PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini, yaitu :
Adapun maksud dan tujuan dari pembahasan yang ada di dalam makalah
ini, diantaranya:
1. Untuk menjelaskan arti dan tujuan dari pendaftaran tanah.
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi dasar hukum pendaftaran
tanah yang ada di Indonesia.
3. Untuk mengetahui asas serta jenis proses dari pendaftaran tanah.
4. Untuk mengetahui sistem pendaftaran tanah di Indonesia dan proses
pendaftaran Hak Atas Tanah.
5. Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh pendaftaran tanah terhadap
PPAT dan sertipikat Hak Atas Tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam UUPA (UU No. 5 Tahun 1960) tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria: Pasal 19 ayat 1 :
Pasal 23 ayat 1 :
Hak milik dan peralihannya dan pembebanannya dengan hak lain harus
didaftar.
Pasal 32 ayat 1 :
Pasal 38 ayat 1 :
Hak Pakai (HP), Hak Pengelolaan (HPL), syarat pemberian hak, peralihan
dan hapusnya hak (didaftar).
1. Asas Publisitas :
Subyek hak tanah
Dibebani hak tanggungan/tidak
Jenis hak tanah
2. Asas Spesialitas :
Luas tanah
Letak tanah
Penunjukan batas-batas tanah
Penggunaan tanah
1. SISTEM TORRENS
Yakni dikenal dengan nama THE REAL PROPERTY ACT atau TORRENS
ACT
2. SISTEM POSITIF
Yaitu daftar umum yang mempunyai kekuatan bukti. Ciri-ciri yang
terdapat dalam sistem ini :
3. SISTEM NEGATIF
a. Hal yang tercantum dalam bukti hak dianggap benar sampai dapat
dibuktikan suatu keadaan yang sebaiknya (tidak benar) dimuka sidang
pengadilan
b. Asas peralihan hak atas tanah adalah ASAS MEMO PLUS YURIS yakni
melidungi pemegang hak atas tanah yang sebenarnya dari tindakan orang
lain yang mengalihkan haknya tanpa diketahui oleh pemegang hak yang
sebenarnya
c. Ciri pokok sistem ini adalah : bahwa pendaftaran hak tidak menjamin
bahwa yang tercantum dalam buku tanah adalah pemilik tanah yang
sebenarnya
d. Ciri lain adalah : peranan pejabat balik nama tidak berkewajiban untuk
menyelidiki kebenaran surat surat yang diserahkan kepadanya
Dengan sistem :
c. Pembukuan Tanah
-Daftar Nama
-Daftar Tanah
-Daftar Buku Tanah
-Daftar Surat Ukur
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah pejabat umum yang diberi
kewenangan untuk membuat Akta Otentik mengenai perbuatan hukum
tertentu mengenai Hak Atas Tanah.
Sesuai PP, setiap peraturan perjanjian yang bermaksud memindahkan hak
atas tanah, meminjam uang dengan hak atas tanah sebagai hak
tanggungan harus dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Menteri
Agraria (Kepala BPN). Akta tersebut bentuknya ditetapkan oleh Kepala
BPN. Peraturan jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah diatur dalam PP No.
37 Tahun 1998. Dalam pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 4 Tahun 1998.
Sertipikat adalah salinan buku tanah dan surat ukur yang diberi sampul
dan dijilid menjadi satu dan disegel (secara fisik). Sertipikat dapat
dikatakan sebagai alat pembuktian yang kuat yaitu bahwa keterangan
yang tertuang dalam sertipikat mempunyai kekuatan hukum dan harus
diterima oleh hakim sebagai keterangan yang benar sepanjang tidak ada
alat pembuktian yang lain yang membuktikan sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran