Anda di halaman 1dari 48

PENGORGANISASIAN DALAM

PELAYANAN KEPERAWATAN

Djuariah Chanafie, SKp.MKep


PENDAHULUAN
 Pengorganisasian adalah rangkaian kegiatan
manajemen untuk menghimpun semua sumber
daya (potensi) yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untk mencapai
tujuan organisasi.
 Struktur Organisasi Formal dalam pelayanan
keperawatan sebaiknya didasarkan pada filosofi
keperawatan .
 Merupakan sistem kekuasaan dan kontrol, sistem
komunikasi dan sistem pemberian tugas kepada
perawat yang memenuhi syarat.
PENGERTIAN
 Adalah keseluruhan pengelompokkan orang-
orang, alat-alat, tugas, kewenangan dan tanggung
jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan (Siagian,
1983 dalam Sahar).
 Fungsi pengorganisasian merupakan proses
mencapai tujuan dengan koordinasi
kegiatan dan usaha, melalui penataan pola
struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan
komunikasi (Szilagji).
PENGERTIAN
 Rangkaian aktifitas menyusun suatu
kerangka kerja yang menjadi wadah
bagi semua kegiatan usaha kerja
sama dengan cara membagikan,
mengelompokkan pekerjaan yang
harus dilakukan, menerapkan dan
menjalin hubungan kerja antar
bagian dan menjalin hubungan
antar staf dan atasan.
PENGERTIAN
MENURUT WEBER
Organisasi adalah tatanan yang terdiri dari
satuan unit, fungsi dan tugas yang saling
berkaitan satu sama lain dalam satu jenjang
hierarki
Masing-masing satuan fungsi dan tugas
tertentu mempunyai otoritas tertentu.
Birokrasi adalah suatu tatanan yang terdiri dari
satuan yang mempunyai wewenang untuk
melaksanakan fungsi dan tugas tertentu
ISTILAH
1. Power =Kekuatan = Kekuasaan
Menunjukkan kemampuan untuk melakukan
sesuatu, memerintah, mengarahkan suatu
satuan organisasi untuk melaksanakan suatu
fungsi atau tugas tertentu.
Diperoleh :Otomatis, karena keturunan dan
Spontan karena sesorang memiliki wibawa
atau karisma.
1. Authority = Wewenang
Kekuatan secara formal diberikan kepada
suatu satuan organisasi atau seseoarang untuk
melakukan sesuatu.
Authority lebih terbatas dibandingkan kekuasaan.
DIAGRAM STUKTUR ORGANISASI
 Menggambarkan struktur organisasi formal
 Masing-masing jabatan diberi judul yg
mengartikan secara luas tanggung jawab
pekerjaan.
 Menggambarkan wewenang dan arus
komunikasi
Garis titik-titik menunjukkan adanya saluran
pelaporan atau komunikasi
 Garis yg terputus-putus menandakan
hubungan koordinasi
ASPEK PENGORGANISASIAN
1. Pola struktur yang berati proses hubungan
interaksi yang dikembangkan secara efektif.
2. Penataan tiap kegiatan yang merupakan
kerangka kerja dalam organisasi
3. Struktur kerja organisasi termasuk kelompok
kegiatan yang sama, pola hubungan antar
kegiatan yang berbeda, penempatan tenaga
yang tepat dan pembinaan cara komunikasi
yang efektif antar perawat.
PRINSIP-PRINSIP
PENGORGANISASIAN

1. Pembagian kerja
2. Pendelegasian tugas
3. Koordinasi
4. Manajemen waktu
1. PEMBAGIAN KERJA
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi
yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga
setiap orang memiliki tugas tertentu.
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PEMBAGIAN KERJA
1. Jumlah tugas yang diberikan seseorang terbatas
dan sesuai dengan kemampuannya.
2. Tiap bangsal/bagian memiliki perincian aktivitas
yang jelas dan tertulis
3. Setiap Staf memiliki perincian tugas yang jelas.
4. Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis
atau erat hubungannya.
5. Mencegah terjadinya pengkotakkan antar staf
/bagian
6. Penggolongan tugas berdasarkan kepentingan
mendesak, kepentingan dan waktu.
PENGETAHUAN PIMPINAN
KEPERAWATAN
1. Pendidikan dan Pengalaman setiap Staf.
2. Peran dan fungsi perawat yang ditetapkan di RS.
3. Mengetahui ruang lingkup tugas kepala bidang
keperawatan dan kedudukan dalam organisasi.
4. Mengetahui batas wewenang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
5. Mengetahui hal-hal yang dapat didelegasikan
kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan
KOORDINASI
• Koordinasi adalah
1. keselarasan tindakan
2. Usaha
3. Sikap dan penyesuaian antar tenaga yang
ada di bangsal
 Keselarasan ini dapat terjadi antar perawat
dengan anggota tim kesehatan lain maupun
dengan tenaga dari bagian lain.
MANFAAT KOORDINASI
1. Menghindari perasaan lepas atau tugas yang
ada di bangsal/bagian dan perasaan lebih
penting dari yang lain.
2. Menumbuhkan rasa saling membantu
3. Menumbuhkan kesatuan tindakan dan sikap
antar staf.
CARA KOORDINASI
1. Komunikasi Terbuka
2. Dialog
3. Pertemuan/Rapat
4. Pencatatan dan Pelaporan
5. Pemberlakuan formulir yang berlaku (SOP)
MANAJEMEN WAKTU
1. Analisa waktu yang dipakai , buat agenda
harian untuk menentukan kategori
kegiatan yang ada.
2. Memeriksa kembali masing-masing porsi
dari tiap aktivitas.
3. Menentukan prioritas pekerjaan menurut
kegawatan dan perkembangan serta tujuan
yang akan dicapai
4. Mendelegasikan
HAMBATAN MANAJEMEN WAKTU
1. Terperangkap dalam pekerjaan
2. Menunda karena takut salah
3. Tamu yang tidak terjadwal.
4. Telepon
5. Rapat yang tidak produktif
6. Peraturan “Open Door”
7. Tidak dapat mengatakan “tidak” pada hal-hal
yang tidak perlu.
PENGORGANISASIAN KEGIATAN
KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT
Tanggung jawab Kepala Ruangan untuk
mengorganisasi kegiatan askep di unit
kerjanya, Meliputi:
1. Struktur Organisasi
2. Pengelompokkan Kegiatan
3. Koordinasi Kegiatan
4. Evaluasi Kegiatan
5. Kelompok Kerja
STRUKTUR ORGANISASI
 Terdiri dari struktur bentuk dan bagan
Tergantung pada besarnya organisasi dan tujuan
yang ingin dicapai
 Menggambarkan pola hubungan antar bagian
atau staf atasan baik vertikal maupun horisontal
 Melihat posisi tiap bagian, wewenang dan
tanggung jawab serta tanggung gugat
 Disesuaikan dengan pengelompokkan kegiatan
atau sistem penugasan yang digunakan
PENGELOMPOKKAN KEGIATAN
Organisasi dengan serangkaian tugas yang
harus diselesaikan untuk mencapai
tujuan
Kegiatan dikumpulkan sesuai dengan
spesifikasi
Pengorganisasian untuk memudahkan
pembagian tugas pada perawat sesuai
dengan pengetahuan dan ketrampilan
yang dimiliki
METODE KEGIATAN
1. Fungsional
2. Alokasi Klien/Keperawatan Total
3. Tim Keperawatan
4. Keperawatan Primer/Utama (Primary
Nurse) PN
5. Modular
METODE FUNGSIONAL
• Pembagian tugas pelayanan keperawatan yang
didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis
pekerjaan yang dilakukan .
• Contoh :
Perawat Ani tugasnya menyuntik,
Perawat Budi tugasnya mengukur suhu
 Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas
atau lebih untuk semua pasien yang ada di ruangan
 Kepala Ruangan bertanggung jawabdalam
pembagian tugas tsb dan menerima laporan
tentang semua pasien , serta menjawab semua
pertanyaan tentang pasien.
KEUNTUNGAN
1. Perawat terampil untuk tugas pekerjaan
tertentu .
2. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi
perawat setelah selesai tugas .
3. Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti
dengan tenaga yang kurang berpengalaman
untuk satu tugas yang sederhana .
4. Memudahkan Kepala Ruangan untuk
mengawasi staf atau peserta didik yang
praktek untuk ketrampilan tertentu.
KERUGIAN
1. Pelayanan Keperawatan terpilah-pilah
sehingga proses keperawatan sulit dilakukan.
2. Apabila pekerjaan selesai, perawat
cenderung meninggalkan pasien dan
melakukan tugas non keperawatan.
3. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai dan
sulit diidentifikasi kontribusinya terhadap
pelayanan.
4. Perawat hanya melihat asuhan keperawatan
sebagai ketrampilan saja.
METODE ALOKASI PASIEN
(KEPERAWATAN TOTAL)
• Pengorganisasian pelayanan asuhan
keperawatan untuk satu atau beberapa
pasien oleh satu perawat pada saat bertugas
jaga selama periode waktu tertentu atau
sampai pasien pulang.
• Kepala Ruangan bertanggung jawab dalam
pembagian tugas dan menerima semua
layanan tentang pelayanan keperawatan
kepada pasien
KEUNTUNGAN
1. Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan
pasien .
2. Memberi kesempatan untuk melakukan
keperawatan yang komprehensif.
3. Memotivasi perawat untuk selalu bersama
pasien selama bertugas
4. Pekerjaan non keperawatan dapat dilakukan
oleh tenaga non keperawatan
5. Mendukung penerapan proses keperawatan
6. Kepuasan tugas secara keseluruhan dpt dicapai.
KERUGIAN
1. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah
pasien banyak, sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan .
2. Peserta didik sulit untuk melatih
ketrampilan dalam perawatan , menyuntik,
mengukur suhu. dll.
3. Pendelegasian perawatan pasien hanya
sebagian , selama perawat penanggung
jawab pasien bertugas.
METODE TIM
• Pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok
perawat pada sekelompok pasien.
• Kelompok dipimpin oleh perawat yang berizasah dan
berpengalaman , memil;iki pengetahuan dalam keperawatan
(Registered Nurse ).
• Pembagian tugas didalam kelompok dilakukan oleh Ketua Tim
• Ketua Tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
Tim, membantu anggota Tim dalam menyelesaikan tugas
apabila mengalami kesulitan.
• Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan
keperawatan pasien
• Selanjutnya Ketua Tim yang melaporkan pada Kepala
Ruangan tentang kemajuan pelayanan /asuhan keperawatan
pada pasien.
KEUNTUNGAN
1. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang
komprehensif.
2. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan.
3. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dapat
ditekan melalui rapat tim, cara ini sangat efektif
untuk proses belajar.
4. Memberi kepuasan anggota Tim dalam hubungan
interpersonal.
5. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota
Tim yang berbeda-beda dengan aman dan efektif.
KERUGIAN
1. Rapat Tim memerlukan waktu, sehinggapada
situasi sibuk, rapat tim ditiadakan atau
terburu-buru, sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar anggota tim
terganggu, sehingga kelancaran tugas
terhambat.
2. Perawat yang belum terampil dan belum
berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung pada anggota tim yang mampu
atau berlindung pada ketua tim
METODE KEPERAWATAN PRIMER
– PRIMARY NURSE
• Pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh satu orang “Registered Nurse”
sebagai perawat primer.
• Bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan selama
24 jam terhadap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya, mulai dari pasien masuk sampai pulang RS.
• Bila Perawat primer libur , tanggung jawab dalam
asuhan keperawatan pasien diswerahkan pada teman
kerjanya yang satu level /satu tingkat pengalaman dan
ketrampilannya (Associate Nurse )
KEUNTUNGAN
1. Model praktek keperawatan profesional
dapat dilakukan atau diterapkan.
2. Memungkinkan asuhan keperawatan
komprehensif.
3. Memungkinkan penerapan proses
keperawatan
4. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
5. Memberikan kepuasan bagio pasien dan
keluarga yang menerima asuhan
keperawatan
KERUGIAN
1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat
profesional.
2. Biaya relatif lebih tinggi , bila
dibandingkan dengan metode lain.
METODE MODULAR
• Pengorganisasian pelayanan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat profesional dan non
profesional (trampil) untuk sekelompok pasien dari
mulai masuk RS sampai pulang.
• Sdisebut tanggung jawab Total /keseluruhan .
• Metode ini memerlukan perawat yang
1. berpengetahuan
2. Terampil.
3. Kemampuan kepemimpinan
 Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 orang pasien
KEUNTUNGAN
1. Model praktek keperawatan profesional
dapat dilakukan atau diterapkan.
2. Memungkinkan asuhan keperawatan
komprehensif.
3. Memungkinkan penerapan proses
keperawatan
4. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat.
5. Memberikan kepuasan bagio pasien dan
keluarga yang menerima asuhan
keperawatan
KERUGIAN
1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat
profesional.
2. Biaya relatif lebih tinggi , bila
dibandingkan dengan metode lain.
TANGGUNG JAWAB KETUA TIM
1. Mengakji setiap pasien dan menetapkan tindakan
keperawatan yang tepat.
2. Pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan
berkesinambungan .
3. Mengkoordinasikan rencana perawatan yang tepat
waktu
4. Membimbing anggota tim untuk mencatat tindak
kepemimpinan yang telah dilakukan.
5. Memastikan didokumentasikannya semua hasil
evaluasi berupa respon pasien terhadap tindakan
keperawatan.
6. Menilai kemajuan semua pasien dari hasil
pengamatan langsung maupun laporan anggota tim
TANGGUNG JAWAB ANGGOTA
TIM
1. Memiliki tanggung jawab untuk setiap pasien di
ruangan tersebut.
2. Mengikuti instruksi keperawatan yang tertulis di
dalam rencana tindakan keperawatan secara teliti
termasuk program pengobatan
3. Melaporkan secara tepat dan akurat tentang
asuhan keperawatan yang dilakukan dan
bagaimana respon pasien.
4. Menerima bantuan dan bimbingan dari Ketua Tim
TANGGUNG JAWAB
KEPALARUANGAN
1. Menetapkan Standar Kinerja Staf.
2. Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan pada
unit yang dipimpinnya.
3. Memberi kesempatan pada anggota tim, membantu
untuk mengembangkan ketrampilan manajemen dan
kepemimpinan.
4. Secara berkesinambungan mengorientasikan Staf baru
tentang Standar Operating Prosedur.
5. Menjadi narasumber bagi Ketua Tim dan Staf
6. Memotivasi Staf untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan .
7. Melakukan Komunikasi terbuka untuk semua staf yang
dipimpinannya.
KOORDINASI KEGIATAN
1. Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan dan
melaksanakan tugas pokok
2. Mampu menciptakan kerjasama yang selaras, saling
menunjang, susana yang menyenangkan .
3. Memperlihatkan prinsip organisasi yang jelas Adanya
kesatuan komando, setiap staf mempunyai satu atasan
langsung.
4. Rentang kendali 3-7 staf untuk satu atasan
5. Satu Tim ada 3 – 7 staf keperawatan.
6. Kepala Ruangan perlu mendelegasikan kegiatan asuhan
keperawatan langsung pada Ketua Tim , pada orang
yang tepat, menerima saran dan bertanggung gugat
KELOMPOK KERJA DI RUANG
PERAWATAN
1. Kegiatan akan berjalan bila ada
kerjasama antar staf dan Kepala
Ruangan
2. Kerjasama, kebersamaan dalam
kelompok
3. Kebersamaan yang utuh, solid, akan
meningkatkan motivasi kerja dan
perasaan keterikatan dalam kelompok .
FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Ketua Tim harus perawat yang berpendidikan,
berpengalaman, terampil, memiliki kemampuan
kepemimpinan.
2. Mampu menentukan prioritas kebutuhan asuhan
keperawatan pasien .
3. Merencanakan tindakan keperawatan
4. Melakukan Supervisi dan Evaluasi Asuhan Kep.
5. Mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai
filosofi keperawatan
6. Mempunyai uraian tugas untuk Ketua Tim dan
Anggota Tim.
FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN
7. Perlu Komunikasi yang efektif untuk kelanjutan
asuhan keperawatan
8. Lakukan dokumentyasi asuhan keperawatan tepat
waktu dan lakukan evaluasi.
9. Gunakan sermua tehnik manajermen dan
kepemimpinan
10. Pelaksanaan Tim sebaiknya fleksibel , bisa pagi,
sore dan malam di Unit manapun
11. Dalam Satu ruangan bisa dua atau tiga tim .
12. Dua orang perawat sudah dikatan tim ( untuk
sore dan dinas malam ).
STRUKTUR ORGANISASI BIDANG KEPERAWATAN
Bagan Struktur Organisasi Ruangan MPKP

KEPALA
RUANGAN

TIM I TIM II

KETUA TIM KETUA TIM


Ketua Tim Ketua Tim
ANGGOTA TIM ANGGOTA TIM
Perawat Perawat
Pelaksana Pelaksana

8 – 10 Klien 8 – 10 Klien
Tabel I.8. Daftar Dinas Ruangan Disusun Berdasarkan Tim

No Nama Petugas Sn Sl Rb Km Jm Sb M Sn

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Karu P P P P P P L P

Tim I

2 Katim P P P P P P L P

3 PA. A M M M M - L P P
4 PA. B P P P P L S P S

5 PA. C S L S S S S S L

6 PA .D S* S* S* L M* M* M* M

7 PA. E P S L S S S S S*

Tim II

8 Katim P P P P P P L P

9 PA. F S S S S* L P P P

10 PA G M* M* M* M* - L P P

11 PA H P P P P P L S S

13 PA I P P P L S* S* S* S

14 PA.J S S S L M M M M*

 Pagi 7 6 6 5 4 4 4 6

 Sore 4 3 4 3 3 5 4 4

 Malam 2 2 2 2 2 2 2 2
METODE PENUGASAN
ASUHAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
No NAMA DOKTER PERAWAT PERAWAT 25 September 2012
. PASIEN PRIMER / KA PELAKSA/PA
TIM
PAGI SORE MALAM
26 Sept

TIM I
1. Alisa dr. Tina Sr.Dina Christine Christine Novi * Napsiah*
2. Elisa dr. Tina Sr. Dina Novi Christine* Novi Napsiah*
3. ibnu dr. Tina Sr.Dina Napsiah Yani * Novi * Napsiah
4. Yani dr. Andi Sr.Dina Yani Yani Susi * Napsiah*
5. Susana dr. Andi Sr.Dina Susi Dina* Susi Napsiah*
6. Anita dr. David Sr.Dina Dina Dina. Susi * Napsiah*

TIM II

TIM III

47
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai