Anda di halaman 1dari 72

PENJELASAN

KONSEP BLOK SENSUS, BANGUNAN, DAN


RUMAH TANGGA

SSGI 2022
BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
KONSEP BLOK SENSUS
• Blok Sensus (BS) adalah wilayah kerja pencacahan BPS yang
merupakan bagian dari suatu wilayah desa/ kelurahan.
• Suatu desa dibagi habis menjadi beberapa Blok Sensus sebagai
satuan wilayah tugas bagi pencacah.
• Satuan Lingkungan Setempat (SLS) adalah satuan wilayah di
bawah desa/kelurahan. Tingkatan dan nama SLS bisa berbeda
antar daerah, seperti Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW),
jorong, dusun, dukuh, kampung, dan lingkungan
Wilayah Blok Sensus &
Wilayah Satuan Lingkungan Setempat (SLS)

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.


Satu BS terdiri dari BS merupakan bagian Satu BS gabungan dari
satu SLS utuh dari SLS beberapa SLS utuh
CATATAN PENTING

1. Batas Blok Sensus (BS) adalah tetap. Jika ada pemekaran


SLS, maka pedomannya tetap batas BS
2. Batas BS harus jelas atau mudah dikenali, baik batas alam
seperti sungai, jalan dan lainnya, maupun buatan seperti
SLS seperti RT, RW, dusun, jorong, lingkungan, dan
lainnya.
3. Artinya cakupan wilayah BS belum tentu sama dengan
cakupan wilayah SLS atau cakupan wilayah Posyandu.
4. Pedoman batas wilayah BS adalah Peta Blok Sensus
KONSEP BANGUNAN
1. Bangunan fisik, adalah tempat berlindung yang mempunyai
dinding, lantai dan atap, baik tetap maupun sementara, baik
digunakan untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.
Bangunan yang luas lantainya kurang dari 10 m2 dan tidak
digunakan untuk tempat tinggal dianggap bukan bangunan
fisik.
2. Bangunan Sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan
fisik yang mempunyai pintu keluar/masuk sendiri dan
merupakan satu kesatuan penggunaan.
1 Bangunan Fisik 1 Bangunan Fisik
1 Bangunan Sensus 2 Bangunan Sensus
KONSEP RUMAH TANGGA

1 2

Rumah Tangga Rumah Tangga


Biasa Khusus
Rumah Tangga Biasa
Seorang/sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama dan makan dari
satu dapur yang sama
Makan dari Satu Dapur maksudnya adalah pengelolaan atau pengurusan
kebutuhan sehari-hari menjadi satu manajemen. Kebutuhan sehari-hari meliputi
kebutuhan seperti belanja makanan untuk dikonsumsi, pembayaran kebutuhan
rumah tangga seperti listrik, air, dan sebagainya.

Pada kondisi tertentu, bisa jadi Rumah Tangga terdiri dari dua bangunan
sensus/fisik yang berbeda (masih dalam 1 BS) dengan pengelolaan/pengurusan
kebutuhan sehari-hari menjadi satu.
Misalnya : Ibu Rosa sudah menikah dan menempati rumah sendiri yang letaknya
masih berdekatan dengan rumah ibunya. Keseharian Ibunya selalu mendapatkan
kiriman makan pagi, siang dan sore dari ibu Rosa dan untuk kebutuhan listrik dan
PAM rumahnya juga dibiayai oleh ibu Rosa. Kondisi seperti ini maka dianggap Ibu
rosa dan ibunya merupakan 1 rumah tangga.
Yang termasuk rumah tangga biasa, antara lain :

1. orang yang tinggal bersama isteri dan anaknya;


2. orang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dan mengurus
makannya sendiri;
3. keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari
satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu satu BS
yang sama
4. rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) yang
pemondoknya kurang dari 10 orang;
5. pengurus asrama, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan dan sejenisnya
yang tinggal sendiri maupun bersama anak, isteri serta anggota rumah tangga
lainnya, makan dari satu dapur yang terpisah dari lembaga yang diurusnya;
6. masing-masing orang yang bersama-sama menyewa kamar atau sebagian
bangunan sensus tetapi mengurus makannya sendiri-sendiri
CONTOH RUMAH TANGGA DALAM SATU
BANGUNAN FISIK/SENSUS YANG SAMA
• Keluarga Pak Awi tinggal bersama seluruh
anggota rumah tangga dalam satu bangunan
fisik/sensus yang sama
• Dianggap satu rumah tangga jika seluruh
kebutuhan anggota rumah tangga untuk makan
•• KRT
KRT :: Awi
Awi (50
(50 th)
th) dan keperluan sehari-hari yang menanggung
•• Istri
Istri :: Titi
Titi (45
(45 th)
th) adalah Pak Awi  sebagai Kepala Rumah Tangga
•• Anak
Anak :: Rahma
Rudi (25 (20 th)
th)
• Ibu Mertua: • Dianggap dua rumah tangga
Rudi Mala (70 th)
(20 th) (Rumah Tangga Alwi dan Rumah Tangga Sandi)
• Menantu : Sandi (30 th) • jika Sandi (suami Rahmah), Rahmah (istri Sandi),
• KRT : Sandi (30 th) serta Tika dan Santi (anak dari Sandi & Rahmah)
• Cucu : Tika (4 th)
• Istri : Rahma (25 th) memiliki manajemen dapur dan utk keperluan
• Anak: : Santi (1 th)
Tika (4 th) sehari-hari terpisah dari Pak Alwi Sandi
• Ibu Mertua : Mala (70 th) sebagai Kepala Rumah Tangga (KRT)
Santi (1 th)
CONTOH SATU RUMAH TANGGA
BEDA BANGUNAN FISIK/SENSUS Keluarga Bapak Bani dan
nenek Maryam Tinggal
berbeda bangunan
fisik/sensus TETAPI nenek
Maryam makan dari
manajemen dapur yang
sama serta kebutuhan
lainnya dipenuh oleh
Keluarga Bapak Bani maka
Bapak Bani
Bapak Bani nenek Maryam dianggap
Ibu Rosa
Ibu Rosa Nenek Maryam sebagai bagian anggota
Aisyah
Aisyah rumah tangga atau satu
Nenek Maryam rumah tangga dengan Bapak
Bani sebagai Kepala
Rumah Tangga
Rumah Tangga
Khusus

Orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi,


panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, atau
rumah tahanan yang pengurusan kebutuhan
sehari-harinya dikelola oleh suatu yayasan atau
lembaga serta sekelompok orang yang mondok
dengan makan (indekos) dan berjumlah 10
orang atau lebih
KETENTUAN
ANGGOTA RUMAH TANGGA
• Ketentuan ART berdasarkan ketentuan BPS dimana BPS mengacu pada
konsep UN Recommendations for PopCensus.
• semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (KRT,
suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu
rumah tangga atau ART lainnya) yang makan dari 1 manajemen dapur
yang sama dan sudah tinggal ≥ 1 tahun atau < 1 tahun, tetapi berniat
menetap ≥ 1 tahun
• KRT yang bekerja di luar BS dan tidak pulang setiap hari, tetapi pulang
secara periodik ≤ 1 minggu (misalnya 3 hari sekali/1 minggu sekali )
masih dianggap ART
• KRT/ART yang bekerja di luar BS dan tidak pulang setiap hari, tetapi
pulang secara periodik > 1 minggu (misalnya : 2 minggu sekali, 1 bulan
sekali, 3 bulan sekali, 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali). Contoh:TKI/TKW/
buruh/ orang yang bekerja di luar kota maka statusnya bukan ART
• Untuk KRT dengan kondisi demikian maka kedudukannya sebagai
KRT dalam Ruta digantikan oleh ART lainnya dalam Ruta yang
dianggap sebagai KRT pengganti selama dia bekerja.

• Anak-anak yang masih sekolah SD, SMP, SMA (atau sederajat) yang
bersekolah di luar BS dan tidak tinggal bersama
orangtuanya/keluarga, termasuk yang bersekolah di boarding school
masih dianggap ART

• Anak yang sedang kuliah/ menempuh pendidikan tinggi


(universitas/sekolah dengan tingkat pendidikan di atas SMA) di luar BS
dan tidak tinggal bersama dengan keluarganya maka dianggap
BUKAN ART
• Pembantu atau sopir makan minum dari majikan tetapi tidak tinggal
dalam satu bangunan maka BUKAN ART

• Adik yang tinggal terpisah dari Kakaknya yang sudah menikah, setiap
hari menumpang makan di rumah kakaknya tetapi untuk kebutuhan
sehari hari lainnya dipenuhi oleh adik sendiri, maka si Adik BUKAN
ART dari si Kakak

• Oranga tua/adik/tinggal beda bangunan tetapi kebutuhan


makan/minum dan keperluan sehari hari ditanggung oleh Anak Tertua
maka orang tua/adik dimasukkan sebagai ART dari Anak tertua dengan
syarat masih dalam 1 Blok Sensus
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
1. RUTA Balita terdapat dalam daftar rumah tangga
hasil updating SSGI 2022
Kriteria 2. Anggota Rumah Tangga Balita pada saat
Inklusi pengumpulkan data belum berulang tahun yang
kelima.

1.Balita memiliki cacat kongenital/disabilitas fisik


/tumor ukuran besar/ lumpuh layu/ lainnya yang
dapat mempengaruhi hasil pengukuran BB dan
Kriteria PB/TB
Eksklusi 2.Salah satu ART dalam Ruta memiliki suhu tubuh
≥37,3 derajat celcius dan atau memiliki gejala
COVID-19 atau terkonfirmasi positif COVID-19
pada saat pengumpulan data
Contoh Kelainan Kongenital

Celebral
Palsy

Hydrocefalus
CONTOH DISABILITAS FISIK DENGAN KELAINAN KAKI,
TUNGKAI DAN TULANG BELAKANG
CLUB FOOT O TYPE LEGS X TYPE LEGS

SKOLIOSIS LORDOSIS KYPOSIS Tetra Amelia


MEKANISME PENGUMPULAN DATA (KONDISI 1)

1. Setelah enumerator mendapatkan 13 DSRT yang akan dikunjungi maka selanjutnya akan
mengunjungi sampel rumah tangga pertama yang dilanjutkan ke sampel rumah tangga selanjutnya
sampai ke 10 Ruta dikunjungi.
2. Setelah tim enumerator sampai di rumah responden maka hal pertama kali yang harus dilakukan
adalah minta ijin dan menyampaikan tujuan dari SSGI. Lanjutkan menghitung umur anak untuk
memastikan anak masih dalam usia Balita menggunakan aplikasi age calculator / secara manual
3. Jika umur anak masih ≤59 bulan maka teruskan dengan melakukan pengecekan suhu tubuh seluruh
anggota rumah tangga. Jika hasil pengecekan suhu tubuh tidak ada ART yang memiliki suhu tubuh
≥37,3 derajat celcius dan atau tidak memiliki gejala COVID-19 atau tidak terkonfirmasi positif COVID-
19 serta tidak memiliki kelainan kongenital/disabilitas fisik maka lanjutkan dengan pemintaan PSP.
Jika responden bersedia maka lanjutkan proses wawancara dan pengukuran. Setelah selesai
ucapkan terima kasih dan berikan bahan kontak kepada responden. Lanjutnya ke sampel rumah
tangga berikutnya, sampai ke 10 rumah tangga
4. Apabila dari 10 ruta utama ada yang tidak dapat diwawanacara dan diukur maka gantikan dengan rumah tangga
cadangan sesuai jumlah kekurangannya
MEKANISME PENGUMPULAN DATA (KONDISI 2)

1. Setelah enumerator mendapatkan 13 DSRT yang akan dikunjungi maka selanjutnya akan
mengunjungi sampel rumah tangga pertama yang dilanjutkan ke sampel rumah tangga selanjutnya
sampai ke 10 Ruta dikunjungi.
2. Setelah tim enumerator sampai di rumah responden maka hal pertama kali yang harus dilakukan
adalah minta ijin dan menyampaikan tujuan dari SSGI. Lanjutkan menghitung umur anak untuk
memastikan anak masih dalam usia Balita menggunakan aplikasi age calculator / secara manual
3. Jika umur anak masih ≤59 bulan maka teruskan dengan melakukan pengecekan suhu tubuh seluruh
anggota rumah tangga. Jika hasil pengecekan suhu tubuh menunjukkan salah satu ART dalam Ruta
memiliki suhu tubuh ≥37,3 derajat celcius dan atau memiliki gejala COVID-19 atau terkonfirmasi
positif COVID-19 maka sampaikan permohonan maaf kepada responden bahwa proses wawancara
tidak dilanjutkan. Ucapkan terima kasih dan berikan bahan kontak yang telah disediakan.
4. Isi Blok I, II dan III Catatan pengumpul data. Tuliskan Ruta Balita tidak dilakukan wawancara dan
pengukuran karena alasan terdapat salah satu ART dalam Ruta memiliki suhu tubuh ≥37,3 derajat
celcius dan atau memiliki gejala COVID-19 atau terkonfirmasi positif COVID-19 pada saat
pengumpulan data. Lanjutnya ke sampel rumah tangga berikutnya
5. Apabila dari 10 ruta utama ada yang tidak dapat diwawancara dan diukur maka gantikan dengan rumah tangga
cadangan sesuai jumlah kekurangannya
MEKANISME PENGUMPULAN DATA (KONDISI 3)

1. Rumah tangga Balita yang akan dikunjungi oleh enumerator mengacu kepada DAFTAR SAMPEL
RUMAH TANGGA (DSRT) yang terdiri 10 rumah tangga Balita utama dan 3 rumah tangga balita
cadangan.
2. 13 DSRT dipilih secara random oleh Tim Manajemen Data dan sudah dimasukkan ke dalam aplikasi entri
3. Sebelum melakukan pendataan ke Rumah Tangga, Enumerator memastikan Apakah 13 Rumah Tangga
terpilih memiliki balita dengan cacat kongenital/disabilitas fisik /tumor ukuran besar/ lumpuh layu/ lainnya
yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran BB dan PB/TB dengan cara bertanya kepada penunjuk
jalan (orang setempat yang paling mengetahu kondisi rumah tangga di BS terpilih)
4. Selanjutnya Enumerator tetap mengunjungi Ruta tersebut tetapi Tidak Perlu membacakan PSP, karena
Balita masuk dalam Kriteria Eksklusi. Minta ijin untuk mendata Balita tetapi hanya Blok I, II dan II saja
isikan pada blok II Balita tidak diwawacara dan pengukuran dg alasan kelainan kongental/disabilitas
fisik Catatan pengumpul data, Tuliskan : Balita tidak dilakukan wawancara karena mengalami kondisi
tersebut di atas. Apabila Ibu Balita menginginkan anaknya ditimbang maka lakukan
penimbangan/pengukuran tetapi hasilnya tidak perlu dientri.
5. Setelah selesai ucapkan terima kasih dan berikan bahan kontak untuk Balita. Lanjutkan ke Ruta
selanjutnya sampai seluruh 10 ruta utama dikunjungi.
6. Apabila dari 10 ruta utama ada yang tidak dapat diwawancara dan diukur maka gantikan dengan rumah
tangga cadangan sesuai jumlah kekurangannya
KUESIONER SSGI
KUESIONER SSGI 2022

• Ditanyakan kepada KRT atau ART Lain


(berusia ≥ 17 tahun) yang paling
1 Kuesioner Ruta mengetahui mengenai kondisi Rumah
Tangga

• Ditanyakan kepada Ibu kandung/pengasuh


2
Kuesioner Individu utama yang biasa mengasuh anak balita
Balita yang paling mengetahui kondisi balita

Kuesioner Individu
Perempuan Usia • Ditanyakan ART yang termasuk dalam
3
kategori Perempuan usia 10-54 tahun
10-54 tahun
STUDI STATUS GIZI INDONESIA
TAHUN 2022

PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER


RUTA BLOK I-IV
Kuesioner Ruta Blok I-IV

BLOK I BLOK II BLOK III BLOK IV

PENGENALAN RINGKASAN KETERANGAN KETERANGAN


TEMPAT PENGUMPUL ANGGOTA
DATA RUMAH
TANGGA
Blok I Pengenalan Tempat

• Isian 101-107 salin dari DSRT Blok I 101-


107
• Isian 108 salin dari DSRT Blok IV Kolom 1
atau Blok V Kolom 1, jika termasuk
sampel rumah tangga cadangan.
• Isian 109DSRT Blok IV kolom 4
• Isian 110-111 salin dari DSRT Blok IV
kolom 5-6
Jika Ruta tidak memiliki nomor kontak/HP
maka isikan kode 088888888888
Salin Form DSRT
SSGI 2022 Ke
Kuesioner
BLOK I SSGI 2022
RUTA
Blok II Ringkasan

Blok II merupakan ringkasan yang


bertujuan untuk mengetahui kesediaan
rumah tangga untuk diwawancara, alasan
jika rumah tangga tidak dapat diwawancarai,
jumlah anggota rumah tangga, jumlah balita
(0-59 bulan), jumlah art balita yang
diwawancara dan diukur antropometri, serta
jumlah perempuan usia 10-54 tahun yang
diwawancara dan diukur Lingkar Lengan
Atas (LiLA).
Ketentuan Ruta dapat diwawancara:

 Apabila pada saat kunjungan tim enumerator SSGI-2022, rumah tangga


terpilih masih tinggal di dalam alamat atau bangunan sensus.

 Apabila pada saat kunjungan tim enumerator SSGI-2022, rumah tangga


terpilih pindah dari alamat atau bangunan sensus, tetapi rumah tangga
tersebut menghuni rumah baru dalam blok sensus yang sama dan jaraknya
masih bisa terjangkau oleh tim enumerator maka wawancara tetap
dilakukan pada rumah tangga tersebut. Kondisi lingkungan rumah
mengacu pada rumah sebelumnya
Rincian 201 : Isikan Kode 1, jika Ruta diwawancara P203
INGAT ! SemuaKodeRUTA2, jika Ruta
harus tidak Jika Ruta
dientrykan!!
diwawancara Utama tidak diwawancarai, Maka entry hanya pada
Blok I, II, III dan Catatan Pengumpulan Data. Pada
Rincian 202 : Isikan salah satu kode alasan Ruta tidak diwawancara.
kolom catatan pengumpulan data isikan misalnya
Kode 1  Jika Ruta menolak/tidak mau untuk diwawancarai
Ruta tidak diwawancarai karena sedang pulang
kampung dan tidak kembali hingga selesai tugas di
Kode 2 Jika Ruta pindah ke luar wilayah BS BS A. Sedangkan Ruta Cadangan sebagai
Kode 3 Jika Ruta pergi dari rumah dan belum kembali sampai selesai
pengantinya waktu
di entrykan di Rutapuldat di 11-13.
urutan ke BS
Kode Kode 4 Jika Ruta tidak ditemukan bangunan fisiknya di dalam BS
Kode 5 Jika Ruta tidak dapat dikunjungi karena kondisi force majeure misalnya daerah
merah COVID-19, daerah terdampak bencana alam
Kode 6 Jika Ruta memiliki ART terkonfirmasi positif atau memiliki indikasi/gejala COVID-19
Kode 7Jika Ruta pada saat puldat sudah tidak memiliki anak berusia balita
Kode 8 Jika Ruta pada saat puldat sudah tidak memiliki anak balita karena anak meninggal
Kode 9 Balita kelainan kongenital/disabilitas fisik
PERHATIKAN : Setelah Menjawab 202 Langsung Ke Blok III
Contoh Kasus :

Enumerator mengunjungi Ruta Balita Anto. Setelah dikonfirmasi keberadan balita kepada Ibu, ternyata
Anto sedang pergi bersama Ayahnya mengunjungi kakek yang tinggal di luar BS. Terkait hal ini
enumerator harus memastikan beberapa hal, JANGAN LANGSUNG MENGGANTI RUTA BALITA !!

Yang harus dilakukan enumerator :


1. Enumerator menanyakan dan memastikan kapan balita Anto tersebut kembali ke Ruta. Jika bisa
kembali dalam waktu 2 hari (jatah waktu di BS tersebut) maka enumerator bisa kembali ke ruta
Balita Anto sesuai waktu yang disepakati dengan ibu dan lakukan pengumpulan data (wawancara
dan pengukuran) pada Ruta Balita Anto.
2. Jika Balita Anto tidak dapat ditentukan waktu kembalinya ke ruta atau kembali lebih dari 2 hari dari
waktu/ jatah pengumpulan di BS tersebut maka enumerator tidak perlu melakukan pengumpulan
data pada keluarga balita tersebut. Isikan Blok I, II (201 = kode 2 “TIDAK” dan 202= Kode 3 “Ruta
pergi”), serta Blok III lanjut ke Catatan Pengumpul Data Tuliskan : Ruta Balita tidak dilakukan
wawancara karena balita sedang pergi hingga waktu yang tidak ditentukan atau lebih dari 2 hari dari
waktu pengumpulan data di BS. Lanjutkan ke sampel rumah tangga berikutnya sampai 10 sampel
rumah tangga utama selesai dikunjungi.
3. Apabila dari 10 ruta utama ada yang tidak dapat diwawancara dan diukur maka gantikan dengan
rumah tangga cadangan sesuai jumlah kekurangannya
Rincian 203
.
 Pastikan, hitung dan tuliskan jumlah seluruh anggota rumah tangga dalam kolom
yang tersedia
 Isian rincian 203 harus sesuai dengan pengisian Blok IV SSGI-2022-RT
 Jumlah ART yang ada di Ruta sesuai dengan ketentuan ART SSGI-22.

Rincian 204
 Pastikan, hitung dan tuliskan jumlah seluruh balita dalam kolom yang tersedia
 Isian rincian 204 harus sesuai dengan pengisian Blok IV SSGI-2022-RT
Rincian 205
• Pastikan, hitung dan tuliskan jumlah ART balita yang diwawancara dalam
kolom yang tersedia.
• Jika dalam rumah tangga terdapat > 1 balita maka semua balita yang ada
di rumah tangga diambil datanya.
• Pastikan isian 205 ini harus sama dengan jumlah ART yang diisikan datanya di BLOK
IV Kolom 414
Rincian 206
• Pastikan, hitung dan tuliskan jumlah ART balita yang diukur dalam kolom yang
tersedia.
• Balita diukur dihitung jika dilakukan minimal salah satu pengukuran Berat Badan
atau Panjang Badan/Tinggi badan. Misalnya : anak saat diukur BB masih dalam
kondisi kondusif/tenang sehingga bisa dilakukan pengukuran BB, tetapi ketika akan
dilakukan pengukuran PB/TB anak meronta/menangis kencang, kemudian
enumerator berusaha membujuk anak, tetapi anak tetap meronta dan menangis
sehingga ibu tidak mengizinkan anaknya untuk dilakukan pengukuran PB/TB
tersebut.
• Pastikan isian 206 harus sama dengan jumlah Balita yang hasil pengukurannya diisikan
dalam BLOK XV Pengukuran Antropometri
Perhatian : Isian Rincian 205 tidak harus sama dengan isian Rincian 206. Balita
yang dilakukan wawancara bisa saja tidak dilakukan pengukuran antropometri karena
alasan-alasan tertentu.
Rincian 207
• Pastikan, hitung dan tuliskan jumlah ART perempuan 10-54 tahun yang
diwawancara dalam kolom yang tersedia.
• Pastikan isian 205 ini harus sama dengan jumlah ART yang diisikan datanya di BLOK IV
Kolom 414

Rincian 208
• Pastikan, hitung dan tuliskan jumlah ART perempuan 10-54 tahun yang diukur
dalam kolom yang tersedia.
• Pastikan isian 208 harus sama dengan jumlah WUS yang hasil pengukurannya diisikan
dalam BLOK XVIII Pengukuran LiLA ART Perempuan 10-54 Tahun
Blok III Keterangan Pengumpul Data

Rincian 301-303
• Tanggal pengumpulan data (tanggal wawancara)Mengacu pada hari pertama
kunjungan ke Ruta
• Identitas tenaga pengumpul data (nama dan no telpon)

Catatan :
No HP yang dicatatkan adalah No HP aktif sampai akhir kegiatan penelitian dari
masing-masing enumerator. Isian ini diperlukan untuk memudahkan komunikasi
dengan tim enumerator
Blok IV Keterangan Anggota Rumah Tangga

Blok IV bertujuan untuk


mengetahui :
• Nama dan NIK ART
• Hubungan dengan KK
• Jenis Kelamin
• Status Kawin
• Tanggal Lahir
• Tangggal Ukur
• Umur
• Kepemilikan Akte Kelahiran
• Pendidikan
• Status Pekerjaan
• Kepemilikan Jaminan Kesehatan
• Dilakukan Wawancara atau tidak
Kode Blok IV kolom 3 :
1.KK
Tuliskan No Urut 2. Istri/Suami
ART sesuai dengan 3.Anak kandung
urutan susunan kode 4.Anak angkat/ tiri
hubungan dengan 5. Menantu
KRT (Kode Blok IV 6.Cucu
kolom 403) 7.Orang tua/mertua
8.Pembantu Ruta/Sopir
9. Famili lain
10. Lainnya
Tanyakan Nama ART dan
NIK responden. Untuk NIK
dapat diambil dari
dokumen Pribadi (KTP
ataupun Kartu Keluarga)
Catatan :
Penulisan Anggota Ruta urutannya
mengikuti susunan kode hubungan
dengan KRT (Kode Blok IV kolom 3)
Catatan :
Jika tidak memiliki NIK maka enumerator menuliskan NIK berdasarkan ketentuan
penyusunan NIK Catatan : untuk penulisan NIK jika anak kembar :
• Anak kembar sama kelaminnya  maka
Jika ART belum memiliki NIK maka isikan: dibedakan pada penulisan nomor urut terakhir
NIK terdiri dari 16 digit angka sesuai siapa yang dianggap kakak dan adik
0001 (kakak) dan 0002 (adik)
kode provinsi pada kotak 1-2 • Anak kembar beda kelaminnya maka
kode kab/kota pada kotak 3-4 penulisan NIK tidak berbeda dengan penulisan
NIK pada umumnya
kode kecamatan pada kotak 5-6
kode tanggal,bulan,tahun lahir pada kotak 7-12, untuk perempuan ketentuan tanggal
lahir “ditambahkan 40”,
kode nomor urut pada kotak 13-16, yaitu “0000”.
Perhatian :
• Untuk Pengisian kode provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan • Kode Kecamatan yang digunakan adalah kode
mengikuti kode provinsi, kab/kota dan kecamatan yang ada di tabel sebelah kanan ,
tabel Kemendagri
kecamatan pada domisili ART di BS • Kode Kecamatan yang tertera di tabel dapat
terpilih. diambil 2 digit angka terakhir - contoh pada
table untuk kode kecamatan pondokgede
• Kode kecamatan berdasarkan BPS tertulis 327508 Maka untuk kode Kecamatan
terdiri dari 3 digit, sedangkan kode adalah 2 digit terakhir yaitu 08.
kecamatan Kemendagri terdiri dari 2
digit  Untuk Pembuatan NIK
gunakan kode kecamatan Kemendagri
• Untuk memudahkan saat di lapangan,
sebaiknya Enum sudah memiliki kode-
kode Kecamatan BS yang menjadi
wilayah tugasnya  Kode Kecamatan
kemendagri dapat dilihat pada :
https://sig.bps.go.id/bridging-kode/index
Contoh:

ART baru Rena lahir pada tanggal 20 Februari 2022 di Kecamatan Limapuluh (04), Kota Pekanbaru
(71), Riau (14). Maka isikan NIK ART tersebut sebagai berikut:

ART baru Dimas lahir pada tanggal 31 Maret 2022 di Kecamatan Bekasi Timur (01), Kota Bekasi
(75), Jawa Barat (32). Maka isikan NIK ART tersebut sebagai berikut :
Kolom ini berisi Hubungan dengan
KRT. Pilih salah satu kode
hubungan ke dalam kotak yang
tersedia
Hubungan dengan KK :
Kode 1 : Kepala Rumah Tangga (KRT)  Salah seorang dari ART yang
bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari dalam rumah
tangga.
Kode 2 : Istri/suami KRT Pasangan dari KRT
Kode 3 : Anak kandung  Anak kandung adalah anak yang lahir dari
perkawinan KRT dengan pasangannya.
Kode 4 : Anak angkat/Tiri Anak angkat yaitu anak orang lain yang
diambil (diasuh) serta disahkan secara hukum/pemangku adat
sebagai anak sendiri. Jika seorang anak hanya diakui sebagai
anak angkat tanpa ada pengangkatan anak secara legal formal
di catatan sipil atau pengadilan agama, maka tidak dicatat
sebagai anak angkat. Sedangkan anak tiri adalah anak bawaan
suami/istri yang bukan hasil perkawinan dengan istri/suami
sekarang.
Kode 5 : MenantuSuami/istri dari anak kandung, anak tiri,anak angkat.
Kode 6 : Cucu Anak dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat.
Kode 7 : Orang tua/mertua Bapak/ibu dari KRT atau bapak/ibu dari
istri/suami KRT.
Kode 8 : Pembantu Ruta/sopir Pembantu/sopir adalah orang yang
bekerja sebagai pembantu dan sopir yang menginap di rumah
tangga dan menerima upah/gaji berupa uang ataupun barang.
Kode 9 : Famili Lain Orang yang masih memiliki hubungan
keluarga/famili tetapi di luar kode 1-7 yang berada di rumah
tangga lebih dari 6 bulan. misalnya sepupu
Kode 10 : Lainnya  Orang yang tidak ada hubungan famili dengan
KRT atau istri/suami KRT yang berada di rumah tangga lebih dari
1 tahun , seperti tamu, teman, dan orang yang mondok dengan
makan (kos), termasuk anak pembantu yang juga tinggal dan
makan di rumah tangga majikannya)
Tanyakan Jenis Kelamin ART
Jangan menebak jenis kelamin
ART berdasarkan nama. Contoh:
nama Endang, Sri, Budi, Andi,
Dian, dsb bisa digunakan untuk
laki-laki atau perempuan
Tanyakan Status kawin responden
Kode 1 Belum kawin  belum pernah mempunyai pasangan baik terikat maupun
tanpa ikatan dalam perkawinan yang sah secara hukum (adat, agama, negara) atau
belum pernah melakukan hubungan layaknya suami istri.
Kode 2 Kawin  suami istri baik yang mendapatkan surat nikah maupun tidak,
namun sah menurut hukum/adat/ajaran agama. Atau memiliki pasangan tanpa terikat
dalam perkawinan yang sah secara hukum (adat, agama, negara), namun memiliki
hubungan layaknya suami istri, baik tinggal bersama dalam satu rumah maupun
tidak.
Kode 3 Cerai hidup adalah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum
kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum
resmi secara hukum. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil,
dianggap cerai hidup.
Kode 4 Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin
lagi.
Tanggal lahir dapat mencatat dari dokumen
pendukung: akte kelahiran, kartu keluarga,
kartu tanda penduduk, surat izin
mengemudi, dan lain sebagainya.
Usahakan untuk mengingat-ingat tentang
bulan dan atau tahun kelahirannya
Isikan Tanggal Saat Balita dilakukan
Pengukuran. Jika Balita tidak dilakukan
pengukuran maka isikan kolom ini
dengan tanggal kunjungan wawancara
RUTA hari pertama . Jika pengukuran dilakukan pada kunjungan ke-2
isikan tanggal pengukuran sesuai dengan
tanggal kunjungan ke-2 saat pengukuran
dilakukan.
Menghitung umur penting dilakukan oleh
enumerator diawal kedatangan di RUTA
untuk MEMASTIKAN bahwa Anak Balita
terpilih masih berusia balita saat dikunjungi
puldat SSGI 2022. Mengingat ada rentang
waktu antara updating dengan puldat,
sehingga umur anak bisa jadi mengalami
perubahan.

Contoh Kasus :
Enumerator datang ke Ruta Bapak Ari dan
dilakukan wawancara sekaligus
pengukuran balita pada tanggal 10
Agustus 2022. Adapun Tanggal lahir anak
Pak Ari yang bernama Sari adalah 30
Oktober 2018. Berapa Umur Sari ??
Lakukan pengurangan dari hari terlebih
dahulu, kemudian bulan terakhir tahun
Cara manual Ke-1 :
10 08 2022
Berapapun nilainya jika ada
30 10 2018 -
tanda (-) maka umur -20 hr -2 bln 4 thn= 48 bln
dikurangi 1 bulan
Umur Sari  48 -2-1 = 45 bulan

Cara ke-3 : Aplikasi AGE Cara Manual Ke-2 :


Calculator
10+30=40 7+12=19 2022 - 1 =2021

+12 bln -1 thn


10 +30 hr08 2022
30 10 2018 -
10 hr 9 bln 3 thn= 36 bln
Umur Sari  36 + 9 = 45 bulan
Cara Menggunakan Aplikasi
Klik icon AGE Calculator
1
Ganti tanggal
2 Kemudian akan muncul tampilan dengan mengklik
Birth day tanggal bulan dan tahun 3 gambar pensil
kemudian Isikan
sesuai tanggal pada handphone tanggal lahir balita

4
Klik “calculate”

5 Muncul hasil
perhitungan umur
dalam tahun, bulan
dan hari.

Kemudian konversi
6 dalam bulan 3 tahun 9 bulan = 36 + 9 = 45 Bulan
Contoh :
Keluarga Bapak Fauzi mengadopsi anak dari panti Asuhan ‘’Kasih Ibu’’,
namun ketika diadopsi pengelola tidak memiliki dokumen mengenai
kelahiran anak tersebut. Maka untuk menentukan usia dan Tanggal,
Bulan serta Tahun lahir anak saat pendataan SSGI adalah dengan cara :
membandingkan anak adopsi Bapak Fauzi dengan anak tetangga yang
sekiranya sebaya dilihat dari perkembangnya (sudah bisa merangkak
atau berdiri atau berjalan, atau lainnya). Anak Pak Fauzi diperkirakan
sebaya dengan anak tetangga yang usianya 15 bulan. Maka untuk isian
Umur isikan 15 bulan pada saat pengumpulan data. Sedangkan untuk
tahun dan bulan lahir didapatkan dengan menghitung mundur dari
bulan puldat dilakukan (Juni 2022). Maka isikan bulan lahir Maret
(03), Isian Tanggal isikan tanggal lahir (15), Isian tahun lahir isikan
(2021)
Tanyakan apakan Balita memiliki Akte
kelahiran. Pastikan bahwa yang dimiliki
adalah dokumen Akte Kelahiran bukan
dokumen lainnya.

Akta Kelahiran adalah Bukti Sah mengenai


Status dan Peristiwa Kelahiran seseorang yang
dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil.

Jika Balita memiliki dokumen lain terkait


kelahiran, misalnya : Surat Kenal Lahir ,
Dokumen ini Tidak Termasuk Akte Kelahiran
Maka Pilih Kode jawaban 2
Tanyakan Pendidikan formal Khusus Untuk Anak Usia 3-6 tahun
tertinggi ART yang ditamatkan. tanyakan apakah saat ini masih
Pendidikan formal yang dimaksud terdaftar dan aktif mengikuti
adalah pendidikan yang diakui proses sebagai peserta PAUD
oleh kementerian pendidikan (Pendidikan Anak Usia Dini) baik
pada PAUD formal maupun non-
/kementerian agama.
formal. Contoh : usia 3 tahun anak
Apabila masih bersekolah ikut PAUD, tapi saat ini usia 4 tahun
pada jenjang pendidikan sudah berhenti maka isikan kode 1.
tertentu, maka yang diisikan
adalah jenjang pendidikan
yang sudah ditamatkan.
Contoh :

• Ahmad setelah lulus dari MI kemudian memperdalam ilmu agama di pesantren


tradisional hingga berusia 16 tahu. Maka pendidikan Ahmad adalah Kode 4.
Tamat SD/MI

• Lita saat ini sedang menempuh pendidikan keperawatan Semester pertama.


Maka Pendidikan Lita adalah kode 6. Tamat SMA/MAN

• Agus kelas 5 SD. Maka pendidikan Agus adalah kode 3. Tidak Tamat SD

• Lia usia 5 tahun, tidak bersekolah PAUD, maka pendidikan Lia Kode 1
Tidak/belum sekolah
Bekerja menurut BPS  Melakukan
pekerjaan dengan maksud memperoleh
Tanyakan pekerjaan atau membantu memperoleh penghasilan
atau keuntungan paling sedikit selama
ART satu jam dalam seminggu terakhir.
Bekerja dalam satu jam tersebut harus
dilakukan berturut-turut dan tidak
terputus.
Catatan:
• Ibu rumah tangga yang mempunyai pekerjaan mendapatkan/menghasilkan uang, maka ibu
tersebut bekerja. Sesuaikan isian dengan jenis pekerjaan.
• Bila ART adalah pegawai yang sedang bersekolah maka bekerja.
• Jika ART pensiun tidak mempunyai pekerjaan lagi tidak bekerja.
• Jika ada ART yang status hubungan dengan kepala rumah tangga adalah pembantu, maka
statusnya adalah bekerja.
• ART yang sedang menempuh pendidikan formal maka status bekerjanya adalah sekolah
• ART yang sedang memperdalam ilmu agama di pondok pesantren tradisional, tidak
dimasukan dalam sekolah, karena pondok pesantren tradisional bukan merupakan lembaga
pendidikan formal, maka untuk pekerjaan statusnya adalah tidak bekerja
Kode 1 = Tidak bekerja ART tidak atau belum memiliki pekerjaan
Kode 2 = Sekolah  ART tidak bekerja tetapi statusnya sedang bersekolah di
sekolah formal baik pada pendidikan dasar, menengah atau tinggi di bawah
pengawasan Kemendikbud, atau institusi pendidikan swasta.
Kode 3 = PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD Pegawai yang mempunyai atasan dan
menerima gaji/honor rutin. PNS bekerja di pemerintahan sebagai pegawai negeri
sipil. BUMN/BUMD = pekerja yang bekerja pada perusahaan milik negara
(BUMN/BUMD) misalnya pegawai Telkom, PLN, PTKA, TNI/Polri, bekerja di
pemerintahan sebagai angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara dan kepolisian.
Kode 4 = Pegawai SwastaPegawai yang bekerja untuk menghasilkan uang
secara rutin pada perusahaan swasta atau bukan sebagai pegawai negeri sipil.
Contoh : honorer, pegawai pabrik
Kode 5 = Wiraswasta orang yang melakukan usaha dengan modal sendiri atau
berdagang baik sebagai pedagang besar atau eceran. Contoh : pedagang online,
penjahit
Tanyakan apakah setiap ART Jawaban pengakuan responden
memiliki Jaminan Kesehatan terkait kepemilikan kartu JKN/KIS/
BPJS/ Jamkesda (nama sesuai
baik milik pemerintah
dengan nama lokal misalnya Kartu
(JKN/KIS/BPJS/Jamkesda) Jakarta Sehat (KJS), Krama Badung
maupun jaminan kesehatan Sehat (KBS), dll ) atau jaminan
swasta kesehatan swasta
Kode 1 = jika memiliki jaminan kesehatan pemerintah PBI
Kode 2 = jika memiliki jaminan kesehatan pemerintah Non PBI
Kode 3 = jika memiliki jaminan kesehatan swasta
Kode 4 = jika memiliki jaminan kesehatan pemerintah dan swasta
Kode 5 = tidak punya 414
Kode 8 = tidak tahu 414
Jaminan Kesehatan Swasta
Jenis asuransi yang dikelola
suatu perusahaan atau badan
swasta. Premi dibayarkan
seluruhnya oleh nasabah
dengan besaran sesuai
manfaat yang diambil.
• Jika terdapat stiker DTKS (Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial) yang
ditempel di rumah responden yang
menyatakan menerima PBI, maka
pastikan terlebih dahulu ke
responden kalau dia memiliki JKN
PBI tersebut, misalnya dibuktikan
dengan menunjukkan kartu JKN yang
 dimilikinya.

• Penandaan ceklis pada stiker DTKS
tidak selamanya menandakan bahwa
Ruta telah mendapatkan JKN PBI,
tetapi ada juga yang baru proses
pengumpulan berkas-berkas yang
dibutuhkan dalam pendaftaran JKN
PBI.
Tanyakan apakah dalam setahun Ya” Jika dalam
terakhir ART pernah setahun yang lalu
menggunakan kepesertaan pernah menggunakan
jaminan kesehatan baik milik minimal 1 kali
pemerintah maupun swasta untuk
untuk pemeriksaan/ pengobatan Kode 1, Ya JKN/Jamkesda
baik di pemberi pelayanan Kode 2, Ya Swasta
kesehatan (PPK) 1 (Puskesmas atau
Kode 3, Ya JKN dan Swasta
klinik pratama), PPK 2 (klinik
Kode 4, Tidak dimanfaatkan
utama atau rumah sakit) baik
rawat jalan atau rawat inap. 8, Tidak tahu
Contoh Kasus: Pak Budi memiliki BPJS yang iurannya rutin
dibayarkan setiap bulannya. Pada Bulan April 2022, ketika dia sakit
gigi, Pak Budi berobat ke puskesmas masih menggunakan BPJS.
Pada bulan-bulan selanjutnya, pak Budi mengalami kesulitan
ekonomi, sehingga terhitung dari bulan Juni-Juli dia menunggak
pembayaran iuran, sehingga kartu BPJS tidak dapat digunakan.
Pada saat SSGI, enumerator SSGI mengunjungi ruta pak Budi pada
bulan Juli 2022  maka untuk pengisian kolom 413, Pak Budi
masih dinyatakan memanfaatkan asuransi kesehatan, meskipun
saat dikunjungi asuransinya tidak dapat digunakan karena dalam
jangka waktu 1 tahun terakhir, pada bulan April pak Budi masih
memanfaatkan BPJS untuk berobat ke Puskesmas.
Tanyakan Apakah ART Balita dan ART Perempuan 10-54
tahun diambil datanya
Kode 1 Balita Diwawancara
Kode 2 Balita Tidak diwawancara
Kode 3 Perempuan 10-54 tahun diwawancara
Kode 4 Perempuan 10-54 tahun tidak diwawancara
Kode 7 tidak berlaku diluar ART Balita dan Perempuan usia
10-54 tahun
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai