Anda di halaman 1dari 13

Tugas kelompok 1

Membahas mengenai aturan


tentang pendaftaran tanah dan
bagaimana cara mendaftarkan
tanah
Disusun oleh :

Nama kelompok
Yohanes cahyo haryono (211081020)
Fariddudin imam hastomo (211081013)

Mata kuliah : Hukum Agraria & Pendaftaran Tanah


Dosen : SUBHAN ZEIN, S.H.,M.H
Tanah mempunyai arti penting bagi kehidupan bangsa

Latar Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia


merupakan negara agraris, sehingga setiap kegiatan yang
dilakukan oleh sebagian besar rakyat Indonesia

belakang senantiasa membutuhkan dan melibatkan soal tanah.


Bahkan pada sebagian masyarakat, tanah dianggap
sebagai sesuatu yang sakral, karena di sana terdapat
simbol status sosial yang dimilikinya. Pembangunan yang
dilaksanakan oleh Negara Indonesia saat ini diharapkan
pada masalah penyediaan tanah. Tanah dibutuhkan oleh
banyak orang sedangkan jumlahnya tidak bertambah atau
tetap, sehingga tanah yang tersedia tidak mampu lagi
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat terutama
kebutuhan akan tanah untuk membangun perumahan
sebagai tempat tinggal, untuk pertanian, serta untuk
membangun berbagai fasilitas umum dalam rangka
memenuhi tuntutan terhadap kemajuan di berbagai bidang
kehidupan.
Rumusan masalah

Aturan tentang pendaftaran tanah

Bagaimana cara mendaftarkan


tanah?
Aturan tentang pendaftaran tanah
Peraturan tentang pendaftaran tanah diatur dalam beberapa
peraturan yaitu :

1. PP No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak


Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran
Tanah
2. PP No 24 Tahun 1997 Pasal 2 Tentang Pendaftaran Tanah
3. UU No 5 tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok
Agraria
4. PP Nomor 128 Pasal 22 ayat (2) Tahun 2015 tentang Jenis
dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang Berlaku pada Kementerian ATR/BPN
5. Peraturan Menteri Agraria NO 6 Tahun 2018 Tentang
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
6. UU NO 9 Tahun 2018 Tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak
Aturan tentang pendaftaran tanah
Aturan mengenai pendaftaran tanah diatur dalam UUPA NO 5 TAHUN
1960 pasal 19 yang berisi :
(1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan
pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(2) Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi:
a. pengukuran perpetaan dan pembukuan tanah
b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak
tersebut c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku
sebagai alat pembuktian yang kuat.
(3) Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan
Negara dan masyarakat, keperluan lalu-lintas sosial ekonomi
serta kemungkinan penyelenggaraannya, menurut pertimbangan
Menteri Agraria.
(4) Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang
bersangkutan dengan pendaftaran termaksud dalam ayat (1)
diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu
dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut.
Aturan tentang pendaftaran tanah
Kemudian dengan Hadirnya PP 18 2021 juga
mencabut PP No. 40 Tahun 1996 tentang Hak
Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Atas
Tanah mengatur tentang pengaturan penguasaan,
pemilikan penggunaan tanah perlu lebih diarahkan
bagi semakin terjadinya tertib di bidang hukum
pertanahan, administrasi pertanahan, penggunaan
tanah
Aturan tentang pendaftaran tanah
Adapun menurut UU NO 24 Pasal 2 Tahun 1997 mengenai
Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan azas sederhana, aman,
terjangkau, mutakhir dan terbuka.

Kemudian mengacu pada Pasal 3 mengenai Pendaftaran tanah yang


bertujuan :
a. untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan kepada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan
hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat
membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan
b. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat
memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan
hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah
susun yang sudah terdaftar;
c. untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
Aturan tentang pendaftaran tanah
Adapun ketentuan menurut PP Nomor 128 Pasal 21-22
Tahun 2015 tentang :
Pasal 21 (1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a
sampai dengan huruf d, huruf h, dan huruf i tidak termasuk
biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi. (2) Biaya
transportasi, akomodasi, dan konsumsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada wajib bayar.
Kemudian berlanjut kepada Pasal 22 (1) Terhadap pihak
tertentu dapat dikenakan tarif sebesar Rp.0,00 (nol rupiah)
dari tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
berupa: a. Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas
Bidang Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf
b angka 1;
Bagaimana cara mendaftarkan
tanah?
Sertifikat tanah menjadi dokumen penting yang harus dimiliki usai melakukan jual beli.
Dokumen ini menjadi bukti otentik atas hak tanah yang dimiliki. Pengurusan sertifikat
tanah biasanya dilakukan di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Caranya sangat mudah Langkah pertama adalah mendatangi kantor BPN. Di sini,
pemilik tanah wajib membawa dokumen yang dipersyaratkan lalu mengantarkan ke
loket pelayanan sertifikat tanah.
Nantinya, pemilik tanah akan diminta mengisi formulir dan melakukan verifikasi
dokumen. Setelah itu, petugas akan memberikan Surat Tanda Terima Dokumen (STT)
dan Surat Perintah Setor (SPS) yang selanjutnya harus dibayarkan sekitar Rp50.000.
Adapun dokumen yang wajib dilengkapi
sebelum membuat sertifikat tanah adalah:
1. Identitas diri berupa KTP dan Kartu Keluarga
(KK)
2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3. Surat Pelunasan Pemberitahuan Pajak Terhutang
Pajak Bumi dan Bangunan Tahunan (SPPT PBB)
4. Sertifikat Asli Hak Guna Bangunan (SHGB)
5. Akta Jual Beli (AJB)
6. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
7. Surat Pernyataan Kepemilikan Lahan
Ada juga syarat dokumentasi bagi masyarakat yang ingin membuat sertifikat tanah atau
girik, seperti:

1. Fotokopi Girik atau Letter C yang dimiliki


2. Akta Jual Beli Tanah
3. Surat Riwayat Tanah
4. Surat Pernyataan Tidak Sengketa
Tahap selanjutnya adalah membayar biaya pengukuran tanah dan pendaftaran sertifikat
tanah. Dikutip dari laman rumah123, ketika sudah mendapat permohonan membuat
sertifikat, petugas ukur dari BPN akan melakukan pengukuran tanah dan memasang tanda
batas tanah.
Dalam proses tersebut, pemilik tanah wajib hadir sebagai saksi. Hasil dari pengukuran akan
diproses dan dilanjutkan untuk membuat surat keputusan sertifikat tanah dari kantor BPN.
Setelah pengukuran tanah, Anda akan mendapatkan data Surat Ukur Tanah. Serahkan
surat tersebut untuk melengkapi dokumen yang telah ada. Setelah itu hanya perlu bersabar
menunggu dikeluarkannya surat keputusan.
Biaya pengurusan sertifikat tanah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun
2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai