Anda di halaman 1dari 5

UAS HUKUM KETENAGAKERJAAN

Nama : I Wayan Sujana


NIM : D1A019252

Jawaban :

1. A. Kontrak Kerja merupakan suatu kesepakatan yang terjadi antara pekerja dan
pengusaha baik dalam bentuk tulisan maupun lisan yang memuat poin-poin dari hak
dan kewajiban dari kedua belah pihak sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

B. peraturan perusahaan adalah sebuah pedoman bagi tata kelola suatu perusahaan
khususnya yang berhubungan dengan hubungan kerja/hubungan industrial. Pedoman
ini digunakan perusahaan untuk menyelaraskan kehidupan perusahaan guna mencapai
tujuan yang dicita-citakan.

C. Menurut Pasal 1 angka 21 UU Ketenagakerjaan bahwa perjanjian kerja bersama


adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat
buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa
pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
kewajiban kedua belah pihak.

2. Secara teoritis dikenal ada tiga jenis perlindungan kerja yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Perlindungan Sosial Tenaga Kerja.

Perlindungan sosial adalah suatu perlindungan tenaga kerja yang berkaitan dengan
usaha kemasyarakatan. Tujuan perlindungan sosial adalah untuk memungkinkan
tenaga kerja mengenyam dan mengembangkan kehidupannya sebagaimana
manusia pada umumnya, dan khususnya sebagai anggota masyarakat dan anggota
keluarga. Perlindungan sosial disebut juga dengan kesehatan kerja. Kesehatan
kerja termasuk jenis perlindungan sosial karena ketentuan-ketentuan mengenai
kesehatan kerja berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.

2. Jenis Perlindungan Teknis Tenaga Kerja.

Perlindungan teknis adalah jenis perlindungan tenaga kerja yang berkaitan dengan
usaha-usaha untuk menjaga agar tenaga kerja terhindar dari bahaya kecelakaan
yang ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang dikerjakan. Perlindungan ini
lebih sering disebut sebagai keselamatan kerja.

3. Jenis Perlindungan Ekonomis Tenaga Kerja. Perlindungan ekonomis yaitu


suatu jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan
kepada tenaga kerja suatu penghasilan yang cukup guna memenuhi keperluan
sehari-hari baginya dan keluarganya, termasuk dalam hal tenaga kerja tidak
mampu bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan jenis ini
biasanya disebut dengan jaminan sosial tenaga kerja.

3. A. Macam-macam pemutusan hubungan kerja yaitu :

Pemutusan Hubungan Kerja yang berasal dari sisi pegawai dikarenakan:

a.) Kesalahan Berat

Dalam bekerja ibaratnya seperti sebuah perjalanan seorang pegawai menambah pengalaman
dan pengetahuan. Pegawai berusaha dengan teliti untuk menghindari kesalahan. Kesalahan
kecil mungkin masih bisa diperbaiki, akan tetapi bukan berarti bahwa kamu bisa terus
melakukan kesalahan. Kesalahan yang bersifat fatal atau berat bisa mengakhiri kerjamu di
perusahaan tersebut.

b.) Mangkir

Kehadiran pegawai dalam perusahaan sangat diperhitungkan. Jika tidak datang ke kantor,
harus memberi kabar baik itu sakit atau apapun. Sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan, jika pegawai tidak masuk kerja 5 hari berturut-turut tanpa ada kabar
(mangkir) dianggap sebagai mengundurkan diri. Atasan wajib memanggil secara formal
(tertulis) paling banyak 2 kali sejak pegawai tersebut mangkir.

c.) Mengundurkan Diri (Resign)


Banyak alasan yang mendasari pegawai untuk melakukan pengunduran diri atau yang kerap
dikenal sebagai resign, mulai dari alasan profesional hingga personal.

d.) Ditahan Pihak Berwajib Karena Melakukan Tindak Pidana

Pemutusan Hubungan Kerja juga berlaku jika pegawai melakukan sebuah tindakan yang
melanggar hukum yang berlaku, yang menyebabkan dirinya dipidana. Berdasarkan Undang-
Undang Ketenagakerjaan, “Upah yang dibayarkan disebutkan selama karyawan ditahan oleh
pihak berwajib, perusahaan tidak wajib memberikan upah tapi wajib memberikan bantuan
kepada tanggungannya yaitu keluarga pegawai bersangkutan.”

Selanjutnya, ada pemutusan Hubungan Kerja yang berasal dari sisi perusahaan:

a.) Perubahan Status atau Penggabungan Perusahaan

Apabila perusahaan mengalami perubahan status, penggabungan, peleburan, ataupun


perubahan kepemilikan, maka perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK) kepada pegawai.

b.) Perusahaan Pailit/Bangkrut

Jika perusahaan mengalami kebangkrutan atau Pailit, imbalan pegawai telah diatur dalam
Undang-Undang Ketenagakerjaan. Imbalan tersebut berupa uang pesangon sebesar 1 kali,
uang penghargaan masa kerja sebesar 1 kali, dan uang penggantian hak.

c.) Perusahaan Melakukan Efisiensi

Apabila perusahaan melakukan efesiensi dan bukan pailit, merugi 2 tahun berturut-turut atau
force majeure, imbalan untuk pegawai sudah diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Imbalan tersebut berupa uang pesangon sebesar 2 kali, uang penghargaan masa kerja sebesar
1 kali dan uang penggantian hak.

B. Jenis-jenis perselisihan hubungan industri :

1. Perselisihan hak
Perselisihanhan hak ialah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat
adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

2. Perselisihan kepentingan

Adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian
pendapat mengenai pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam
perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Misalnya adalah
jika perusahaan mengubah isi dari perjanjian kerja tanpa adanya kesepakatan dari karyawan.

3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja

Yaitu perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai
pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak. Kasus yang sering terjadi
adalah ketika perusahaan memutuskan hubungan kerja secara sepihak dengan pekerjanya dan
pekerja tersebut tidak setuju dengan keputusan perusahaan tersebut.

4. Perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan

Adalah perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan karena tidak adanya
persesuaian paham mengenai keanggotaan pelaksanaan hak, dan kewajiban
keserikatpekerjaan.

C. Penyelesaian permasalahan hubungan industrial yaitu dengan cara :

1. Perundingan bipartit

Perundingan bipartit adalah perundingan antara pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat


buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial. Semua jenis
perselisihan hubungan industrial wajib terlebih dahulu diupayakan penyelesaiannya melalui
perundingan bipartit secara musyawarah untuk mencapai mufakat.

2. Mediasi

adalah lembaga penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan


pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam
satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator yang
netral.
3. Konsiliasi

adalah penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau


perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui
musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih konsiliator yang netral.

4. Arbitrase

adalah penyelesaian suatu perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat


pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan, di luar Pengadilan Hubungan Industrial
melalui kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk menyerahkan penyelesaian
perselisihan kepada arbiter yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final.

5. Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) adalah pengadilan khusus yang dibentuk di


lingkungan pengadilan negeri yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan
terhadap perselisihan hubungan industrial.

4. a.) Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13
tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

b.) CTKI Calon Tenaga Kerja Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat sebagai pencari kerja untuk bekerja di Luar Negeri dan terdaftar di Instansi
Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan, sesuai
proses dan prosedur yang telah ditetapkan.

c.) TKI Tenaga Kerja Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
untuk bekerja di Luar Negeri dalam lingkungan kerja dalam.

d.) PPTKIS Pelaksana Penempatan TKI Swasta yang selanjutnya disingkat adalah badan
hukum yang telah memperoleh izin tertulis dari Pemerintah untuk menyelenggarakan
pelayanan penempatan TKI di luar negeri.

e.) BP3TKI Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI adalah lembaga Non-
Kementrian yang ditetapkan berdasarakan keputusan Presiden. BP3TKI sebagai kepanjangan
tangan dari BNP2TKI bertugas untuk melayani para TKI yang berada di wilayah kota atau
kabupaten bahkan desa yang sulit dijangkau.

Anda mungkin juga menyukai