Anda di halaman 1dari 19

Telemedicine pada Praktik Kardiologi

Dr. Syarifah Hidayah F, SpFM


Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal
Etika adalah disiplin ilmu yg mempelajari baik buruk atau benar-salahnya suatu sikap
dan atau perbuatan seseorang individu atau institusi dilihat dari moralitasnya.

Pidana Perdata Etik Disiplin


Kitab Undang- Kitab Undang-undang Kode Etik Kedokteran Peraturan Konsil
undang Hukum Hukum Perdata Indonesia (KODEKI) Kedokteran Indonesia (KKI)
Pidana

Pasal 359-361 KUHP Pasal 1365-1367KUHP Perdata KODEKI terdiri dari 21 Pasal Konsil kedokteran Indonesia nomor
17/KKI/KEP/VII/2006 tentang pedoman
penegakan disiplin profesi kedokteran terdiri
dari 28 poin pelanggaran

Pengadilan Pidana Pengadilan Perdata MKEK MKDKI

Contoh kasus: Contoh Kasus: Contoh kasus: Contoh kasus:


pada pasal 359-361 -Gugatan ganti rugi -“celetukan maut” -Melakukan praktik kedokteran
KUHP yang mengancam -kehilangan pendapatan yang -Memuji diri dengan tidak kompeten.
seseorang dengan
-akan diterima, kesakitan -Rahasia medis pasien -Tidak merujuk pasien kepada
pidana apabila
melakukan -dan penderitaan -dll dokter atau dokter gigi lain yang
kelalaian sehingga -kerugian financial seperti memiliki kompetensi sesuai
mengakibatkan biaya pengobatan -dll
seseorang lain luka, luka berat
atau mati
PRINSIP DASAR MORAL
AUTONOMY NON MALEFICENCE

BENEFICENCE JUSTICE
DEFINISI
Telemedis, berasal dari kata “tele-“ yang berarti “jarak jauh”, dan “medis” yang berarti
“bersifat kedokteran”

Telemedicine “layanan yang menggunakan fasilitas


komunikasi elektronik untuk memberikan pelayanan
atau dukungan medis dari jarak yang terpisah (tidak
bertatap muka)”

Fasilitas komunikasi yang digunakan bermacam-macam, dapat berupa telepon, panggilan


video (video call), situs internet, atau alat canggih lainnya

Jurnal Etik KedokteranVol 3 No. 1 Feb 2019


Definisi TeleMedicine
•Pasal 1 Ayat 1 Permenkes 20/2019 memuat pengertian telemedicine

•“Pemberian pelayanan kesehatan jarak jauh oleh profesional


kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi,
meliputi pertukaran informasi diagnosis, pengobatan, pencegahan
penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi, dan pendidikan
berkelanjutan penyedia layanan kesehatan untuk kepentingan
peningkatan kesehatan individu dan masyarakat.”
Layanan telemedis dapat dikembangkan mulai dari : Edukasi, Komunikasi/konsultasi,
layanan farmasi jarak jauh, supervisi, ekspertisi, hingga pembedahan jarak jauh
(telesurgery).

Kita Sudah bertelemedis sehari-hari tanpa disadari:


Dr Spesialis jaga on-call ditelpon/chat dr jaga/PPDS.
Dr membagi no HP ke pasien. Pasien menanyakan kondisi medisnya
bahkan minta saran obat.
Dr ditanya keluarga/kenalan ttg kondisi medisnya bahkan minta saran
obat; atau minta rujukan.
Teleradiologi, telekonsultasi di lab, dsb.
Telemedicine Pada Kasus Kardiologi

Pasien dengan keluhan nyeri dada disertai sesak nafas, keringat dingin,Red
flags dst segera ke Fasyankes

Hati-hati pemberian obat yg bersifat simtomatik utk menghilangkan nyeri dada


 cth: pasien dengan nyeri dada, terbiasa minum obat sublingual (nitrat
sublingual) tanpa mengecek tekanan darah -->menunda ke fasyankes
terlambat penanganan pasien

Hati-hati pasien baru!


Fasilitas Pelayanan Kesehatan

•Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat.
•PP 47 tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasyankes penyelenggara meliputi 2 kelompok,
yaitu Fasyankes Pemberi Konsultasi dan
Fasyankes Peminta Konsultasi.

Yang dimaksud dengan Fasyankes


Pemberi Konsultasi adalah rumah sakit
milik Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan swasta yang memenuhi
persyaratan.

Yang dimaksud dengan Fasyankes Peminta


Konsultasi adalah rumah sakit (di luar kategori
sebelumnya), fasyankes tingkat pertama, dan
fasyankes lain.
Praktik Kedokteran melalui Telemedicine dilarang melakukan;

Pelayanan telemedicine dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yg memiliki surat izin praktik di Fasyankes
penyelenggara.

Sumber: Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 74 tahun 2020


PRINSIP ETIKA KEDOKTERAN DALAM TELEMEDIS
1. Atas dasar beneficence (kebaikan) meraih pasien yang tidak dapat datang berobat
secara fisik

2. Perlu diperhatikan prinsip non-maleficence dalam membedakan keluhan gawat,


tatalaksana, monev gejala dan efek samping obat

3. Kecakapan penyimpulan diagnosis: KODEKI Pasal 7

4. Supervisi dan konsul antar dokter : KODEKI Pasal 14


KODE ETIK KEDOKTERAN PASAL 7 DAN PASAL 14
ASPEK ETIK-HUKUM PADA LAYANAN DARING

Hubungan Dokter-Pasien

Kerahasiaan Informasi, Privacy, Consent

Dokumentasi dan Rekam Medik

Surat Tanda Regitrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP)


RISIKO LAYANAN TELEMEDIS

Keyakinan Profesional
Dokter terhadap Kondisi Perbedaan Harapan
Klinis Pasien yang Dokter-Pasien
Didapatkan Terbatas

Perubahan interaksi Konfidensialitas dan


tatap muka klasik Kerahasiaan
dokter dan pasien Informasi
KESIMPULAN
1. Layanan TeleMedicine memiliki aspek positif karena memenuhi kaidah
beneficence dan non maleficene.

2. Telemedicine yang berlaku saat ini dalam kondisi darurat karena kondisi pandemi

3. Risiko layanan Telemedicine dapat di minimalisir dengan regulasi etik dan hukum
dari berbagai pemangku kebijakan

4.Diperlukan regulasi untuk memastikan perkembangan layanan telemedis dalam


praktik kedokteran

5. Apabila dokter mengalami keraguan atau merasa kurang kompetensinya utk


penilaian klinis dengan telemedicine maka dokter harus merujuk kepada dokter lain
yg lebih ahli atau merekomendasikan pertemuan tatap muka.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai