Anda di halaman 1dari 28

Etika Profesi

ETIKA&
x
Patient
PATIENT Safety
SAFETY &
PROFESI DOKTER

Dr.Mahesa Paranadipa,M.HKes
Dr. Ikatan
Pengurus Besar Andi Dokter
Nina Indonesia
M, SpOG
Profesi kedokteran atau kedokteran gigi
adalah suatu pekerjaan kedokteran atau kedokteran gigi yang
dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi
yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, dan kode
etik yang bersifat melayani masyarakat.
(Pasal 1 butir 11 UU No.29 tahun 2004)

4
Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila
dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan,
kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan
keselamatan pasien.

(Pasal 2 UU No.29 tahun 2004)

5
STANDAR PROFESI adalah batasan kemampuan
(knowledge, skill and professional attitude) minimal yang
harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat
melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat
secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.

STANDAR PELAYANAN adalah pedoman yang harus


diikuti oleh dokter atau dokter gigi dalam
menyelenggarakan praktik kedokteran.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL adalah suatu


perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan
untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.
Standar prosedur operasional memberikan langkah yang
benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan
yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan
berdasarkan standar profesi.

Penjelasan UU Praktik Kedokteran


Rumusan Matematis STANDAR PROFESI
IKATAN DOKTER INDONESIA, 2007

STANDAR
PELAYANAN
+ + +
Disusun oleh Majelis Disusun oleh Disusun oleh Kolegium Disusun oleh
Kehormatan Etik Perhimpunan terkait terkait bersama asosiasi Perhimpunan terkait
Kedokteran disahkan oleh KKI institusi pendidikan disahkan oleh Menteri
disahkan dengan SK IDI disahkan oleh KKI Kesehatan
Etika Profesi
Sumpah Dokter Indonesia

Lafal Sumpah Dokter Indonesia disahkan


dengan Peraturan Pemerintah No.26 tahun
1960 tentang Lafal Sumpah Dokter, dan
disempurnakan pada Mukernas Etika
Kedokteran II tahun 1981.

15
Hubungan kepercayaan antara sang
pengobat dengan pasien !
kesepakatan terapeutik

Saling percaya mempercayai


( konfidensial) antara dokter- pasien
yang diliputi oleh segala emosi, harapan,
& kekhawatiran makhluk insani

Sifat fundamental dokter yang baik &


bijaksana: sifat ketuhanan, kemurnian niat,
keluhuran budi, kerendahan hati,
kesungguhan kerja, integritas ilmiah &
sosial, kesejawatan yg tidak diragukan

Manual Etik, WMA20 13


KODEETIKKEDOKTERAN INDONESIA
(KODEKI)

13 Pasal Kewajiban Umum


4 Pasal Kewajiban Terhadap Pasien
2 Pasal Kewajiban Terhadap Teman Sejawat
2 Pasal Kewajiban Terhadap Diri Sendiri
#KODEKI
selalu melakukan pengambilan
keputusan profesional secara
independen, dan mempertahankan
perilaku profesional dalam ukuran yang
tertinggi.
(pasal 2)

tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu


yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi.
(pasal 3)
#KODEKI
wajib hanya memberi surat keterangan
dan pendapat yang telah diperiksa sendiri
kebenarannya.
(pasal7)

wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan


seluruh keilmuan dan ketrampilannya untuk
kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas
persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk
pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk
itu.
(pasal 14)
#KODEKI
wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang seorang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia.
(Pasal 16)

tidak boleh mengambil alih pasien dari


teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya atau berdasarkan
prosedur yang etis.
(pasal 19)
Fatwa No 7
 Pada penggunaan media sosial
termasuk dalam hal memuat gambar,
dokter wajib mengikuti peraturan
perundangan yang berlaku dan etika
profesi.
 Gambar yang dimuat tidak boleh
membuka secara langsung maupun
tidak langsung identitas pasien, rahasia
kedokteran, privasi pasien/keluarganya,
privasi sesama dokter dan tenaga
kesehatan, dan peraturan internal
RS/klinik.
…Fatwa No 7
 Dalam menampilkan kondisi klinis pasien
atau hasil pemeriksaan penunjang pasien
untuk tujuan pendidikan, hanya boleh
dilakukan atas persetujuan pasien serta
identitas pasien seperti wajah dan nama
yang dikaburkan. Hal ini dikecualikan pada
penggunaan media sosial dengan maksud
konsultasi suatu kasus kedokteran dengan
dokter lainnya melalui jalur pribadi atau pada
komunitas khusus dokter.
Fatwa no 11
Dokter perlu selektif memasukkan
pasiennya ke daftar teman pada akun
pertemanan karena dapat mempengaruhi
hubungan dokter-pasien.
Fatwa no 12
 Dokter dapat membalas dengan baik dan
wajar pujian pasien/masyarakat atas
pelayanan medisnya sebagai balasan di
akun pasien/masyarakat tersebut.
 Namun sebaiknya dokter menghindari
untuk mendesain pujian
pasien/masyarakat atas dirinya yang
dikirim ke publik menggunakan akun
media sosial dokter sebagai tindakan
memuji diri secara berlebihan.
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
Undang-Undang No.29 thn 2004 ttg
Praktik Kedokteran
Pasal 45
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien
harus mendapat persetujuan.

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup :


• Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
• Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
• alternatif tindakan lain dan risikonya;
• Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;dan
• Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
Yang berhak memberikan persetujuan atau menyatakan
menolak tindakan medis pada dasarnya, pasien sendiri jika ia
dewasa dan sadar sepenuhnya.

Penjelasan Pasal 45 UU nomor 29 tahun 2004, apabila


pasien sendiri berada di bawah pengampuan, persetujuan
atau penolakan tindakan medis dapat diberikan oleh keluarga
terdekat, antara lain suami/isteri, ayah/ibu kandung, anak-
anak kandung atau saudara-saudara kandung.

Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa


pasien tidak diperlukan persetujuan. Namun, setelah pasien
sadar atau dalam kondisi yang sudah memungkinkan, segera
diberikan penjelasan dan dibuat persetujuan.
Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien

melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua


belah pihak
menciptakan satu kata tambahan bagi pasien yaitu
empati
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai