Anda di halaman 1dari 16

ASPEK LEGAL SURAT KETERANGAN

DOKTER DI LINGKUNGAN KERJA


Dr. Syarifah Hidayah F, SpFM
Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal
Curriculum Vitae
Organisasi
- Sekretaris MKEK IDI Wilayah Riau Periode 2019 – 2022
- Sekretaris Bidang II IDI Cabang Pekanbaru Periode 2019 – 2022

Pendidikan Formal
 Pendidikan Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal, Universitas
Indonesia, lulus tahun 2017
 S1-profesi kedokteran umum Universitas Riau, lulus tahun 2012
 Kompartemen Hukum, Advokasi, Mediasi dan Organisasi tahun 2022-2025
 Ketua 1 Ikatan Alumni FK UNRI 2022-2026
 Sekretaris Ikatan Alumni FK UNRI 2019-2021

Riwayat Pekerjaan
 Ketua Komite Etik dan Hukum RS Santa Maria
 Manajer Humas RS Santa Maria Pekanbaru
 Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau
 Sekretaris Subkomite Etik dan Disiplin Profesi RS Santa Maria
 Kepala Instalasi Kamar Jenazah RS Santa Maria Pekanbaru
DEFINISI
• Surat Keterangan Dokter
Keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter
untuk tujuan tertentu tentang kesehatan atau
penyakit pasien, atas permintaan pasien atau
atas permintaan pihak ketiga dengan
persetujuan pasien atau atas perintah
undang-undang.
Permasalahan yg bisa terjadi
• 1. Siapakah yang berwenang dalam
pemberian surat keterangan sakit
untuk pasien?
2. Sanksi apa yg dapat diterima dokter
bila terbukti memberikan surat
keterangan palsu,serta bisakah pihak
yg dirugikan menuntut gantti rugi?
3. Pihak yg meminta/memaksa
memalsukan apakah bisa dihukum?
Macam-macam Surat
Keterangan Dokter
 Surat keterangan sehat
 Surat keterangan sakit/dirawat
 Surat keterangan dokter untuk asuransi (utk
klaim asuransi)
 Surat Keterangan bebas COVID-19
 Surat keterangan keayahan
 Surat keterangan kehamilan
 Surat keterangan kematian
 Surat keterangan kelahiran
 Surat keterangan Bebas Narkotika
 Surat keterangan bebas penyakit tertentu
Implikasi hukum surat keterangan dokter pada
umumnya berkaitan dengan:

Pemalsuan Diluar kompetensi

Membuka Rahasia Menyebabkan kerugian


Contoh Kasus Surat Keterangan
di Lingkungan Kerja
• Dokter A terkena kasus, karena dianggap memberi surat
keterangan palsu, yg menyatakan pasien tidak bisa bekerja
krn sakit. Padahal kondisi pasien sehat dan mampu bekerja. Hal ini
berakibat kerugian bagi perusahaan dimana omset perusahaan tsb
menurun kemudian perusahaan menuntut ganti rugi.

• Karyawan putus hubungan kerja dengan perusahaannya sehingga


karyawan tersebut menuntut dokter agar bertanggung jawab
secara hukum akibat perbuatannya .

• Karyawan (pasien) memaksa/mengancam dokter untuk mengubah


hasil pemeriksaan agar di klaim asuransi.

• Karyawan (pasien) meminta dokter memalsukan hari rawatan/


penyakitnya agar tidak masuk kerja.
Contoh kasus surat keterangan
pada Era Covid-19

1.Surat Keterangan Rapid/Swab PCR yg dipalsukan

2. Surat keterangan kematian bebas Covid pada


Jenazah DOA (Death on Arrival)

3. Surat bebas covid pada pasien rawat jalan

4. Surat Keterangan Sehat selama pandemi


covid-19
Aspek Legal Surat Keterangan
• Hukum Pidana (Pasal 263, 267, 268)

• Hukum Perdata (Pasal 322, 1365, 1366, 1367)

• Undang-undang No.29 tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran

• Undang-undang No.36 tahun 2009


tentang Kesehatan

• Undang-undang No.44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit

• KODEKI (Pelanggaran Etika Kedokteran)


• MKDKI (Pelanggaran Disiplin Kedokteran)
Aspek Legal Surat Keterangan
• 1. Segi Kode Etik Kedokteran

Apabila dokter terbukti telah memberikan surat keterangan sakit kepada


pasien tanpa melalui prosedur yg ditentukan dgn menerima imbalan
materi maka dokter tersebut jelas secara moral melanggal kode etik
profesi
• 2. Segi Hukum Pidana

Tindak pidana berupa pemalsuan suatu surat dalam Pasal 263 KUHP

Unsur-unsur pidana dari tindak pidana pemalsuan surat selain yang disebut
di atas adalah:
1. pada waktu memalsukan surat itu harus dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang
lain menggunakan surat itu seolah-olah asli dan tidak dipalsukan;

2.    penggunaannya harus dapat mendatangkan kerugian. Kata “dapat”


maksudnya tidak perlu kerugian itu betul-betul ada, baru kemungkinan saja akan adanya kerugian itu
sudah cukup;
3.    yang dihukum menurut pasal ini tidak saja yang
memalsukan, tetapi juga sengaja menggunakan surat palsu.
Sengaja maksudnya bahwa orang yang menggunakan itu harus
mengetahui benar-benar bahwa surat yang ia gunakan itu palsu.
Jika ia tidak tahu akan hal itu, ia tidak dihukum. Sudah dianggap
“mempergunakan” misalnya menyerahkan surat itu kepada orang lain yang harus
mempergunakan lebih lanjut atau menyerahkan surat itu
di tempat dimana surat tersebut harus dibutuhkan.

4.    Dalam hal menggunakan surat palsu harus pula dibuktikan bahwa orang itu bertindak
seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, demikian pula perbuatan itu harus dapat
mendatangkan kerugian.
• Dalam perkara pidana, tidak ada hierarki alat bukti.
• Pasal 184 Ayat (1) KUHAP, yaitu:
• Alat bukti yang sah ialah:

1. Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk; Keterangan
5. terdakwa.
Surat Keterangan Dokter dan Pertanggungjawaban Pidana

Surat Keterangan dapat dipergunakan untuk:


1. Kepentingan pengadilan pidana Ketika pasiennya sebagai terdakwa

2. Kepentingan pengadilan Ketika pasiennya menjadi korban tindak


pidana

3. Kepentingan perdata:
a. Antara pasiennya dengan tempatnya bekerja
b. antara pasiennya dengan tempat bersekolah
c. antara pasiennya dengan perusahaan asuransi
3. Segi Hukum Perdata
• Dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata hal ini diatur dalam
Pasal 1365, yg menyebutkan:

“Tiap perbuatan melanggar hukum yg membawa kerugian kepada


seorang lain, mewajibkan orang yg karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”
KESIMPULAN
 Hanya dokter yg memiliki SIP yang berhak memberikan surat
keterangan pada pasien.

 Dokter dapat diberikan sanksi etik, pidana dan perdata jika


memberikan surat keterangan yang tidak sebenarnya.

 Siapa saja yg memalsukan dan menggunakan surat keterangan


palsu dapat dikenai sanksi pidana dan perdata sesuai aturan hukum
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai