian observasi

2)

Penilaian diri sendiri

3)

Penilaian antar peserta didik

4)

Jurnal catatan guru


c. Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses sikap
tertentu pada sepanjang proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar
(KD)
d. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1danKI-2) menggunakan nilai
Kualitatif seperti pada tabel 3 sebagai berikut:
e. Tabel 3 : Rentang Nilai Kompetensi Sikap

f.

No.

Skor

Predikat

Skor 1,33

Kurang (K)

1,33 < Skor 2,33

Cukup (C)

2,33 < Skor 3,33

Baik (B)

3,33 < Skor 4,00

Sangat Baik (SB)

Penghitungan Nilai Sikap adalah dengan cara :


1) menentukan Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 - 4,
contoh :

1. = sangat kurang;
2. = kurang konsisten;
3. = mulai konsisten;
4. = konsisten;
2) Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan
3) Pembobotan
ditetapkan
oleh
Satuan
Pendidikan
mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik

dengan

4) Nilai Proses atau Nilai Observasi disarankan diberi bobot lebih besar
dari pada Penilaian Diri Sendiri, Nilai Antarteman, dan Nilai Jurnal Guru
karena lebih lebih mencerminkan proses perkembangan perilaku
peserta didik yang otentik.
5) Contoh : Pembobotan 2 : 1 : 1 : 1 untuk Nilai Observasi : Nilai
Penilaian Diri Sendiri : Nilai Antarteman : Nilai Jurnal Guru (jumlah
perbandingan pembobotan = 5.
6) Rumus penghitungan:
Jumlah nilai (Observasi,diri sendiri,antar teman,jurnal)
-------------------------------------------------------------------- x 4
Jumlah Nilai maksimal
Siswa A dalam mata pelajaran bahasa Indonesia memperoleh :
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai

Observasi
= 4
diri sendiri
= 3
antarpeserta didik
Jurnal
Rapor

Nilai Konversi
Deskripsi

= 3
= 4
= {(2x4)+(1x3)+(1x3)+(1x4)} : 20 x 4

= (18:20) x 4 = 3, 6
= 3,6 = Sangat Baik
= Memiliki sikap SangatBaik selama
dalam proses
pembelajaran.

MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
4.1 Analisis Video Pembelajaran
4.2 Penyusunan RPP
4.3

Peer Teaching

MATERI PELATIHAN :

4. PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING

Proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan dan
model yang sesuai dengan standar proses, penilaian dan standar implementasi
pada pembelajaran. Untuk memenuhi hal tersebut guru harus berlatih mulai dari
perencanaan pembelajaran sampai pelaksanaannya. Pada pelatihan ini disajikan
materi Praktik Pembelajaran Terbimbing dengan tujuan agar guru dapat berlatih
menyajikan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan standar yang telag
ditetapkan melalui pengamatan video, penyusunan RPP, dan praktik pembelajaran
( peerteaching)
Kompetensi yang Dicapai

1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik


dengan memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual.
2. Menyusun RPP yang menerapkan pendekatan saintifik sesuai model belajar yang
relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek
fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual
3. Melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, maupun, intelektual.
Indikator
1. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran.
2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP.
3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan
pendekatan saintifik
4. Meleaah RPP sesuai dengan kriteria
5. Melaksanakan peer teaching yang menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian
autentik menggunakan RPP yang telah disusun.
6. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain
Langkah Kegiatan
1. Analisis Video
Mengamati
tayangan
video
pembelajaran

Kerja
kelompok
mengidenti
fikasi aspek
aspek
kegiatan
pembelajar
an pada
video

Presentasi
hasil diskusi
analisis
tayangan
video

Kerja
Kelompok
menyusun RPP
untuk satu KD

Telah RPP hasil


kerja kelompok
lain dan
merevisi RPP
berdasarkan
hasil telaah

Penyimpulan
hasil diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil

2. Penyusunan RPP
Mendiskusik
an ramburambu
penyusunan
RPP yang
sesuai
standar
Proses

Presentasi
RPP yang
telah direvisi
dan
Penyimpulan
hasil diskusi

3. Peer Teaching
Mempraktikka
n
pembelajaran
sesuai dengan
RPP yang telah
disusun
melalui peer
teaching

Diskusi
tentang
instrumen
penilaian
pelaksanaan
pembelajara
n

Melakukan
refleksi
terhadap
pelaksanaan
peer teaching

Penyimpulan
hasil diskusi
dan
rangkuman
hasil peer
teaching

LK-4.1
ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
PETUNJUK KEGIATAN
Kompetensi

Mampu mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan


pendekatan saintifik

Tujuan Kegiatan :
Melalui pengamatan video pembelajaran, peserta mampu
menganalisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik

Langkah Kegiatan:
1. Amatilah secara seksama proses pelakasanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru model dalam video
2. Berikan tanda centang () pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai dengan
kesesuaian dan ketersediaan setiap aspek
3. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan
pembelajaran
4. Diskusikan dalam kelompok hasil pengamatan Anda berkaitan dengan
kesesuaian RPP dengan pembelajaran yang disajikan pada video
5. Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan
Peer-teaching

FORMAT PENGAMATAN VIDEO PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran
: ................................................................................
Kelas
: ................................................................................
Topik/Sub Topik
: ................................................................................
Aspek yang Diamati
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi

Ya

Tid
ak

Catatan

Aspek yang Diamati


1

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan


menyapa dan memberi salam
2
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan
materi yang akan dipelajari
3
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang
akan dicapai
4
menyampaikan garis besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
1

Kemampuan menyesuaikan materi dengan


tujuan pembelajaran.
2
Kemampuan mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan, perkembangan
Iptek , dan kehidupan nyata.
3
Menyajikan pembahasan materi pembelajaran
dengan tepat.
4
Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke
sulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
1

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan


kompetensi yang akan dicapai

2
3
4

Melaksanakan pembelajaran secara runtut


Menguasai kelas
Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam mengajukan pertanyaan
Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam mengemukakan pendapat
Melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan ketrampilan peserta didik
sesuai dengan materi ajar
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap
positif (nurturant effect)
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan

5
6
7
8
9

Penerapan Pendekatan Scientific


1

Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi

Ya

Tid
ak

Catatan

Aspek yang Diamati


peserta didik untuk mengamati
2

Memancing peserta didik untuk bertanya apa,


mengapa dan bagaimana
3
menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengumpulkan informasi
4
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengasosiasikan data dan
informasi yang dikumpulkan
5
Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengkomunikasikan
pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya
Pemanfaatan sumber belajar/media dalam
pembelajaran
1
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
sumber belajar yang bervariasi
2
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media pembelajaran
3
4
5

Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan


sumber belajar pembelajaran
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan
media pembelajaran
Menghasilkan pesan yang menarik

Pelaksanaan Penilaian Autentik


1

Melaksanakan Penilaian Sikap

Melaksanakan Penilaian Pengetahuan

Melaksanakan Penilaian Ketrampilan

Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan


indikator pencapaian kompetensi

Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan


instrumen penilaian autentik

Ketersediaan pedoman penskoran

Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran


1
2
3
4

Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik


melalui interaksi guru, peserta didik, sumber
belajar
Merespon positif partisipasi peserta didik
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons
peserta didik
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif

Ya

Tid
ak

Catatan

Aspek yang Diamati

Ya

Tid
ak

Catatan

Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme


peserta didik dalam belajar
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam
pembelajaran
1
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar
2
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1
Menfasilitasi dan membimbing peserta didik
untuk merangkum materi pelajaran
2
3
4
5

Menfasilitasi dan membimbing peserta didik


untuk merefleksi proses dan materi pelajaran
Memberikan tes lisan atau tulisan
Memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik
Menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
Jumlah
Kesimpulan Hasil Analisis Video

..................................................................................................................
..............................................
..................................................................................................................
.............................................
..................................................................................................................
.............................................

PENILAIAN ANALISIS TAYANGAN VIDEO

R- 4.1

Rubrik penilaian analisis video pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai


hasil analisis peserta terhadap tayangan video pembelajaran
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati format penilaian analisis tayangan video serta hasil analisis peserta
yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada setiap komponen pada kegiatan analisis sesuai dengan
penilaian Anda terhadap hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai
berikut

PERINGKAT

NILAI

KRITERIA

Amat Baik
( AB)

90 < AB
100

Baik (B)

80 < B 90

Hasil analisis tepat, catatan kurang logis

Cukup (C)

70 < C
80

Hasil analisis kurang tepat, catatan logis

Kurang (K)

70

Hasil analisis kurang tepat, catatan tidak


logis

Hasil analisis tepat,catatan logis

LK4.2
TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PETUNJUK
Kompetensi: Mampu mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan standar proses
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan telaah RPP, peserta mampu mengembangkan
RPP menggunakan pendekatan saintifik
dan sesuai dengan
prinsip-prinsip pengembangan RPP
Langkah Kegiatan:
1. Buatlah sebuah RPP sesuai standar secara berkelompok
2. Telaahlah RPP yang telah diuat, pelajari dan diskusikan setiap aspek RPP
yang harus ditelaah dalam format yang tersedia
3. Isilah format sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP
4. Berikan catatan khusus atau alasan Anda memberi skor pada suatu aspek
pada RPP
5. Berikan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran
perbaikan RPP pada kolom yang tersedia

FORMAT TELAAH RPP


1. Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang
tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP
sesuai penilaian Anda
2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah.
Nama Guru

: .....................................................

Mata pelajaran
Topik/Sub topik
No

A
1.

: .....................................................
: ......................................................

Komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
Identitas Mata Pelajaran
Terdapat : satuan
pendidikan,kelas, semester,
program/program keahlian, mata
pelajaran atau tema
pelajaran/subtema, jumlah
pertemuan

B.

Kompetensi Inti dan


Kompetensi Dasar

1.

Kompetensi Inti

2.

Kompetensi Dasar

C.

Perumusan Indikator

1.

Kesesuaian dengan Kompetensi


Dasar

2.

Kesesuaian penggunaan kata


kerja operasional dengan
kompetensi yang diukur
Kesesuaian rumusan dengan
aspek pengetahuan
Kesesuaian rumusan dengan
aspek ketrampilan

3.
4

Hasil Penelaahan dan


Skor
1
2
3
Tidak Kuran
Sudah
ada
g
Lengka
Lengk
p
ap

D.

Perumusan Tujuan
Pembelajaran

Kesesuaian dengan KD
Kesesuaian dengan Indikator

Tidak
Sesu
ai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesu
ai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesu
ai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Catatan

No

Komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran

Kesesuaian perumusan dengan


aspek Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree

E.

Pemilihan Materi Ajar

1.

Kesesuaian dengan KD

Hasil Penelaahan dan


Skor
1
2
3

Tidak
Sesu
ai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesu
ai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesu
ai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesu
ai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Kesesuaian dengan tujuan


pembelajaran
2.
3

Kesesuaian dengan karakteristik


peserta didik
Keruntutan uraian materi ajar

F.

Pemilihan Sumber Belajar

1.

Kesesuaian dengan Tujuan


pembelajaran
Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
Kesesuaian dengan pendekatan
saintifik
Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik

2.
3
4.
F.

Pemilihan Media Belajar

1.

Kesesuaian dengan tujuan


pembelajaran
Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
Kesesuaian dengan pendekatan
saintifik
Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik

2.
3
4.
G.

Metode Pembelajaran

1.

Kesesuaian dengan tujuan


pembelajaran
Kesesuaian dengan pendekatan

2.

Catatan

No
3

saintifik
Kesesuaian dengan karakteristik
peserta didik

H.

Skenario Pembelajaran

1.

Menampilkan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup
dengan jelas
Kesesuaian kegiatan dengan
pendekatan saintifik(mengamati,
menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan
informasi, mengkomunikasikan)
Kesesuaian dengan metode
pembelajaran

2.

3.
4.

Kesesuaian kegiatan dengan


sistematika/keruntutan materi

5.

Kesesuaian alokasi waktu


kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup dengan
cakupan materi

I.
1
2.
3.
4.

Hasil Penelaahan dan


Skor
1
2
3

Komponen Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran

Rancangan Penilaian
Pembelajaran

Tidak
Sesu
ai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Tidak
Sesu
ai

Sesuai
Sebagi
an

Sesuai
Seluruh
nya

Catatan

Kesesuaian bentuk, tehnik dan


instrumen dengan indikator
pencapaian kompetensi
Kesesuaian antara bentuk, tehnik
dan instrumen Penilaian Sikap
Kesesuaian antara bentuk, tehnik
dan instrumen Penilaian
Pengetahuan
Kesesuaian antara bentuk, tehnik
dan instrumen Penilaian
Ketrampilan
Jumlah skor

Masukan terhadap RPP secara umum:


........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.................................................... ...................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
.......

RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP

R- 4.2

Rubrik Penilaian RPP ini digunakan peserta pada saat penelaahan RPP peserta lain
dan digunakan fasilitator untuk menilai RPP yang disusun oleh masing-masing
peserta. Selanjutnya nilai RPP dimasukan ke dalam nilai portofolio peserta.
Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut:
1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai
2. Berikan nilai pada stiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek
() pada kolom pilihan (skor = 1), (skor = 2), atau (skor = 3) sesuai
dengan penilaian Anda terhadap RPP yang ditelaah atau dinilai
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan perencanaan pembelajaran
4. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah skor yang diperoleh
5. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:
Mata Pelajaran

Nilai=

Jumlahskor
x 100
90

PERINGKAT
Amat Baik
( AB)

NILAI
90 < AB
100

Baik (B)

80 < B 90

Cukup (C)

70 < C 80

Kurang (K)

70

HO-4.2

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. Hakikat RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan
kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD
dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode
pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan
pembelajaran; dan (7) penilaian.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di
mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran
yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP

dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan
maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan
pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara
berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara
bersama-sama melalui musyawarah guru MATA pelajaran (MGMP) di dalam suatu
sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang
ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara
berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan
disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
2. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai
berikut.
a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan
silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk
rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam
silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta
didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
c. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
d. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik
sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran
dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.
e. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
f.

Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran


membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.

g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.


h. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat
setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan
setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan
sesuai dengan kelemahan peserta didik.
i.

Keterkaitan dan keterpaduan.

j.

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan


KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan
mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran
untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.

k. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

l.

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan


komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.

3. Komponen dan Sistematika RPP


RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii)
metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Komponen-komponen
tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.

4. Langkah-Langkah Pengembangan RPP


a. Mengkaji Silabus
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai
dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan,
pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus
dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan
standar proses. Kegiatan peserta didik ini merupakan rincian dari eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengolah dan mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di
dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian terhadap
silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya.
b.

Mengidentifikasi Materi Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan


mempertimbangkan:
1) potensi peserta didik;

2) relevansi dengan karakteristik daerah,


3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik;
4) kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) struktur keilmuan;
6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) alokasi waktu.
c. Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk
setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua
aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan).
d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta
didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan
guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus.
3) Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkahlangkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini
diorganisasikan menjadi kegiatan: Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti
dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi,
yakni:
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk pembelajaran yang bertujuan
menguasai prosedur untuk melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat
berupa pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik,
pengecekan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan.
e. Penjabaran Jenis Penilaian
Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian pencapaian KD
peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap
pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian

portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD
pada KI-3 dan KI-4.
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis
untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk
mengetahui kesulitan peserta didik.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus
diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa
hasil melakukan observasi lapangan.
f.

Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif
dan alokasi waktu matapelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah
KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi
waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Oleh karena itu,
alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.
g. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Sumber:
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Satuan Pendidikan

: SMP

Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas/Semester

: VIII/2

Materi Pokok

: Teks Biografi

Waktu

: 6 jam pelajaran (3 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa
sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.
2. Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam pengungkapan kembali peristiwa hidup diri sendiri dan
orang lain.
3. Membedakan teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi
baik melalui lisan maupun tulisan.
Indikator:

1) Membedakan teks biografi dengan teks cerita moral dilihat dari struktur isi.
2) Membedakan teks biografi dengan teks cerita moral dilihat dari fitur bahasanya.
4. Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi sesuai dengan
karakteriktik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.
Indikator:
1)

Menentukan langkah-langkah menyusun teks cerita biografi

2)

Menyusun teks cerita biografi

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Melalui membaca teks/struktur teks cerita moral dan biografi, peserta didik dapat membedakan teks cerita
moral dan biografi dilihat dari struktur isi dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
2. Melalui membaca teks cerita moral dan biografi, peserta didik dapat membedakan teks cerita moral dan
biografi dilihat dari fitur bahasanya secara jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Pertemuan 2
1. Setelah mengamati langkah-langkah dalam menyusun teks biografi, menentukan langkah-langkah dalam
menyusun teks biografi dan mengumpulkan data/informasi tentang tokoh idola yang akan ditulis
biografinya, peserta didik dapat menulis teks biografi tokoh yang diidolakannya dengan jujur, percaya diri,
dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Setelah menyelesaikan tulisan tentang teks biografi tokoh idolanya, peserta didik dapat
mempresentasikan teks biografi tulisannya dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
D. Materi Pokok
Pertemuan 1
Perbedaan teks cerita moral dan teks biografi berdasarkan struktur.
Perbedaan teks cerita moral dan teks biografi berdasarkan fitur bahasanya.
Pertemuan 2
Langkah-langkah penyusunan teks biografi.
Menyusun teks biografi.
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Proyek
F. Media, Alat, dan Sumber
1. Media Pembelajaran
Film Dokumenter Biografi Hellen Keller

Power Point tentang Langkah-langkah menyusun teks biografi.


2. Alat dan bahan
Teks cerita moral dan teks biografi
3. Sumber

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013a. Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan Kelas
VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013b. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan: Buku
Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik menrespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas
2. Perserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
3. Untuk memberikan motivasi peserta didik dalam pembelajaran menulis teks biografi, guru menampilkan
satu teks cerita moral dan teks biografi
4. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang teks biografi dengan menanyakan teks cerita
moral dan teks biografi yang pernah mereka baca.
5. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat
pembelajaran.
6. Perserta didik menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti (60 menit)
Mengamati :
1. Peserta didik membaca teks biografi dengan cermat.
2. Peserta didik membaca teks cerita moral dengan cermat.
Menanya :
3. Dengan percaya diri dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, peserta didik menanyakan
perbedaan teks biografi dan teks cerita moral yang dibaca.
Mengumpulkan Informasi:
4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok dengan anggota 5-6 orang. Untuk menarik perhatian
mereka, guru menyediakan nama-nama kelompok sesuai dengan tokoh yang mereka idolakan.

5. Peserta didik mendiskusikan perbedaan teks biografi dan teks cerita moral dari struktur isinya dengan jujur,
percaya diri, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
6. Peserta didik mendiskusikan perbedaan teks biografi dan teks cerita moral dari fitur bahasanya dengan
jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Mengasosiasi:
7. Peserta didik membandingkan hasil diskusi tentang perbedaan teks cerita moral dan teks biografi
antarteman dalam kelompoknya dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Mengomunikasikan:
8. Masing-masing kelompok peserta didik mempresentasikan perbedaan teks cerita moral dan teks biografi
dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kemudian ditanggapi
oleh kelompok peserta didik yang lain dalam diskusi kelas.
Penutup (10 menit)
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan materi pelajaran tentang perbedaan teks cerita moral
dan teks biografi.
2. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami perbedaan teks cerita
moral dan teks biografi
3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
4. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru mengenai perbedaan teks cerita moral
dan teks biografi.
5. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran
Pertemuan kedua
Pendahuluan (10 menit)
1. Perserta didik menrespon salam dan pertanyaan dari guru berhubungan dengan
kondisi siswa dan kelas
2. Perserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
3. Perserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran tentang menyusun teks biografi dengan menanyakan
buku biografi tokoh-tokoh yang pernah mereka baca atau ketahui.
4. Perserta didik menerima informasi tentang tujuan dan manfaat pembelajaran
Kegiatan Inti (60 menit)
Mengamati
1. Peserta didik mengamati contoh teks teks biografi seorang tokoh.
Menanya
2. Peserta didik menanyakan tentang langkah-langkah menyusun teks biografi, struktur teks biografi, dan
ciri/fitur bahasa dalam teks biografi.
Mengumpulkan Informasi

3. Peserta didik diarahkan untuk berkelompok kembali dengan anggota 5-6 orang seperti pada pertemuan
pertama.
4. Peserta didik menyusun teks biografi tentang tokoh idolanya dengan memperhatikan berbagai informasi
tentang alasan-alasan memilih tokoh dalam tulisan biografinya, identitas tokoh, dan perjuangan, prestasi,
dan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh idolanya dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Mengasosiasi
5. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan penyusunan teks biografi tokoh idolanya berdasarkan
informasi tentang tokoh dari sumber yang akurat dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

Mengkomunikasikan
6. Masing-masing kelompok mempresentasikan teks biografi yang telah disusun, kemudian kelompok lain
memberikan tanggapan/masukan dengan jujur, percaya diri, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
7. Peserta didik bersama dengan guru menentukan teks biografi terbaik dengan jujur, percaya diri, dan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
8. Teks biografi yang telah disusun oleh masing-masing kelompok dimuat di mading kelas.
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran tentang penyususnan teks biografi.
2. Guru memberikan umpan balik dengan menanyakan kendala-kendala yang dialami peserta didik dalam
menyusun teks biografi.
3. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah, yaitu menyusun teks biografi secara mandiri.
H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Teknik

: Pengamatan Sikap

b. Bentuk

: Lembar Pengamatan

c. Instrumen

No.
1.
2.
3.
.

Nama
Peserta
didik

Religius/PBI
1

Jujur
4

Percaya Diri
4

3 4

sko
r

Nilai

Kon
v

Rubrik
Rubrik

Skor

sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan

menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi


masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup


sering dan mulai ajeg/konsisten

menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara


terus-menerus dan ajeg/konsisten

Pedoman penilaian sikap:


Skor = jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai =

skor yang diperoleh

x 100

skor maksimal
Konversi Nilai = (nilai/100) x 4
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai sikap (K, C, B, SB)
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik

: Tes Tertulis

b. Bentuk

: uraian

c. Instrumen

1) Jelaskan perbedaan teks cerita moral dan teks biografi ditinjau dari struktur isinya!
2) Jelaskan perbedaan teks cerita moral dan teks biografi ditinjau dari fitur bahasanya!
Lembar Kerja:
Nama

: .............................. Kelas : ........... Sekolah : .................................


Jenis Teks

Unsur Pembeda
Struktur

skor

Nilai

Konv.

Fitur Bahasa

Teks Cerita Moral


Teks Biografi

Rubrik
Rubrik

Skor

Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan kurang tepat

Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan cukup tepat

Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan tepat

Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan sangat tepat

Pedoman Penilaian:
Skor = jumlah perolehan angka seluruh aspek
Nilai =

skor yang diperoleh

x 100

skor maksimal
Konversi Nilai = (nilai/100) x 4
Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel konversi nilai pengetahuan.
3. Penilaian Keterampilan
a. Teknik

: Tes Unjuk Kerja

b. Bentuk

: Tes Uji Petik Kerja dan rubrik

c. Instrumen

Susunlah sebuah teks cerita biografi dari seorang tokoh yang menjadi idola kalian. Tentukan tokoh idola,
tulis hal-hal yang berkaitan dengan tokoh idola (seperti: tempat dan tanggal kelahiran, tempat tinggal,
pendidikan, kegemaran, dan perjuangan hidupnya sampai meraih sukses), susun dalam bentuk teks
cerita biografi berdasarkan informasi tentang tokoh idola, serta tuliskan kesimpulan dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan EYD!
Rubrik
No
.
1.

2.

3.

4.

5.

Kriteria Penilaian

Isi
a. Lengkap dan terinci
b. Lengkap tetapi kurang terinci
c. Kurang lengkap dan terinci
d. Kurang lengkap dan kurang terinci
Organisasi
a. Teratur dan logis
b. Teratur tetapi tidak logis
c. Kurang teratur dan logis
d. Kurang teratur dan kurang logis
Pilihan kata
a. Tepat dan sesuai
b. Kurang tepat dan sesuai
c. Tiidak tepat dan sesuai
Kalimat
a. Mudah dipahami
b. Sedikit sulit dipahami
c. Sulit dipahami
Ejaan dan tanda baca
a. Tidak ada yang salah

Skor

4
3
2
1
4
3
2
1
3
2
1
3
2
1
3

b. Sedikit yang salah


c. Banyak yang salah

2
1
Jakarta, Juli 2013
Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Cika Anugrah

PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

LK-4.3

(Peer-teaching)
PETUNJUK
Kompetensi: Mampu melaksanakan pembelajarandengan menerapkan
pendekatan saintifik
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan peer-teaching, peserta mampu melaksanakan
pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang sesuai
Langkah Kegiatan:
1. Bacalah format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran untuk dapat memahami
setiap aspek yang dinilai
2. Pelajari RPP yang akan ditampilkan oleh guru model
3. Amatilah secara seksama proses pelakasaan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru model
4. Berikan tanda centang () pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai penilaian
Anda terhadap penyajian pembelajaran
5. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan
pelaksanaan pembelajaran

FORMAT PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Peserta
:

...............................................................................

Asal Sekolah
: ...............................................................................
Mata Pelajaran
: ...............................................................................
Kelas
......

: ..........................................................................

Topik/Subtopik
: ...............................................................................

Aspek yang Diamati


Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan
menyapa dan memberi salam
2
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan
materi yang akan dipelajari
3
Menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang
akan dicapai
4
menyampaikan garis besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
1

Kemampuan menyesuaikan materi dengan


tujuan pembelajaran.
2
Kemampuan mengkaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang relevan, perkembangan
Iptek , dan kehidupan nyata.
3
Menyajikan pembahasan materi pembelajaran
dengan tepat.
4
Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke
sulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
1

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan


kompetensi yang akan dicapai

2
3

Melaksanakan pembelajaran secara runtut


Menguasai kelas

Ya

Tid
ak

Catatan

Aspek yang Diamati


4
5
6
7
8
9

Melaksanakan pembelajaran yang


menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam mengajukan pertanyaan
Melaksanakan pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik
dalam mengemukakan pendapat
Melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan ketrampilan peserta didik
sesuai dengan materi ajar
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontekstual
Melaksanakan pembelajaran yang
memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap
positif (nurturant effect)
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan

Penerapan Pendekatan Scientific


1

Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi


peserta didik untuk mengamati
2
Memancing peserta didik untuk bertanyaapa,
mengapa dan bagaimana
3
menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengumpulkan informasi
4
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengasosiasikan data dan
informasi yang dikumpulkan
5
Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi
peserta didik untuk mengkomunikasikan
pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya
Pemanfaatan sumber belajar/media dalam
pembelajaran
1
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
sumber belajar yang bervariasi
2
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
media pembelajaran
3
4
5

Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan


sumber belajar pembelajaran
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan
media pembelajaran
Menghasilkan pesan yang menarik

Pelaksanaan Penilaian Autentik


1

Melaksanakan Penilaian Sikap

Melaksanakan Penilaian Pengetahuan

Ya

Tid
ak

Catatan

Aspek yang Diamati


3

Melaksanakan Penilaian Ketrampilan

Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan


indikator pencapaian kompetensi

Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan


instrumen penilaian autentik.

Ketersediaan pedoman penskoran

Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran


1

Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik


melalui interaksi guru, peserta didik, sumber
belajar
2
Merespon positif partisipasi peserta didik
3
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons
peserta didik
4
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
kondusif
5
Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme
peserta didik dalam belajar
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam
pembelajaran
1
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan
lancar
2
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1
Menfasilitasi dan membimbing peserta didik
untuk merangkum materi pelajaran
2
3
4
5

Menfasilitasi dan membimbing peserta didik


untuk merefleksi proses dan materi pelajaran
Memberikan tes lisan atau tulisan
memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik
menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
Jumlah

Ya

Tid
ak

Catatan

R-4.3
RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk
menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat
peerteaching.
Langkah Kegiatan:
-

Berikan tanda cek () pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan
penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan
pembelajaran

Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran

Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK

Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:


Mata Pelajaran

Nilai=

JumlahYA
x 100
48

PERINGKAT
Amat Baik
( AB)

NILAI
90 < AB
100

Baik (B)

80 < B 90

Cukup (C)

70 < C 80

Kurang (K)

70

HO-4.3

PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Permendikbud nomor 65
tahun 2013 tentang standar proses adalah sebagai berikut.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari
dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;
c. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang
akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan
d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang
kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan

informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan


KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar
peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh
guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan
dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan
sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai
pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan
data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di
laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum
menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan
menerapkannya.
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan
peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,
mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca
atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan
pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai
kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain
yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan
yang bersifat hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih
memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di
mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka
rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan.
Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan
beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik,
dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca
buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau
bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah
informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,

menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai


kesimpulan dari pola yang ditemukan
d. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil
tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik
atau kelompok peserta didik tersebut.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan
dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter
diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar,
sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4 harus
dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok
yang tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak
diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.
Sumber: Kemendikbud. 2013.
Implementasi Kurikulum 2013

Permendikbud

No.

81A

Tahun

2013

tentang

Anda mungkin juga menyukai

  • COVER
    COVER
    Dokumen2 halaman
    COVER
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Judul
    Judul
    Dokumen1 halaman
    Judul
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • PISANG GOROHO
    PISANG GOROHO
    Dokumen3 halaman
    PISANG GOROHO
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Gladys Cover
    Gladys Cover
    Dokumen1 halaman
    Gladys Cover
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Cover C
    Cover C
    Dokumen1 halaman
    Cover C
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Cover Tutor
    Cover Tutor
    Dokumen1 halaman
    Cover Tutor
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • BAB I Rati
    BAB I Rati
    Dokumen7 halaman
    BAB I Rati
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • COVER2
    COVER2
    Dokumen1 halaman
    COVER2
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Observasi
    Jadwal Observasi
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Observasi
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Kelas
    Kelas
    Dokumen1 halaman
    Kelas
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Perawatan Saluran Akar Dens Invaginatus
    Perawatan Saluran Akar Dens Invaginatus
    Dokumen41 halaman
    Perawatan Saluran Akar Dens Invaginatus
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Penelitian Tindakan Kelas
    Penelitian Tindakan Kelas
    Dokumen3 halaman
    Penelitian Tindakan Kelas
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Lembar Observasi
    Lembar Observasi
    Dokumen1 halaman
    Lembar Observasi
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Penelitian Tindakan Kelas
    Penelitian Tindakan Kelas
    Dokumen3 halaman
    Penelitian Tindakan Kelas
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • BAB 2 DEMOKRASI
    BAB 2 DEMOKRASI
    Dokumen50 halaman
    BAB 2 DEMOKRASI
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • BAB 2 DEMOKRASI
    BAB 2 DEMOKRASI
    Dokumen50 halaman
    BAB 2 DEMOKRASI
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Indonesia
    Bahasa Indonesia
    Dokumen17 halaman
    Bahasa Indonesia
    ClaudyaMundung
    Belum ada peringkat