Anda di halaman 1dari 49

LATAR BELAKANG

 Penyakit Menular Seksual / penyakit kelamin (veneral


disease) berasal dari kata venus (dewi cinta).
 Nama lain PMS : Penyakit Akibat Hubungan Seksual
(PHS) / Sexually Transmitted Diseases (STD) / Infeksi
Saluran Reproduksi (ISR) / Infeksi Menular Seksual
(IMS).
 Ditularkan  Hubungan seksual , Ibu kepada janin
dalam kandungan atau saat kelahiran, Alat kesehatan (
Jarum Suntik )
LATAR BELAKANG
Jumlah kasus baru IMS
The Center for Disease Control berdasarkan Profil Kesehatan
and Prevention (CDC)  > 15 Provinsi Jawa Tengah tahun
juta kasus IMS di Indonesia 2012 sebanyak 8.671 kasus,
yang dilaporkan per tahun. lebih sedikit dibanding tahun
2011 (10.752 kasus).

Kelompok usia 21 – 30 tahun


adalah kelompok usia dengan
kasus terbanyak. kasus IMS
perempuan > laki – laki.
LATAR BELAKANG

Skrining IMS menurunkan


Program Tujuannya :
mengatasi setiap 2 prevalensi ,
Perkumpulan membantu
permasalaha Salah satu minggu mencegah
Keluarga pemerintah
n IMS kegiatan sekali, yang timbulnya
Berencana dalam
bersama Griya ASA  disertai komplikasi,
Indonesia ( program KB,
dengan menyelengga dengan dan
PKBI ) Kota pencegahan
HIV/AIDS  rakan klinik pengobatan mengurangi
Semarang ( penularan
melalui Griya IMS. dan edukasi penyebaran
sejak tahun IMS dan
ASA. mengenai penyakit di
2002 ) HIV/AIDS
IMS. masyarakat.
LATAR BELAKANG

TUJUAN TUJUAN
UMUM KHUSUS
Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi Mengetahui penyebab masalah
kejadian IMS  mencegah transmisi  yang mempengaruhi kejadian IMS
menurunkan insiden IMS pada WPS di pada WPS di resosialisasi Sunan
Sunan Kuning. Kuning.

Menggali permasalahan  faktor


pelayanan klinik IMS Griya ASA,
pengaruh lingkungan, peran pengasuh
dan pengurus resosialisasi, serta
perilaku WPS

Menyusun pemecahan masalah


terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian IMS pada
WPS di resosialisasi Sunan
Kuning.
LATAR BELAKANG

Mengetahui apa
itu IMS, penyebab,
cara penularan
dan cara
pencegahannya.

Memahami
tatacara diagnosa Mengetahui
dan tatalaksana MANFAAT penyebab utama
pasien dengan penularan IMS.
IMS.

Mengetahui
tanda-tanda
klinis IMS yang
didapatkan dari
hasil skrining.
LATAR BELAKANG

• WPS dengan riwayat IMS berulang


sejak November 2015 – Januari
2016.
• WPS tanpa riwayat IMS sejak
November 2015 – Januari 2016

SASARAN

TARGET

• WPS 100% menggunakan


kondom setiap kali berhubungan
seksual.
• WPS 100% terbebas dari IMS
LATAR BELAKANG

Para WPS diberi informasi Mengikutsertakan peranan


mengenai pentingnya para pengasuh dalam hal
pemakaian kondom saat penggunaan kondom saat
berhubungan seksual. berhubungan seksual.

STRATEGI

Menghimbau WPS yang


Menganjurkan WPS untuk
memiliki gejala-gejala IMS
rutin melakukan skrining
untuk segera
dan VCT
memeriksakan diri
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Infeksi Menular Seksual


(IMS)  infeksi yang
DEFINISI penularannya terutama
melalui hubungan
seksual yang mencakup
infeksi yang disertai
gejala-gejala klinis
maupun asimptomatis.
TINJAUAN PUSTAKA

protozoa
(diantaranya
Trichomonas
virus (diantaranya vaginalis)
HSV, HPV, HIV, jamur
Molluscum (diantaranya
contagiosum Candida albicans)
virus),

bakteri (
diantaranya
N.gonorrhoeae,
ETIOLOG ektoparasit
(diantaranya
C.trachomatis, I Sarcoptes scabiei)
T.pallidum)
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Epidemiologi

WHO memperkirakan telah terjadi 340 juta kasus


baru Penyakit Menular Seksual (IMS) pada tahun
1999.

Pada tahun 2006 kasus terbanyak didapati pada


wanita usia 15-19 tahun (terdapat 648 kasus per
100000) dan pada pria usia 20-24 tahun (454 per
100000).
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Kontak langsung
(pada saat
melakukan
hubungan
seksual )
ibu kepada bayi
Transfusi darah
pada saat hamil,
dengan darah
saat melahirkan
yang sudah
dan saat
terinfeksi HIV
menyusui.

Cara
Penggunaan alat penularan
pisau cukur secara
Saling bertukar
bersama-sama
jarum suntik pada
(khususnya jika
pemakaian
terluka dan
narkoba
menyisakan darah
pada alat).

Tertusuk jarum
Menindik telinga
suntik yang tidak
atau tato dengan
steril secara
jarum yang tidak
sengaja/tidak
steril,
sengaja
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

pemeriksaan
fisik

pengambilan
bahan untuk
anamnese
pemeriksaan
laboratorium.

Diagnosis
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
ANAMNESIS

Anamnesis yang diajukan kepada pasien dengan dugaan IMS meliputi:


• Keluhan dan riwayat penyakit saat ini.
• Pengobatan yang telah diberikan
• Riwayat seksual yaitu kontak seksual ( baik di dalam maupun di luar
pernikahan, berganti-ganti pasangan, kontak seksual dengan pasangan
setelah mengalami gejala penyakit, frekuensi dan jenis kontak seksual, cara
melakukan kontak seksual, dan apakah pasangan juga mengalami keluhan
atau gejala yang sama )
• Riwayat penyakit terdahulu yang berhubungan dengan IMS atau penyakit di
daerah genital lain.
• Riwayat penyakit berat lainnya.
• Riwayat keluarga yaitu dugaan IMS yang ditularkan oleh ibu kepada bayinya.
• Keluhan lain yang mungkin berkaitan dengan komplikasi IMS, misalnya
erupsi kulit, nyeri sendi dan pada wanita tentang nyeri perut bawah,
gangguan haid, kehamilan dan hasilnya.
• Riwayat alergi obat.
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Pemeriksaan fisik

 Inspeksi daerah inguinal dan raba  pembesaran


kelenjar dan catat konsistensi, ukuran, mobilitas, rasa
nyeri, serta tanda radang pada kulit di atasnya.
Perhatikan daerah pubis dan kulit sekitarnya, adanya
pedikulosis, folikulitis atau lesi kulit lainnya.

 Inspeksi daerah perineum dan anus.


TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Gonorrhea

Sifilis
IMS IGNS

Herpes
Genital
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Gonore
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae
Keluhan subjektif  rasa gatal, disuria, polakisuria,
keluar duh tubuh mukopurulen dari ujung uretra yang
kadang-kadang dapat disertai darah dan rasa nyeri
pada saat ereksi.
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Infeksi genital non spesifik ( IGNS )
Penyebab  Chlamydia trachomatis
Pria muncul sebagai uretritis dan pada wanita sebagai
servisitis mukopurulen.
Manifestasi klinis  Pada wanita, seringkali muncul
sebagai discharge endoservik mukopurulen, disertai
dengan pembengkakan, eritema dan mudah
mengakibatkan perdarahan endoservik.
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Sifilis
Disebabkan oleh infeksi Treponema pallidum.
Fase sifilis primer  Lesi awal biasanya berupa papul
yang mengalami erosi, teraba keras dan terdapat
indurasi. Tanpa diberi pengobatan, lesi primer akan
sembuh spontan dalam waktu 4 hingga 6 minggu.
Stadium dua  erupsi di kulit yang kadang disertai
dengan gejala konstitusional tubuh.
Fase laten  tanpa gejala klinis namun dengan
pemeriksaan serologis yang reaktif.
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
Herpes genitalis
Herpes Simplex Virus (HSV)  gejala khas berupa
vesikel yang berkelompok dengan dasar eritema dan
bersifat rekurens.
HSV tipe 2 hubungan seksual genito-genital. HSV
tipe 1  aktivitas seksual orogenital atau tangan.
Gejala awal  gatal, kesemutan dan sakit bercak
kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan
lepuhan kecil yang terasa nyeri  nyeri saat berkemih
atau disuria dan ketika berjalan akan timbul nyeri.
TINJAUAN
PUSTAKA

Pencegahan Infeksi Menular


Seksual
Prinsip umum pengendalian IMS
adalah:
Memutuskan rantai penularan
infeksi IMS
Mencegah berkembangnya IMS dan
komplikasinya
TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Skrining IMS

o Pemeriksaan  resiko terkena penyakit (WPS, Waria,


dan MSM) yang dilakukan secara berkala.
o Target program  skrining 2 minggu sekali
o Tujuannya  untuk menegakkan diagnosis
o Prinsip pemeriksaannya  one day one service,
pelayanan yang nyaman, rahasia, tidak lama.
HASIL PENGAMATAN
SKRINING / PENAPISAN IMS DI RESOSIALISASI SUNAN KUNING

 Total populasi WPS di wilayah Resosialisasi Sunan Kuning sampai bulan Januari 2016 diperkirakan
mencapai 720 orang , terdiri dari :
• 548 orang yang memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota)
• 348 orang diantaranya bertempat tinggal di wisma
• sisanya tinggal di rumah kost
• Terdapat 160 wisma dan 158 mucikari / pengasuh di wilayah Resosialisasi Sunan Kuning.

 Angka kejadian IMS di resosialisasi Sunan Kuning pada tahun 2014 didapatkan jumlah yang
terdiagnosa (+) IMS sebanyak 47,03 % dari 2371 kunjungan WPS yang melakukan skrining di Griya
Asa di Sunan Kuning.

 Skrining (penapisan) yang dilakukan oleh Griya ASA setiap 2 minggu sekali

 Setiap gang atau wilayah WPS tinggal memiliki jadwal hari sekolah yang berbeda sebagai berikut:
• Senin : gang I, II, III
• Selasa : kost dan freelance
• Kamis : gang IV, V, VI
• Jumat dan Sabtu : senam
HASIL PENGAMATAN
ALUR PEMERIKSAAN IMS

REGISTER

PENGAMBILAN SEKRET ( DUH


TUBUH, URETRA, ANUS )DI
RUANG PEMERIKSAAN

LABORATORIUM

HASIL

KLINIK (TERAPI & KONSELING)


•(+) : VCT
•(-) : Pernah IMS/tidak
HASIL WAWANCARA RESPONDEN
Kunjungan ke WPS

• Wawancara dilakukan kepada 6 orang WPS di wilayah


Sunan Kuning Gang IV, V, dan VI pada tanggal 7 Januari
2016.
• WPS tersebut berasal dari kota Wonosobo (2 orang),
Demak (2 orang), dan Kendal (2 orang).
• Umur WPS paling muda berusia 19 tahun dan yang paling
tua berusia 36 tahun.
• Dari 6 orang WPS , 2 orang belum menikah dan 4 orang
menikah.
• Pendidikannya, 2 orang lulusan SD dan 4 orang lulusan
SMP.
• Semua responden mengatakan alasan bekerja sebagai WPS
yaitu karena alasan ekonomi.
HASIL WAWANCARA RESPONDEN
Kunjungan ke WPS

• Semua responden sudah mendapatkan informasi mengenai IMS


dan HIV.
• Semua responden sudah pernah periksa/skrining ke klinik Griya
Asa dan dilakukan atas kesadaran diri sendiri. Namun hanya 4
dari 6 responden yang mengaku rutin melakukan skrining.
Keenam responden menjawab mengetahui manfaat dari skrining
tersebut.
• Dari 6 WPS yang melakuan skrining saat diwawancarai sedang
menderita IMS didapatkan 5 WPS yang sedang menjalani
pengobatan dari Girya Asa karena infeksi. Dari ke 6 WPS yang
melakukan skrining di Griya Asa.
• Semua responden yang diwawancarai selain melakukan skrining
juga telah melakukan VCT
• Semua responden memiliki kebiasaan membilas vagina dan
pernah menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan
pelanggan, namun 4 di antaranya jarang menggunakan kondom.
HASIL WAWANCARA RESPONDEN
Data WPS
No. Nama Asal, Masa Wisma Pemaka Skrining Hasil Bilas Keluhan Tanda
Umur Kerja ian Terakhi Skrining Vagina Klinis
Kondom r IMS

1 Y Wonoso 5 bulan Lapendo Sering 7 Januari -/- + - -


bo, 36 s 2016
tahun (Gang
VI)
2 N Demak, 2 tahun 3 Dewa Jarang 7 Januari -/-/+ + - PMN (+)
28 tahun (Gang 2016
IV)

3 K Wonoso 2 tahun Lapendo Sering 7 Januari -/+ + - DTS (+)


bo, 29 s 2016 PMN (+)
tahun (Gang
VI)
4 L Kendal, 2 tahun Mariah Jarang 7 Januari +/-/+ + - PMN (+)
22 tahun (Gang 2016
IV)

5 F Kendal, 1 tahun Virgin Jarang 7 Januari -/+ + + DTS (+)


19 tahun (Gang 2016 PMN (+)
IV)

6 H Demak, 2 tahun Virgin Jarang 7 Januari -/-/+ + + PMN (+)


21 tahun (Gang 2016
V)
HASIL WAWANCARA RESPONDEN
Rekapitulasi Hasil Wawancara

Hasil wawancara perilaku seks sehat


No Pertanyaan Responden
. 1 2 3 4 5 6 %
1. Apakah Anda rutin melakukan T T Y Y Y Y 66,67
skrining?

2. Apakah anda rutin Y T Y T T T 33,33


menggunakan kondom?

3. Apakah anda selalu membilas Y Y Y Y Y Y 100


vagina sesudah berhubungan
intim?

% 66,67 33,33 100 66,67 66,67 66,67

Kriteria:
Perilaku baik bila skor > 70%
Perilaku kurang baik bila skor < 70%
 Dari 6 responden yang kami wawancarai terdapat 5 orang yang memiliki perilaku kurang baik
terhadap perilaku seks bersih dan sehat.
HASIL WAWANCARA RESPONDEN
Hasil Wawancara pengetahuan tentang seks sehat
No. Pertanyaan Responden
1 2 3 4 5 6 %
1. Apakah anda mengetahui arti skrining Y Y Y Y Y Y 100
IMS?
2. Apa anda paham tujuan dan manfaat Y Y Y Y Y Y 100
skrining?
3. Apakah anda tahu apa saja yang Y Y Y Y Y Y 100
diperiksa saat skrining?
4. Apakah anda tahu gejala-gejala pada Y Y Y T T T 50
IMS?
5. Apakah anda tahu siapa saja yang Y Y Y Y Y Y 100
memiliki resiko besar IMS?

6. Apakah anda tahu bagaimana cara Y Y Y Y Y Y 100


penularan IMS?

7. Apakah anda paham cara pencegahan Y Y Y Y Y Y 100


untuk IMS?
% 100 100 100 85,71 85,71 85,71

Kriteria:
Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75% – 100%; cukup bila skor 60% – 75%; kurang bila skor <
60%.
Dari 6 responden yang kami wawancarai didapatkan semua WPS yang memiliki pengetahuan baik
yaitu 6 orang
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
Identitas Responden
Nama : Nn. F
Alamat : Wisma Virgin, Gang IV
Alamat Asal : Kendal
Usia : 19 tahun
Status : Belum menikah
Jumlah anak : -
Lama bekerja : 1 tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
ANAMNESIS

Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 7 Januari 2016, pukul 11.30 s/d 12.00
WIB.

Keluhan Utama : Keputihan sejak 2 hari yang lalu.


Keluhan tambahan: Tidak ada.

• Riwayat Penyakit Sekarang :


Os datang dengan keluhan keputihan sejak 2 hari yang lalu. Keputihan seperti
lendir berwarna kehijauan, agak kental, agak berbau, dan tidak menimbulkan
gatal. Keputihan tidak disertai dengan darah. Nyeri saat BAK, nyeri saat
berhubungan, nyeri perut, maupun demam disangkal oleh os. Keluhan seperti
ini seringkali dirasakan oleh os. Biasanya os berobat ke dokter, keluhan
berkurang namun beberapa waktu kemudian keluhan muncul kembali. Saat
melakukan skrining rutin pada tanggal 7 Januari 2016, bidan dan dokter
mengatakan pasien mengalami keputihan kemudian diharuskan meminum
obat yang diberikan oleh dokter. Saat ini, os sudah 1 tahun bekerja sebagai WPS
di Sunan Kuning.
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien sering mengalami keluhan serupa.

 Riwayat Perilaku dan Kebiasaan


- Kebiasaan memakai kondom: Os jarang menggunakan kondom saat
melayani tamu karena kebanyakan pelanggan bersikeras untuk tidak
menggunakan kondom, selain itu seringkali os melayani tamu di bawah
pengaruh alkohol sehingga tidak ingat apakah memakai kondom atau tidak.
- Bilas vagina: Os biasanya mencuci vagina setelah berhubungan seksual
dengan cara dibilas dengan air.
- Mengikuti Skrining : Os selalu mengikuti skrining rutin tiap 2 minggu sekali.
Menurut Os, Os hanya berhubungan intim melalui vagina. Os tidak pernah
melalui mulut ataupun anus, tamu yang dilayani hanya yang berjenis
kelamin laki-laki.
- Pemakaian antibiotik : Os mengaku sering mengonsumsi antibiotic yang
diberikan oleh dokter pada saat skrining.
- Pemakaian KB : Pasien tidak menggunakan kontrasepsi.
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
 Kesan sakit : tidak tampak sakit
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
HR : 80 x / menit, irama teratur, isi cukup, equal
Suhu : tidak dilakukan pemeriksaan
RR : 20 x / menit tipe thorakoabdominal
 Berat badan : 45 kg
 Tinggi badan : 152 cm
 Status gizi : baik
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
Status Generalis
Kepala : normocephali, conjunctiva anemis -/-
Thorax :
Paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : SN vesikuler, Ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskulatsi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, rash (-)
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
Status Lokalis
 Labia mayor dan labia minor tampak hiperemis
 Dinding vagina hiperemis, fluor albus (+), kental,
warna kehijauan, berbau (+)
 Inspeksi portio : hiperemis, erosi (-)
 VT: Tidak dilakukan pemeriksaan
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
Resume:
Saat melakukan skrining rutin pada tanggal 7 Januari
2016. Os datang dengan keluhan keputihan sejak 2 hari
yang lalu. Keputihan berwarna kehijauan seperti lendir,
kental, berbau, dan tidak menimbulkan gatal. Dari
pemeriksaan status lokalis didapatkan labia mayor dan
labia minor tampak hiperemis, dinding vagina
hiperemis, flour albus (+) kental berwarna kehijauan
dan berbau, pemeriksaan usap vagina didapatkan hasil
DTS (+), PMN (+). Dari hasil pemeriksaan tersebut,
pasien diharuskan meminum obat yang diberikan oleh
dokter saat itu juga.
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
Wawancara dengan Pengasuh
Kunjungan kepada 2 orang pengasuh  Ny.W dan Ny.
Y. mendukung program skrinning IMS ( dua minggu
sekali ), serta memantau hasil kegiatan skrining.
hasil skrining yang positif IMS  melarang anak
asuhnya tersebut untuk bekerja sampai dinyatakan
sembuh.
Mengaku rutin memberi kondom kepada anak
asuhnya masing-masing tiga buah kondom setiap
minggu nya, sisanya anak asuh membeli sendiri.
Kondom diletakkan di tempat yang terlihat dan
mudah dijangkau di kamar.
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
Wawancara dengan Pengurus Resosialisasi

 wawancara dengan salah satu pengurus resosialisasi yang


bertugas di wilayah Gang IV – V, yaitu Tn. T.
 Menurut ada tiga masalah utama  mengenai kesehatan,
keamanan, dan peluang alih profesi para WPS.
 Masalah kesehatan  mewajibkan WPS untuk melakukan
skrining IMS tiap 2 minggu, mengadakan kegiatan pembinaan
(sekolah) seminggu sekali, menyediakan kondom, mengadakan
senam seminggu sekali, dan menjatuhkan sanksi bagi WPS yang
melanggar aturan.
 Kegiatan pembinaan bagi para WPS diadakan seminggu sekali,
dengan pembagian jadwal hari Senin untuk Gang I – II, hari
Selasa untuk Gang III – IV, hari Rabu untuk WPS yang tinggal di
kos, dan hari Kamis untuk Gang V – VI  diberikan penyuluhan,
pendataan WPS baru, pengumuman-pengumuman, dan juga
diadakan skrining IMS.
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
Wawancara dengan Pengurus Resosialisasi

 Mengenai penyediaan kondom, pengurus resosialisasi memberikan


fasilitas pengadaan kondom yang dapat dibeli dengan harga Rp 1.000,00
per kondom. Pembelian dan distribusi kondom kepada para WPS
dikelola oleh pengasuh dengan jatah 20 kondom per minggu untuk
masing-masing WPS. Selanjutnya, beberapa WPS yang ditunjuk (petugas
peer educated atau PE) melakukan pemantauan rutin tiap minggu
kepada setiap WPS untuk mengetahui sisa kondom yang telah
dibagikan. Hasil ini kemudian dicocokkan dengan jumlah pelanggan
untuk mengetahui tingkat penggunaan kondom. Akan tetapi
pemantauan masih sulit dilakukan untuk WPS yang tinggal di kos (tidak
berdomisili di lokasi resosialisasi). Masalah lain yang dikemukakan
adalah tidak semua WPS menggunakan kondom. Untuk kasus-kasus
WPS yang tidak menggunakan kondom, tidak ada sanksi khusus yang
diberikan. Selain itu, pemantauan hanya dilakukan dengan menanyakan
langsung kepada WPS yang bersangkutan, sehingga belum tentu
jawaban yang diperoleh sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
Wawancara dengan Pengurus Resosialisasi

 Penjatuhan sanksi terkait dengan masalah kesehatan yang


diberikan antara lain adalah dengan memberikan
teguran/peringatan, memberlakukan sekolah malam, dan
menjatuhkan denda. Jika WPS tidak mengikuti sekolah pagi,
maka WPS tersebut didenda Rp.50.000,00 dan harus mengikuti
sekolah malam. Sekolah malam yang dimaksud adalah
mengambil WPS pada jam 8 malam dan dikembalikan pada jam 3
pagi sehingga WPS yang bersangkutan tidak bisa bekerja pada
jam-jam ramai tersebut. Jika WPS tidak mengikuti senam akan
didenda Rp.50.000,00. Tujuan pemberian sanksi-sanksi tersebut
adalah agar WPS menjadi jera sehingga bisa menjadi lebih
disiplin mematuhi peraturan yang ada. Berdasarkan penuturan
pengurus resosialisasi yang diwawancarai, sebagian besar WPS
yang bermasalah adalah WPS yang tinggal di kos (tidak
berdomisili di resosialisasi Sunan Kuning) karena kelompok ini
sulit dipantau.
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
Pengamatan Skrining IMS di Klinik Griya Asa
Faktor input

Man Material Method Money


and Machine
Petugas PKBI Ruang registrasi Terdapat SOP USAID
pengambilan dan
pemeriksaan
spesimen
1 dokter Ruang pemeriksaan
: speculum, object
glass, cotton
applicator, lampu
sorot, kertas pH,
handscoon

1 analisis Ruang laboratorium


: 1 mikroskop

Ruang dokter
Hasil Wawancara dan Pemeriksaan
Faktor perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
Klinik IMS Griya ASA menjangkau WPS di gang IV, V, dan, VI, tetapi tidak menutup kemungkinan WPS di gang I, II, dan
III untuk datang dan memeriksakan diri di klinik IMS griya ASA. Hal ini dikarenakan WPS yang berada di gang I, II, dan
III merupakan jangkauan dari wilayah kerja Puskesmas setempat.

Peran yang seharusnya dilaksanakan klinik IMS di Sunan Kuning: dapat mengurangi angka IMS. Hasil (+) IMS pada WPS
bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari peran pengasuh dan pengurus resosialisasi, peran pelayanan klinik
IMS, lingkungan setempat, serta perilaku WPS itu sendiri.

Hubungan klinik IMS dengan tim outreach: Bekerja sama dalam melakukan penyuluhan kepada WPS, menyediakan
pemateri penyuluhan, melaporkan WPS yang terkena IMS agar tim outreach dapat melakukan pendekatan personal
kepada WPS yang menderita IMS.

Upaya yang dilakukan klinik IMS bila ditemukan WPS dengan episode servisitis lebih dari 2 kali saat skrining:
Melakukan konseling kepada WPS tersebut, melakukan koordinasi dengan tim outreach agar melakukan pendekatan
personal IRA (Individu Risk Assessment).

Peran yang diharapkan klinik IMS dalam penanggulangan HIV: Dapat berperan dalam terjadinya perubahan perilaku
para WPS dalam rangka mencegah penularan HIV sehingga dapat menurunkan angka HIV/AIDS.

Hubungan klinik IMS dengan Dinkes Kota Semarang, dan dengan KPA Kota Semarang: Melakukan koordinasi mengenai
program-program kesehatan yang dilaksanakan serta mengenai pelaporan angka IMS dan angka HIV/AIDS
Analisis Masalah
 Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 7 Januari 2016 terhadap
5 WPS dengan IMS/servisitis (+), 1 WPS dengan servisitis (-), diperoleh
masalah yang berkaitan dengan kejadian IMS, yaitu:
• Pemakaian kondom pada WPS di resosialisasi Sunan Kuning belum
mencapai target 100%, karena bayaran yang ditawarkan pelanggan sangat
tinggi untuk tidak menggunakan kondom setiap hubungan seksual
• Kurangnya kesadaran diri dari WPS untuk melakukan skrining secara rutin

 Berdasarkan 2 pengasuh dan 1 pengurus resosialisasi di Gang IV – V – VI


serta petugas klinik IMS Griya ASA, dan data sekunder dari Griya ASA,
diperoleh masalah yang berkaitan dengan kejadian IMS yakni sebagai
berikut:
• Tidak dilakukan skrining IMS untuk mitra seksual
• Kurangnya pengawasan mengenai pemakaian kondom dari pengurus
resosialisasi dan petugas PE Sunan Kuning
• Kurangnya motivasi dari pengasuh untuk WPS yang tidak melakukan
skrining secara rutin
PEMECAHAN MASALAH
PEMECAHAN Meningkatkan kemampuan komunikasi para WPS untuk mengajak tamu agar mau
menggunakan kondom, apabila pelanggan tidak mau menggunakan kondom WPS disarankan
MASALAH untuk menolak pelanggan tersebut walaupun ditawarkan bayaran yang lebih tinggi.

Mengadakan evaluasi hasil pembinaan yang diadakan Klinik Griya Asa terutama mengenai
dampak yang timbul berhubungan dengan IMS guna mencegah penyakit IMS dan HIV/AIDS.

Mewajibkan skrining kepada seluruh mitra seksual (pasangan/pelanggan) WPS yang datang ke
Sunan Kuning di Griya ASA

Meningkatkan sistem pencatatan , pelaporan serta pengawasan penggunaan kondom yang


dilakukan pengurus resosialisasi, petugas PE, dan pengasuh serta memberikan sanksi berupa
sekolah pagi bagi WPS yang tidak menggunakan kondom 100%.

Mengoptimalkan perhatian para pengasuh mengenai IMS dan HIV/AIDS serta membina
pengasuh untuk memotivasi anak asuhnya agar selalu menggunakan kondom tiap kali
berhubungan seks dengan pelanggan

Melakukan pendekatan personal terhadap pengasuh agar lebih giat mengingatkan WPS untuk
minum obat sesuai anjuran dokter dan memberi libur minimal 1 minggu untuk WPS yang dalam
3 kali skrining terbukti positif IMS.

Memberikan apresiasi kepada WPS ditiap RT yang selama 2 tahun tidak menderita IMS dan
melakukan skrinning rutin
KESIMPULAN
 Adapun penyebab masalah yang berkaitan dengan angka kejadian IMS di
resosialisasi Argorejo (Sunan Kuning), yaitu pemakaian kondom pada WPS di
resosialisasi Sunan Kuning belum 100%, pengetahuan WPS mengenai IMS secara
sudah baik namun masih minimnya kesadaran WPS untuk melakukan skrining
rutin serta kurangnya keberanian untuk menolak pelanggan yang tidak
menggunakan kondom saat hubungan seksual untuk dapat terus menekan
penyebaran IMS di masyarakat. Selain itu perlunya dukungan berupa motivasi
maupun apresiasi dari pihak pengasuh, dan petugas resosialisasi bagi WPS yang
tidak menderita IMS selama 2 tahun dan skrining rutin.
 Pemecahan masalah yang didapat antara lain meningkatkan komunikasi para
WPS kepada pelanggan, mengadakan evaluasi hasil pembinaan yang diadakan
Klinik Griya Asa, mewajibkan skrining kepada seluruh mitra seksual
(pasangan/pelanggan) , meningkatkan sistem pencatatan , pelaporan serta
pengawasan penggunaan kondom yang dilakukan pengurus resosialisasi,
petugas PE, dan pengasuh serta memberikan sanksi berupa sekolah pagi bagi
WPS yang tidak menggunakan kondom 100%, mengoptimalkan perhatian para
pengasuh mengenai IMS dan HIV/AIDS , serta memberikan apresiasi kepada WPS
ditiap RT yang selama 2 tahun tidak menderita IMS dan melakukan skrinning
rutin
SARAN
Program Skrinig yang rutin dilakukan oleh Klinik Griya Asa sudah baik namun perlu
peningkatan penyuluhan pentingnya pemakaian kondom secara rutin yang diawasi
oleh pengasuh .
Meningkatkan kesadaran para WPS untuk melakukan srining ruitin di Klinik Griya
Asa

Membuat peraturan /sangsi yang jelas yang diterapkan oleh seluruh pengasuh di
Sunan Kuning bagi WPS yang tidak patuh.

Memberikan apresiasi kepada WPS yang selama 2 tahun tidak IMS dan skrining rutin
berupa piala/piagam bergilir .

Meningkatkan keberanian WPS untuk menolak pelanggan yang tidak mau


menggunakan kondom meski ditawarkan bayaran yang lebih tinggi

Menetapkan tarif minimal WPS Sunan Kuning


LAMPIRAN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai