3. Tarif Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali untuk Keputusan Perpanjangan
maupun Pembaruan Hak Atas Tanah untuk Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, atau
Hak Pakai Berjangka Waktu (tidak berlaku untuk Hak Milik) sebagaimana diatur dalam
Pasal 16 ayat (1) PP PNBP
4. Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali sebagaimana diatur dalam Lampiran
Nomor IIA PP PNBP
Rp50.000 per bidang
Memperhatikan Pasal 5 ayat (2) Perda 18/2010, Nilai perolehan objek pajak adalah
harga transaksi dalam jual beli atau nilai pasar bagi waris dan hibah wasiat. Namun
berdasarkan Pasal 5 ayat (3), diatur bahwa nilai yang digunakan adalah NJOP apabila
diketahui nilai perolehan objek pajak lebih rendah dari NJOP atau tidak diketahui.
Pendaftaran Pertama Kali secara Sistematik (PTSL)
Dokumen, Tata Cara, dan Biaya
A. Dokumen/Surat-surat yang diperlukan
1. Pembuktian Hak Lama merujuk pada Penjelasan Pasal 24 ayat (1) PP Pentan:
a. Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings
Ordonnantie (Staatsblad 1834-27), yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom
yang bersangkutan dikonversi menjadi hak milik;
b. Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings
Ordonnantie (Staatsblad 1834-27) sejak berlakunya UUPA hingga tanggal
pendaftaran tanah dilaksanakan menurut PP Nomor 10 Tahun 1961 di daerah
bersangkutan;
c. Surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapradja yang
bersangkutan;
d. Sertifikat hak milik yang diterbitkan berdasarkan Permen Agraria Nomor 9 Tahun
1959;
e. Surat keputusan pemberian hak milik dari pejabat yang berwenang, sebelum atau
setelah berlakunya UUPA, tidak disertai dengan kewajiban untuk mendaftarkan hak
yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang disebut di dalamnya;
f. Akta pemindahan hak yang dibuat di bawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian
oleh Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah ini;
g. Akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum
dibukukan;
h. Akta ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak diberlakukannya PP Nomor 28
Tahun 1977;
i. Risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat lelang yang berwenang, yang tanahnya
belum dibukukan;
j. Surat penunjukan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang diambil oleh
negara atau pemerintah daerah;
k. Petuk pajak bumi/landrente, girik, pipil, kekitir, dan Verponding Indonesia sebelum
berlakunya PP Nomor 10 Tahun 1961;
l. Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat di Kantor Pelayanan PBB; atau
m. Lain-lainnya yang disebut sebagai alat bukti tertulis dengan nama apapun juga,
sebagaimana ketentuan UUPA.
2. Surat pernyataan dalam hal tidak ada dokumen yang dapat dijadikan sebagai alat bukti,
dengan persyaratan:
a. Penguasaan dan penggunaan tanah telah dilakukan selama 20 tahun secara nyata dan
dengan itikad baik;
b. Selama penguasaan dan penggunaan tanah tidak diganggu gugat dan diakui sah oleh
MHA desa yang besangkutan;
c. Diperkuat dengan kesaksian orang yang dapat dipercaya;
d. Ada kesempatan bagi pihak lain (jika ada) untuk mengajukan keberatan;
e. Dilakukan penelitian mengenai hal di atas.
3. Akta Jual Beli Tanah dalam hal diperolehnya hak atas tanah melalui jual beli.
4. Surat Keterangan Waris dalam hal diperolehnya hak atas tanah melalui pewarisan.
5. Bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan tahun berjalan.
6. Surat Keterangan Bukan Tanah Sengketa.
7. Surat Keterangan Tanah Belum Bersertifikat.
8. Surat Permohonan Pendaftaran Tanah Pertama Kali.
9. Surat Permohonan Pengukuran Tanah.
10. Dokumen yang berisi identitas pemohon hak yang berupa:
a. Kartu Tanda Penduduk;
b. Kartu Keluarga, khususnya untuk menunjukkan identitas anak;
c. Surat Nikah;
d. Akta Kelahiran, khususnya untuk menunjukkan identitas anak;
e. Surat Kematian, khususnya untuk hak yang diperoleh lewat pewarisan; dan
f. Nomor Pokok Wajib Pajak.