Mogok kerja di Indonesia merupakan hak dasar pekerja dan serikat pekerja dilakukan secara sah,
tertib, dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan
Meskipun mogok kerja merupakan hak pekerja, namun mogok kerja tidak boleh dilakukan
sembarangan. Pelaksanaan mogok kerja harus sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.
Adapun syarat atau aturan pelaksanaan mogok kerja adalah sebagai berikut.
Pekerja dan/atau serikat pekerja yang bermaksud mengajak pekerja lain untuk mogok kerja, pada
saat mogok kerja berlangsung dilakukan dengan tidak melanggar hukum.
Atas ajakan mogok kerja, yang bersangkutan dapat memilih untuk ikut atau menolak ajakan
mogok kerja tersebut.
Maksimal 7 hari kerja sebelum mogok kerja dilaksanakan, pekerja dan serikat pekerja wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pengusaha dan dinas ketenagakerjaan setempat.
Pemberitahuan sekurang-kurangnya memuat:
a. waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri mogok kerja;
b. tempat mogok kerja;
c. alasan dan sebab-sebab mengapa harus melakukan mogok kerja; dan
d. tanda tangan ketua dan sekretaris dan/atau masing-masing ketua dan sekretaris
serikat pekerja sebagai penanggung jawab mogok kerja.
Dalam hal mogok kerja akan dilakukan oleh pekerja yang tidak menjadi anggota serikat pekerja,
pemberitahuan ditandatangani oleh perwakilan pekerja yang ditunjuk sebagai koordinator
dan/atau penanggung jawab mogok kerja.
Apabila mogok kerja dilakukan tanpa pemberitahuan tertulis sebagaimana diatur di atas, demi
menyelamatkan alat produksi dan aset perusahaan, pengusaha dapat mengambil tindakan
sementara dengan cara:
a. melarang para pekerja yang mogok kerja berada di lokasi kegiatan proses produksi;
atau
b. bila dianggap perlu, melarang pekerja yang mogok kerja berada di lokasi
perusahaan, di mana tempat mogok kerja adalah tempat yang tidak menghalangi
pekerja lain untuk bekerja.