Anda di halaman 1dari 20

Tinjauan Etika

Penggunaan Sosial
Media oleh Dokter
Dr. Syarifah Hidayah Fatriah, SpFM
Curriculum Vitae
Pendidikan Formal
- Pendidikan Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal, Universitas
Indonesia, lulus tahun 2017
- S1-profesi Kedokteran Umum Universitas Riau, lulus tahun 2012

Organisasi
- Sekretaris MKEK IDI Wilayah Riau periode 2019-2022
- Sekretaris Bidang II IDI Cabang Pekanbaru periode 2019-2022

Riwayat Pekerjaan
 Ketua Komite Etik dan Hukum RS Santa Maria Pekanbaru
 Sekretaris Subkomite Etik dan Disiplin Profesi RS Santa Maria
Pekanbaru
 Kepala Instalasi Kamar Jenazah RS Santa Maria Pekanbaru
 Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau
Isu Etik yang timbul akibat Penggunaan Media Sosial
oleh Dokter

• Kasus:
Dokter dituntut karena publikasi foto
pasien saat tindakan/ operasi!
 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bahkan
sempat memberi kecaman pada tenaga
medis yang berfoto di tengah proses
operasi pasien
Masalah Etik yg timbul Pelanggaran privasi pasien
akibat penggunaan media
sosial oleh dokter
Ketidakjelasan batas hubungan antara dokter
disebabkan karena: dengan pasien

Kualitas dan tingkat kepercayaan informasi yg


kurang terjamin

Pencemaran reputasi profesi

Pelanggaran aspek hukum


Pendahuluan
Etika profesi berkaitan dengan baik dan buruknya tingkah laku individu
dalam suatu pekerjaan, yang telah diatur dalam kode etik.

Prinsip dasar dari Etika Profesi, yakni:


 1. Tanggung jawab terhadap pekerjaan dan hasilnya, termasuk
dampak dari profesi terhadap kehidupan sesama.
 2. Prinsip keadilan, hal ini berlaku untuk siapapun yang memang
menjadi haknya.
 3. Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa
profesionalnya,
 4. Prinsip Prilaku Profesional dan kerahasiaan, artinya dituntut untuk
berprilaku konsisten terhadap prinsip prinsip profesi dan
menghormati kerahasiaan informasi.
Pendahuluan

• Istilah “media sosial” memiliki pengertian luas


dan terus berkembang.
• media sosial merupakan perangkat berbasis
internet yang memudahkan individu atau
komunitas tertentu untuk berkumpul dan
berkomunikasi, serta berbagi informasi, ide,
foto, dan konten lainnya
• Terdapat beberapa jenis media sosial yang
sering digunakan dokter, antara lain

jejaring sosial (seperti Facebook)


jejaring profesi (seperti LinkedIn)
media sharing (seperti YouTube)dan
content production (seperti Blog)
Sebuah survei yang dilakukan pada 4.000
dokter di sebuah situs internet :

90% dokter menggunakan media sosial


untuk aktivitas personal dan

65% dokter menggunakan media sosial


untuk keperluan profesi
Dasar Hukum Pengguna Media Sosial di Indonesia
• UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE)
• Mekanisme dan sanksi yang diterapkan pada pelanggaran
hukum di media elektronik lebih dipaparkan jelas pada Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2016 yang memuat beberapa
perubahan pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Saat ini belum ada peraturan yang resmi mengatur
penggunaan media sosial oleh dokter di Indonesia.

Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) terutama


profesionalisme, keterangan dan pendapat yang valid,
kejujuran, kebajikan sejawat, serta rahasia jabatan
Regulasi Penggunaan Media Sosial oleh Dokter
Eropa diatur oleh General Medical
Council  dokter harus menjaga batasan
dengan pasien, menjaga kerahasiaan
rekam medis dan informasi pribadi pasien,
menghindari pencemaran nama baik serta
menjaga rasa hormat terhadap sejawat.
Cara menghindari masalah Etik akibat Penggunaan Media Sosial oleh Dokter

1. Membuat dua akun berbeda antara akunnya


sebagai pemberi edukasi kesehatan
(mewakili profesi sebagai dokter) dan akun
ekspresi pribadi.

2. Memperketat pengaturan privasi pegawai dan


pasien di layanan kesehatan
3. batasan antara dokter dan pasien harus
diperjelas  membatasi pertemanan dgn
pasien di situs profesi dan menolak
pertemanan dgn pasien di situs pribadi
4. ketika berbagi kasus secara online, dokter
hendaknya menjaga kerahasiaan identitas
pasien dan tetap meminta persetujuan pasien
yg bersangkutan
5. pencemaran nama baikdokter berhati-hati
dalam memberikan opini mengenai sejawat,
pegawai, fasilitas pelayanan kesehatan atau
birokrasi kesehatan (dinkes, badan
penyelenggara jaminan sosial)
• 6. jujur dalam interaksi online termasuk dalam
beriklan.
• Dokter hanya boleh beriklan secara online utk
layanan yg sah berdasarkan informasi yg
terpercaya, akurat dan relevan
KESIMPULAN
• Aktivitas dokter di media sosial harus memperhatikan nilai etika
kedokteran.

• Dokter harus dapat memilih jenis media sosial sesuai dgn


tujuannya beraktivitas.

• Dokter dapat mengelola dua akun terpisah utk tujuan edukasi


kedokteran dan ekspresi pribadi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai