MOGOK KERJA
&
PENUTUPAN PERUSAHAAN
(LOCK OUT)
DASAR HUKUM
Mogok Kerja
1. UU 13/2003 Pasal 137 – 145
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor: KEP.232/MEN/2003 Tanggal
31 Oktober 2003 Tentang Akibat Hukum Mogok Kerja
Yang Tidak Sah.
Penutupan Perusahaan (Lock Out)
1. UU 13/2003 Pasal 146 – 149
MOGOK KERJA
Siapapun tidak dapat menghalang-halangi Siapapun dilarang melakukan penangkapan dan/atau penahanan
pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat terhadap pekerja/buruh dan pengurus serikat pekerja/serikat
buruh untuk menggunakan hak mogok kerja buruh yang melakukan mogok kerja secara sah, tertib, dan damai
yang dilakukan secara sah, tertib, dan damai. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
MOGOK KERJA: DAPAT MENGAJAK PEKERJA LAIN?
Mogok kerja bagi pekerja/buruh yang bekerja Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) Pemberitahuan sekurang-kurangnya memuat:
pada perusahaan yang melayani kepentingan hari kerja sebelum mogok kerja
umum dan/atau perusahaan yang jenis dilaksanakan, pekerja/buruh dan serikat waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan
kegiatannya membahayakan keselamatan jiwa pekerja/serikat buruh wajib diakhiri mogok kerja;
manusia diatur sedemikian rupa sehingga memberitahukan secara tertulis kepada
tidak mengganggu kepentingan umum pengusaha dan instansi yang bertanggung tempat mogok kerja;
dan/atau membahayakan keselamatan orang jawab di bidang ketenagakerjaan setempat. alasan dan sebab-sebab mengapa harus
lain. Mogok Kerja harus terencana, karena setelah melakukan mogok kerja; dan
pengajuan masih ada tahap lainnya. tanda tangan ketua dan sekretaris dan/atau
Upah karyawan yang mogok kerja dibayarkan masing-masing ketua dan sekretaris serikat
sebatas yang normatif saja. pekerja/serikat buruh sebagai penanggung
jawab mogok kerja.
Mogok kerja yang dilakukan tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 139 dan
Pasal 140 UU 13/2003 adalah mogok kerja tidak sah.
Bukan akibat gagalnya perundingan
Tanpa pemberitahuan kepada Pengusaha & Disnaker
Dengan pemberitahuan, tetapi < 7 hari.
Isi pemberitahuan tidak sesuai
Atas ketidaksesuaian tersebut, bilamana tetap dilaksanakan Mogok Kerja, maka dikategorikan Mangkir.
Akibat hukum dari mogok kerja yang tidak sah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur
dengan Keputusan Menteri Nomor: KEP.232/MEN/2003 Tanggal 31 Oktober 2003 Tentang Akibat Hukum
Mogok Kerja Yang Tidak Sah.
REAKSI TERHADAP MOGOK KERJA
Siapapun tidak dapat menghalang-halangi pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh untuk
menggunakan hak mogok kerja yang dilakukan secara sah, tertib, dan damai.
Siapapun dilarang melakukan penangkapan dan/atau penahanan terhadap pekerja/buruh dan
pengurus serikat pekerja/serikat buruh yang melakukan mogok kerja secara sah, tertib, dan damai
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Terhadap mogok kerja yang dilakukan sesuai dengan ketentuan, pengusaha dilarang:
Mengganti pekerja/buruh yang mogok kerja dengan pekerja/buruh lain dari luar perusahaan;
atau
Memberikan sanksi atau tindakan balasan dalam bentuk apapun kepada pekerja/buruh dan
pengurus serikat pekerja/serikat buruh selama dan sesudah melakukan mogok kerja.
Dalam hal pekerja/buruh yang melakukan mogok kerja secara sah dalam melakukan tuntutan hak
normatif yang sungguh-sungguh dilanggar oleh pengusaha, pekerja/buruh berhak mendapatkan
upah.
PENANGANAN MOGOK KERJA
Formal
• Melakukan pertemuan dengan para pihak
• Libatkan Disnaker untuk memberikan wawasan
• Meminta keterangan para pihak
• Merumuskan permasalahan
• Memimpin perundingan dan menyampaikan pendirian perusahaan
Informal
• Tunjuk PIC untk pantau kondisi diluar ruangan (memastikan tidak kerusuhan di luar lingkungan kerja)
• Amankan area kritikal
• Libatkan keamanan luar jika perlu (tertutup)
PENANGANAN MOGOK KERJA
Penutupan perusahaan (lock out) Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 Pemberitahuan sekurang-kurangnya memuat:
dilarang dilakukan pada perusahaan- (tujuh) hari kerja sebelum Lock Out Waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri Lock Out;
perusahaan yang melayani dilaksanakan, pengusaha wajib Alasan dan sebab-sebab mengapa harus melakukan Lock Out;
kepentingan umum dan/atau jenis memberitahukan secara tertulis dan
kegiatan yang membahayakan kepada pekerja/buruh dan/atau serikat Pemberitahuan ditandatangani oleh Pengusaha dan/atau
keselamatan jiwa manusia. pekerja/serikat buruh dan instansi yang pimpinan perusahaa
PESANGON, 3 pengambilalihan Perusahaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan syarat kerja 42 0,5 1
Pasal 40 ayat (4)
sesuai ketentuan
PENGHARGAAN MASA KERJA, 4 Perusahaan melakukan efisiensi yang disebabkan Perusahaan mengalami kerugian 43 0,5 1
Pasal 40 ayat (4)
sesuai ketentuan
PENGGANTIAN HAK 5 Perusahaan melakukan efisiensi untuk mencegah terjadinya kerugian 43 1 1
Pasal 40 ayat (4)
sesuai ketentuan
kepada Hak Pesangon, Uang menerus selama 2 (dua) tahun atau tidak
7 Perusahaan tutup yang disebabkan bukan karena Perusahaan mengalami kerugian 44 1 1
Pasal 40 ayat (4)
sesuai ketentuan
Penghargaan Masa Kerja, Uang 8 Perusahaan tutup yang disebabkan keadaan memaksa (force majeure) 45 0,5 1
Pasal 40 ayat (4)
sesuai ketentuan
Penggantian Hak, dan Uang 9 keadaan memaksa (force majeure) yang tidak mengakibatkan Perusahaan tutup 45 0,75 1
Pasal 40 ayat (4)
sesuai ketentuan
Pisah. Pasal 40 ayat (4)
10 Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang yang disebabkan 46 0,5 1 sesuai ketentuan
keluarganya ke tempat 16 Pekerja/Buruh mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis
51 sesuai ketentuan
Pasal 40 ayat (4)
Sesuai PK,
PP, PKB
dimana Pekerja/ Buruh 17 Pekerja/Buruh melakukan pelanggaran dalam PK, PP atau PKB dan sebelumnya sdh dapat
SP 3
52 0,5 1 sesuai ketentuan
Pasal 40 ayat (4)
diterima bekerja; dan 18 Pekerja/Buruh melakukan pelanggaran bersifat mendesak 52 sesuai ketentuan
Pasal 40 ayat (4)
Sesuai PK,
PP, PKB
19 Pekerja/Buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat ditahan 54 sesuai ketentuan Sesuai PK,
hal-hal lain yang ditetapkan pihak yang berwajib yang menyebabkan kerugian Perusahaan Pasal 40 ayat (4) PP, PKB
dalam Perjanjian Kerja, 20 Pekerja/Buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat ditahan
pihak yang berwajib yang tidak menyebabkan kerugian Perusahaan
54 1 sesuai ketentuan
Pasal 40 ayat (4)
Peraturan Perusahaan, atau 21 pengadilan memutuskan perkara pidana yang menyebabkan kerugian perusahaan
sebelum berakhirnya masa 6 (enam) bulan dan Pekerja/Buruh dinyatakan bersalah
54 sesuai ketentuan
Pasal 40 ayat (4)
Sesuai PK,
PP, PKB
Perjanjian Kerja Bersama 22 pengadilan memutuskan perkara pidana yang tidak menyebabkan kerugian perusahaan
sebelum berakhirnya masa 6 (enam) bulan dan Pekerja/Buruh dinyatakan bersalah
54 1 sesuai ketentuan
Pasal 40 ayat (4)
23 Pekerja/Buruh mengalami sakit berkepanjangan dan tidak dapat melakukan 55 2 1 sesuai ketentuan
pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan Pasal 40 ayat (4)
24 Pekerja/Buruh memasuki usia pensiun 56 1,75 1 sesuai ketentuan
Pasal 40 ayat (4)
25 Pekerja/Buruh meninggal dunia 57 2 1 sesuai ketentuan
Pasal 40 ayat (4)
STUDI KASUS: MOGOK KERJA
Kasus:
FULAN, seorang professional HRD pagi itu akan berangkat kerja tiba-tiba menerima telepon dari salah seorang
security pabrik yang memberitahukan bahwa mayoritas pekerja pabrik melakukan demo di halaman depan gerbang
pabrik.
Dari beberapa poster yang dibawa, tertulis antara lain:
“Uang Lembur Hanya Cukup Buat Beli Permen”
“Uang Transport nggak cukup buat ngojek”
“Bayar THR pakai Gaji Bruto”
Pertanyaan:
Langkah-langkah apa saja yang harus Fulan lakukan agar demo segera berakhir dan pekerja melakukan aktifitas normal
kembali ?
Uraikan secara singkat rekomendasi Fulan kepada pimpinan perusahaan berikut konsekuensi dan dasar hukumnya
STUDI KASUS: LOCK OUT
Kasus
Setelah salah satu tuntutan (Uang Lembur) dibahas dan disepakati, pelaksanaan demo / mogok kerja masih
berlangsung dan semakin banyak pesertanya. Beberapa bagian utama bahkan berhenti sehingga supply ke pelanggan
menjadi terganggu. Atas kondisi ini, pimpinan perusahaan menyampaikan maksudnya untuk melakukan penutupan
perusahaan atas sebagian pekerjanya.
Pertanyaan
Bagaimana tanggapan FULAN dan langkah-langkah apa yang perlu diambil FULAN?
Uraikan secara singkat apa saja rekomendasi FULAN kepada pimpinan perusahaan berikut konsekuensi dan dasar
hukumnya.