PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti diketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan hal
yang baru dalam kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan
merupakan hal yang sangat mempengaruhi sejauh mana individu dapat
berkarya dan melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Seseorang tentu tidak
mampu bekerja atau beraktivitas dengan baik ketika kondisi kesehatan dalam
keadaan kurang prima atau dalam kondisi kesehatan yang terganggu sehingga
hal ini menjadikan kesehatan sebagai hal yang sangat penting untuk dijaga
bahkan ditingkatkan kualitasnya
Dalam menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan, selain oleh
individu itu sendiri, kesehatan juga dapat dijaga dan ditingkatkan melalui
tenaga kesehatan yang dalam hal ini Dokter, Dokter gigi, Perawat, Bidan dan
sebagainya. Hal ini disebabkan mereka adalah tenaga terampil yang telah
menempuh pendidikan khusus yang mempelajari dan membahas terkait
bagaimana menjaga, memelihara, dan meningkatkan kualitas kesehatan baik
individu maupun kesehatan dalam masyarakat secara umum.
Proses perjalanan seseorang untuk menjadi dokter melalui jenjang
pendidikan yang berkelanjutan sangat penting dan merupakan penentu
kualitas dan kemampuannya dalam hal menangani keluhan dan permasalahan
pasien. Hal ini terkait kerugian yang akan ditimbulkan terhadap pasien ketika
dokter tidak memenuhi standar pendidikan sesuai yang ditetapkan dimana
profesi dokter sangat erat kaitannya dengan kelangsungan hidup seseorang,
sehingga bahkan dengan sedikit kesalahan pun dapat berakibat fatal dan
bahkan mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang.
Seorang dokter dalam menjalankan tanggungjawab profesinya dapat
dibantu oleh para medik, perawat, bidan, ahli farmasi dan yang lainnya. Dari
keseluruhan yang membantu terlebih dahulu harus melalui pendidikan formal
masing-masing terkait tata cara penanganan dan pelayanan kesehatan sesuai
1
2
2
Danny Wiradrama, Hukum Kedokteran, Jakarta, Binapura Angkasa, 1996, hlm.36
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat di tarik beberapa pokok permasalahan
antara lain antara lain:
1. Bagaimana hubungan hukum antara dokter muda (Co- Ass) dengan dokter,
pasien dan rumah sakit ?
2. Bagaimana bentuk pertanggung jawaban serta sanksi-sanksi dokter muda
(Co-Ass) dalam penanganan pelayanan kesehatatan terhadap pasien di
rumah sakit ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab dokter muda terhadap
pasien dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis hubungan hukum dokter muda, dokter
dan pasien melalui pelayanan kesehatan di rumah sakit.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa hukum, hasil ini dapat digunakan sebagai bahan referensi
mahasiswa yang ingin mengetahui dan meneliti tanggung jawab dokter
muda dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam
perkembangan ilmu hukum pada umumnya dalam hukum perdata pada
khususnya yang berkaitan dengan tanggung jawab dokter muda dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
E. Metode Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan di kita Palu yang meliputi tanggung jawab
dokter muda terhadap pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Lokasi yang akan dipilih yaitu Rumah Sakit Undata dalam
permohonan tanggung jawab dokter muda dalam pelayanan kesehatan
pasien di rumah sakit.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
3
Loedin A,a Sejarah Kedokteran Di Bumi Indionesia, Universitas Michigan, Grafitri 2005, hlm.81
8
4
Danny Wiradrama, Op.Cit., hlm.4
5
Siswati Sri, Etika Dan Hukum Kesehatan Dalam Perspektif Undang-Undang Kesehatan, Jakarta.
PT. Rajagrafindo, 2013, hlm.56
9
6
Anny Isfandyarie. Tanggung Jawab Hukum Bagi Dokter. Prestasi Pustaka. Jakarta. 2006, hlm. 2
7
https://agrm.wordpress.com/2012/04/22/subjek-dan-objek-hukum/Diakses pada: 28 juni 2018
8
Danny Wiradrama, Op. Cit. hlm.37
14
9
Anny Isfandyarie. Op. Cit. hlm. 191
10
Nasruddin. Pengantar Bioetika, Hukum Kedokteran Dan Hak Asasi Manusia, Makassar.
PT.Umitoba Ukhuwah Grafika. Pustaka Publiseher, 2010, hlm.18
15
kedokteran yang diduduki oleh pegawai nengeri sipil dengan hak dan
kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Selanjutnya dalam Angka 4 mengatur bahwa: Pendidikan dokter dan
dokter spesialis adalah pendidikan profesi dokter dan dokter spesialisnya
hampir seluruh pembelajarannya dilaksanakan di rumah sakit pendidikan
serta seluruh perangkat sarana dan prasarannya sebagai penunjang
pendidikan dan pasien rumah sakit sebagai media sekaligus materi
pendidikan.
11
Bahder Johan, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter, Jakarta, PT.Rineka Cipta, 2005,
hlm.28
18
13
Ibid., hlm. 30
19
14
Ibid., hlm. 31
15
Ibid., hlm. 33
20
16
Ibid., hlm. 34
21
1. Kewajiban umum
2. Kewajiban terhadap penderita
3. Kewajiban terhadap teman sejawatnya
4. Kewajiban terhadap diri sendiri
17
Ibid., hlm. 35
18
Ibid., hlm. 36
22
Etika (ethics) berasal dari kata Yunani ethos yang berarti akhlak,
adat, kebiasaan, watak, perasaan, sikap yang baik, yang layak menurut
kamus umum Bahasa Indonesia dari dapertemen pendidikan dan
kebudayaan (1988).20
Etika adalah:
1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral
19
Triwulan Tutik, Titik, Perlinungan Hukum Bagi Pasien, PT. Prestasi Pustaka. Jakarta, 2010,
hlm.49
20
M. Yusuf Hanafiah Dan Amri Amir, Etika Kedokteran Dan Hukum Kesehatan, Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC, 2007, hlm. 2
23
21
J. Guwandi, Hukum Medik, Jakarta, Balai penerbit FKUI, 2007, hlm. 52
22
Bahder Johan Nasution, Op.Cit., hlm. 63
23
Ibid., hlm. 66
25
2. Ada kesalahan
3. Ada hubungan kuasan antara kesalahan dan kerugian
4. Perbuatan melawan hukum
24
Ibid., hlm. 67
26
25
M. Yusuf Hanafiah Dan Amir Amir, Op.Cit., hlm. 3
27
BAB III
A. Hubungan Hukum antara Dokter Muda (Co Ass) Dengan Dokter Dan Rumah
Sakit
Dalam hal hubungan hukum antara dokter muda dengan dokter, dokter
28
baik itu dokter ahli sebagai supervisor maupun dokter umum yang juga
merupakan residen tidak memberikan perjanjian khusus maupun perjanjian
lanjutan kepada dokter muda terkait kegiatan pelayanan yang dilaksanakannya di
rumah sakit.
Dokter yang dalam posisinya sebagai pendamping para dokter muda hanya
memfasilitasi dan membimbing proses belajar mahasiswa tersebut untuk lebih
memperdalam pengetahuan dan pemahaman serta keterampilannya terkait
kompetensi dokter umum dan tidak membuatkan aturan mengikat baik oleh dokter
muda itu sendiri begitu pula dengan residen dan supervisor. Kegiatan pelayanan
kesehatan seharusnya sepenuhnya dilaksanakan oleh dokter yang telah melalui
proses pendidikan dan sesuai dengan kompetensinya yang ditandai dengan adanya
STR dan SIP.
Ayat (1) mengatur bahwa: Dokter dan Dokter Gigi yang bekerja di rumah sakit
pendidikan dan fasilitas pelayanan kesehatan jejaringnya, dalam melaksanakan
tugas pendidikannya dapat memberikan pembimbingan/ pelaksanaan/pengawasan
kepada peserta pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi untuk melakukan
pelayanan kedokteran kepada pasien.
Ayat (2) mengatur bahwa: Pelaksanaan pelayanan kedokteran kepada pasien oleh
peserta pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan di bawah pengawasan dan tanggung jawab pembimbing.
Dokter muda pada masa itu dalam praktiknya melayani kegiatan pasien di
rumah sakit sudah bebas untuk melakukan diagnosa dan mengambil keputusan
penanganan kesehatan secara mandiri tanpa harus adanya persetujuan. Sehingga
pada akhirnya Undang-Undang Praktik Kedokteran disahkan guna membatasi
wewenang dokter muda dalam menangani pasien dimana dokter muda harus
menempuh pendidikan profesi sebagai syarat untuk mendapatkan surat izin
praktik untuk melakukan kegiatan praktik kedoteran baik di rumah sakit maupun
praktik mandiri.
diadakan internship dan setelah selesai, maka akan dikeluarkanlah SIP sebagai
bukti bahwa yang bersangkutan dapat melaksanakan praktik kedokteran.26
26
Ibid
27
Ibid
28
Ibid
31
Terdapat pula beberapa dokter ahli yang bukan merupakan dosen pengajar
di Universitas manapun termasuk di Universitas dimana mahasiswa pendidikan
profesi itu berasal. Mereka ditunjuk sebagai supervisor karena keahliannya pada
bidang tersebut dan merupakan dokter ahli yang membina spesialisasi atau
keahlian tersebut di rumah sakit. Hal ini juga diatur dalam Undang-Undang N0 20
Tahun 2013 Pasal 21 Ayat (1) bahwa: Dosen dapat berasal dari perguruan tinggi,
Rumah Sakit Pendidikan, dan Wahana Pendidikan Kedokteran.
32
Dokter muda sangat jelas bukan merupakan pegawai di rumah sakit akan
tetapi secara fungsi, mereka ikut dilibatkan dalam hal penanganan terhadap pasien
di rumah sakit. Dokter muda dalam melaksanakan kegiatannya dibawah
bimbingan dan arahan dari pihak supervisor yang menbina bagian dimana
mahasiswa itu ditempatkan sehingga ketika terjadi kesalahan, tentunya tetap yang
bertanggungjawab adalah supervisornya.
Hubungan antara dokter ahli sebagai supervisor bagi dokter muda dan
residen yaitu bahwa dokter muda termasuk juga residen perannya hanya
membantu dokter ahli dalam melaksanakan tugasnya melakukan penanganan
pelayanan kesehatan terhadap pasien sehingga dokter muda.
biasanya disebut dosen luar biasa sehingga dengan jelas bahwa hubungan hukum
antara supervisor dengan dokter muda selayaknya hubungan antara dosen dan
mahasiswannya yang olehnya supervisor dapat dimintai pertanggungjawaban jika
terjadi kesalahan, begitu pula Universitas pada tingkat institusi.
Jika kerugian pasien terkait kegiatan pelayanan medik yang dilakukan oleh
dokter muda maka tentunya yang bertanggungjawab adalah pihak Fakultas
Kedokteran. Dengan melakukan pendalaman kasus bekerjasama dengan pihak
rumah sakit sehingga kemudian ketika permasalahan selesai dibahas dan di
koordinasikan, maka pihak fakultas akan mengambil tindakan berupa pemberian
sanksi yang sesuai terhadap mahasiswa yang bersangkutan.108
Dokter muda boleh melaksanakan hal yang bersifat teknis terhadap pasien
misalkan tes darah, suntik, pengambilan darah, pembuatan resep, jahit, dan
sebagainya berdasarkan kompetensi kedokteran umum dan berdasarkan arahan
dan bimbingan dari residen atau supervisor. Selain itu juga termasuk
pemasangan kateter, anamnesis, loepold, membantu proses melahirkan dan
seterusnya. Semuanya atas perintah dokter dan tidak boleh melakukan tindakan
sendiri tanpa instruksi dokter.111
Dalam hal hubungan hukum antara dokter muda dengan rumah sakit,
dijelaskan bahwa dokter muda hanya sebagai peserta didik dari perguruan tinggi
untuk melaksanakan kegiatan berupa magang di rumah sakit dengan aturan dan
ketentuan yang mengatur tentang kegiatannya tersebut. Dokter muda
bertanggungjawab pada kegiatan misalnya jaga pada malam hari, dan sebagainya
sesuai jadwal yang telah diatur dengan memantau pasien dan melaporkannya
kepada pembimbingnya dalam hal ini residen dan supervisor.
diawasi oleh dokter atau supervisor yang juga merupaka dosen dan pembimbing
yang ditunjuk oleh Fakultas Kedokteran.
Dokter muda hanya sebagai peserta didik yang melakukan proses belajar
di rumah sakit dan bukan merupakan pegawai apalagi dokter yang bekerja di
rumah sakit dengan adanya SIP. Rumah sakit juga dalam fungsinya sebagai
sarana pelayanan kesehatan tidak bertanggungjawab dengan kegiatan pendidikan
yang dilaksanakan oleh pihak Universitas dalam hal ini Fakultas Kedokteran
sementara status dokter muda adalah mahasiswa dibawah institusi Fakultas
Kedokteran dan bertanggungjawab terkait semua kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswanya sesuai dengan aturan pendidikan yang telah diatur oleh pihak
Fakultas Kedokteran.
Dokter muda dalam statusnya sebagai seorang mahasiswa tentu berada dibawah
bimbingan dan supervisi dari residen dan dokter ahli yang menjadi supervisornya
selama berada di rumah sakit. oleh karena itu, dokter muda dalam menjalankan
kewajibanya di rumah sakit merupakan bagian dari tanggungjawab pihak
residen yang memberikan pendampingan kepada doker muda dan supervisor
yang dalam posisinya juga sebagai penanggungjawab bagian atau spesialisasi
dimana dokter muda itu belajar.
karena itu dokter muda secara hukum hanya melaksanakan madat yang
diperintahkan oleh supervisornya atau oleh residennya. Jadi dalam hal ini dokter
muda tidak bertanggungjawab.129
rumah sakit yang tentunya berdasarkan kompetensi dokter umum dan dibawah
bimbingan dan pendampingan serta arahan dari residen atau supervisornya.
Kesalahan oleh dokter muda dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
terhadap pasien mungkin saja pernah terjadi akan tetapi tidak terdeteksi. Dan jika
pun terjadi kesalahan dan terdeteksi, maka fakultas secara institusi akan
bertanggungjawab sebagai lembaga pendidikan yang menaungi mahasiswa
dengan melalui pemeriksaan dan pendalaman bagaimana bentuk kesalahan yang
di maksud untuk kemudian Fakultas Kedokteran menanggapi kasus kesalahan
tersebut Terkait kesalahan yang dilakukan oleh dokter muda terhadap pasien
selama di rumah sakit, yang bertanggungjawab tentunya tergantung dari
kesalahannya seperti apa, dan bagaimana sampai terjadi kesalahan yang
dimaksud. Jika kesalahan itu dilakukan oleh dokter muda tanpa adanya perintah
atau pelimpahan wewenang untuk melakukan pelayanan kesehatan dari
supervisornya, maka tentunya yang bertanggungjawab adalah dokter muda itu
sendiri, akan tetapi jika kesalahan tersebut terjadi akubat dari perintah atau
pelimpahan kuasa dari supervisornya, maka tentunya yang bertanggungjawab
adalah supervisornya.
Supervisor sebagai bagian dari pihak Universitas, dalam hal ini sebagai
dosen pembimbing klinik tentunya menjadi pihak yang dianggap paling
bertanggungjawab terkait kesalahan yang dilakukan oleh dokter muda terhadap
pasien di rumah sakit. Karena hanya supervisorlah yang berwenang memberikan
instruksi kepada dokter muda untuk melakukan suatu penanganan terhadap pasien
di rumah sakit termasuk mengawasi dan memberikannya bimbingan. Akan tetapi
pihak Universitas dalam hal ini Fakultas Kedokteran tentunya tidak begitu saja
lepas tangan. Akan tetapi turut mempertanggungjawabkannya secara kelembagaan
44
jika hal itu tidak dapat diselesaikan di tingkat supervisor atau bakordik.
Hal ini sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 Tentang Izin Praktik Dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran Pasal 24
Ayat (1) bahwa: Dokter dan Dokter Gigi yang bekerja di rumah sakit pendidikan
dan fasilitas pelayanan kesehatan jejaringnya, dalam melaksanakan tugas
pendidikannya dapat memberikan pembimbingan/ pelaksanaan/pengawasan
kepada peserta pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi untuk melakukan
pelayanan kedokteran kepada pasien.
Ayat (2) bahwa: Pelaksanaan pelayanan kedokteran kepada pasien oleh peserta
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan di bawah pengawasan dan tanggung jawab pembimbing.
Dari aturan diatas jelas menegaskan bahwa dokter muda adalah peserta
didik pada program pendidikan profesi kedokteran yang berada dibawah arahan
dan bimbingan supervisornya. kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan
dokter muda terhadap pasien di rumah sakit harus melalui arahan dan bimbingan
dari supervisornya termasuk menjadi pihak yang bertanggungjawab terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa pendidikan profesi yang di
bimbingnya.
Residen dalam tugasnya mendampingi dokter muda, tidak membentuk
perjanjian khusus yang mengatur tentang bagaimana bentuk pelayanan yang
dibolehkan kepada dokter muda, dan bagaimana tanggungjawab residen dalam
mendampingi dokter muda itu sendiri. Semua dilaksanakan berdasarkan bentuk
kerjasama dalam suatu mekanisme pendidikan atau proses belajar.
Tidak ada perjanjian khusus yang sifatnya mengikat antara residen dan dokter
muda dalam kaitannya dengan penanganan pelayanan kesehatan terhadap
pasien. Semua kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh dokter muda dinilai hanya
sebagai bagian dari proses belajar dan jika terjadi kelalaian atau kesalahan akan
diserahkan ke supervisornya sebagai penaggungjawab residen dan dokter muda
itu sendiri untuk diselesaikan sebelum melibatkan instansi baik rumah sakit dan
Universitas.
juga sebagai peserta belajar yang membantu residen dalam menangani pasiennya.
Hal ini karena semua kegiatan pelayanan pasien berdasarkan perintah dan arahan
serta pendampingan dari supervisor itu sendiri.
Dalam hal ini, jelas bahwa dokter muda statusnya hanya sebagai
mahasiswa yang bertugas untuk belajar dan memperdalam ilmunya terkait
pendidikan kedokteran. Dokter muda sebagai mahasiswa yang dititipkan oleh
rumah sakit berdasarkan perjanjian kerjasamanya untuk belajar tentang praktik
pelayanan medis sekaligus memberikan pelayanan medis dibawah pendampingan
dan belajar mengaplikasikan pemahamannya terkait teori pelayanan medis yang
selama ini di dapatkannya selama menjalani jenjang pendidikan tingkat S1.
Dari kegiatan penelitian pada beberapa rumah sakit pendidikan utama sebagai
lokasi penelitian penulis disimpulkan bahwa tanggungjawab hukum keperdataan
dokter muda selama melakukan kegiatan di rumah sakit semuanya di limpahkan
ke pihak supervisor dan Universitas dalam hal ini Fakultas Kedokteran secara
institusi yang bekerjasama dengan rumah sakit. Dokter muda tidak
bertanggungjawab secara lansung terhadap semua kegiatan yang
dilaksanakannya dimana mereka adalah orang yang bekerja atas kuasa dari
supervisornya untuk melakukan penanganan kesehatan terhadap pasien di rumah
sakit..
pasien tentu terlebih dahulu memberi atau mengajukan izin persetujuan tindakan
kepada pihak pasien dalam hal ini Informed Consent dimana dokter menjelaskan
terkait tindakan apa yang akan dilaksanakannya untuk menupayakan
kesembuhan terhadap pasien, kemudian pihak pasien memberikan persetujuan
terkait pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan yang akan dilakukan oleh pihak
dokter sehingga dalam hal ini terjadi perjanjian antara pasien dan dokter terkait
apa upaya kesembuhan yang akan dilaksanakan untuk pasien tersebut.
49
50
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Ide. 2012. Etika & Hukum Dalam Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta:
Grasia Book Publisher.
Isfandyarie, A.2006. Tanggung Jawab Hukum Dan Sanksi Bagi Dokter. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
M. Yusuf Hanafiah Dan Amir Amir. 2007. Etika Kedokteran Dan Hukum
Kesehatan, Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.
Siswati Sri. 2013. Etika Dan Hukum Kesehatan Dalam Perspektif Undang-
Undang Kesehatan. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.
SUMBER-SUMBER LAIN
INTERNET
http://byou28soenarsana.blogspot.com/2009/12/standar-pelayanan-medik-pada-
perawatan.html
57
http://www.google.id/amp/s/kelompokkomunikasi4.wordpress.com
https://agrm.wordpress.com/2012/04/22/subjek-dan-objek-hukum/