Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

TERHADAP KELUARGA Tn. RASIM


DI DESA SIDOSARI
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

OLEH:
GHINA AYU ARIESTY
REGULER II
PENGKAJIAN
• Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.Rasim
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 40 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indoneaia
Alamat : Desa Sidosari RT 04 Kabupaten Lampung
Selatan
• Data anggota keluarga yang hidup

1. Ny. Saminem (36th) pendidikan


terakhir SMP, pekerjaan IRT
2. Santama (20th) pendidikan
terakhir STM, pekerjaan staf TU
• Status Kesehatan Keluarga 1 Tahun Terakhir
(semua jenis penyakit)

1. Tn. Rasim: alergi selama 2 hari berobat ke


klinik kosasih

2. Ny. Saminem: vertigo selama 3 hari,


keputihan 3 hari berobat ke klinik kosasih

3. Santama: batuk pilek selama 2 hari berobat


ke klinik kosasih
• Genogram
• Denah Rumah
• Pola Kebiasaan Keluarga Sehari-hari
– Pola Nutrisi
Makanan pokok nasi dalam frekuensi makanan 3x sehari,
penyajian menu makanan yaitu nasi dan sayur-mayur, lauk-
pauk seperti tempe, tahu, ikan, telur, daging, porsi
makanan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
– Pola eliminasi
Keluarga rata – rata Buang Air Kecil (BAK) 3-4x sehari dan
Buang Air Besar (BAB) 1x sehari di WC milik bersama
dengan rumah orangtua yang tinggal bersebelahan.
– Pola istirahat
Semua anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur antara pukul 21.00 – 22.00
WIB dan bangun antara pukul 04.30 – 05.30 WIB, tidak biasa tidur siang kecuali
Ny. Saminem tidur siang ±1-2 jam.
– Pola aktivitas
Tn. Rasim : tiap pagi hari sampai zuhur bekerja di ladang, sedangkan setelah zuhur
Tn. Rasim bekerja sebagai kuli bangunan. Ny. Saminem tiap pagi hari
membersihkan rumah dan memasak, pukul 09.00 WIB pergi ke ladang sampai
pukul 11.00 WIB. Santama tiap hari pergi bekerja di SMK 2 Mei pukul 06.30 WIB
kemudian kuliah di STTN Sukarame pukul 16.30 WIB hingga pukul 20.00 WIB.
– Pola rekreasi dan hiburan
Keluarga ini tidak ada waktu khusus untuk rekreasi atau hiburan ke tempat lain.
Waktu senggang di manfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga dan
menonton tv. Santama yang lebih sering pergi rekreasi ke Pantai ± 2 minggu sekali.
– Pola komunikasi keluarga
Bahasa sehari-hari yang di gunakan keluarga bapak Rasim ialah bahasa Jawa.
Begitu pula dengan lingkungan sekitar rumah tempat tinggal bapak Rasim (sekali-
kali bahasa Indonesia).
– Pola hubungan sosial
Hubungan sosial dengan sesama anggota keluarga dan dengan sesama tetangga
cukup baik. Keluarga Tn. Rasim mengenal dengan baik tetangganya, begitupun
sebaliknya. Antara anggota keluarga dengan tetangga selalu terjalin kerja sama
yang baik, saling tolong-menolong bila ada kegiatan di masyarakat.
– Pola seksual
Ibu Saminem mengatakan melakukan hubungan seksual dengan suaminya
dilakukan 1-2 kali dalam seminggu ( tidak terjadwal ).
– Pola nilai
Kelurga Tn. Rasim menerima semua keadaan dalam keluarganya saat ini.
– Pola penanggulangan stress
Tn. Rasim dan Ny. Saminem cenderung istirahat
untuk menghilangkan stress atau Ny. Saminem
biasanya suntik penghilang letih di Klinik Kosasih,
sedangkan Santama cenderung istirahat atau
berekreasi ke Pantai bersama teman-temannya.
– Pola penanggulangan masalah kesehatan
Anggota keluarga bila sakit ringan seperti batuk pilek
biasanya dibelikan obat di warung, jika belum
sembuh atau penyakit berat seperti vertigo yang Ny.
Saminem alami biasanya baru berobat ke Klinik
Kosasih.
Data kesehatan lingkungan
• Perumahan
Status rumah : Milik sendiri
Bentuk bangunan : Permanen
Dinding rumah : Tembok
Luas bangunan : ± 7x12 m2
• Lantai rumah : Semua Kamar berlantai keramik, bagian rumah yang lain berlantai
tanah yang dilapisi karpet-karpet kecuali dapur.
• Kebersihan : Bersih
• Penerangan : Cukup, setiap ruangan ada jendela sehingga sinar matahari dapat
masuk, penerangan malam dengan listrik/lampu.
• Atap : Genteng
• Ventilasi rumah : Cukup, setiap ruangan terdapat jendela yang ukurannya >10%
luas lantai dan selalu dibuka.
• Komposisi ruangan : Pada bagian depan rumah terdapat halaman rumah yang cukup
luas, ruang tamu terdapat empat kursi dan satu meja, pada ruang keluarga terdapat TV.
Terdapat 1 kamar tidur untuk Tn. Rasim dan Ny. Saminem, 1 kamar tidur untuk Santama,
1 kamar penyimpanan barang, dan dapur. Kandang ayam terpisah di belakang rumah.
Lingkungan rumah : Rumah penduduk dan dekat dengan irigasi dan sawah
• Sarana Sanitasi dan Lingkungan
• Sumber air minum
Kebutuhan minum keluarga dengan air galon. Untuk kegiatan
mencuci, memasak dan mandi keluarga menggunakan sumur gali.
• Tempat pembuangan sampah
Sampah dibuang ke semak-semak di seberang rumah dan dibakar.
• WC
Menggunakan WC milik bersama dengan orangtua, kloset leher
angsa, terdapat 1 bak, gayung, terdapat lubang cahaya yang tidak
cukup besar, penampungan dengan septic tank yang berada di
antara rumah Tn. Rasim dengan rumah orangtuanya.
• Pemeliharan ternak
Memelihara ternak ayam di belakang rumah dengan 5 ekor ayam
besar dan ± 10 ekor anak ayam
• Halaman/Pekarangan rumah
ada, cukup luas dan bersih
• Saluran air
Air limbah rumah tangga sehari hari langsung
mengalir ke sawah di belakang rumah
• Pemanfaatan sarana kesehatan
• Bila ada keluarga yang sakit, dan sakit tidak
terlalu berat maka hanya meminum obat-obatan
warung. Bila belum sembuh baru di bawa ke
Klinik Kosasih.
• Fasilitas yang dimiliki
Keluarga ini memiliki 1 buah sepeda motor,
fasilitas komunikasi yang dimiliki yaitu tv dan
handphone, serta kompor gas untuk memasak.
Data KIA dan KB
• Anak Balita
• Tidak terdapat anak balita di rumah Tn. Rasim
– Data kehamilan terdahulu
G1P0A0 umur kehamilan 40 minggu sesuai taksiran persalinan, lahir dengan
dukun, selama kehamilan maupun persalinan tidak terdapat masalah.
– Data nifas terdahulu
Pada masa nifas terdahulu, vulva ibu sempat bengkak kemudian di suntik di
Bidan Desa, 1 hari kemudian sembuh, perawatan ibu dan bayi sehari-hari
dengan dukun, tetapi posyandu rutin. Tidak ada masalah lain selama nifas
terdahulu.
• Data KB
Ibu mengatakan menggunakan KB spiral dari 40 hari masa nifas hingga
umur anak 13 tahun, setelah anak berumur 13 tahun pernah
menggunakan KB Pil hingga 5 bulan untuk memancing mendapatkan
keturunan kembali, setelah 5 bulan tidak ada hasil ibu tidak KB hingga
saat ini.
Analisis data dan masalah
1. Ny. Saminem berusia 36 tahun sudah 6,5
tahun tidak KB dan rutin melakukan hubungan
seksual 1-2x dalam seminggu, tetapi hingga
saat ini belum meiliki anak kembali.
• Masalah: Ibu berpotensi mengalami Infertilitas
sekunder
• 2. Keluarga Tn. Rasim belum memiliki kamar
mandi milik pribadi dan masih menumpang
dengan kamar mandi orangtuanya yang
tinggal bersebelahan.

• Masalah: Kurangnya sarana sanitasi keluarga


• Sebagian besar lantai di rumah Tn. Rasim
masih tanah
• Masalah: Potensi penyakit yang disebabkan
kuman/bakteri pada tanah
Prioritas masalah
• Ibu berpotensi mengalami Infertilitas sekunder
(skore 3)
• Kurangnya sarana sanitasi keluarga (skore 3
1/3)
• Potensi penyakit yang disebabkan
kuman/bakteri pada tanah (skore 2 5/6)
PERENCANAAN
• Infertilitas Sekunder
– Data
Ny.Saminem 36 tahun sudah 6,5 tahun tidak KB dan rutin melakukan hubungan
seksual 1-2x dalam seminggu, tetapi hingga saat ini belum meiliki anak kembali.
– Masalah
Ibu berpotensi mengalami Infertilitas sekunder
– Tujuan
Setelah dilakukan rujukan kepada pasangan infertil agar mendapat penanganan
yang tepat, kemudian diberi konseling dan penjelasan tentang variasi dalam
hubungan seksual, cara menghitung masa subur, makanan yang dapat
meningkatkan kesuburan suami atau isteri, diharapkan ibu dan suami mengerti
dan mau melakukannya untuk mendapatkan keturunan kembali.
– Rencana
• Rujuk pasangan infertil untuk mendapat penanganan yang tepat
• Beri konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung masa subur, dan
makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami isteri
• Anjurkan suami dan istri menenangkan psikologinya
Sarana sanitasi
• Data
• Keluarga Tn. Rasim belum memiliki kamar mandi milik pribadi
dan masih menumpang dengan kamar mandi orangtuanya
yang tinggal bersebelahan.
• Masalah
Kurangnya sarana sanitasi keluarga
• Tujuan
Setelah diberi penyuluhan dan penjelasan tentang pentingnya
sarana sanitasi bagi keluarga, diharapkan keluarga Tn. Rasim
dapat mengupayakan terbentuknya sarana sanitasi keluarga.
• Rencana
• Berikan penyuluhan tentang pentingnya sarana sanitasi bagi keluarga
• Berikan penjelasan tentang ciri-ciri sarana sanitasi yang sehat
Syarat lantai rumah yang baik
• Data
Sebagian besar lantai di rumah Tn. Rasim masih tanah
• Masalah
Potensi penyakit yang disebabkan kuman/bakteri pada tanah
• Tujuan
Setelah diberi penyuluhan dan penjelasan tentang syarat lantai
rumah yang baik dan parasit/kuman/bakteri yang banyak
terdapat pada tanah yang dapat menyebabkan penyakit,
diharapkan keluarga Tn. Rasim dapat meningkatkan
kewaspadaannya terhadap penyakit.
• Rencana
• Berikan penyuluhan tentang syarat lantai rumah yang baik
• Berikan penjelasan mengenai penyakit yang dapat ditimbulkan
oleh parasit/kuman/bakteri pada tanah yang basah atau berdebu.
PELAKSANAAN
• Pada kunjungan kedua yaitu pada tanggal 2 Oktober
2016 memberikan penyuluhan pada keluarga
tentang pentingnya sarana sanitasi bagi keluarga,
memberikan penjelasan tentang ciri – ciri sarana
sanitasi yang sehat meliputi sarana air milik sendiri,
minimal sumur gali yang terlindungi, jamban leher
angsa atau septic tank, terdapat sarana
pembuangan air limbah yakni dapat diserap dan
tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber
air lebih dari 10m).
• Pada tanggal 4 Oktober 2016 memberikan
konseling tentang variasi dalam hubungan seksual,
menjelaskan cara menghitung masa subur, dan
memberikan informasi mengenai makanan yang
dapat meningkatkan kesuburan suami isteri
dengan pola makan yang seimbang, serta kurangi
makanan berlemak, karbohidrat berlebih dan yang
manis-manis, karena makanan yang berlemak
dapat mempengaruhi hormon-hormon dan
meningkatkan berat badan sehingga mengganggu
kesuburan wanita maupun kualitas sperma.
• Pada tanggal 06 Oktober 2016 memberikan penyuluhan
mengenai syarat lantai rumah yang sehat yaitu lantai yang
kedap air yang bahannya dapat berupa ubin, semen, kayu,
keramik, atau dapat pula tanah biasa yang dipadatkan tetapi
syarat terpentingnya ialah tidak berdebu pada musim
kemarau dan tidak becek pada musim hujan, karena lantai
yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.

• Memberikan penjelasan tentang penyakit yang dapat


ditimbulkan oleh parasit/kuman/bakteri pada tanah yang
basah atau berdebu seperti penyakit kecacingan yang
menurut Depkes RI (2006) penyebaran penyakit kecacingan
dapat melalui kontaminasi tanah dengan tinja yang
mengandung telur Trichuris trichiura yang dapat tumbuh
dalam tanah liat yang lembab dan tanah dengan suhu
optimal + 30°C.
EVALUASI
• Ibu dan keluarga mengerti dan memahami semua penjelasan
yang diberikan.
• Bapak dan ibu mengatakan akan membuat kamar mandi pribadi
dalam waktu dekat
• Bapak dan ibu mengatakan akan memakan makanan yang
dapat meningkatkan kesuburannya
• Bapak dan ibu bersedia untuk melakukan pemeriksaan lanjut
terhadap diri mereka ke fasilitas kesehatan yang telah tersedia
• Keluarga bapak Rasim mengerti tentang bahaya dari lantai yang
masih tanah dan akan menggantinya dengan ubin/keramik,
namun untuk sementara bapak Rasim melapisi dengan tikar
sehingga keluarga bapak rasim tidak terkontaminasi langsung
dengan tanah yang lembab/berdebu.

Anda mungkin juga menyukai