Anda di halaman 1dari 19

KASUS 4 Keluarga Bapak D (28 th) dan istrinya Ibu T (25 th) memiliki 1 orang anak yaitu An.

H (7th). An. H sekolah di SD Trewoleng. Ia punya kebiasaan jajan yang berlebihan dan tidak mau cuci tangan ketika mau makan. Setiap hari diberikan uang jajan di sekolah. Sepulang sekolah an. H minta uang jajan lagi. Ibu T selalu memberikannya. Ia bilang kalo tidak diberikan uang, maka anaknya tersebut menangis yang tak kunjung berhenti. Ny. T begitu menyayanginya hingga semua permintaan anaknya dituruti meskipun menguras kantongnya. Bapak D hanya pulang seminggu sekali karena kerja di luar kota. Tanggung jawab anak diserahkan sepenuhnya kepada istrinya. Permasalahan kebiasaan jajan ini tidak dihiraukan ayahnya.

Pertanyaan : 1) Rumuskan diagnosa keperawatan 2) Buatlah skoring sesuai diagnosa keperawatan yang teridentifikasi 3) Susun rencana intervensi untuk mengatasi diagnosa keperawatan utama 4) Buatlah kelas menjadi 5 kelompok mahasiswa 5) Lakukan pembelajaran menggunakan metode PBL atau SGD. 6) Susunlah hasil dalam bentuk makalah untuk setiap kelompok sesuai kasus di atas. 7) Tugas dikumpulkan 1 (satu) minggu sebelum seminar. Jawaban :

Kelengkapan Data Kasus I. DATA UMUM KELUARGA


1. 2.

Nama Kepala Keluarga (KK) : Bapak D Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan : 28 tahun : laki-laki : SMA : Wiraswasta

3.
4. 5.

6.

Alamat

: Jln. Gunung Srandil No. 77 Rt: 04/03,

Karangwangkal, Purwokerto Utara. 7. No. Nama Komposisi Keluarga : Kelamin Hub. Klg. Umur Pendidikan Pekerjaan Kondisi Jarang pulang lebih banyak di luar kota untuk mencari nafkah Mengurus anak di rumah dan 2. Ny. T P Istri 25 thn SMA Ibu RT juga menggantikan peran suami. Genogram/ Silsilah Keluarga :

1.

Tn. D

Suami

28 thn

SMA

Wiraswasta

Keterangan : : Laki-laki

: Perempuan : Satu Rumah Menikah


8.

Tipe Keluarga: The dyad family Suku Bangsa a) Tuan Rn : suku Jawa (masyarakat Jawa cenderung memposisikan peran kepala keluarga sebagai tulang punggung keluarga yang mencari nafkah dan istri memiliki peran sebagai ibu rumah tangga yang mengatur segala macam kebutuhan rumah tangga, seperti menyiapkan kebutuhan suami dan kebutuhan anak serta mengurus pekerjaan rumah tangga).
b)

Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak. 9.

Nyonya Rn

: suku Bugis (masayarakat Bugis cenderung lebih

modern dan memiliki watak yang keras, mereka memposisikan peran yang sama antara suami dan istri. Jadi, istri mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti suami).
10. Agama

Keluarga terlibat secara aktif dalam praktik-praktik dan sistem keyakinan. Tuan Rn beragama islam, dia rajin dalam melakukan kegiatan keagamaan. Baik secara individu maupun kegiatan keagamaan yang dilakukan secara bersamasama oleh masyarakat di sekitar pemukimannya. Tuan Rn mengikuti pengajian secara teratur dan berdiskusi dengan tokoh-tokoh agama berkaitan dengan halhal penting keagamaannya. Sedangkan Nyonya Ds beragama kristen, setiap minggu dia rajin menghadiri kegiatan Misa di Gereja yang berada di komplek perumahannya tersebut. Dia juga sering berkonsultasi berkonsultasi dan berdiskusi dengan pastur berkaitan dengan masalah keagamaannya. Beribadah merupakan suatu hal pokok dan masing-masing individu dapat saling menghormati keyakinan satu sama lain
11. Status Sosial Ekonomi

Secara ekonomi, keluarga Tuan Rn termasuk keluarga yang berkecukupan. Tuan Rn dan Nyonya Ds sama-sama bekerja dan mereka memiliki penghasilan masing-masing. Berikut ini penghasilan, kebutuhan, dan harta yang keluarga miliki:

a) b) c)
d)

Penghasilan Tuan Rn Penghasilan Nyonya Ds Kebutuhan Harta Keluarga

: Rp. 2.500.000,- / bulan. : Rp. 4.000.000,- / bulan. : sekitar Rp. 80.000,- / hari. :

Mobil : 1 buah Motor : 1 buah Rumah : 1 buah 12. Aktivitas Rekreasi Keluarga Aktivitas rekreasi keluarga Tuan Rn dan Nyonya Ds kurang. Hal ini, terutama karena kesibukan Nyonya Ds dengan pekerjaannya sehingga waktu untuk rekreasi keluarga sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali. Keluarga Tuan Rn tidak melakukan perjalanan, nonton film di bioskop, dan makan di luar. Tuan Rn dan Nyonya Ds tidak pergi keluar sebagai pasangan secara sendiri atau dengan sahabat-sahabatnya. II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini Keluarga baru menikah Yaitu dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan yang syah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
2.

Tahap Perkembangan Kaluarga yang Belum Terpenuhi

a) Membina hub intim yang memuaskan b) Membina hub dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial c) Mendiskusikan rencana memiliki anak Tugas perkembangan keluarga Tuan Rn secara garis besar belum terpenuhi karena kesibukan pekerjaan, khususnya kesibukan Nyonya Ds sehingga tidak ada waktu untuk mendiskusikan rencana memiliki anak. Tuan Rn juga memiliki kesibukan dengan pekerjaannya, tetapi dia dapat membagi waktu antara pekerjaan dan waktu untuk keluarga. 3. Riwayat Keluarga Inti

Keluarga Tuan Rn dan Nyonya Ds hidup di lingkungan yang sama, meskipun berbeda agama mereka saling menghormati keyakinannya masing-masing. Mereka berpacaran selama 4 tahun sebelum menikah. Selama bulan-bulan awal pernikahan, mulai terlihat berbagai bentuk perbedaan diantara mereka berdua, misalnya: perbedaan agama dan nilai-nilai budaya yang dianut. Pada awalnya, hal ini tidak menjadi masalah bagi keluarga Tuan Rn, dan Tuan Rn berusaha untuk mengimbangi dan menyesuaikan dengan perbedaan yang ada. Namun, keadaan ini semakin diperburuk dengan kesibukan dari masing-masing individu, sehingga komunikasi dan frekuensi bertemupun menjadi jarang. Nyonya Ds sibuk dengan pekerjaannya sampai pulang malam. Tetapi Tuan Rn, meskipun sama-sama sibuk dengan pekerjaannya, dia mampu membagi waktu antara pekerjaan dengan waktu untuk keluarga. Selama bulan-bulan awal pernikahan seks merupakan hal yang menyenangkan, tetapi karena kesibukan, komunikasi yang kurang, dan frekuensi bertemu yang minim mengakibatkan fungsi reproduksi terganggu. Tuan Rn sangat berharap untuk segera memiliki anak, akan tetapi Nyonya Rn tidak ada waktu untuk mendiskusikan hal tersebut. Setiap pulang dari kerja, Nyonya Rn selalu mengeluh capek dan segera beristirahat di kamarnya sepulang dari pekerjaannya. Secara medis, riwayat kesehatan Tuan Rn tidak ditemukan adanya riwayat infertilitas dan penyakit genetik, begitu juga dengan riwayat kesehatan Ny. Ds. 4. Riwayat Keluarga Sebelumnya Keluarga Tuan Rn dan Nyonya Ds merupakan keluarga yang berkecukupan. Keluarga Tuan Rn berasal dari suku Jawa. Tuan Rn dibesarkan dilingkungan pekerja sehingga dia rajin melakukan setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Sejak lulus dari bangku kuliah, Tuan Rn mulai mengajar di bimbingan belajar yang didirikan atas kerjasama dengan temannya. Namun beberapa bulan kemudian, dia bisa secara mandiri mendirikan bimbel sendiri dan mengjar di SMA yang tak jauh dari kompleks di mana dia tinggal dengan istrinya sekarang. Tuan Rn, meskipun sibuk dengan pekerjaannya tetapi dia rajin melakukan olah raga di sela-sela hari istirahatnya dan setiap bulan dia rutin memeriksakan kondisi kesehatannya di pelayanan kesehatan terdekat. Sedangkan keluarga Nyonya Ds berasal dari suku Bugis. Nyonya Ds

dibesarkan di lingkungan yang keras, disiplin, dan pekerja. Sehingga segala sesuatu dia lakukan secara mandiri. Nyonya Ds lebih senang menyibukkan diri dengan pekerjaannya dan mengejar karir yang dia dambakan, sehingga dia tidak begitu memperhatikan kondisi sekitar bahkan kesehatannnya sendiri. Riwayat kesehatan keluarga Tuan Rn tidak memiliki penyakit genetik, sementara riwayat keluarga Nyonya Ds ada yang mempunyai penyakit kanker payudara. III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN 1. Karakteristik Rumah Keluarga Tuan Rn merasa puas dan nyaman dengan tempat tinggal yang mereka miliki sekarang. Berikut ini karakteristik runah keluarga Tuan Rn:
a) b) c) d) e)

Luas rumah Tipe Jumlah ruangan Jumlah jendela Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu Dapur Ruang kerja Ruang keluarga Garasi

: 20 meter x 15 meter : 36 : 12 ruangan : 9 jendela : 1 ruang : 1 ruang : 2 ruang : 1 ruang : 1 ruang

Tempat tidur : 3 kamar Ruang makan : 1 ruang

Kamar mandi : 2 kamar mandi Penempatan perabot rumah tangga : perabot rumah tangga

f)

ditempatkan sedemikian rupa sesuai dengan fungsi dan manfaatnya masing-masing.


g) h) i)

Jenis WC Denah rumah :

: WC duduk / kloset

Jarak WC ke sumber air : 15 m

2.

Karakteristik Tetangga dan Komunitas Setempat

Keluarga Tuan Rn berada dalam lingkungan yang ramah, bersih, dan nyaman sebagai tempat tinggal. Meskipun tidak termasuk daerah perumahan elit, segala bentuk kebutuhan keluarga dapat terpenuhi melalui sarana dan prasarana yang ada di sekitar komplek rumah tersebut. Transportasi mudah, tempat belanja, rumah ibadah, dan pelayanan kesehatan mudah dijuangkau dan tersedia lengkap. Jadi keluarga tidak perlu jauh-jauh untuk mencari apa yang menjadi kebutuhan mereka. Kebiasaan masyarakat sekitar pada hari kerja sibuk dengan profesi masing-masing, namun setiap hari libur biasanya secara rutin diadakan kerja bakti dan kegiatan perkumpulan lainnnya yang memperakrab hubungan mereka. Kaitannya dengan kesehatan budaya masyarakat sekitar memiliki kesadaran tinggi terhadap hidup bersih dan menjaga kesehatannya. 3. Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga Tn. Rn dan Ny. Ds menetap di tempat tinggal yang sama dan lingkungan sekitar yang sama selama kehidupan mereka.

4.

Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Tuan Rn sering mengikuti kegiatan dilingkungan setempat, seperti kerja bakti dan perkumpulan RT serta sering bergaul dengan masyarakat sekitar. Sementara Nyonya Ds tidak pernah bergaul dengan masyarakat sekitar karena kesibukannya dan Nyonya Ds merasa tidak percaya diri untuk bergaul dengan masyarakat disekitar tempat tinggalnya, sehingga Nyonya Ds menyibukkan diri dengan pekerjaannya 5. Sistem Pendukung Keluarga Jumlah anggota keluarga yang sehat : 1 orang (Tn. Rn). Fasilitas keluarga lengkap terutama untuk menunjang kesehatan. Sedangkan untuk dukungan keluarga dan masyarakat sekitar terkait dengan kesehatan masyarakat sekitar memberikan dukungan terhadap kesehtan setiap keluarga yang ada dikompleks tersebut. a) Sistem Informal

Keluarga Tuan Rn sering membantu dalam hal acara ataupun ketika keluarga Tuan Rn mengalami sakit. Budaya Jawa yang melekat pada keluarga Tuan Rn, lebih sering berkunjung. Kedua orang tuan dan saudarasaudara selalu membantu bila Tuan Rn membutuhkan ataupun sekedar berkunjung saja. Sedangkan Keluarga Nyonya Ds tidak begitu sering berkunjung, selain dipengaruhi dengan budaya disiplin dan mandiri, jarak yang jauh juga membuat keluarga jarang berkunjung. b) Sistem Formal Keluarga memiliki ikatan dengan tokoh agama, dokter, komunitas, perawat kesehatan, dan guru-guru. IV. STRUKTUR KOMUNIKASI KELUARGA 1. Pola Komunikasi Keluarga Cara komunikasi keluarga Tn. Rn melalui pembicaraan secara langsung hanya saja frekuensinya sangat kurang hal ini disebabkan dengan kesibukan Ny. Ds yang selalu pulang malam.

2.

Struktur Kekuatan Keluarga

Tn. Rn tidak mampu untuk mengendalikan atau mempengaruhi dan mengubah perilaku Ny. Ds untuk meluangkan waktunya agar bisa berdiskusi untuk memiliki anak. 3. Struktur Peran : sebagai kepala keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga Tuan Rn

untuk mencari nafkah. Nyonya Rn : sebagai istri yang memposisikan diri dimana mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti suami, jadi tidak ada batasan antara peran suami dan istri. 4. Nilai/ Norma Keluarga Tuan Rn beranggapan kepala keluarga itu yang mencari nafkah secara menyeluruh berdasarkan adat budaya Jawa. Dalam hal kesehatan Tn Rn sangat perhatian yaitu melalui pemeriksaan rutin yang sering dilakukan tiap bulan.

Tuan Rn juga beranggapan bahwa tugas seorang istri lebih fokus ke kebutuhan rumah tangga. Nyonya Ds diharapkan dapat membagi waktu antara waktu untuk kerja dengan waktu untuk keluarga. Nyonya Ds beranggapan bahwa dia merupakan seorang yang mandiri dan lebih suka menghabiskan waktunya untuk bekerja mengejar karier daripada keluarganya. Nyonya Ds tidak begitu perhatian dengan kesehatannya, karena waktunya lebih banyak dihabiskan untuk bekerja. V. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi Afektif Tuan Rn menyayangi Nyonya Ds sehingga Tuan Rn berharap dapat membentuk keluarga yang lengkap yaitu dengan memiliki anak, namun karena pertemuan yang jarang antara Tuan Rn dan Nyonya Ds sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik yang berakibat terhambatnya mereka untuk memiliki anak. 2. Fungsi Sosialisasi Tuan Rn berusaha membangun komunikasi di dalam keluarga, namun Nyonya Ds tidak begitu merespon terhadap sikap dan usaha yang dilakukan oleh Tuan Rn. Nyonya Ds selalu mengeluh capek dan tidak ada waktu untuk berkumpul dengan waktu yang lama bersama Tuan Rn. Interaksi keluarga dengan lingkungan, Tuan Rn lebih aktif dengan kegiatan organisasi kemasyarakatan lingkungan sekitar. Sedangkan Nyonya Ds lebih cenderung untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya. 3. Fungsi Perawatan Kesehatan a) Mengenal Masalah Kesehatan Tuan Rn mengetahui bahwa keluarganya itu bermasalah dilihat dari kurangnya interaksi dan komunikasi diantara mereka. Hal ini semakin diperburuk dengan kesibukan Nyonya Ds dengan pekerjaannya. Nyonya Ds selalu pulang larut malam dan mengeluh lelah karena kesibukannya sehingga waktu untuk bertemu dan berkomunikasi semakin berkurang. Tuan Rn belum bisa mengendalikan kondisi keluarganya karena saat-saat waktu yang dia luagkan untuk keluarga ternyata Nyonya Ds tidak ada.
b)

Mengambil Keputusan Tindakan Kesehatan yang Tepat

Tuan Rn menyadari adanya masalah dalam keluarganya, hal ini dirasakan sejak awal pernikahanya dengan Nyonya Ds. Tuan Rn terus berusaha membangun interaksi dan komunikasi dengan Nyonya Ds dan berusaha untuk terus membangun komunikasi dengan Nyonya Ds. c) Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Sakit Tn. Rn selalu berusaha untuk memahami kondisi isrinya. Sehingga Ny Ds ketika mengeluh capek atas pekerjaannya Tn Rn memberikan waktu kepada Ny Ds untuk beristirahat.
d)

Memelihara Lingkungan Rumah yang Sehat

Tn. Rn menyadari dengan suasana lingkungan yang nyaman dan bersih dapat memiliki andil yang besar dalam mewujudkan kesehatan bersama terutama untuk keluarga Tuan Rn. e) Menggunakan Fasilitas Kesehatan di Masyarakat Keluarga menggunakan berbagai fasilitas yang mendukung untuk menunjang kesehatannya. Selama penggunaan fasilitas tersebut belum menemui pengalaman kurang baik terhadap petugas atau pelayanan kesehatan. Tuan Ds rutin memeriksakan kondisinya ke petugas kesehatan terdekat, berbeda dengan Nyonya Ds, dia lebih suka disibukkan dengan pekerjaannya daripada memperhatikan kesehatannya. 4. Fungsi Reproduksi Keluarga Tuan Rn ingin untuk segera memiliki anak. Untuk masalah jumlah tidak begitu dipermasalahkan namun keluarga kurang mampu membangun interaksi dan komunikasi antar anggotanya. Tuan Rn sudah berusaha untuk membangun komunikasi dengan istrinya, namun Nyonya Ds kurang merespon dengan alasan capek karena pekerjaannya, sehingga keinginan Tuan Rn untuk mempunyai anak harus tertunda. 5. Fungsi Ekonomi Terpenuhi, dilihat dari pemenuhan kebutuhan sandang pangan papan, menabung, dan kemampuan peningkatan status kesehatan terutama Tuan Rn. VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1.

Stres Jangka Pendek :

Munculnya ketidakefektifan komunikasi dan interaksi antar anggota keluarga yang dikhawatirkan semakin berkurang.
2.

Stres Jangka Panjang : Kemampuan Keluarga Merespon Stresor

Kekhawatiran Tn. Rn terhadap keinginannya agar mempunyai anak. 3. Melihat kondisi Nyonya Ds, Tuan Rn berusaha menjalin komunikasi dan interaksi dengan istrinya. Selain itu, dia juga selalu mendukung berkaitan dengan pengobatan istrinya baik moril maupun materil. 4. Strategi Koping Yang Digunakan Strategi koping yang digunakan yaitu konstruktif dimana Tuan Rn berusaha membangun kembali interaksi dan komunikasi dengan istrinya. 5. Strategi Koping Disfungsional Koping disfungsional Nyonya Ds yaitu membatasi komunikasi dan interaksi dengan suami dan masyarakat setempat. Nyonya Ds mengeluh capek dan tidak ada waktu untuk berinteraksi karena kesibukannya.

VII.

PEMERIKSAAN FISIK
1.

Tuan Rn:

a) TD: 120/80 mmHg b) RR: 24/menit


c) Suhu: 37 o C

d) Nadi: 80x/menit
2. a) b) c) d)

Nyonya Ds: TD: 120/90 mmHg RR: 28/menit Suhu: 37,5 o C Nadi: 85x/menit

VIII.

HARAPAN KELUARGA Keluarga berharap agar dapat menjadi keluarga yang lengkap, yaitu dengan kedatangan anggota baru (anak). Dengan demikian, keluarga akan lebih harmonis

dan nyaman. Frekuensi bertemu dan waktu komunikasi yang efektif dapat dibangun diantara anggota keluarga.

Purwokerto, 4 Mei 2010

Diagnosa Keperawatan 1. 2. 3. 4. Proses keluarga tidak berfungsi berhubungan dengan Tuan Rn tidak bisa Kerusakan komunikasi berhubungan dengan waktu komunikasi yang Resiko terjadi gangguan kesehatan pada Nyonya Ds berhubungan dengan Resiko tinggi perubahan pola seksualitas berhubungan dengan kesibukan

mengambil keputusan terhadap istrinya. sangat kurang antara Tuan Rn dan Nyonya Ds. kesehatan Nyonya Ds selalu pulang malam saat kerja Nyonya Ds yang selalu pulang malam dan Nyonya Ds selalu menyatakan capek ketika sampai di rumah. Scoring

Diagnosa 1: Proses keluarga tidak berfungsi berhubungan dengan Tuan Rn tidak bisa mengambil keputusan terhadap istrinya. No 1. Kriteria Sifat Masalah : Aktual Perhitungan Skor Pembenaran Masalah sudah terjadi ditandai dengan Tuan Rn tidak bisa untuk menentukan keputusan

mengurangi kesibukan Nyonya Ds 2. Kemungkinan masalah diubah : Sebagian 3. Potensial masalah untuk dicegah : Cukup Tuan Rn menjelaskan mengenai peran dari masing-masing sehingga dapat membangun persamaan persepsi tugas dan tanggung jawab dari masing-msing individu. 4. Menonjolnya masalah : Masalah harus ditangani Jumlah
1.

Kesadaran

Nyonya

Ds

untuk

dapat

mengurangi dan mengatur lagi waktu kerjanya

Jika masalah tidak ditangani maka masalah keluarga Tuan Rn dan Nyonya Ds akan semakin

berat, segera

memburuk dan terjadi kekaburan peran antara keduanya 3

Data Obyektif:

Tuan Rn tidak bisa memutuskan dan mengendalikan kesibukan pekerjaan Nyonya Ds. Masalah: Proses keluarga tidak berfungsi 2. Data Subyektif: Tuan Rn menyatakan bahwa Nyonya Ds lebih mementingkan pekerjaannya dan tidak pernah menyingung tentang perencanaan mempunyai anak. Masalah: Proses keluarga tidak berfungsi.

Diagnosa 2: Kerusakan komunikasi berhubungan dengan waktu komunikasi yang sangat kurang antara Tuan Rn dan Nyonya Ds. No 1. Kriteria Sifat masalah : aktual Perhitungan Skor Pembenaran Masalah sudah terjadi ditandai dengan pertemuan dan waktu komunikasi antara Nyonya Ds dan Tuan Rn yang sangat kurang 2. Kemungkinan masalah diubah : Mudah 3. Potensial masalah untuk dicegah : Tinggi 1 Tuan Rn bisa melakukan tindakan dengan berbicara mengajak bisa Nyonya melalui Ds alat dapat 2 Kesadaran Nyonya Ds untuk mau meluangkan waktu demi keluarga terutama untuk Tuan Rn

teknologi saat ini misalnya dengan handphone dan meminta Nyonya Ds agar mau mengurangi kesibukannya.

4.

Menonjolnya masalah : Masalah harus ditangani Jumlah


1.

Jika masalah tidak ditangani maka masalah keluarga bapak Rn dan Ibu Ds akan semakin memburuk.

berat, segera

5 Data Obyektif:

Nyonya Ds selalu pulang malam dan langsung beristirahat dengan frekuensi komunikasi yang sangat kurang Masalah: Kerusakan komunikasi 2. Data Subyektif:

Nyonya Ds merasa capek dengan pekerjaannya sehingga setelah bekerja Nyonya Ds langsung istirahat di kamar. Masalah: Kerusakan komunikasi Diagnosa 3 : Resiko terjadi gangguan kesehatan pada Nyonya Ds berhubungan dengan kesehatan Nyonya Ds selalu pulang malam saat kerja No 1. Kriteria Sifat Masalah : Resiko Perhitungan Skor Pembenaran Masalah belum terjadi ditandai dengan rasa lelah yang dialami oleh Nyonya Ds sepulang dari kerja dan jam kerja yang terlalu lama. 2. Kemungkinan masalah diubah : Mudah 3. Potensial masalah untuk dicegah : Tinggi 4. Menonjolnya masalah : Masalah harus ditangani Jumlah 1. Data Obyektif: 4 berat, segera 1 1 dapat 2 Kesadaran Nyonya Ds untuk mau meluangkan waktu beristirahat dan berolah raga. Selain itu, Nyonya Ds diharapkan dapat mengatur waktu antara kerja dengan istirahat Tuan Rn dapat mengajak Nyonya Ds berolah raga dan berusaha berdiskusi untuk mengurangi dan mengatur waktu kerjanya. Jika masalah tidak ditangani maka masalah keluarga bapak Rn dan Ibu Ds akan semakin memburuk.

Nyonya Ds selalu pulang malam dan bekerja dari pagi samapi larut malam. Masalah: Resiko terjadinya gangguan kesehatan 2. Data Subyektif:

Nyonya Ds menyatakan bahwa selalu merasa capek sepulang dari kerja. Masalah: Resiko terjadinya gangguan kesehatan

Diagnosa 4 : Resiko tinggi perubahan pola seksualitas berhubungan dengan kesibukan Nyonya Ds yang selalu pulang malam dan Nyonya Ds selalu menyatakan capek ketika sampai di rumah. No 1. Kriteria Sifat masalah : Resiko Perhitungan Skor Pembenaran Masalah belum terjadi ditandai dengan pertemuan antara Nyonya Ds dan Tuan Rn yang sangat kurang 2. Kemungkinan masalah diubah : Mudah 3. Potensial masalah untuk dicegah : Tinggi 1 dapat 2 Kesadaran Nyonya Ds untuk mau meluangkan waktu demi keluarga terutama untuk Tuan Rn dalam perencanaan untuk mendiskusikan anak Tuan Rn bisa melakukan tindakan dengan mengajak Nyonya Ds untuk meluangkan waktunya berbicara mendiskusi tentang perencanaan keluarga yang lengkap. 4. Menonjolnya masalah : Masalah harus ditangani berat, segera 1 Jika masalah tidak ditangani maka masalah keluarga bapak Rn dan Ibu Ds akan semakin memburuk.

Jumlah 1. Data Obyektif:

Nyonya Ds kurang memiliki waktu untuk berinteraksi, waktunya dihabiskan untuk bekerja dan beristirahat Masalah: Resiko tinggi perubahan pola seksualitas 2. Data Subyektif: Tuan Rn menyatakan bahwa dia sangat ingin memiliki anak, akan tetapi karena kesibukan Nyonya Ds mengakibatkan berkurangnya waktu komunikasi dan beinteraksinya semakin terbatas. Masalah: Resiko tinggi perubahan pola seksualitas

Perencanaan Keperawatan Keluarga Tuan Rn Diagnosa Keperawatan Kerusakan komunikasi berhubungan dengan waktu komunikasi yang sangat kurang antara Tuan Rn dan Nyonya Ds. Tujuan Jangka panjang Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan: Keluarga Tuan Rn dapat berkomunikasi efektif dengan Nyonya Ds Jangka pendek Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan: Keluarga Tuan Rn dapat membagi waktu antara kerja dengan waktu keluarga. Nyonya Ds dapat meluangkan waktunya untuk bertemu dan bersama dengan Tuan Rn Kriteria Evaluasi Kriteria 1. Respon verbal Standard 1. Keluarga Tuan Rn mampu membangun komunikasi yang efektif dengan Nyonya Ds. Intervensi
1. Mengidentifikasi masalah

2. Keluarga Tuan Rn mampu

yang menyebabkan komunikasi yang kurang . 2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dialami. 3. Mendorong mereka untuk berbagi hal mengenai tanggung jawab dan peran dalam keluarga. 4. Membantu pasangan untuk membahas dan memperjelas peran-peran mereka, harapan satu sama lain, komunikasi satu sama lain, untuk dapat membuka jalan agar dapat memodifikasi peran-peran atau komunikasi mereka untuk menyelesaikan masalah. 5. Merujuk keluarga pada sumber kesehatan dan agama sebagai bagian proses pemecahan masalah

2. Respon Psikomotor

memodifikasi lingkungan dengan menciptakan suasana yang nyaman dan mengatur waktu untuk bersama dengan Nyonya Ds.

Membant u pasangan untuk menggali pilihan waktu luang yang akan memuaskan mereka berdua. 2. Membuka diskusi dengan pasangan tentang harapan masingmasing individu terhadap keluarganya. 3. Membant u pasangan untuk membahas dan memperjelas peran-peran mereka, harapan satu sama lain, komunikasi satu sama lain, untuk dapat membuka jalan agar dapat memodifikasi peran-peran atau komunikasi mereka untuk menyelesaikan masalah. 4. Mencari dukungan keluarga untuk menyelesaikan masalah. 5. Merujuk keluarga pada sumber kesehatan dan agama sebagai bagian proses pemecahan masalah.
1.

Anda mungkin juga menyukai