Anda di halaman 1dari 119

UNDANG-UNDANG

REPUBLIK
INDONESIA

PRAKTIK KEDOKTERAN
Surat Keterangan Dokter
Tugas profesi dokter se-hari2 sering membuat
surat keterangan dokter, hrs berpedoman:
1. Pasal 7 Kodeki: seorg dokter hanya memberi
keterangan dan pendapat yg telah diperiksa
sendiri kebenarannya
2. Pasal 12 Kodeki: Setiap dokter wajib
merahasiakan segala sesuatu yg diketahuinya
ttg seorang pasien, bahkan pasien tsb
meninggal
3. Paragrap 4, ps 48 UU.No 29/2004 ttg Pradok:
Kepentingan kes pasien, rahasia kedokteran
hanya dpt dibuka utk memenuhi permintaan
aparatur penegak hukum, atas permintaan
pasien atau ketentuan UU.
Surat keterangan dokter sering diminta:
1. Surat keterangan lahir: berisi ttg
waktu, kelamin, BB, PB, nama kedua
org tua, alamat. Kdg pasien minta SK
lahir anak pungut (adopsi) sbg anak
kandungnya sendiri, hal berpengaruh
thd warisan, wali nikah, kemungkinan
kawin consanguin. Adapula anak lahir
LN, minta Sk lahir di Indonesia,
tujuan kewarganegaraan.
2. Surat Keterangan Meninggal
a.Surat keterangan untuk penguburan
b.Surat keterangan (laporan)kematian
Surat ini harus diisi sebab kematiannya
dg pengetahuan dokter (sebab
kematian secara klinik) krn bedah
mayat klinik blm dpt dilakukan.
Lama sakit hingga meninggal dan
adanya penyakit menular hrs
diperhatikan terutama jika jenazah
akan ke luar daerah atau keluar negeri.
3.Surat keterangan sehat
a.Untuk asuransi jiwa
- Laporan dokter harus objektif
- Sebaiknya jangan menguji kesehatan
yg masih/pernah menjadi pasien
sendiri
- Jangan diberitahukan ttg kesimpulan
dari hasil pemeriksaan medik
Dokter keluarga harus hati-hati utk
menguji kesehatan pasien krn dapat
melanggar rahasia pekerjaannya
b.Untuk SIM (darat,laut,udara)
Surat keterangan ini biasanya diminta oleh
perusahaan yg bertanggung jawab thd
keselamatan penumpang, utk hindari
supir bukan derita epilepsi
c.Untuk Nikah
Dahulupermintaan hanya dari ABRI
sekarangtermasuk penduduk sipil
Dokter tetap merahasiakan penyakit pada
masing2 pasangan/tergantung keputusan
calon pengantin (catin).
4.Surat keterangan sakit untuk
istirahat
Dokter harus hati-hati memberikan cuti
sakit krn seringdisalahgunakan. Surat
keterangan sakit palsu seorang dokter
dapat dituntut pasal 263 dan 267 KUHP
5.Surat keterangan cacat
Dokter harus hati-hati memberikan
keterangan mengenai tingkat cacat
pekerja akibat kecelakaan di tempat
kerja krn berhubungan dg tunjangan/
pensiun yg diberikan.
6.Surat keterangan penggantian biaya dari
Asuransi Kesehatan; ada identitas atau surat
kuasa
Pernyataaan pasien/wali:
Dengan ini saya bertanda tangan dibawah
ini,sbg pasien/wali pasien yg sah,memberi
izin pada pihak penyedia pelayanan
kesehatan utk menjelaskan semua tindakan
yg diperlukan, demi kesehatan saya kepada
PT Asuransi X dan utk mendapatkan semua
informasi lain yg diperlukan dari penyedia
pelayanan kesehatan/pihak lain sehubungan
dg verifikasi dan penggantian biaya dari
pelayanan kesehatan yg diberikan kpd
saya/pasien yg saya wakilkan.
7.Surat Keterangan cuti melahirkan
Hak cuti melahirkan adl 3bulan (1bln
sebelum dan 2bln setelah persalinan)
Tujuannya: agar ibu cukup istirahat,
mempersiapkan diri dlm persalinan dan
mulai bekerja kembali setelah habis nifas
Kenyataannya: mulai cuti sejak kelahiran
Bolehtergantung instansi/perusahaan;
PNS hanya sampai anak ke 2 yang
ditanggung
8.Surat Keterangan ibu hamil bepergian
dengan pesawat udara
Sesuai dg peraturan International Aviation,
ibu hamil tidak dibenarkan bepergian dg
pesawat udara,jika mengalami :
- Hiperemesis /emesis gravidarum
- Hamil dg komplikasi; (perdarahan,
preeklamsi, dsb)
- Hamil 36mg/lebih
- Hamil dg penyakit lain yg berisiko
9.Visum et Repertum
Adl : surat keterangan yg dikeluarkan dokter utk polisi
dan pengadilan.
VeR mempunyai daya bukti dan alat bukti yg sah dlm
perkara pidana.
VeR berisi laporan tertulis ttg apa yg dilihat dan
ditemukan pd korban/ benda diperiksa VeR utk org
hidup; mis: ruda paksa krn kekerasan, keracunan,
perkosaan, kasus psikiatri. VeR utk jenazah
dibedakan atas visum pemeriksaan luar dan visum dg
pemeriksaan luar dan dalam.
a. perkosaan; sulit bila korban dikirim terlambat, hsl
pemeriksaan tdk menunjukkan keadaan sebenarnya,
mis: luka pd tubuh/ genitalia eksterna sembuh,
sperma negatif dsb
b. Bedah mayat kedokteran kehakiman: hrs objektif
tanpa pengaruh dari mereka yg berkepentingan dlm
perkara.
10. Laporan Penyakit Menular
Kewajiban melapork peny menular diatur
UU No 6 thn 1962 ttg wabah. Ini mudah
dipahami krn kepentingan umum hrs
diutamakan
Pada psl 50 KUHP berbunyi: Tiada boleh
dihukum barang siapa melakukan
perbuatan utk menjalankan aturan UU.
Bila ada yg melarang, ia melanggar psl
ini, tapi juga membahayakan masy krn
membiarkan peny menular berlangsung
tanpa tindakan yang diperlukan
11. Kuitansi: Dokter sering buat
kuitansi sbg bukti telah berobat dan
besarnya biaya yg dikeluarkan sesuai
keadaan dg sebenarnya, dpt diganti
ditempat ia bekerja(aturan t.kerja).
Ada masalah mis; perusahan hanya
mengganti 50%, pasien minta pd
kuitansi 2 kali imbalan yg diterima;
atau biaya lain dimasukk dlm kuitansi
(built in), tak boleh. Hal ini dpt
dituduh/ merupakan malpraktek etik
atau malpraktek kriminil.
Sanksi Hukum:
Para dokter memberi berbagi jenis surat2 tsb,
sebaiknya berdsrkan keadaan yg sebenarnya
dan dpt dibuktikan kebenarannya.Pemberian
surat keterangan dokter tersbt menyimpang,
selain tdk etis jg melanggar psl 267 KUHP:

1. seorg dokter sengaja memberi surat


keterangan palsu ttg ada/ tdk ada penyakit,
kelemahan atau cacat diancam 4 thn penjara.
2. jika keterangan diberikan dg maksud utk
memasukan seseorg dlm RS gila/ menahannya
disitu, dijatuhkan penjara 8 thn.
3. Diancam pidana sama, brg siapa dg sengaja
beri surat keterangan palsu, se-olah2 isinya
sesuai kebenaran.
Selanjutnya dlm pasal 179 KUHAP
tercantum sbb :
1. Setiap org yang diminta pendapatnya sbg
ahli kedokteran kehakiman atau dokter/ahli
lainnya wajib memberikan keterangan ahli
demi keadilan.

2. Semua ketentuan tersebut diatas utk saksi


berlaku jg bagi mereka yg memberikan
keterangan ahli, dgn ketentuan bhw mereka
mengucapkan sumpah/janji akan
memberikan keterangan yg se-baik2nya dan
se- benar2nya menurut pengetahuan dlm
bidang keahliannya.
UU.RI No. 29 thn 2004 ttg Pradok
Komposisi UU Praktek Dokter:
- 5 butir menimbang
- 2 pasal dasar hukum (mengingat)
- 12 BAB
- 88 pasal
- disahkan : 6 Oktober 2004
- L N. RI. Thn 2004 No. 116
- T.LN. RI No. 4431
Substansi UU.No 29 Thn 2004
BAB: I. Ketentuan Umum
BAB II. Asas dan Tujuan
BAB III. Konsil Kedokteran Indonesia
BAB IV.Standar Pendidikan Profesi
Kedokteran dan Kedokteran Gigi
BAB V. Pendidikan dan Pelatihan
Kedokteran dan kedokteran Gigi
BAB VI. Registrasi Dokter & Dokter Gigi
BAB VII Penyelenggaraan Praktek Kedok
BAB VIII.Disiplin Dokter dan dokter Gigi
BAB IX . Pembinaan dan Pengawasan
BAB X. Ketentuan Pidana
BAB XI. Ketentuan Peralihan
BAB XII Ketentuan Penutup
Dasar Menimbang :
a. Bhw pembangunan kesehatan ditunjuk utk tingkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang dlm rangka mewujudkan derajat
kes optimal sbg salah satu unsur kesejahteraan
umum sbgmana dimaksud dlm pembukaan UUD 45
b. Bhw kes sbg HAM hrs diwujudkan dlm bentuk
pemberian berbgai upaya kes pd seluruh masy mll
penyelenggaraan pembanguna kes berkualitas dan
terjangkau masy.
c. Bhw penyelenggaraan praktek kedoktran merp inti
dari berbagai kegiatan dlm penyelenggaraan upaya
kes hrs dilakukan oleh dr dan drg yg memiliki etik dan
moral yg tinggi, keahlian dan kewenangan yg secara
terus menerus hrs ditingkatkan mutunya mll
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi,
registrasi, lisensi serta pembinaan, pengawasan dan
pemantauan agar penyelenggaraan pradok sesuai dgn
perkembangan IPTEK
d. Bahwa utk memberikan perlindungan
dan kepastian hukum kpd penerima
yankes, dokter, dan dokter gigi,
diperlukan pengaturan mengenai
penyelenggaraan praktek kedokteran
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan
diatas perlu dibentuk Undang-Undang
Praktek Kedokteran
BAB I : Ketentuan Umum
1. Pradok adalah rangkaian kegiatan oleh
dokter dan drg thd pasien dlm upaya kes
2. Dr dan drg ; dokter, dokter spesialis, dokter
gigi dan drg spesialis lulusan pendidikan
dokter atau drg baik didlm maupun luar
negeri diakui oleh Pemerintah RI sesuai
aturan
3. KKI yi; suatu badan otonom, mandiri,
nonstruktural dan bersifat independen yg
terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil
Kedokteran Gigi
4. Sertifikat kompetensi yi; surat tanda
pengakuan thd kemampuan seorang dr atau
drg utk menjalankan praktek kedokteran di
seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi
5. Registrasi
adl pencatatan resmi thd dokter dan
dokter gigi yg telah memiliki sertifikat
kompetensi dan telah mempunyai
kualifikasi tertentu lainnya serta diakui
secara hukum untuk melakukan
tindakan profesinya
6.Registrasi ulang
adl pencatatan ulang thd dokter dan
dokter gigi yg telah diregistrasi setelah
memenuhi persyaratan yg berlaku
7.Surat izin praktik
adl bukti tertulis yg diberikan pemerintah
kepada dokter dan dokter gigi yg akan
menjalankan praktik kedokteran
setelah memenuhi persyaratan

8 Surat tanda registrasi dokter dan


dokter gigi
adl bukti tertulis yg diberikan konsil
kedokteran Indonesia kepada dokter
dan dokter gigi yg telah diregistrasi
9.Sarana pelayanan kesehatan
adl tempat penyelenggaraan upaya pelayanan
kesehatan yg dapat digunakan utk praktik
kedokteran / kedokteran gigi
10.Pasien
adl setiap orang yg melakukan konsultasi
masalah kesehatannya utk memperoleh
pelayanan kesehatan yg diperlukan baik
secara langsung maupun tidak langsung
kepada dokter/dokter gigi
11.Menteri kesehatan
adl menteri yg tugas dan tanggungjawab
dibidang kesehatan
12. Profesi kedokteran/kedokteran gigi
Adl suatu pekerjaan kedokteran atau
kedokteran gigi yg dilaksanakan
berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi
yg diperoleh melalui pendidikan yg
berjenjang,dan kode etik yg bersifat
melayani masyarakat
13. Organisasi profesi
adl Ikatan Dokter Indonesia(IDI) utk
dokter dan Persatuan Dokter Gigi
Indonesia (PDGI) utk dokter gigi
14. Kolegium kedokteran indonesia dan
kolegium kedokteran gigi indonesia
adl badan yg dibentuk oleh organisasi
profesi utk masing-masing cabang
disiplin ilmu yg bertugas mengampu
cabang disiplin ilmu tersebut
15. Majelis Kehormatan disiplin
Kedokteran Indonesia
adl lembaga yg berwenang untuk
menentukan ada tidaknya kesalahan yg
dilakukan dokter dan dokter gigi dalam
penerapan disiplin ilmu kedokteran dan
kedokteran gigi dan menetapkan sanksi
BAB II
ASAS dan TUJUAN
Pradok dilaksanakan berasakan Pancasila dan
didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat,
keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta
perlindungan dan keselamatan pasien
Tujuan pengaturan Pradok
1. Memberikan perlindungan kpd pasien
2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan medis yg diberikan dokter dan
dokter gigi
3. Memberikan kepastian hukum kepada
masyarakat, dokter dan dokter gigi
BAB III
Konsil Kedokteran Indonesia ps 4- 25
Bagian: kesatu; nama & kedudukan
Untuk melindungi masyarakat penerima jasa
pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter
gigi dibentuk Konsil Kedokteran Indonesia yg
terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil
Kedokteran Gigi
Konsil Kedokteran Indonesia bertanggung jawab
kepada Presiden
Konsil Kedokteran Indonesia berkedudukan di
ibukota negara Republik Indonesia
Bagian Kedua: Fungsi, Tugas & wewenang
KKI fungsinya: pengaturan,pengesahan, penetapan
serta pembina dr & drg yg jlank praktek kedokteran
Tugas Konsil Kedokteran Indonesia
- Melakuk registrasi dokter dan dokter gigi
- Mengesahkan standar pendidik profesi dokter
dan dokter gigi
- Melakukan pembinaan thd penyelengg
praktik kedokteran yg dilaksanak brsama
lembaga terkait sesuai dgn fungsi masing-
masing. Standar ditetapk KKI bersama
kolegium dr/drg, Aipki dr/drg, dan asosiasi
RS Pendidikan
Wewenang Konsil KedokteranIndonesia
- Menyetujui/menolak registrasi dokter
dan dokter gigi
- Menerbitkan dan mencabut surat tanda
registrasi dokter dan dokter gigi
- Mengesahkan standar kompetensi
dokter dan dokter gigi
- Melakukan pengujian terhadap
persyaratan registrasi dokter dan
dokter gigi
- Mengesahkan penerapan cabang ilmu
kedokteran dan kedokteran gigi

- Melakukan pembinaan bersama terhadap


dokter dan dokter gigi mengenai
pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan
oleh organisasi profesi

- Melakukan pencatatan terhadap dokter dan


dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh
organisasi profesi atau perangkatnya krn
melanggar ketentuan etika profesi
Bagian ketiga: Susunan Organisasi dan
keanggotaan
Susunan KKI;
- Konsil Kedokteran
- Konsil Kedokteran Gigi
Divisi: - Divisi registrasi
- Divisi standar pendidikan profesi
- Divisi pembinaan
Pimpinan KKI : terdiri 3 org merangkap anggota
Pimpinan konsil kedokteran dan konsil
kedokteran gigi masing2 terdiri 1 orang dan
merangkap anggota
Pimpinan divisi pada kedokteran dan kedokteran
gigi masing2 terdiri 1 orang merangkap
anggota
Unsur-unsur Konsil Kedokteran Indonesia
- Organisasi profesi kedokteran 2 orang
- Organisasi profesi kedokteran gigi 2 orang
- Asosiasi institusi pendidikan kedokteran 1org
- Asosiasi institusi pendidikan kedok gigi 1 org
- Kolegium kedokteran 1 org
- Kolegium kedokteran gigi 1 org
- Asosiasi rumah sakit pendidikan 2 org
- Tokoh masyarakat 3 orang
- Departemen kesehatan 2 org
- Departemen pendidikan Nasional 2 org
Tata cara pemilihan tokoh masyarakat
diatur dengan peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia
Keanggotaannya ditetapkan presiden
atas usulan menteri berdasarkan
usulan dari organisasi dan asosiasi dan
ketentuan tata cara pengangkatan
keanggotaan diatur dengan peraturan
presiden
Masa bakti keanggotaan 5 tahun bisa 2
kali masa jabatan (psl 16)
Pimpinan KKI, pimpinan KKGI, pimpinan
divisi pada KKI dan KKGI dipilih oleh
anggota dan ditetapkan oleh rapat pleno
anggota
Anggota KKI wajib mengucapkan
sumpah/janji menurut agamanya
dihadapan Presiden
Syarat anggota KKI (psl 18):
- WNI
- Sehat jasmani dan rohani
- Bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia
- Berkelakuan baik
- Usia minimal 40 th maks 65 th pada
wkt menjadi anggota KKI
- Pernah praktik kedokteran minimal
10 th dan memiliki tanda STR kecuali
utk wakil dari masyarakat
- Cakap,jujur, moral,etika, dan
integritas tinggi serta reputasi baik
- Melepaskan jabatan struktural dan
atau jabatan lainnya saat diangkat
dan selama menjadi anggota KKI
Anggota KKI berhenti/diberhentikan :
a. Berakhir masa jabatan sbg anggota
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
c. Meninggal dunia
d. Bertempat tinggal di luar wilayah RI
e. Tidak mampu melakukan tugas secara
terus menerus selama 3bulan
f. Dipidana krn melakukan tindak pidana
kejahatan bdasrkan putusan pengadilan yg
telah memperoleh kekuatan hukm tetap
Bila anggota KKI jadi tersangka tindak pidana
kejahatan, diberhentikan sementara dari
jabatannya yg ditetapkan oleh Ketua KKI
Pemberhentian anggota dg putusan tindak
pidana diajukan Menteri kepada Presiden

Psl 20
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang
KKI dibantu sekretariat yg dipimpin
sekretaris yg diangkat oleh menteri
sekretaris bukan anggota KKI
Dalam menjalankan tugasnya
sekretarisnya bertanggungjawab kepada
pimpinan KKI Ketentuan fungsi dan tugas
sekretaris ditetapkan oleh Ketua KKI

Ps 21
Pelaksanaan tugas sekretariat dilakukan
pegawai KKI Pegawai tunduk pada
peraturan perundang-undangan ttg
kepegawaian
Bagian keempat: Tata kerja
(Ps22)
1.Setiap keputusan KKI yg bersifat
mengatur diputuskan oleh rapat pleno
anggota
2.Rapat pleno KKI dianggap sah jika
dihadiri oleh plg sedikit 1/2jml anggota + 1
3.Keputuan diambil dg cara musyawarah
utk mufakat
4.Pemungutan suara dilakukan bila
musyawarah tdk berhasil
Ps23
Pimpinan KKI melakukan pembinaan thd
pelaksanaan tugas anggota dan pegawai
konsil agar pelaksanaan tugas dilakukan
sesuai dg ketentuan peraturan
perundang2an

Ps24
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja
KKI diatur dg peraturan KKI
Bagian Kelima
Pembiayaan (Ps 25)
Biaya utk pelaksanaan tugas2 KKI
dibebankan kpd APBN

BAB IV
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI
KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI
Ps 26
Standar pendidikan profesi kedokteran
dan kedokteran gigi disahkan KKI
Standar pendidikan profesi kedokteran
dan kedokteran gigi
a.Untuk pendidikan profesi dokter/dokter
gigi disusun oleh asosiasi institusi
pendidikan dokter atau kedokteran gigi
b.Untuk pendidikan profesi kedokteran
spesialis dan kedokteran gigi spesialis
disusun oleh kolegium kedokteran atau
kedokteran gigi
Asosiasi institusi pendidikan
kedokteran/kedokteran gigi dalam
menyusun standar pendidikan profesi
berkoordinasi dg organisasi profesi,
kolegium,asosiasi rumah sakit
pendidikan, Depdiknas dan Depkes

Kolegium Kedokteran/kedokteran gigi dlm


menyusun standar pendidikan profesi
berkoordinasi dg organisasi profesi,
asosiasi institusi pendidikan kedokteran/
kedokteran gigi,asosiasi rumah sakit
pendidikan, Depdiknas dan Depkes
BAB V
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI

Ps27
Pendidikan dan pelatihan
kedokteran/kedokteran gigi untuk
memberikan kompetensi dilaksanakan
sesuai standar pendidikan profesi
Ps 28
(1) Setiap dokter/dokter gigi yang berpraktik
wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan
kedokteran atau kedokteran gigi
berkelanjutan yg diselenggarakan oleh
organisasi profesi an lembaga lain yang
diakreditasi oleh organisasi profesi dalam
rangka penyerapan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran/
kedokteran gigi
(2) Pendidikan dan pelatihan kedokteran
dan kedokteran gigi berkelanjutan
dilaksanakan sesuai standar yg
ditetapkan oleh organisasi profesi
kedokteran dan kedokteran gigi
BAB VI
REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER
GIGI
(1)Setiap dokter dan dokter gigi yang
melakukan praktik kedokteran di
Indonesia wajib memiliki STR dokter
dan dokter gigi
(2)STR dokter dan dokter gigi diterbitkan KKI
(3)Syarat untuk memperoleh STR dokter dan
dokter gigi :
- Memiliki ijazah dokter,dokter spesialis, dokter
gigi,dokter gigi spesialis
- Mempunyai surat pernyataan telah
mengucapkan sumpah/janji dokter/dokter
gigi
- Memiliki sertifikat kompetensi
- Membuat pernyataan akan mematuhi dan
melaksanakan ketentuan etika profesi
(4)STR dokter/dokter gigi berlaku 5
tahun dan diregristrasi ulang setiap 5 tahun
sekali dengan tetap memenuhi persyaratan
(5)Ketua Konsil Kedokteran dan Ketua
Konsil Kedokteran Gigi dalam
melakukan registrasi ulang harus
mendengar pertimbangan ketua divisi
registrasi dan ketua divisi pembinaan
(6)Ketua Konsil Kedokteran dan Ketua
Konsil Kedokteran Gigi berkewajiban
memelihara dan menjaga registrasi
dokter dan dokter gigi
Ps 30
(1)Dokter dan dokter gigi lulusan luar
negeri yg akan melaksanakan praktik
kedokteran di Indonesia hrs dievaluasi
(2)Evaluasi meliputi :
-Kesahan ijazah
-Kemampuan utk melakukan praktik
kedokteran yg dinyatakan dengan surat
keterangan telah mengikuti program
adaptasi dan sertifikat kompetensi
- Mempunyai surat pernyataan telah
mengucapkan sumpah/janji dokter/dokter gigi
- Memiliki surat keterangan sehat fisik dan
mental
- Membuat pernyataan akan mematuhi dan
melaksanakan etika profesi
(3)Dokter dan dokter gigi WNA selain
memenuhi ketentuan juga harus
melengkapi surat izin kerja sesuai dg
ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kemampuan berbahasa
Indonesia
(4)Dokter dan dokter gigi yg telah
memenuhi ketentuan diberikan STR
oleh KKI
Ps 31
(1)STR sementara dapat diberikan kpd
dokter dan dokter gigi WNA yg
melakukan kegiatan dlm rangka
pendidikan,pelatihan,penelitian,
pelayanan kesehatan dibidang
kedokteran/ kedokteran gigi yg bersifat
sementara di Indonesia
(2)STR sementara berlaku selama 1 tahun
dan dapat diperpanjang untuk 1 tahun
berikutnya
(3)STR sementara diberikan apabila telah
memenuhi ketentuan

Ps32
(1)STR bersyarat diberikan kpd peserta
program pendidikan spesialis atau
dokter gigi spesialis
WNA yg mengikuti pendidikan dan
pelatihan di Indonesia
(2)Dokter/dokter gigi WNA yg akan
memberikan pendidikan dan pelatihan
dlm rangka alih ilmu pengetahuan dan
teknologi utk wkt tertentu,tidak
memerlukan STR bersyarat
(3)Dokter/dokter gigi WNA harus
mendapat persetujuan dari KKI
(4)STR dan persetujuan diberikan melalui
penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan
Ps33
STR tidak berlaku karena:
-dicabut atas dasar ketentuan peraturan
perundang-undangan
-habis masa berlakunya dan yang bersangkutan
tidak mendaftar ulang
-atas permintaan yg bersangkutan
-yang bersangkutan meninggal dunia
-dicabut KKI
Ps 34
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
registrasi,registrasi ulang,registrasi
sementara,dan registrasi bersyarat diatur dg
Peraturan KKI
Ps 35
(1)Dokter/dokter gigi yg telah memiliki STR mempunyai
wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dg
pendidikan dan kompetensi yg dimiliki,terdiri atas:
-mewawancarakan pasien
-Memeriksa fisik dan mental pasien
-Menentukan pemeriksaan penunjang
-Menegakkan diagnosis
-Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien
-Melakukan tindakan kedokteran/kedokteran gigi
-Menulis resep dan alat kesehatan
-Menerbitkan surat keterangan dokter/dokter gigi
-Menyimpan obat dlm jml dan jenis yg diizinkan
-Meracik dan menyerahkan obat kpd pasien,bagi yg
praktik di daerah terpencil yg tdk ada apotek
(2)Selain kewenangan lainnya diatur dg
Peraturan KKI

BAB VII
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
Surat Izin Praktik (Ps36)
Setiap dokter dan dokter gigi yg melakukan
praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki
surat izin praktik
Ps 37
(1)Surat izin praktik dikeluarkan oleh pejabat
kesehatan yg berwenang di kabupaten/kota
tempat praktik kedokteran/kedokteran gigi
dilaksanakan
(2)Surat izin praktik (SIP)dokter/dokter
gigi hanya diberikan plg byk 3 tempat
(3)SIP hanya berlaku utk 1 tmp praktik
Ps38
(1)Syarat utk mendapatkan SIP:
-Memiliki STR dokter/dokter gigi yg masih
berlaku (Ps29,Ps30,Ps31)
-Mempunyai tempat praktik
-Memiliki rekomendasi dari organisasi
profesi
(2)SIP masih tetap berlaku:
-STR dokter dokter gigi masih berlaku
-Tempat praktik masih sesuai yg tercantum dalam
SIP
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai SIP diatur
dengan Peraturan Menteri

Pelaksanaan Praktik(Ps39)
Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan
kesepakatan antara dokter/ dokter gigi dg
pasien dlm upaya pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit,peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan
Ps40
(1)Dokter/dokter gigi yg berhalangan
menyelenggarakan praktik kedokteran hrs membuat
pemberitahuan/menunjuk dokter atau dokter gigi
pengganti
(2)Dokter/dokter gigi pengganti harus yg
mempunyai SIP

Ps 41
(1)Dokter/dokter gigi yg telah mempunyai SIP dan
menyelenggarakan praktik kedokteran wajib
memasang papan nama praktik kedokteran
(2)Dokter/dokter gigi berpraktik di sarana pelayanan
kesehatan,pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib
membuat praktik kedokteran
Ps42
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan
dilarang mengizinkan dokter/dokter gigi
yg tidak memiliki SIP utk melakukan
praktik kedokteran di sarana pelayanan
kesehatan tsb
Ps43
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan praktik kedokteran diatur
dengan Peraturan Menteri
Pemberian Pelayanan
Standar pelayanan (Ps44)
(1)Dokter/dokter gigi dalam
menyelenggarakan praktik kedokteran
wajib mengikuti standar pelayanan
kedokteran/kedokteran gigi
(2)Standar pelayanan dibedakan menurut
jenis dan strata sarana pelayanan
kesehatan
(3)Standar pelayanan utk dokter/dokter
gigi diatur dg Peraturan Menteri
Persetujuan Tindakan
Kedokteran/Kedokteran gigi (Ps45)
(1)Setiap tindakan kedokteran/kedokteran
gigi yg akan dilakukan oleh dokter/dokter
gigi thd pasien hrs mendapat persetujuan
(2)Persetujuan diberikan pasien mendapat
penjelasan secara lengkap
(3)Penjelasan:
-diagnosis dan tata cara tindakan medis
-tujuan tindakan medis yg dilakukan
-alternatif tindakan lain dan risikonya
-risiko dan komplikasi yg mgkn terjadi
-Prognosis thd tindakan yg dilakukan
(4)Persetujuan dpt diberikan secara
tertulis maupun lisan
(5)Setiap tindakan kedokteran/
kedokteran gigi yg mengandung
resiko tinggi hrs diberikan dg
persetujuan tertulis yg ditandatangani
oleh yg berhak memberikanpersetujuan
(6)Ketentuan mengenai tata cara
persetujuan tindakan kedokteran/
kedokteran gigi diatur dg
persetujuan menteri
Rekam Medis
Ps 46
(1)Setiap dokter/dokter gigi dlm
menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis
(2)Rekam medis harus segera dilengkapi
setelah pasien selesai menerima
pelayanan kesehatan
(3)Setiap catatan rekam medis harus
dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan
petugas yg memberikan pelayanan atau
tindakan
Ps 47
(1)Dokumen rekam medis merupakan milik
dokter,dokter gigi,/sarana pelayanan
kesehatan,sdkn isi rekam medis
merupakan milik pasien
(2)Rekam medis hrs disimpan dan dijaga
kerahasiaannya oleh dokter/dokter gigi
dan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan
(3)Ketentuan mengenai rekam medis
diatur dg Peraturan Menteri
Rahasia Kedokteran
Ps 48
(1)Setiap dokter/dokter gigi dlm
melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran
(2)Rahasia kedokteran dpt dibuka hanya
utk kepentingan kesehatan pasien,
memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum dlm rangka penegakan
hukum,permintaan pasien sendiri/
berdasarkan ketentuan perundang2an
(3)Ketentuan lbh lanjut mengenai rahasia
kedokteran diatur dg Peraturan Menteri
Kenali Mutu dan Kendali Biaya
Ps 49
(1)Setiap dokter/dokter gigi dlm
melaksanakan praktik
kedokteran/kedokteran gigi wajib
menyelenggarakan kendali mutu dan
kendali biaya
(2)Dalam rangka pelaksanaan kegiatan
dapt diselenggarakan audit medis
(3)Pembinaan dan pengawasan ketentuan
dilaksanakan oleh organisasi profesi
Hak dan Kewajiban Dokter/Dokter Gigi
Ps 50
Dokter/dokter gigi dlm melaksanakan praktik
kedokteran mempunyai hak:
-Memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dg standar profesi
dan standar prosedur operasional
-Memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan standar prosedur operasional
-Memperoleh informasi yg lengkap dan jujur dari
pasien/keluarganya
-Menerima imbalan jasa
Ps 51 (Kewajiban Dr/Drg)

-Memberikan pelayanan medis sesuai dg standar profesi


dan standar profesi dan standar prosedur operasional
serta kebutuhan medis pasien
-Merujuk pasien ke Dr/Drg lain yg mempunyai
keahlian/kemampuan yg lebih baik apabila tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan/ pengobatan
-Merahasiakan sgl sesuatu yg diketahuinya ttg pasien
bahkan jg setelah pasien itu meninggal dunia
-Melakukan pertologan darurat atas dasar
perikemanusiaan kecuali bila ia yakin ada org lain yg
bertugas dan mampu melakukannya
-Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran/kedokteran gigi
Hak dan Kewajiban Pasien

Ps 52 (Hak Pasien)
-Mendapatkan penjelasan scr lengkap
ttg tindakan medis
-Meminta pendapat doketr/dokter gigi
lain
-Mendapatkan pelayanan sesuai dg
kebutuhan medis
-Menolak tindakan medis
-Mendapatkan isi rekam medis
Ps 53 (Kewajiban pasien)
-Memberikan informasi yg lengkap dan jujur ttg
masalah kesehatannya
-Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter/dokter gigi
-Mematuhi ketentuan yg berlaku di sarana
pelayanan kesehatan
-Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yg
diterima
Pembinaan (Ps 54)
(1)Dlm terselenggaranya praktik kedokteran yg
bermutu dan melindungi masyarakat,perlu
dilakukan pembinaan thd Dr/Drg yg melakukan
praktik kedokteran
(2)Pembinaan dilakukan oleh KKI bersama2 dg
organisasi profesi
DISIPLIN DOKTER dan DOKTER GIGI
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia
Ps 55
(1)Utk menegakkan disiplin dan dokter gigi
dlm penyelenggaraan praktik kedokteran,
dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia
(2)Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia merupakan lembaga otonom
dari KKI
(3)Majelis Kehormatan disiplin Kedokteran
Indonesia dala menjalankan tugasnya
bersifat independen
Ps 56
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia bertanggung jawab kpd KKI
Ps 57
(1) Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesiaberkedudukan di ibukota negara
RI
(2) Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia di tingkat provinsi dpt dibentuk
oleh KKI atas Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia
Ps 58
Pimpinan Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia terdiri atas seorang
ketua,seorang wakil ketua dan seorang
sekretaris
Ps 59
(1)Keanggotaan Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia tdd 3 org
dokter dan 3 org dokter gigi dari
organisasi profesi msg2,seorang dokter
dan seorang dokter gigi mewakili asosiasi
rumah sakit dan 3 org sarjana hukum
(2)Syarat diangkat mjd anggota Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia :

a.WNI
B.Sehat jasmani dan rohani
c.Bertakwa kpd Tuhan YME dan berakhlak mulia
d.Berkelakuan baik
e.Berusia min 40th maks 65th saat diangkat
f.Bagi Dr/Drg pernah melakukan praktik kedokteran
min 10 th dan memiliki STR
g.Bagi sarjana hukum pernah melakukan praktik di
bidang hukum min 10th dan memiliki pengetahuan di
bidang hukum kesehatan
h.cakap,jujur,memiliki moral,etika dan integritas yg
tinggi serta memiliki reputasi yg baik
Ps 60
Anggota Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia ditetapkan oleh
Menteri atas usul organisasi profesi
Ps 61
Masa bakti keanggotaan Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia adl 5th dan
dpt diangkat kembali utk 1 kali masa
jabatan
Ps 62
(1)Anggota Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia sebelum memangku
jabatan wajib mengucapkan sumpah/janji
sesuai dg agama msg2 di hadapan Ketua
KKI
(2)Bunyi Sumpah/janji:
Saya bersumpah/berjanji dg sunggung2 bhw saya utk
melaksanakan tugas ini,lgs/tdk lgs dg menggunakan
nama/cara apapun jg,tdk memberikan/menjanjikan
sesuatu apapun kpd siapapun jg
Saya bersumpah/berjanji bhw saya utk melakukan/
tdk melakukan sesuatu dlm tugas ini,tdk sekali2
akan menerima lgs/tdk lgs dari siapapun jg suatu
janji/pemberian
Saya bersumpah/berjanji dlm menjalankan tugas
ini,senantiasa menjunjung tinggi ilmu
kedokteran/kedokteran gigi dan mempertahankan
serta meningkatkan mutu pelayanan dokter/dokter
gigi
Saya bersumpah bahwa saya akan setia dan taat
kepada dan akan mempertahankan serta
mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara,
Undang-Undang Dasar Negara RI Thn 1945,serta
peraturan perundang-undangan yg berlaku bagi
Negara RI
Saya bersumpah/berjanji bhw saya
senantiasa akan menjalankan tugas dan
wewenang saya ini dg sungguh2 seksama,
objektif,jujur,berani,adil, tdk
membeda2kan jabatan,suku,agama,ras,
jender dan golongan tertentu dan akan
melaksanakan kewajiban saya dg
sebaik2nya serta bertanggung jawab
sepenuhnya kepada Tuhan YME,
masyarakat,bangsa dan negara
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya
senantiasa akan menolak/tidak
menerima/tdk mau dipengaruhi oleh
campur tangan siapapun jg dan saya akan
tetap teguh melaksanakan tugas dan
wewenang saya yg di amanatkan Undang-
undang kpd saya
Ps 63
(1)Pimpinan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia dipilih dan ditetapkan oleh rapat pleno
anggota
(2)Ketentuan lbh lanjut mengenai tatacara pemilihan
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
diatur dg Peraturan KKI
Ps 64
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
bertugas:
-menerima pengaduan,memeriksa dan memutuskan
kasus pelanggaran disiplin dokter/dokter gigi yg
diajukan
-menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus
pelanggaran disiplin dokter/dokter gigi
Ps 65
Segala pembiayaan kegiatan Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia dibebankan kepada
anggaran KKI
Pengaduan
Ps 66
(1)Setiap org mengetahui kepentingannya dirugikan
atas tindakan dokter/dokter gigi dlm menjalankan
praktik kedokteran dpt mengadukan scr tertulis
kepada Ketua Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia
(2)Pengaduan sekurang2nya hrs memuat:
-Identitas pengadu
-Nama dan alamat tempat praktik Dr/Drg dan wkt
tindakan dilakukan
-alasan pengaduan
(3)Pengaduan tidak menghilangkan hak setiap org
utk melaporkan adanya dugaan tindak pidana
kpd pihak yg berwenang dan/ menggugat
kerugian perdata ke pengadilan
Pemeriksaan
Ps 67
Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia memeriksa
dan memberikan keputusan thd
pengaduan yg berkaitan dg disiplin
dokter dan dokter gigi
Ps 68
Apabila dlm pemeriksaan ditemukan
pelanggaran etika, Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia meneruskan pengaduan
pada organisasi profesi
Keputusan
Ps 69
(1)Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia mengikat
dokter,dokter gigi dan KKI
(2)Keputusan dapat berupa dinyatakan tidak
bersalah atau pemberian sanksi disiplin
(3)Sanksi disiplin dapat berupa:
-Pemberian peringatan tertulis
-Rekomendasi pencabutan STR/SIP
-kewajiban mengikuti pendidikan/pelatihan
di institusi pendidikan kedokteran/
kedokteran gigi
Pengaturan Lebih Lanjut
Ps 70
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan fungsi dan tugas Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia,tata cara penanganan
kasus,tata cara pengaduan,tatacara
pemeriksaan srta pemberian
keputusan diatur dg peraturan KKI
Pembinaan dan Pengawasan
Ps 71
Pemerintah pusat,KKI,Pem.daerah,
organisasi profesi membina serta
mengawasi praktik kedokteran sesuai dg
fungsi dan tugas msg2
Ps 72
Pembinaan dan pengawasan utk:
-Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
yg diberikan Dr/Drg
-Melindungi masy.atas tindakan yg
dilakukan dokter/dokter gigi
-Memberikan kepastian hukum bagi masy,
dokter, dan dokter gigi
Ps 73
(1)Setiap org dilarang menggunakan identitas
berupa gelar/btk lain yg menimbulkan kesan
masy.seolah2 yg bersangkutan adl dokter/dokter
gigi yg telah memiliki STR
(2)Setiap org dilarang menggunakan alat,metode
atau cara lain dlm memberikan pelayanan kpd
masy. Yg menimbulkan kesan seolah2 yg
bersangkutan adl dokter/dokter gigi yg telah
mempunyai STR
(3)Ketentuan tsb tidak berlaku bg tenaga kesehatan
yg diberi kewenangan oleh peraturan
perundang2an
Ps 74
Dlm rangka pembinaan dan pengawasan Dr/Drg yg
menyelenggarakan praktik kedokteran dpt
dilakukan audit medis
Ketentuan Pidana
Ps 75
(1)Setiap Dr/Drg yg dg sengaja melakukan
praktik kedokteran tanpa memiliki STR
(dlm Ps 29 ayat 1) dipidana dg penjara plg
lama 3th/ denda maks Rp100.000.000
(2)Setiap Dr/Drg WNA yg dg sengaja
melakukan praktik kedokteran tanpa
memiliki STR (Ps31 ayat 1) dipidana
penjara maks 3th/ denda plg byk
Rp100.000.000
(3)Setiap Dr/Drg WNA yg dg sengaja
melakukan praktik kedokteran tanpa
memiliki STR (Ps32 ayat 1) dipidana
penjara maks 3th/denda
maksRp100.000.00,00
Ps 76
Setiap dokter/dokter gigi yg dg sengaja
melakukan praktik kedokteran tanpa
memilki SIP (Ps 36) dipidana penjara
maks 3 th atau denda Rp.100.000.000,00
Ps 77
Setiap org dg sengaja menggunakan
identitas berupa gelar/bentuk lain yg
menimbulkan kesan bagi masy. Seolah2
yg bersangkutan adl dokter/dokter gigi yg
telah memiliki SIP (Ps73 ayat 1)di penjara
maks 5th atau denda Rp.150.000.000,00
Ps 78
Setiap org yg dg sengaja menggunakan alat,
metode atau dg cara lain dlm memberikan
pelayanan kpd masy. Yg menimbulkan kesan
seolah2 yg bersangkutan adl dokter/dokter gigi
yg telah memiliki SIP (Ps73 ayat 2) dipidana
penjara maks 5th atau denda Rp.150.000.000

Ps 79
Dipidana dg pidana kurungan maks 1th/denda
maks Rp50.000.000,00 :
-dg sengaja tdk memasang papan nama (Ps 41ayat
1)
-dg sengaja tdk membuat rekam medis (Ps46 ayat
1)
-dg sengaja tdk memenuhi kewajiban (Ps 51)
Ps 80
(1)Setiap org yg dg sengaja
mempekerjakan Dr/Drg (Ps 42),
dipidana penjara plg lama 10th atau
denda maks Rp.300.000.000
(2)Dalam hal tindak pidana pd ayat 1
dilakukan korporasi,mk pidana yg
dijatuhkan adl pidana denda pd ayat
1 ditambah sepertiga atau dijatuhi
hukuman tambahan berupa
pencabutan izin
Ketentuan Peralihan
Ps 81
Pada saat diundangkannya UU ini semua
peraturan perundang2an yg merupakan
pelaksanaan UU No.23 Th 1992 tetap
berlaku sepanjang tdk bertentangan
dan/belum diganti berdasarkan UU ini
Ps82
(1)Dokter dan Drg yg telah memiliki surat
penugasan dan/ SIP, dinyatakan telah
memiliki STR dan SIP berdasarkan UU
(2)Surat penugasan dan SIP pd ayat 1 hrs
disesuaikan dg STR,dan SIP berdasarkan
UU ini plg lama 2th setelah KKI terbentuk
Ps 83
(1)Pengaduan atas adanya pelanggaran disiplin pd
saat blm terbentuknya Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia ditangani oleh
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi di tingkat
Pertama dan Menteri pd tk banding
(2)Kepala dinas Kesehatan Provinsi dlm menangani
pengaduan (ayat1) membentuk Tim yg tdr dari
unsur2 profesi utk memberikan pertimbangan
(3)Putusan berdasarkan pertimbangan Tim
dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi/Menteri sesuai dg fungsi dan tugasnya
Ps 84
(1)Untuk pertama kali anggota KKI diusulkan oleh
Menteri dan diangkat oleh Presiden
(2)Keanggotaan KKI (ayat1) berlaku utk masa
jabatan 3th sejak diangkat
Ketentuan Penutup
Ps 85
Dg disahkannya UU ini maka Ps 54 UU No.23 Th
1992 ttg kesehatan yg berkaitan dg dokter dan
dokter gigi dinyatakan tdk berlaku lg
Ps 86
KKI sbgmn dimaksud dlm Ps84 ayat 2 hrs dibentuk
plg lama 6bln sjk UU ini diundangkan
Ps 87
KKI sbgmn dimaksud dlm Ps 4 hrs dibentuk plg
lambat 1bln sblm masa jabatan keanggotaan KKI
sbgmn pd Ps 84 ayat 2 berakhir
Ps 88
UU ini mulai berlaku 1th sjk diundangkan.
Agar setiap org mengetahuinya,memerintahkan
pengundangan UU ini dg penempatannya dlm
Lembaran Negara RI
MKDKI
MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN
KEDOKTERAN INDONESIA (MKDKI)
NORMA (KAIDAH) DISIPLIN
KEDOKTERAN
UU PRADOK NO. 29 THN 2004
PASAL 55 AYAT 1
MENEGAKKAN DISIPLIN DOKTER DAN
DOKTER GIGI DALAM
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
KEDOKTERAN
MKDKI
ADALAH LEMBAGA YANG BERWENANG
UNTUK :
1. MENENTUKAN ADA TIDAKNYA
KESALAHAN YANG DILAKUKAN
DOKTER DAN DOKTER GIGI DALAM
PENERAPAN DISIPLIN ILMU
KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN
GIGI DAN
2. MENETAPKAN SANKSI
NORMA
Dalam Praktik Kedokteran

Aturan penerapan
Keilmuan kedokteran

Keterangan:
Merah : disiplin
Hitam : hukum
kuning : etika Aturan penerapan
Aturan Hukum
Etika kedokteran
Kedokteran
(KODEKI)
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK
1.Norma Moral 1.Norma disiplin 1.Norma hukum
- masalah moral std profesi
(kompetensi,yankes,
perilaku)
2.Pelanggaran
2.Pelanggaran: 2.Pelanggaran
dilema norma Langgar standar norma hukum
internal (baik-buruk) profesi (benar-salah) (benar-salah)
3.Dampak 3.Kualitas profesi
(layanan, perilaku)
-kualitas moral 3.Penyelesaian
kehormatan profesi
-kehormatan profesi konflik/kedamaian
4.Lingkup
4.Kompetensi
-perilaku etik 4.Peraturan hk ttg
yanmedik perilaku
yan kedokteran
prof
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK
5.BENTUK: KODE 5.ATURAN DISIPLIN 5.UU,PP,PERMEN,
ETIK PROFESI KEDOKTERAN KEPRES,dll

6.DISUSUN :ORG, 6.KOMPILASi OLEH 6.NEGARA(DPR+


PROFESI KKI PEMERINTAH)

7.SANKSI 7.SANKSI 7.SANKSI


-MORAL/HATI -TEGURAN- -PID:
NURANI REEDUKASI
DENDA/PENJARA
-NASEHAT/ -CABUT STR/SIP
TEGURAN -PDT:GANTI RUGI
PENGUCILAN
8.YG MEMERIKSA 8.PENGADILAN:
8.MKDKI:
-MKEK -NEGERI
-DOKTER
MKEKG -TUN
-DOKTER GIGI
ANGG PROFESI ANGGOTA :HAKIM
-SARJANA HUKUM
PELANGGARAN DAN
CARA PENANGANAN
ETIKA MKEK

DISIPLIN MKDKI
DR
DRG SENGKETA HUKUM PERADILAN PIDANA
PERADILAN PERDATA
PERADILAN TUN

SENGKETA
NON HUKUM
LEMBAGA MEDIASI
(ADR)
DISIPLIN KEDOKTERAN
KEPATUHAN MENERAPKAN ATURAN-
ATURAN/KETENTUAN PENERAPAN KEILMUAN DLM
PELAKSANAAN PELAYANAN.
LEBIH KHUSUS: KEPETUHAN MENERAPANKAN
KAIDAH2 PENATALAKSANAAN KLINIS Asuhan
medis) YG MENCAKUP:
- PENEGAKAN DIAGNOSIS
- TINDAKAN PENGOBATAN (TREATMENT)
- MENETAPKAN DIAGNOSIS DENGAN STANDAR/
INDIKATOR:
- STANDAR KOMPETENSI, STD PERILAKU
ETIS, STD ASUHAN MEDIS DAN STANDAR
KLINIS
DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN,
HARUS DILAKUKAN SESUAI DENGAN:

1. STANDAR PELAYANAN
2. STANDAR PROFESI
3. STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
DISIPLIN KEDOKTERAN MERUPAKAN
KEPaTUHAN MEMENUHI
- STANDAR OF CARE
- CLICAL STANDARD
- STANDARD OF COMPETENCE
- STANDARD OF PROFESSIONAL ATTITUDE
- DAN ATURAN/KETENTUAN TERKAIT
DALAM ASUHAN MEDIS
(PENATALAKSANAAN KLINIS PASIEN)
PELANGGARAN DISIPLIN
(SERIOUS PROFESSIONAL MISCONDUCT)
KEPUTUSAN KKI NO: 17/KKI/KEP.VIII/2006

KEGAGALAN PENATALAKSANAAN PASIEN OK:


- KETIDAK CAKAPAN (INCOMPETENCE)
- KELALAIAN (GROSS NEGLIGENCE)
PERILAKU TERCELA (MEN. UKURAN PROFESI)
KETIDAKLAIKAN FISIK & MENTAL (UNFIT TO
PRACTICE. ATAU DGN KATA LAIN:
TIDAK MEMENUHI:
- STANDARD OF CARE, CLINICAL STANDARD
- STANDARD OF COMPETENCE
- STANDARD OF PROFESSIONAL ATITUDE DAN
ATURAN/ KETENTUAN TERKAIT
FILOSOFI PENEGAKAN DISIPLIN
TUJUAN PENEGAKAN DISIPLIN
UTAMA: PROTEKSI PASIEN
LAIN-LAIN:
1. JAGA MUTU DR/DRG
2. JAGA KEHORMATAN PROFESI
KEDOKTERAN/ KEDOKTERAN GIGI
TAHAP PENEGAKAN DISIPLIN OLEH MKDKI

TAHAP 1: INVESTIGASIONAL STAGE (TAHAP


INVESTIGASI)
- PENGADUAN (ADMISSION)
. VERIFIKASI
- PEMERIKSAAN AWAL OLEH MPA
. INVESTIGASI(INGUIRY)
TAHAP 2: ADJUDICATORY STAGE
(PEMERIKSAAN DAN KEPUTUSAN)
. PEMERIKS DISIPLIN OLEH MPD
; PEMBUKTIAN
. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TAHAP PENEGAKAN DISIPLIN OLEH MKDKI

TAHAP 3: DISPOSITIONAL STAGE


(PENYAMPAIAN KEPUTUSAN)
- PEMBACAAN KEPUTUSAN
- PENGAJUAN KEBERATAN
TERADU (JIKA ADA)
- PENYAMPAIAN KEPUTUSAN
KEPADA PIHAK TERKAIT
PENANGANAN PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN (TAHAP MPA)

Setiap Orang atau Pengaduan tertulis


PenetapanMajelis
Kepentingan yg Pemeriksaan Pemeriksaan
dirugikan Verifikasi awal awal

Oleh ketuaMKDKI
Keputusan
MPA
DITOLAK
DILUAR PELANGGARAN
DISIPLIN ETIK PELANGGARAN DISIPLIN

PELAKSANAAN KEPUTUSAN MAJELIS PEMERIKSA AWAL

Penetapan Majelis
SEKRETARIAT MKDKI/ Pemeriksa Disiplin
MKDKI-P Oleh ketua MKDKI
KEPADA PENGADU

ORGANISASI PROFESI
PENANGANAN PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN (TAHAP MPD)
PEMERIKSAAN AWAL PENETAPAN MAJELIS
PEMERIKSAAN PROSES
PELANGGARAN DISIPLIN PEMERIKSA OLEH KEPUTUSAN
PEMBUKTIAN
KETUA MKDKI

MENGIKUTI
BEBAS/ PERINGATAN REKOMENDASI PENDIDIKAN/
TIDAK BERSALAH TERTULIS PENCABUTAN SIP/STR PELATIHAN

PELAKSANAAN KEPUTUSAN

SEKRETARIAT SEKRETARIAT SEKRETARIAT


SEKRETARIAT
MKDKI/MKDKI MKDKI/MKDKI MKDKI/MKDKI
MKDKI/MKDKI
PROV PROV PROV
PROV

KKI DINKES KAB/KOTA


KKI
STR SIP

DOKTER/ DOKTER/ DOKTER/ INSTITUSI


DOKTER GIGI DOKTER GIGI DOKTER GIGI KOLEGIUM
PENDIDIKAN
PENGADUAN (PASAL 66 UU PRADOK)
SETIAP ORANG YG MENGETAHUI ATAU
KEPENTINGANNYA DIRUGIKAN ATAS
TINDAKAN DOKTER. DOKTER GIGI DALAM
MENJALANKAN PRAKTIK KEDOKTERAN
DAPAT MENGADUKAN SECARA TERTULIS
KPD KETUA MKDKI
PENGADUAN SBGMANA DIMAKSUD AYAT 1
DAN AYAT 2 TDK MENGHILANGKAN HAK
SETIAP ORG UNTUK MELAPORKAN
ADANYA DUGAAN TINDAK PIDANA
KEPADA PIHAK YANG BERWENANG DAN/
ATAU MENGGUGAT KERUGIAN PERDATA
KE PENGADILAN
ALAT BUKTI
SURAT-SURAT/ DKUMEN TERTULIS
KETERANGAN SAKSI
PENGAKUAN TERADU
KETERANGAN SAKSI AHLI
BARANG BUKTI
SIFAT SIDANG
SIDANG MAJELIS PEMERIKSA
DISIPLIN : TERTUTUP
SIDANG PEMBACAAN AMAR
KEPUTUSAN MAJELIS PEMERIKSA
DISIPLIN : TERBUKA
MACAM KEPUTUSAN
TIDAK BERSALAH
BERSALAH DENGAN SANKSI:
- PERINGATAN TERTULIS
- REKOMENDASI PENCABUTAN STR ATAU
SIP, SEMENTARA (MAX 1 THN) ATAU
SELAMANYA
- DAN ATAU KEWAJIBAN MENGIKUTI
PENDIDIKAN/ PELATIHAN
SIFAT SANKSI DISIPLIN
KEPUTUSAN SANKSI DISIPLIN OLEH
MKDKI MERUPAKAN KEPUTUSAN
TUN (BESCHIKKING)
KEPUTUSAN BERSIFAT FINAL
PENGAJUAN KEBERATAN BILA ADA
BUKTI BARU
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN
KEDOKTERAN
1. TIDAK KOMPETEN/ CAKAP
2. TIDAK MERUJUK
3. PENDELEGASIAN KPD NAKES YG TDK
KOMPETEN
4. DR/DRG PENGGANTI TDK BERITAHU
KEPASIEN, TDK PUNYA SIP
5. TDK LAIK PRAKTIK (KESEHAT FISIK &
MENTAL)
6. KELALAIAN DLM PENATALAKSANAAN
PASIEN
7. PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN
BERLEBIHAN
8. TDK BERIKAN INFORMASI YG JUJUR
9. TDK ADA INFORMED CONSENT
10. TDK BUAT/ SIMPAN REKAM MEDIS
11. PENGHENTIAN KEHAMILAN TANPA INDIKASI
12. EUTHANASIA
13 .PENERAPAN PELAYAN YG BLM DITERIMA
KEDOKTERAN
14.PENELITIAN KLINIS TANPA PERSETUJUAN ETIS
15 .TDK MEMBERI PERTOLONGAN DARURAT
16.MENOLAK/MENGHENTIK PENGOBAT TANPA
ALASAN YG SAH
17.MEMBUKA RAHASIA MEDIS TANPA IZIN
18 .BUAT KETERANGAN MEDIS TIDAK BENAR
19. IKUT SERTA TINDAKAN PENYIKSAAN
20. PERESEPAN OBAT PSIKOTROPIK
NARKOTIKA TANPA INDIKASI
21. PELECEHAN SEKSUAL, INTIMIDASI,
KEKERASAN
22. PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK/ SEBUTAN
PROFESI, PALSU
23. MENERIMA KOMISI THD RUJUKAN/
PERESEPAN
24. PENGIKLANAN DIRI YG MENYESATK
25. KETERGANTUNGAN NAPZA
26. STR,SIP,SERTIFIKAT KOMPETENSI TDK SAH
27. IMBAL JASA TDK SESUAI TINDAKAN
28. TDK BERIKAN DATA/INFORMASI ATAS
PERMINTAAN MKDKI

Anda mungkin juga menyukai