mencantumkan
Support
Center
Ikatan
Ahli
Kesehatan
dari
menjanjikan,
segi
namun
gambar
yang
mengerikan
ekonomi
keberadaan
cukup
tembakau
membuahkan hasil.
Jumlah
perokok
dewasa
di
Indonesia
sebagai
umumnya
mengkonsumsi
sehingga
akibat
tembakau
rokok
dimulai
(World
Adult
Health
Organization) mengesahkan
Tobacco
Survey
pada
tahun
2011
yang
menyerukan
Tembakau
Sedunia
dirayakannya
setiap
tanggal
Hari
31
Hasil
survey
diatas
menunjukkan
bahwa
buruknya
terhadap
kesehatan.Pemerintah
biasa
berkembangnnya
terpenuhi.
wilayah
Indonesia
wajib
mencantumkan
ataupun
menjadi
zaman,
gaya
hidup
merokok
dari
bukan
mengalami
kenaikan
yang
nantinya
akan
a)
sendiri.
kemungkinan
b)
akan menyebabkan
sudah rasional.
c)
semakin meningkat.
rokok.
Inilah
yang
menjadi
dasar
peneliti
Daya Beli
Rokok
(Studi
Penelitian
Pada
Mahasiswa
TINJAUAN TEORI
terdapat
empat
variabel
kritis
dalam
komunikasi
informasi,
atau
kejelasan
konsistensi
(communications),
1.
informasi
ketersediaan
sumberdaya
2.
kebijakan
birokrat
(disposition),
dan
tata
kerja
dan
tata
laksana
(bureaucratic strucuture).
3.
Pajak Rokok
Unsur unsur pajak (Tjahjono,&Husein, 2009
: 21) terdiri dari : Subjek pajak, objek pajak, dan
tarif pajak. Pajak rokok disini diukur dengan
melihat tingginya tingkat pajak yang diterapkan
yaitu sebesar 10% dari nilai cukai rokok
berdasarkan beberapa unsur yaitu :
4.
konsumsi
seseorang
ditentukan
oleh
atau
rumah
pendapatannya.
tangga
Tingkat
mempengaruhi
oleh
konsumen.Tingkat
konsumsi
diukur
pendapatan
yang
Kerangka Pemikiran
besarnya
Penerapan
Pajak Rokok
Tingkat Konsumsi
Beli
Pemerintah membuat regulasi terkait
rokok
ini
adalah
bertujuan
untuk
menigkat
dan
tidak
terkendali.
25),
H1 :
Asas
ini mencari
dasar
pembenaran
Terdapat
hubungan
antara
variabel
rokok.
H2 :
Terdapat
hubungan
antara
variabel
dilakukan
oleh
anggota
H3 :
masyaraka,
dari
pemerintah
untuk
konsumsi rokok
yang
hubungan
antara
variabel
Terdapat
H4 :
Terdapat
hubungan
antara
variabel
ini
penelitiankorelasional
menggunakan
dengan
kuantitatif
dengan
metode
survey.Berdasarkan data yang
Jenis
pendekatan
penelitian
diperoleh,
Rank Spearman.
X1
dengan
Y1
X1
dengan
Y2
Rs
0,079
0,347
X2
dengan
Y1
0,371
X2
dengan
Y2
0,342
Sig
0,486
0,002
0,001
0,002
Hubungan
Tidak
Sinifikan
Terdapat
Hubungan
yang
Signifikan
Terdapat
Hubungan
yang
Signifikan
Terdapat
Hubungan
yang
Signifikan
Arah
Hubu
ngan
kebijakan
tentang
rokok
diterapkan
Positif
menjawab
setuju
pada
item
Positif
implementasi
suatu
kebijakan
kebijakan
diterapkan.
Namun
kesadaran
Pembahasan Penelitian
Daya Beli
H1
Terdapat
hubungan
antara
variabel
tidak memiliki
hubungan
daya
beli
responden
untuk
baik
ternyata
masih
belum
bisa
Terdapat
hubungan
antara
variabel
pajak
memiliki
rokok.
rokok
hanya
barang
digunakan
untuk
penggantinya
sehingga
Daya Beli
H3
rokok.
Terdapat
Hasil
hubungan
antara
variabel
signifikan
spearman
dibeli
memenuhi
oleh
Pendapatan
mempengaruhi
konsumen
dari
untuk
responden
tingginya
daya
dengan
diatas
daya
tingkat
diperoleh
konsumsi
nilai
korelasi
juga
beli
memiliki
pengetahuan
yang
pajak
rokok
kebijakan
mereka
pajak
rokok
mengetahui
diterapkan
bahwa
untuk
masih
dan
cukup
konsumsi
untuk
rokok.
menurunkan
Faktor
diterima,
yang
berarti
terdapat
tingkat
akan
akan
semakin
malah
diterapkan.
sangat
Dari
meningkat
kesadaran
H1
bukannya
menurun.Pendapatan
juga
mempengaruhi
seseorang,
konsumsi
brarti
semakin
tinggi
hasil
disimpulkan
pula
penelitian
bahwa
pajak
rokok
tersebut
dapat
secara
keseluruhan
dengan
rendah
sehingga
terjangkau
beli
dan
tingkat
konsumsi
oleh
perlu
itu sendiri.
konsumen
masih
daya
rokok.Pemerintah
masih
rokok
perlu
kebiasaan
melemah,
pemerintah
sehingga
kebiasaan
untuk
kesadaran
Konsumsi
mempengaruhi
akan
bahaya
tingkat
merokok.
konsumsi
Faktor
sehingga
tidak
meningkat
namun
terbukti
tidak
3.
4.
hasil
uji
penelitian
statistik
dengan
dapat
diambil
Tidak
terdapat
hubungan
yang
signifikan antara variabel kebijakan
pajak rokok dengan daya beli rokok. Ini
terbukti dengan hasil uji rank spearman
yang diperoleh nilaikorelasi spearman
sebesar 0,079, rshitung0,079 < rs tabel
0,220 maka Ho diterima dan H1 ditolak.
Hal ini dapat diartikan bahwa tidak
terdapat hubungan antara kebijakan
pajak rokok dengan daya beli rokok.
Tingkat signifikan sebesar 0,486 >
maka Ho diterima dan H1 ditolak, yang
berarti tidak ada hubungan yang
signifikan pada taraf nyata 0,01. Baik
tidaknya suatu kebijakan diterapkan
ternyata tidak memiliki hubungan
dengan naik dan turunya daya beli
rokok. Hal tersebut disebabkan karena
masih kurangnya kesadaran konsumen
tentang bahaya merokok sehingga
kebijakan pajak rokok perlu diterapkan.
2.
spearman
sebesar
0,342,
rokok.
Tingkat
signifikan
Bisa
dikatakan
bahwa
disini
dimaksudkan
menurunkan
tingkat
bukan
untuk
konsumsi
tapi
tidak terlalu
tinggi.
Saran
Berdasarkan
tersebut,
maka
kesimpulan
peneliti
penelitian
merekomendasikan
saran berupa :
1. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan
perlu memikirkan jalan lain dalam
mengendalikan tingkat konsumsi rokok
dari masyarakat mengingat bahaya
yang ditimbulkan dari kebiasaan
merokok, contoh : selain menaikkan
harga rokok kesadaran dari masyarakat
akan bahaya rokok juga perlu
ditingkatkan dengan sosialisasi bahaya
rokok.
2. Pemerintah disarankan menciptakan
lapangan kerja baru apabila nantinya
harga rokok dinaikkansehingga daya
beli
masyarakat
menurun
yang
menyebabkan menurunnya volume
penjualan rokok, dan akhirnya industri
rokok akan melemah dan menimbulkan
pengurangan pekerja oleh perusahaan
rokok. Contoh : pemerintah bisa
memaksimalkan investasi dibidang
padat karya seperti pada bidang
pertanian dan perkebunan untuk
menyerap tenaga kerja.
3. Pemerintah membuat earmarking dari
penerimaan pajak rokok yang lebih
besar untuk pembangunan fasilitas
kesehatan yang diakibatkan dari
dampak negatif rokok.
4. Regulasi tentang rokok harus dibuat
lebih tegas agar dampak bahaya rokok
tidak menyebar luas, contoh : regulasi
pelarangan penjualan produk rokok di
dekat lingkungan instansi pendidikan
yaitu sekolah.
5. Sosialisi tentang dampak bahaya
merokok
harus
lebih
ditingkatkan
yang
masyarakat,
melaksanakan
ada
contoh
dikalangan
pemerintah
penyuluhan
bahaya
DAFTAR PUSTAKA
content/uploads/2012/12/Buku-Fakta-
(2002).Ekonomi
dalam
Pandangan
Tatham.
(2006).
Danil.(2013).
Pengaruh
Pendapatan
Daya
Beli
Konsumen
Pada
bagi
Kesehatan.Jakarta
Kementrian Kesehatan.
Samuelson,& Nordhaus. (2003). Ilmu Mikro
Ekonomi. PT. Media Global Edukasi.
Suandy, Erly. (2002). HukumPajak, Jakarta :
Salemba Empat
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Tjahjono Achmad,& Husein.(2009). Perpajakan.
Edisi Keempat. Jakarta : UPP STIM YKPN.
Tobacco Control Support Center Ikatan Ahli
Kesehatan
Masyarakat
Indonesia.(2012).
10