Anda di halaman 1dari 41

KEBIJAKAN PELAYANAN

KESEHATAN LANJUT USIA


SISTEMATIKA

1 Gambaran Umum Demografi Lansia

2 Kebijakan Pelayanan Kesehatan Lansia

3 Program dan Kegiatan Pelayanan Kesehatan


Lansia

Pelayanan Keperawatan Geriatri/Lansia


4
2
DEFINISI
Permenkes RI No 67 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas :

Lanjut Usia : seseorang yang telah mencapai usia 60 th


ke atas
Pra Lansia : umur 45 – 59 tahun
Lansi Risti : umur > 70 tahun atau 60 – 69 tahun dengan
masalah kesehatan

3
1. GAMBARAN UMUM
DEMOGRAFI LANSIA
PERUBAHAN STRUKTUR UMUR PENDUDUK AKIBAT TRANSISI DEMOGRAFI
INDONESIA

1971 2010 2030


85+ 85+ 85+
80-84 80-84 80-84
75-79 75-79 75-79
70-74 70-74 70-74
65-69 65-69 65-69
60-64 60-64 60-64
55-59 55-59 55-59
50-54 50-54 50-54
45-49 45-49 45-49
40-44 40-44 40-44
35-39 35-39 35-39
30-34 30-34 30-34
25-29 25-29 25-29
20-24 20-24 20-24
15-19 15-19 15-19
10-14 10-14 10-14
5-9 5-9 5-9
0-4 0-4 0-4

20,00 10,00 0,00 10,00 20,00


20,00 10,00 0,00 10,00 20,00
20,00 10,00 0,00 10,00 20,00
Percentage Percentage Percentage
Male Female Male Female Male Female

Anak-anak usia 0-14 thn 1971 dan yang akan lahir mencapai usia 15-
55 thn pada 2010 menciptakan angkatan kerja yang besar
jumlahnya, tahun 2030 anak ini mencapai usia 35-90 thn 5
(SM Adioetomo based on Indonesian Population Projection 2010-2035 and pop structure 1971)
17/OWN CALCULATION 07/2013
PERUBAHAN STRUKTUR UMUR PENDUDUK AKIBAT TRANSISI DEMOGRAFI
INDONESIA

197 201 203


1 0 0

Anak-anak usia 0-14 thn 1971 dan yang akan lahir mencapai usia 15-
55 thn pada 2010 menciptakan angkatan kerja yang besar
jumlahnya, tahun 2030 anak ini mencapai usia 35-90 thn 5
(SM Adioetomo based on Indonesian Population Projection 2010-2035 and pop structure 1971)
17/OWN CALCULATION 07/2013
PERUBAHAN STRUKTUR UMUR PENDUDUK AKIBAT TRANSISI DEMOGRAFI
INDONESIA

197 201 203


1 0 0

Anak-anak usia 0-14 thn 1971 dan yang akan lahir mencapai usia 15-
55 thn pada 2010 menciptakan angkatan kerja yang besar
jumlahnya, tahun 2030 anak ini mencapai usia 35-90 thn 5
(SM Adioetomo based on Indonesian Population Projection 2010-2035 and pop structure 1971)
17/OWN CALCULATION 07/2013
SEBARAN POPULASI LANSIA MENURUT PROVINSI

Susenas 2012
UHH DAN JUMLAH LANSIA INDONESIA

 BPS: Umur Harapan Hidup (UHH) rata-rata penduduk Indonesia


meningkat dari 68,6 th (2004)  69,8 th (2010)  meningkat
menjadi 70,8 th (2015)  diperkirakan meningkat menjadi 72,2
th (2030-2035)
 Sensus Penduduk 2010: Jumlah lansia 18,1 juta jiwa
(7,6% dari total penduduk)  Pada tahun 2014 berdasarkan
data Susenas mencapai 20,24 juta jiwa (8,03% dari total
penduduk)
 Bonus demografi tahun 2020 - 2035  lonjakan jumlah Lansia
setelah tahun 2035
 Tahun 2035 diperkirakan berjumlah 41 juta jiwa dan pada tahun
2050 diperkirakan mencapai 80 juta jiwa
9
TRANSISI EPIDEMIOLOGI

• Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat


• Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup
(pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktifitas fisik, merokok, dll)

Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990-2015


1990 2000 Cedera
2010 Cedera
2015
Cedera Cedera
8% 9% 13%
7%

Penyakit Penyakit
Penyakit Menular Menular
Penyakit Menular Penyakit 33% 30%
Penyakit
Tidak 43% Tidak
Menular Penyakit Penyakit
56% Menular Menular Tidak
Tidak
37% 49% Menular
Menular
57%
58%

Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014)

Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs)


 hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
PERUBAHAN BEBAN PENYAKIT
• Tahun 1990: penyakit menular (ISPA, TB, Diare, dll) menjadi penyebab kematian dan
kesakitan terbesar
• Sejak Tahun 2010: PTM menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan (stroke,
kecelakaan, jantung, kanker, diabetes)
• Tanpa upaya kuat, tren peningkatan PTM ke depan masih terjadi
Peringkat Tahun 1990 Tahun 2010 Tahun 2015

1 ISPA 1 Stroke 1 Stroke

2 Tuberkulosis 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin

3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik

4 Stroke 4 Diare 4 Kanker

5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus

6 Komplikasi 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis


Kelahiran
7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA

8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi

13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi 9 Asfiksia dan Trauma


Kelahiran Kelahiran
16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru Obstruksi
Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014) Kronis
STATUS KESEHATAN LANJUT USIA
Masalah Kesehatan Lanjut Usia
(Riskesdas 2013)
Prevalensi
Masalah
No 55-64 65-74
Kesehatan 75 + tahun
tahun tahun
1 Hipertensi 45.9 57.6 63.8 PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN
(BPJS KESEHATAN)
2 Artritis 45 51.9 54.8
3 Stroke 33 46.1 67 • Total biaya pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan
4 PPOK 5.6 8.6 9.4 Tahun 2014: 42,6 Trilyun
• Rasio Klaim : 104%
5 DM 5.5 4.8 3.5
6 Kanker 3.2 3.9 5
Penyakit Jantung
7 2.8 3.6 3.2
Coroner
8 Batu Ginjal 1.3 1.2 1.1
9 Gagal Jantung 0.7 0.9 1.1
10 Gagal Ginjal 0.5 0.5 0.6

Sumber: BPJS Kesehatan


KONDISI LANJUT USIA

Angka Kesakitan Lansia tahun 2014 sebesar 25,05% menunjukkan bahwa satu
dari empat Lansia mengalami sakit. Perkembangan derajat kesehatan Lansia
relatif membaik selama empat tahun terakhir, baik Lansia yang tinggal di
perkotaan maupun pedesaan.

Sumber : BPS, Susenas 2011-2014


Potensi Lanjut Usia
Proporsi Penduduk 15 Tahun keatas dan Lansia
Menurut Jenis Kegiatan, 2014

48% Lansia masih bekerja, 30% mengurus rumah tangga dan 22% melakukan kegiatan
lainnya. Kegiatan lainnya antara lain berbagai kegiatan selain bekerja, mencari pekerjaan dan
mengurus rumah tangga (seperti : rekreasi, olahraga, hiburan, kegiatan sosial, kegiatan
keagamaan dan kegiatan kemasyarakatan). Hal ini menunjukkan potensi Lansia untuk dapat
berkarya dan berdaya guna (Lansia Potensial).
Sumber : BPS, Sakernas
2. KEBIJAKAN PELAYANAN
KESEHATAN LANSIA
KERANGKA PIKIR
KOMITMEN GLOBAL
KOMITMEN NASIONAL
• Kecenderungan penyakit FAKTOR FAKTOR
degeneratif makin meningkat PENDUKUNG PENGHAMBAT
seiring dengan bertambahnya
jumlah lansia KONDISI YANG DIHARAPKAN
• Kebutuhan biaya yang tinggi
untuk perawatan penyakit 1. Tersedianya fasyankes yang
degeneratif
MASALAH
GAP mampu memberikan
pelayanan Lansia sesuai
standar
2. Meningkatnya kepedulian dan
pelayanan publik terhadap
1. Fasyankes yang ramah Lansia kualitas dan akse kesehatan
belum tersedia secara memadai PRAKONDISI Lansia
2. Kurangnya pengetahuan dan
1.UHH meningkat 3. Terwujudnya Lansia yang
perhatian masyarakat terhadap -- > lansia ↑ sehat, mandiri aktif dan
produktif dalam konteks
kesehatan Lansia
kesehatan keluarga
3. Anggapan sebagian masyarakat
bahwa Lansia itu identik dengan
ketidak berdayaan dan sakit- SASARAN STRATEGIS
sakitan Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan
bagi Lansia di fasyankes primer dan rujukan serta
KONDISI SAAT INI pemberdayaan potensi Lansia

LANDASAN HUKUM :
16
• UU No. 39 th 1999 ttg Hak Asasi Manusia
• UU No. 13 th 1998 ttg Kesejahteraan Lansia
• PP No. 43 th 2004 ttg Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia
KOMITMEN GLOBAL DAN REGIONAL

• Viena Plan of • U.N. • A Society • WHO


Action on Principle of for all Ages “Active
Aging“, Policy
aging 1982. the Elderly • Macao Plan Frame Work
of Action

1982 1991 1998 2000

• Macao • Regional
• Madrid • Resolution Strategy for
International Plan WHA 58.16 Document –
of Action on Operationalizati Healthy Ageing
Ageing on 2013-2018
Strengthening on of the Madrid
• Shanghai International • Yogyakarta
Implementation active and Declaration on
Plan of Action
Strategy healthy Ageing and
on Aging in Asia
ageing Pacific
Health
Agenda item
2002 2005 2007 2012
KOMITMEN NASIONAL

UNDANG-
PP & KEPPRES PERMEN
UNDANG

UU No.13/1998: PP No 43/2004: Permendagri 60/2008:


Kesejahteraan Pelaksanaan Upaya Pedoman Pembentukan
Komda Lansia di Daerah
Lanjut Usia Peningkatan Kessos
Lansia Permenkes 75/2014:
UU No. 39/1999: Puskesmas
HAM KEPPRES 52/2004: Permenkes 79/2014:
Komnas Lansia Penyelenggaraan
UU No.11/2009:
Pelayanan Geriatri di RS
Kesejahteraan
Sosial Permenkes 67/2015:
Penyelenggaraan Yankes
UU No. 36/2009: Lansia di Puskesmas
Kesehatan
Permenkes 25/2016: Rencana
Aksi Nasional Kesehatan
Lansia th 2016-2019
DASAR KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

DASAR
 Regional Strategy for Healthy Aging 2013 -2018 (WHO SEARO)
 Yogyakarta Declaration on Ageing and Health (WHO SEARO 2012)
 RPJMN 2015 -2019
 Renstra Kemenkes 2015 - 2019

RENCANA AKSI NASIONAL (RAN)


KESEHATAN LANJUT USIA
TH 2016 – 2019
ARAH KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA
TUJUAN UMUM
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai lansia yang
sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdayaguna bagi keluarga dan
masyarakat
TUJUAN KHUSUS
1.Meningkatnya cakupan dan kualitas yankes santun lansia
2.Meningkatnya koordinasi dengan LP, LS, profesi, organisasi dan
pihak terkait lainnya.
3.Meningkatnya ketersediaan data dan informasi di bidang kesehatan
lansia
4.Meningkatnya peran serta & pemberdayaan keluarga, masyarakat
dan lansia dalam upaya peningkatan kesehatan lansia
5.Meningkatnya peran serta lansia dalam upaya peningkatan
kesehatan keluarga dan masyarakat 20
KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

• Pembinaan kesehatan lansia ditujukan pada upaya peningkatan


kesehatan dan kemampuan untuk mandiri agar selama mungkin tetap
1 produktif dan berperan aktif dalam pembangunan

• Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan peran keluarga dan


masyarakat serta menjalin kemitraan dengan LSM, swasta dalam
2 penyelenggaraan upaya kesehatan Lansia

• Pembinaan kesehatan Lansia dilaksanakan melalui pendekatan holistik


3 dengan memperhatikan nilai sosial dan budaya yang ada

• Pembinaan kesehatan Lansia dilaksanakan secara terpadu dengan


4 meningkatkan peran, koordinasi dan integrasi dengan LP dan LS

• Pendekatan siklus hidup dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai


5 lanjut usia sehat dan aktif dalam konteks kesehatan keluarga

• Upaya kesehatan Lansia dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan


dasar dan rujukan yang berkualitas, secara komprehensif
6 meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif 21
STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
 Ditujukan pada:  Meningkatkan sosialisasi
peningkatan kesehatan dan kepada lintas program dan
kemampuan mandiri, aktif lintas sektor, LSM dan
dan produktif stakeholders lainnya
 Sebagai bagian dari upaya  Pemberdayaan keluarga,
kesehatan keluarga kelompok dan masyarakat
 Pendekatan holistik dalam meningkatkan
kesehatan lansia
 Komprehensif: promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif  Pemberdayaan lansia dalam
 Peningkatan peran serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, swasta dan keluarga
lansia itu sendiri
 Meningkatkan
 Dilakukan dengan keterjangkauan dan
pendekatan siklus hidup ketersediaan sarpras
PROGRAM KESEHATAN LANSIA DALAM KONTEKS KELUARGA
HULU  HILIR
DENGAN PENDEKATAN SIKLUS HIDUP
• Penjaringan kes. Peserta didik •Penjaringan kes. peserta didik
• Kespro remaja •BIAS, UKS
• Konseling: Gizi HIV/AIDS,NAPZA dll •PMT-AS
• Pemberian Tablet
tambah darah
Anak SD
PUS & WUS
Balita
• Konseling Kespro
• Pelayanan KB Anak SMP/A & remaja
• KIE Kespro Catin • Pemantauan
• PKRT pertumbuhan &
perkembangan
Lansia berkualitas • PMT
Bayi

Persalinan, nifas &


neonatal
•ASI eksklusif
• Pelayanan Kes.preventif dan Pemeriksaan •Imunisasi
promotif di kelompok Lansia Kehamilan dasar lengkap
• Pelayanan Kes. Santun Lansia di •P4K Mendorong persalinan di • MP-ASI
puskesmas dan RS •Buku KIA Fasyankes •Penimbangan
• Peningkatan kualitas Hidup •ANC terpadu •APN (MAK III) dan KF •Vit A
•Kelas Ibu Hamil •IMD, Vit K 1 inj, Imm Hep B •MTBS, MTBM
Mandiri (Home care/long term
•Fe & asam folat •Rumah Tunggu
care)
•Kemitraan Bidan Dukun

(fisik, kognitif)
23
• Perlambatan proses Degeneratif •PMT ibu hamil
•TT ibu hamil
•KB pasca persalinan
•PONED-PONEK
• Peran dalam kes .Keluarga & masy.
SASARAN PROGRAM
LANGSUNG
 Pra Lansia TAK LANGSUNG
(45-59 th) Organisasi sosial/
 Lanjut Usia Ormas
(60-69 th) Ibu Hamil,bayi,
 Lansia Risti balita, usia sekolah,
(> 70 th / 60 – 69 th dg remaja dan usia
masalah kes) subur
 Keluarga
 Masyarakat

24
LANGKAH PENGEMBANGAN
PROGRAM
Melibatkan lintas program dan Lintas Sektor PROGRAM
TERINTEGRASI

1. Pengembangan dan Penguatan Pelayanan dasar  seluruh Puskesmas melaksanakan


pelayanan santun Lansia
2. Pengembangan Pelayanan rujukan di Rumah Sakit  RS yang mempunyai pelayanan
Geriatri  minimal semua RS Rujukan Nasional dan Rujukan Regional
3. Peningkatan pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia  penyempunaan pedoman
Penyelenggaraan Posyandu Lansia dan Buku Kesehatan Lansia, media KIE
4. Peningkatan Pelayanan Home Care yang terintegrasi dalam perawatan kesehatan
masyarakat
5. Pengembangan pelayanan Long Term Care  pemberdayaan keluarga sebagai care giver
6. Peningkatan pemberdayaan Lansia dalam keluarga/masyarakat
7. Peningkatan pelayanan integrasi dengan Lintas Program - Kesehatan Jiwa, inteligensia
kesehatan,Pencegahan PTM, Gizi Lansia, olah raga bagi lansia, dsb-
8. Peningkatan kemitraan dengan LS,TOMA,TOGA,LSM,ORMAS, Swasta, dll
9. Penguatan Pencatatan dan pelaporan  Responsivitas daerah
HASIL PENGEMBANGAN PROGRAM
HINGGA TAHUN 2015
 Program Kesehatan Lanjut usia saat ini telah dikembangkan di 34
provinsi
 Jumlah Puskesmas Santun Lansia sebanyak lebih kurang 824
Puskesmas
 Jumlah Kelompok Lanjut Usia (Posyandu Lansia) yg memberikan
pelayanan promotif dan preventif ada 86.000 yang tersebar di semua
provinsi
 Rifaskes 2011 persentase puskesmas yang ada Posyandu lansia adalah
78,8 %.
 RS yang mempunyai poliklinik geriatri ada 10 yaitu: RSCM, Jakarta,
RSUP Karyadi, Semarang, RSUP Sardjito, Yogyakarta, RSUP Sanglah,
Denpasar, RSHS Bandung, RSUP Wahidin, Makassar, RSUD Soetomo,
Surabaya, RSUD Moewardi, Solo, RSUP Adam malik, RSU Syaiful
Anwar Malang
 Home Care lansia yang terintegrasi dengan Perkesmas di 900
Puskesmas di 20 provinsi
INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
lanjutan
TARGET
No INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
1 Persentase Puskesmas yang 10% 20% 30% 40% 50%
menyelenggarakan pelayanan santun
lanjut usia
10 12 15 20 26
Jumlah RS yang menyelenggaran Diharapkan dapat di dorong sejalan dengan
2 layanan geriatri terpadu pengembangan RS Rujukan Nasional dan
Regional

3 Persentase Puskesmas dengan 10% 20% 30% 40% 50%


Posyandu lansia aktif di setiap desa

4 Persentase Puskesmas 5% 10% 15% 20% 25%


melaksanakan home care lanjut usia
5 Persentase Lansia yang mendapatkan - 25% 35% 50% 75%
pelayanan
TAHAPAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA TARGETPENCAPAIAN
•100% Puskesmas
TAHUN 2015 - 2030 Pelayanan santun
TARGETPENCAPAIAN Lansia
•75 % Puskesmas sudah •50% RSUD kab/kota sudah
melaksanakan pelayanan memiliki klinik geriatri
terpadu
santun lansia
•75% Lansia hidup mandiri
•Semua RS tipe A dan tipe B
sudah memiliki klinik geriatri

TARGET PENCAPAIAN :
terpadu
•50% Lansia bisa mandiri Lansia
-50% Puskesmas sudah
melaksanakan pelayanan santun
sehat,
lansia
-114 RS sudah memiliki klinik
2030 mandiri,
geriatri terpadu
-90% Lansia sudah mendapt
2025 aktif dan
pelayanan
produktif
2015 - 2016 2020
Penguatan
•Sarana
•Prasarana
•Tenaga
•Kebijakan/Pedoman

2015 - 2016
• Penyakit degeneratif
meningkat
• Biaya pengobatan >>
• Kesadaran masy rendah
3. KEGIATAN PELAYANAN
KESEHATAN LANSIA
KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN
LANSIA
• Pelay komprehensif
• Promotif,preventif, • Tim terpadu dan inter
kuratif, rehabilitatif HOSPIT disiplin
• Pemberdayaan AL • Sesuai kemampuan RS
individu,kelg, kelompok BASED
• Jenis: Rajal, Ranap,
• Pelayanan santun lansia klinik asuhan siang,
• Pelayanan berkelanjutan penitipan lansia, dll

PUSKESMAS
COMMUNI
BASED
TY BASED

• Pembinaan kemampuan
mandiri
• Pemberdayaan individu
• Pemberdayaan keluarga,
masyarakat, kemitraan dll
Puskesmas Santun Lanjut Usia - Puskesmas Kotagede I Yogyakarta
KEGIATAN HOME CARE

32
KEGIATAN DI POSYANDU
LANSIA
4.PELAYANAN KEPERAWATAN
GERIATRI/ LANSIA
A. PENGERTIAN

 LANSIA: usia 60 (enam puluh) tahun ke atas


 GERIATRI: cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek kesehatan
dan kedokteran pada lansia termasuk pelayanan kesehatan (promotif,
preventif, diagnosis, pengobatan, rehabilitatif)
 PASIEN GERIATRI: pasien lansia dengan multi penyakit dan/atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologis, sosiologis,ekonomi
dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan terpadu
dengan pendekatan multidisiplin.
 PELAYANAN KEPERAWATAN GERIATRI/LANSIA: suatu pelayanan
profesional yang berdasarkan ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang
mencakup aspek bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang holistik yang
ditujukan pada klien lansia baik sehat maupun sakit pada tingkat
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
B. TINGKATAN DAN JENIS PELAYANAN
GERIATRI
TINGKATAN

N KOMPON RAJAL HOME RANAP KLINIK RANAP RANAP PENITIP HOSPICE


O EN CARE AKUT SIANG KRONIK PSIKOG AN
ERIATRI PASIEN
TINGKATAN

1 SEDERHANA ADA ADA

2 LENGKAP ADA ADA ADA

3 SEMPURNA ADA ADA ADA ADA

4 PARIPURNA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA ADA


JENIS

HOSPITAL BASED PUSKESMAS BASED COMMUNITY BASED

ASUHAN KEPERAWATAN SUPERVISI HOME CARE FASILITASI PEMENUHAN


GERIATRI KEBUTUHAN MANUSIA

KONSELING MENYEDIAKAN ASUHAN MEMPERTAHANKAN


KEPERAWATAN PARTISIPASI SASARAN

ASUHAN PALIATIF MELATIH KEPERAWATAN REHABILITASI


KESEHATAN DI RUMAH SEDERHANA

PROMOSI KESEHATAN MELATIH CARE GIVER MODIFIKASI


LINGKUNGAN
TERAPEUTIK
PELATIHAN KELUARGA PEMBERDAYAAN
KELUARGA DAN LANSIA

MONITORING STATUS
KES LANSIA DAN
RUJUKAN
C.LINGKUP ASUHAN KEPERAWATAN
GERIATRI/LANSIA
1. PENINGKATAN/MEMPERTAHANKAN
STATUS KES
LINGKUP ASUHAN 2. PENCEGAHAN KETIDAKMAMPUAN
KEPERAWATAN GERIATRI 3. MENGOPTIMALKAN KEMANDIRIAN
4. PEMULIHAN

1. MENINGKATKAN KEMANDIRIAN
2. MENINGKATKAN DAN
MEMPERTAHANKAN KESEHATAN
3. MEMPERTAHANKAN SEMANGAT
TUJUAN ASUHAN HIDUP
KEPERAWATAN GERIATRI 4. MERAWAT PASIEN YANG SAKIT
5. MENEGAKKAN DIAGNOSA DINI
6. MEMPERTAHANKAN KEBEBASAN
MAKSIMAL
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GERIATRI

PENDIDIK
KLIEN

PERAWAT
GERIATRI
KEGIATAN YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM
MENJALANKAN PERAN

POSYANDU KLINIK
LANSIA/POSBI HOSPICE CARE
PSIKOGERIATRI
NDU
NURSING
NURSING HOME HOMERANAP POLIKLINIK DI RS
KRONIK

FASILITAS DAY CARE


PANTI WREDHA
REHABILITASI

PUSKESMAS PENITIPAN
RANAP AKUT
LANSIA

FASILITAS PELAY
HOME CARE FASILITAS LTC
KOMUNITAS

Anda mungkin juga menyukai