Anda di halaman 1dari 19

C

Picture by google..
Materi perkuliahan..
PERTEMUAN 9 PERTEMUAN 10 (K3) PERTEMUAN 11 (PHK)

UJIAN TENGAH SEMESTER


(OUTSOURCHING)
1. PENYERAHAN 1. KESELAMATAN 1. PEMUTUSAN
SEBAGIAN DAN KESEHATAN HUBUNGAN
PELAKSANAAN KERJA (K3) KERJA
PEKERJAAN 2. JAMINAN SOSIAL
KEPADA TENAGA KERJA
PERUSAHAAN
LAIN/ALIH DAYA
(OUTSOURCING)
Materi perkuliahan..
PERTEMUAN 12 PERTEMUAN 13 PERTEMUAN 14 () PERTEMUAN 15
(Pengawasan (Penyelesaian (Review)
Ketenagakerjaan) Perselisihan
Hubungan

UJIAN TENGAH SEMESTER


Industrial)
1. Pengertian 1. Perundingan 1. Review
pengawasan bipartite semua materi
ketenagakerjaan 2. Mediasi,
2. Prinsip, tujuan, konsoliasi,
dan fungsi arbitrase
3. Ruang lingkup 3. Pengadilan
4. Pelaksanaan Hub Industrial
pengawasan 4. Mahkamah
ketenagakerjaan Agung
5. Wajib Lapor
6. Norma
ketenagakerjaan
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
Menurut Iman soepomo, “PHK bagi pekerja merupakan
permulaan dari segala pengakhiran, permulaan dari
berakhirnya mempunyai pekerjaan, permulaan dari
berakhirnya kemampuan membiayai keperluan
kehidupan sehari-hari baginya dan keluarganya dan
berakhirnya kemampuan menyekolahkan anak2nya”

Menurut Sastrohadiwiryo, “suatu proses pelepasan


keterikatan kerja sama antara Perusahaan dengan
tenaga kerja yang bersangkutan ataupun atas
kebijakan Perusahaan di mana tenaga kerja tersebut
dipandang sudah tidak cakap lagi dan kondisi
Perusahaan yang tidak memungkinkan.”

PHK “Tindakan sepihak dari pengusaha untuk


mengakhiri hubungan kerja dengan pekerja/buruh
karena alasan tertentu.”
UU ketenagakerjaan pasal 1 angka 25 “Pemutusan hubungan kerja
adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh
dan pengusaha.” Definisi yang memberikan generalisasi bahwa PHK
secara spesifik tidak hanya dilakukan dilakukan oleh pengusaha
namun juga oleh pekerja juga.

Jenis PHK:
1. PHK demi Hukum
2. PHK oleh Pengadilan
3. PHK oleh Pekerja/buruh
4. PHK oleh Pengusaha
1. PHK Demi Hukum
PHK yang terjadi tanpa perlu adanya suatu
Tindakan, terjadi dengan sendirinya.
Cth: Pekerja meninggal,Pekerja Pensiun.

Pasal 1603e BW:


“Hub kerja berakhir demi hukum dengan lewatnya
waktu yg ditetapkan dalam perjajian maupun
reglemen, atau dalam ketentuan UU atau jika itu
tidak ada maka oleh kebiasaan.”

Berdasarkan pasal 154 UU 13/2003, penyebab PHK


demi hukum:
➢ pekerja/buruh masih dalam masa percobaan
kerja, bilamana telah dipersyaratkan secara
tertulis sebelumnya;
➢ pekerja/buruh mengajukan permintaan
pengunduran diri, secara tertulis atas kemauan
sendiri tanpa ada indikasi adanya
tekanan/intimidasi dari pengusaha,
berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan
perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama
kali;
➢ pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai
dengan ketetapan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, perjanjian kerja
bersama, atau peraturan perundang-
undangan; atau
➢ pekerja/buruh meninggal dunia

Pada PKWT, tidak hanya berdasarkan pada


waktunya saja, namun pada selesainya pekerjaan
yg diperja jikan.

Jika pekerja meninggal dunia maka termasuk PHK


demi hukum, lalu bagaimana jika pengusaha yg
meninggal dunia? Lihat pasal 61 ayat 2 UU no 13
thn 2003
2. PHK oleh Pengadilan
Tindakan PHK karena adanya putusan dari
pengadilan, yang terjadi karena alasan-alasan
tertentu yg berdasarkan UU mendesak dan
penting. Cth peralihan kepemilikan, asset dan
pailit..

Pasal 56 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004


tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial.
Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan
berwenang memeriksa dan memutus :
a. di tingkat pertama mengenai perselisihan hak;
b.di tingkat pertama dan terakhir mengenai
perselisihan kepentingan;
c. di tingkat pertama mengenai perselisihan
pemutusan
hubungan kerja;
d.di tingkat pertama dan terakhir mengenai
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh
dalam satu perusahaan.
3. PHK oleh Pekerja/Buruh
PHK yang dilakukan oleh Pekerja/buruh karena keinginan dari pihak
pekerja dengan alasan tertentu dan prosedur tertentu.
Disebabkan oleh:
• Karena permintaan pengudiran diri atas kemauan sendiri secara
tertulis (Pasal 162 jo Pasal 154 huruf b UU 13/2003)
• Karena “gugatan” PHK oleh pekerja/buruh kepada pengadilan Hub.
Industrial. (liaht pasal 169 UU 13/2003)
• Karena pekerja/buruh mengalami sakit berkepajangan, mengalai
cacat akibat kecelakaan kerja dan tdk dpt melakukan pekerjaan
setelah melampaui batas 12 bulan (pasal 172 UU 13/2003)
Pekerja yg mengudurkan diri, menyatakan keinginannya scr tertulis dan
atas kemauan diri sendiri (periksa pasal 154 UU 13/2003)

Baca pasal 162 ayat 3 UU 13/2003 mengenai syarat pengunduran diri yg


hrs dipenuhi oleh pekerja.
4. PHK oleh pengusaha
PHK yg dilakukan oleh pengusaha kepada
pekerja, krn keinginan dr pihak pngusaha dgn
alasan,persyaratan dan prosedur tertentu.
Ada 6 macam alasan PHK yg dilakukan oleh
pengusaha:
• PHK krn pekerja tlh melakukan pelanggaran
tata tertib dan disiplin kerja
• PHK krn pekerja ditahan oleh pihak berwajib
bkn krn pengaduan pengusaha
• PHK krn perubahan status,penggabungan,
peleburan, atau perubahan kepemilikan
Perusahaan.
• PHK krn kondisi Perusahaan tutup krn merugi 2
thn trs menerus atau krn keadaan memaksa
atau Perusahaan pailit.
• PHK krn pengusaha dinyatakan tdk
melakukan perbuatan sebagaimana pasal
169 UU13/2003.
Lihat pasal 153 UUno13/2003
(Lihat pasal 151 UU no.13/2003) PHK hanya dapat
dilakukan dgn pengusaha memberitahukan
maksud,alasan,serta kompensasi PHK dan hak
lainnya kpd pekerja/serikat pekerja.
Pemberitahuan secara tertulis, disampaikan
secara sah dan patut paling lambat 14 hari
sebelum PHK. Bila dlm masa percobaan maka
paling lambat 7 hari kerja. (melapor ke disnaker
setempat)
Bagaimana jika pekerja menolak? Wajib
membuat surat penolakan beserta alasan,paling
lambat 7 hari. Melakukan perundingan jika tidak
berhasil maka dilanjutkan pe proses
penyelesaian perselisihan hub industrial sesuai
UU no.2 thn 2004.
Jika terjadi PHK, maka timbul pembahasan mengenai kompensasi PHK. Ada 4 macam kompensasi PHK
menurut pasal 156 UU cipta kerja.
1. Uang pesangon yang perhitungnnya didasarkan atas masa kerja pekerja/buruh (akibat PHK)
2. Uang Penghargaan masa kerja yg perhitungannya didasarkan pada masa kerja pekerja/buruh
3. Uang penggantian hak, meliputi:
a. Cuti tahunan yg blm diambil dan blm gugur
b. Biaya/ongkos pulang untuk pekerja dan keluarga ke tmp di mana pekerja diterima bekerja.
c. Hal2 lain yg ditetapkan dlm PK,PKB dan PP
4. Uang pisah, yg jumlah dan pelaksanaan pemberiannya diatur dlm PK,PP dan PKB (akibat resign,
penghargaan dan pengabdian)
Tabel diambil dari buku Pengantar Hukum Perburuhan karya Nindry Sulistya Widiastiani

Anda mungkin juga menyukai