Anda di halaman 1dari 30

DIKLATSAR I – II CALON PPAT

TEKNIK PEMBUATAN AKTA PPAT


AJB & HIBAH

O
L
E
H

Dr. Aksal Arsyad, S.H.,M.Kn


KABID ADVOKASI, PELAYANAN HUKUM (NON LITIGASI)

PENGURUS PUSAT
IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

Jakarta, 22 Juli 2023


PENDAHULUAN

Pengaturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah


1. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peratutan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
Akta Tanah.
3. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan
Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
4. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nomor 23 Tahun 2009 tentang Perubahan
Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nomor 1 Tahun 2006 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan
Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
5. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Pejabat Pembuat Akta
Tanah.
6. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 10 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Ujian, Magang, Pengangkatan dan
Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
RI Nomor 3 Tahun 2023 Tentang Penerbitan Dokumen Elektronik Dalam
Kegiatan Pendaftaran Tanah.
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2023 Tentang
Ketentuan Umum Pajak Daerah Dan Retrubusi Daerah.
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022Tentang Hubungan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
• Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) adalah pejabat umum yang diberi kewenangan
untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak
atas tanah atau Hak milik Atas Satuan Rumah Susun.
• Daerah kerja PPAT adalah suatu wilayah yang menunjukkan kewenangan seorang
PPAT untuk membuat akta mengenai hak atas tanah dan Hak milik Atas Satuan
Rumah Susun yang terletak di dalamnya.
• PPAT bertugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan
membuat akta sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai
hakatas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan dasar
bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang diakibatkan oleh perbuatan
hukum itu.

▪ Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut :


a. jual beli;
b. tukar menukar;
c. hibah;
d. pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng);
e. pembagian hak bersama;
f. pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai atas Tanah Hak Milik;
g. pemberian Hak Tanggungan;
h. pemberian Kuasa membebankan Hak Tanggun
Akta PPAT dibuat dengan bentuk yang ditetapkan oleh Menteri

▪ Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 8 Tahun


2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
▪ Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah
▪ Selanjutnya keluarnya Peraturan Menteri Negara Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Peraturan Nasional No. 16 Tahun 2021
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
PPAT menolak untuk membuat akta, jika:
(Pasal 39 PP No 24 Tahun 1997)

a. mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan
rumah susun, kepadanya tidak disampaikan sertifikat asli hak yang
bersangkutan atau sertifikat yang diserahkan tidak sesuai dengan
daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan; atau
b. mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak
disampaikan:
1) surat bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) atau
surat keterangan Kepala Desa/Kelurahan yang menyatakan bahwa
yang bersangkutan menguasai bidang tanah tersebut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2); dan
2) surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang
bersangkutan belum bersertifikat dari Kantor Pertanahan, atau
untuk tanah yang terletak di daerah yang jauh dari kedudukan
Kantor Pertanahan, dari pemegang hak yang bersangkutan dengan
dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan; atau
c. salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum
yang bersangkutan atau salah satu saksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 tidak berhak atau memenuhi syarat untuk bertindak
demikian; atau
d. salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa
mutlak yang pada hakikatnya berisikan perbuatan hukum pemindahan
hak; atau
e. untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belum diperoleh izin
Pejabat atau instansi yang berwenang, apabila izin tersebut diperlukan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku; atau
f. obyek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa
mengenai data fisik dan atau data yuridis; atau
g. tidak dipenuhi syarat lain atau dilanggar larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan.

Penolakan untuk membuat akta tersebut diberitahukan secara


tertulis kepada pihak-pihak yang bersangkutan disertai alasannya.
▪ Semua jenis akta PPAT diberi satu nomor urut yang berulang pada
permulaan tahun takwim.
▪ Akta PPAT dibuat dalam bentuk asli dalam 2 (dua) lembar, yaitu :
a. lembar pertama sebanyak 1 (satu) rangkap disimpan oleh PPAT
yang bersangkutan, dan
b. lembar kedua sebanyak 1 (satu) rangkap atau lebih menurut banyaknya
hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun yang menjadi
obyek perbuatan hukum dalam akta, yang disampaikan kepada Kantor
Pertanahan untuk keperluan pendaftaran, atau dalam hal akta tersebut
mengenai pemberian kuasa membebankan Hak Tanggungan,
disampaikan kepada pemegang kuasa untuk dasar pembuatan Akta
Pemberian Hak Tanggungan, dan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dapat diberikan salinannya.
▪ Akta PPAT harus dibacakan/dijelaskan isinya kepada para pihak dengan
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi sebelum
ditandatangani seketika itu juga oleh para pihak, saksi-saksi dan PPAT.
▪ Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal ditandatanganinya
akta yang bersangkutan, PPAT wajib menyampaikan akta yang dibuatnya
berikut dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan
untuk didaftar.
DASAR HUKUM PENGUNAAN BLANGKO AKTA PPAT
• Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia No. 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah.

Spesifikasi sampul akta


a. Jenis kertas sampul adalah kertas dengan jenis karton.
(contoh: BW/BC/TIK), 150 sampai dengan 250 gram);
b. Ukuran kertas sampul 29,7 cm x 42 cm (A3);
c. Sampul berwarna putih;
d. Sampul depan diberikan kop PPAT dan ditulis judul
“AKTA ...................................”;
e. Penulisan judul akta dengan huruf Bookman Old Style,
ukuran 28 dan warna hitam; dan
f. Tinta yang dipergunakan berwarna hitam dan tidak mudah
luntur.
Spesifikasi formulir akta
a. Jenis kertas HVS 80 sampai 100 gram;
b. Ukuran kertas 29,7 cm x 42 cm (A3);
c. Warna putih;
d. Setiap halaman formulir akta diketik dengan huruf
Bookman Old Style, ukuran 12 dan warna hitam;
e. Setiap lembar formulir akta diketik bolak-balik tiap
halaman; dan
f. Tinta yang dipergunakan berwarna hitam dan tidak mudah
luntur.

Penjilidan akta
a. Akta PPAT dijilid dan dijahit dengan benang warna putih
dan disimpul di tengah;
b. 1 (satu) rangkap lembar Pertama akta yang disimpan oleh
PPAT, dijilid dan dijahit tanpa sampul, dan tidak ditempel
teraan cap jabatan PPAT;
c. 1 (satu) rangkap Lembar Kedua akta yang disampaikan
kepada Kantor Pertanahan, dijilid dan dijahit dengan
sampul, dan ditempel teraan cap jabatan PPAT di tengah
sisi kiri; dan
d. Salinan akta yang diberikan kepada para pihak, dijilid dan
dijahit dengan sampul, dan ditempel teraan cap jabatan
PPAT di tengah sisi kiri.
AKTA JUAL BELI

▪ Jual beli adalah perbuatan hukum berupa penyerahan hak atas

tanah atau hak milik atas satuan rumah susun untuk selama-
lamanya oleh pemegang hak atas tanah atau pemilik satuan
rumah susun sebagai penjual kepada pihak lain sebagai pembeli,
dan secara bersamaan pihak pembeli menyerahkan sejumlah
uang sebagai harga, yang besarnya sesuai kesepakatan kedua
belah pihak.

Kedua belah pihak harus memenuhi syarat sebagai subjek


hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang
menjadi objek jual beli.
▪ Penyerahan objek jual beli berupa hak atas tanah atau hak
milik atas satuan rumah susun kepada pembeli dan
pembayaran harganya kepada penjual pada saat jual beli
dilakukan, perbuatan jual beli itu selesai. Dalam arti pembeli
telah menjadi pemegang haknya yang baru.

▪ Fungsi akta jual beli merupakan sesuatu yang sangat penting


bila dihubungkan dengan pemindahan hak atas tanah atau hak
milik atas satuan rumah susun.

▪ Peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang


menyebutkan setiap perjanjian yang bermaksud
memindahkan hak atas tanah harus dibuktikan dengan akta
jual beli yang dibuat oleh pejabat umum yang diangkat oleh
Menteri, yaitu Pejabat Pembuat Akta Tanah.
▪ Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, suami atau isteri berhak dan berwenang untuk
melakukan perbuatan hukum.
▪ Dalam hal objek jual beli tersebut merupakan harta bersama,
sesuai ketentuan Pasal 36 ayat (1) undang-undang dimaksud,
suami atau isteri berhak memindatangankan, tetapi saling
memerlukan persetujuan.
▪ Persetujuan ini dapat diberikan secara tertulis dan dilekatkan
pada akta yang disimpan oleh PPAT atau bilamana suami dan
isteri bersama-sama menghadap PPAT, maka cukup lembaran
persetujuan ditandatangani dan setiap halaman akta diparaf oleh
suami dan isteri.

▪ Setiap peralihan hak atas tanah dan bagnunan, pembeli dikenakan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB) berdasarkan UU
Nomor 20 Tahun 2020 dan Penjual dikekankan Pajak Penghasilan (PPH)
berdasarkan PP Nomor 34 Tahun 2016 yang bersifat final.
▪ PPAT hanya dapat menandatangani akta pemindahan hak atas tanah
dan/atau bangunan pada saat wajib pajak menyerahkan bukti pembayaran
pajak.
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(PPAT)
...................................... DAERAH KERJA
: ...................................
SK. Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor : .........................Tanggal .............................
Jalan ......................................................
Daerah Kerja.......................

AKTA
JUAL BELI
Nomor : ………./……….
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(PPAT)
..............................................................
SK. Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor: .......................Tanggal .............
Jalan ......................................................................
Daerah kerja...........................................

AKTA JUAL BELI


Nomor: [...]/[Tahun]
Lembar Pertama
Pada hari ini, [...], tanggal [...] bulan [...], tahun [...], -----------------
hadir di hadapan Saya, ............................................................,
Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, yang berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Negara Agraria /Kepala Badan Pertanahan
Nasional, tanggal ..............................Nomor 27-XI-1999 diangkat -
sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya disebut
PPAT, yang dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dengan daerah kerja
Kota Makassar, dan berkantor di..........................................
......................................., telepon .........................,dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya kenal dan akan disebut pada
bagian akhir akta ini : -----------------------------------------------------
I. Tuan/Nyonya [...], tempat dan tanggal lahir [...], [...][...][...],
Pekerjaan [...], bertempat tinggal di Kota/Kabupaten [...], -------
Jalan [...], Nomor [...], Rukun Tetangga [...], Rukun Warga [...],--
Kelurahan [...], Kecamatan [...], --------------------------------------
Kartu Tanda Penduduk NIK [...], -------------------------------------
- menurut keterangannya dalam hal untuk seperlunya telah --
mendapat persetujuan dari istri/suami-nya, yaitu -------------
Tuan/Nyonya [...], tempat dan tanggal lahir [...], [...][...], ------
Pekerjaan [... ], bertempat tinggal di alamat yang sama, --------
Kartu Tanda Penduduk NIK [...], ------------------------------------
- Kedua-duanya Warga Negara Republik Indonesia. ------------
- Untuk selanjutnya dalam akta ini akan disebut Pihak Pertama.-
II. Tuan/Nyonya [...], tempat dan tanggal lahir [...], [...][...][...],-
Pekerjaan [...], Bertempat tinggal di Kota/Kabupaten [...], -------
Jalan [...], Nomor [...], Rukun Tetangga [...], Rukun Warga [...], -
Kelurahan [...], Kecamatan [...] ---------------------------------------
Kartu Tanda Penduduk NIK [...], -------------------------------------
Warga Negara Republik Indonesia. ----------------------------------
- Untuk selanjutnya dalam akta ini akan disebut Pihak Kedua. ---
Para penghadap dikenal oleh saya Pejabat Pembuat Akta Tanah. -
Pihak Pertama menerangkan dengan ini menjual kepada Pihak
Kedua dan Pihak Kedua menerangkan dengan ini membeli dari
Pihak Pertama: --------------------------------------------------------------
• Hak [...] Nomor [...]/Kelurahan/Desa [...] atas sebidang tanah
sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal [...] [...] [...]
Nomor [...], seluas [...] m2, dengan Nomor Identifikasi Bidang
Tanah (NIB), Nomor [...], Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
Pajak Bumi dan Bangunan (SPPTPBB) Nomor Objek Pajak
(NOP) terletak di:
- Propinsi : [...]
- Kota : [...]
- Kecamatan : [...]
- Kelurahan : [...]
- Jalan : [...]
Jual beli ini meliputi pula: -----------------------------------------------
Berikut segala sesuatu yang terdapat di atas tanah tersebut
berserta turutanya baik yang sekarang ada maupun dikemudian
hari akan ada yang menurut sifat dan peruntukannya atau
menurut undang-undang sebagai harta tetap [...] (dapat berupa
tanah kosong, bangunan, tanaman dan lain sebagainya). ---------
Selanjutnya semua yang diuraikan di atas dalam akta ini disebut
"Objek Jual Beli". ------------------------------------------------------------
Pihak Pertama dan Pihak Kedua menerangkan bahwa : -------------
a. Jual beli ini dilakukan dengan harga Rp. [...],----------------------
b. Pihak Pertama mengaku telah menerima sepenuhnya uang ----
tersebut diatas dari Pihak Kedua dan untuk penerimaan uang -
tersebut akta ini berlaku pula sebagai tanda penerimaan yang
sah (kwitansi). -----------------------------------------------------------
c. Jual beli ini dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut: --
------------------------------------- Pasal 1 ----------------------------------
Mulai hari ini objek jual beli yang diuraikan dalam akta ini telah
menjadi milik Pihak Kedua dan karenanya segala keuntungan yang
didapat dari, dan segala kerugian/beban atas objek jual beli ---
tersebut diatas menjadi hak/beban Pihak Kedua. --------------------
------------------------------------- Pasal 2 ----------------------------------
Pihak Pertama menjamin, bahwa objek jual beli tersebut di atas -
tidak tersangkut dalam suatu sengketa, bebas dari sitaan, tidak --
terikat sebagai jaminan untuk sesuatu utang yang tidak tercatat
dalam sertipikat, dan bebas dari beban-beban lainnya yang berupa
apapun. ----------------------------------------------------------------------
------------------------------------- Pasal 3 ----------------------------------
Mengenai jual beli ini telah diperoleh izin pemindahan hak dari --
................tanggal .................... Nomor .................... (Jika ada) ----
------------------------------------- Pasal 4 ----------------------------------
Pihak kedua dengan ini menyatakan bahwa dengan jual beli ini, --
kepemilikannya tidak melebihi ketentuan maksimum -----------
penguasaan tanah menurut ketentuan perundang-undangan yang
berlaku sebagaimana tercantum dalam pernyataan ------------------
tanggal ..................................(jika perlu). -------------------------------
------------------------------------- Pasal 5 ----------------------------------
Dalam hal terdapat perbedaan luas tanah yang menjadi objek jual
beli dalam akta ini dengan hasil pengukuran oleh instansi Badan
Pertanahan Nasional, maka para pihak akan menerima hasil----
pengukuran instansi Badan Pertanahan Nasional tersebut dengan
tidak memperhitungkan kembali harga jual beli dan tidak akan
saling-mengadakan gugatan. ---------------------------------------------
------------------------------------- Pasal 6 ----------------------------------
Pihak Pertama dengan ini mengoperkan/mengalihkan hak ---------
pemakaian saluran listrik dan air leiding, yang terdapat di atas
tanah dan bangunan tersebut kepada Pihak Kedua, sehingga Pihak
Kedua dapat menjadi pelanggan baru dari perusahaan yang
bersangkutan. (jika ada) (pasal tambahan) -----------------------------
------------------------------------- Pasal 7 ----------------------------------
Pihak Pertama dengan ini menjamin kebenaran identitas Pihak
Pertama, jika dikemudian hari hal tersebut tidak benar maka
segala tuntutan hukum yang timbul menjadi tanggung-jawab
penjual sepenuhnya serta membebaskan Pihak Kedua dan Pejabat
Pembuat Akta Tanah yang membuat akta ini dari tuntutan hukum.
(pasal tambahan) -----------------------------------------------------------
------------------------------------- Pasal ---------------------------------
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
------------------------------------- Pasal ---------------------------------
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
------------------------------------- Pasal 8 ----------------------------------
Kedua belah pihak dalam hal ini dengan segala akibatnya memilih
tempat kediaman hukum yang umum dan tidak berubah pada
Kantor Panitera Pengadilan Negeri Kelas [Kota/Kabupaten letak
objek tanah]. ----------------------------------------------------------------
------------------------------------- Pasal 9 ----------------------------------
Biaya pembuatan akta ini, uang saksi dan segala biaya peralihan
hak ini dibayar oleh Pihak [...]. -------------------------------------------
Demikianlah akta ini dibuat dihadapan para pihak dan: ------------
1. Tuan/Nyonya [...], Tempat dan tanggal lahir [...], [...][...][...],
Pekerjaan [...], Bertempat tinggal di Kota/Kabupaten [...], -------
Jalan [...], Nomor [...], Rukun Tetangga [...], Rukun Warga [...], -
Kelurahan [...], Kecamatan [...], --------------------------------------
Kartu Tanda Penduduk NIK [...], -------------------------------------
-Warga Negara Republik Indonesia ----------------------------------
2. Tuan/Nyonya [...], Tempat dan tanggal lahir [...], [...][...][...],
Pekerjaan [...], Bertempat tinggal di Kota/Kabupaten [...], ----
Jalan [...], Nomor [...], Rukun Tetangga [...], Rukun Warga [...], -
Kelurahan [...],Kecamatan [...], ---------------------------------------
Kartu Tanda Penduduk NIK [...], -------------------------------------
-Warga Negara Republik Indonesia ----------------------------------
kedua-duanya Pegawai kantor Pejabat Pembuat Akta Tanah ---
(PPAT). --------------------------------------------------------------------
sebagai saksi-saksi, dan setelah dibacakan serta dijelaskan, maka
sebagai bukti kebenaran pernyataan yang dikemukakan oleh Pihak
Pertama dan Pihak Kedua tersebut di atas, akta ini -----------------
ditandatangani/cap ibu jari oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua, para
saksi dan saya, PPAT, sebanyak 2 (dua) rangkap asli, yaitu 1 (satu)
rangkap lembar pertama disimpan di kantor saya, dan 1 (satu) ---
rangkap lembar kedua disampaikan kepada Kepala Kantor ---
Pertanahan Kabupaten/Kota letak objek berada), untuk keperluan
pendaftaran peralihan hak akibat jual beli dalam akta ini. ---------

Pihak Pertama Pihak Kedua

Tandatangan/jap jempol Tandatangan/jap jempol

..................................... ......................................

Persetujuan isteri

Tandatangan/jap jempol

......................................

Saksi Saksi
Tandatangan Tandatangan

.......................... ......................

Pejabat Pembuat Akta Tanah

Tandatangan/Stempel PPAT

....................................................., S.H.,M.Kn
AKTA HIBAH

▪ Hibah adalah perbuatan hukum berupa penyerahan hak atas


tanah atau hak milik atas satuan rumah susun untuk selama-
lamanya oleh pemegang hak atas tanah atau pemilik satuan
rumah susun sebagai pemberi hibah kepada pihak lain tanpa
pembayaran sejumlah uang oleh penerima hibah.
▪ penerima hibah harus memenuhi syarat sebagai subjek hak
atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang
menjadi objek hibah tanah.

▪ Pasal 1666 ayat (1) KUH Perdata:


“Hibah adalah suatu persetujuan di mana si penghibah, pada
waktu hidupnya, dengan cuma-cuma dan dengan tidak dapat
ditarik kembali, menyerahkan suatu benda guna keperluan si
penerima hibah yang menerima penyerahan itu.”
▪ Beberapa unsur dari definisi harus dipenuhi agar suatu
tindakan hukum dapat diakatakan hibah, antara lain harus
dengan cuma-cuma (om neit). Kata Cuma-Cuma berarti tanpa
kontraprestasi, tanpa mengharapakan balasan, dan tanpa
pamrih. Maksudnya pemberi hibah harus murah hati.
▪ Unsur penting dalam suatu perjanjian hibah adalah “murah
hati dan tanpa pamrih, sehingga tanpa adanya unsur ini tidak
ada suatu hibah.
Pengaturan mengenai hibah perlu memperhatikan ketentuan
KUH Perdata:
▪ Hibah diberikan tanpa pamrih (Pasal 1666).
▪ Hibah tidak dapat ditarik ditarik kembali (Pasal 1666)
▪ Hibah harus dibuat sewaktu masih hidup (Pasal 1666)
▪ Penerima hibah harus menerima objek hibah (Pasal 1666)
▪ Pemberi hibah berkewajiban untuk menyerahkan objek hibah
(Pasal 1666).
▪ Hibah hanya dapat dilakukan atas benda-benda (barang) yang
sudah ada (Pasal 1667).
▪ Pemberi hibah tidak boleh menentukan bahwa ia tetap berhak
melakukan suatu tindak hukum pemilikan atas barang yang
termasuk dalam hibah (Pasal 1888).
▪ Pemberi hibah dapat mensyaratkan bahwa ia mempertahankan
nikmat (genot) atau hak pakai-hasil (vruchtgebruik) atas
barang-barang yang dihibahkan (Pasal 1669).
▪ Pemberi hibah diperbolehkan memperjanjikan bahwa ia akan
memakai sejumlah uang dari benda-benda yang dihibahkan
(Pasal 1671 ayat 1).
▪ Pemberi hibah boleh memperjanjikan bahwa ia berhak
kembali atas-benda-benda yang dihibahkan, jika penerima
hibah sendiri atau penerima hibah berserta semua
keturunannya meninggal dunia lebih dahulu daripada pemberi
hibah (Pasal 1672).
▪ Jika terjadi penuntutan hak (uitwinning) atas suatu harta yang
dihibahkan, pemberi hibah tidak berkewajiban menanggung
(vrijwaren) sesuatu terhadap yang dihibahkan (Pasal 1674)
▪ Pasal 1675 KUH Perdata menunjuk ketentuan-ketentuan
mengenai fidie komis dilarang dan yang diperbolehkan;
ketentuan-ketentuan itu dinyatakan berlaku juga untuk hibah.
Fidie komis adalah pengangkatan seorang ahli waris atau
seorang legataris, dengan ketentuan, bahwa warisan atau
legaat yang diberikan kepada orang itu nanti harus diserahkan
kepada orang lain. Lembaga ini jarang sekali di Indonesia, jika
tidak mau dikatakan belum pernah.
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(PPAT)
...................................... DAERAH KERJA
: ...................................
SK. Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor : .........................Tanggal .............................
Jalan ......................................................
Telp. (.......) .............. - Fax. (.....) ............
Daerah Kerja......................................

AKTA HIBAH
Nomor : ………./……….
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(PPAT)
..............................................................
SK. Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor: .......................Tanggal .............
Jalan ......................................................................
Telepon: .................................
Daerah kerja...........................

AKTA HIBAH
Nomor: [...]/[Tahun]
Lembar Pertama
Pada hari ini, [...], tanggal [...] bulan [...], tahun [...], -----------------
hadir di hadapan Saya, ............................................................,
Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, yang berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Negara Agraria /Kepala Badan Pertanahan
Nasional, tanggal ..............................Nomor 27-XI-1999 diangkat -
sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah, yang selanjutnya disebut
PPAT, yang dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dengan daerah kerja
Kota Makassar , dan berkantor di..........................................
......................................., telepon .........................,dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya kenal dan akan disebut pada
bagian akhir akta ini : -----------------------------------------------------
I. Tuan/Nyonya [...], tempat dan tanggal lahir [...], [...][...][...],
Pekerjaan [...], Bertempat tinggal di Kota/Kabupaten [...], -------
Jalan [...], Nomor [...], Rukun Tetangga [...], Rukun Warga [...],--
Kelurahan [...], Kecamatan [...], ---------------------------------------
Kartu Tanda Penduduk NIK [...], --------------------------------------
- menurut keterangannya dalam hal untuk seperlunya telah --
mendapat persetujuan dari istri/suami-nya, yaitu ----------
Tuan/Nyonya [...], tempat dan tanggal lahir [...], [...][...], ------
Pekerjaan [... ], bertempat tinggal di alamat yang sama, -------
Kartu Tanda Penduduk NIK [...], -----------------------------------
- Kedua-duanya Warga Negara Republik Indonesia. ------------
- Untuk selanjutnya dalam akta ini akan disebut Pihak Pertama.-
II. Tuan/Nyonya [...], tempat dan tanggal lahir [...], [...][...][...],-
Pekerjaan [...], Bertempat tinggal di Kota/Kabupaten [...], -------
Jalan [...], Nomor [...], Rukun Tetangga [...], Rukun Warga [...], -
Kelurahan [...], Kecamatan [...], --------------------------------------
Kartu Tanda Penduduk NIK [...],--------------------------------------
- Warga Negara Republik Indonesia. ---------------------------------
- Untuk selanjutnya dalam akta ini akan disebut Pihak Kedua. ---
Pihak Pertama menerangkan dengan ini menghibahkan kepada
Pihak Kedua dan Pihak Kedua menerangkan dengan ini menerima
hibah dari Pihak Pertama: ------------------------------------------------
• Hak [...] Nomor [...]/Kelurahan/Desa [...] atas sebidang tanah
sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tanggal [...] [...] [...]
Nomor [...], seluas [...] m2, dengan Nomor Identifikasi Bidang
Tanah (NIB), Nomor [...], Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
Pajak Bumi dan Bangunan (SPPTPBB) Nomor Objek Pajak
(NOP) terletak di:
- Propinsi : [...]
- Kota : [...]
- Kecamatan : [...]
- Kelurahan : [...]
- Jalan : [...]
Hibah ini meliputi pula: -----------------------------------------------
Berikut segala sesuatu yang terdapat di atas tanah tersebut
berserta turutanya baik yang sekarang ada maupun dikemudian
hari akan ada yang menurut sifat dan peruntukannya atau
menurut undang-undang sebagai harta tetap [...] (dapat berupa
tanah kosong, bangunan, tanaman dan lain sebagainya). ---------
Selanjutnya semua yang diuraikan di atas dalam akta ini disebut
"Objek Hibah". ---------------------------------------------------------------
Pihak Pertama dan Pihak Kedua menerangkan bahwa----
penghibahan ini dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut: -
------------------------------------- Pasal 1 ----------------------------------
Mulai hari ini objek hibah yang diuraikan dalam akta ini telah
menjadi milik Pihak Kedua dan karenanya segala keuntungan yang
didapat dari, dan segala kerugian/beban atas objek hibah ------
tersebut diatas menjadi hak/beban Pihak Kedua. --------------------
------------------------------------- Pasal 2 ----------------------------------
Objek hibah tersebut diterima oleh pihak kedua menurut
keadaannya sebagaimana didapatinya pada hari ini dan Pihak
Kedua dengan ini menyatakan tidak akan mengadakan segala
tuntutan mengenai kerusakan dan/atau catat yang tampak
dan/atau tidak tampak. ---------------------------------------------------
------------------------------------- Pasal 3 ----------------------------------
Mengenai hibah ini telah diperoleh izin pemindahan hak dari ---
................tanggal .................... Nomor .................... (Jika ada) ----
------------------------------------- Pasal 4 ----------------------------------
Pihak kedua dengan ini menyatakan bahwa dengan hibah ini, -----
kepemilikannya tidak melebihi ketentuan maksimum -----------
penguasaan tanah menurut ketentuan perundang-undangan yang
berlaku sebagaimana tercantum dalam pernyataan ------------------
tanggal ..................................(jika perlu). -------------------------------
------------------------------------- Pasal 5 ----------------------------------
Dalam hal terdapat perbedaan luas tanah yang menjadi objek
hibah dalam akta ini dengan hasil pengukuran oleh instansi Badan
Pertanahan Nasional, maka para pihak akan menerima hasil----
pengukuran instansi Badan Pertanahan Nasional tersebut. --------
------------------------------------- Pasal 6 ----------------------------------
Pihak Pertama dengan ini mengoperkan/mengalihkan hak ---------
pemakaian saluran listrik dan air leiding, yang terdapat di atas
tanah dan bangunan tersebut kepada Pihak Kedua, sehingga Pihak
Kedua dapat menjadi pelanggan baru dari perusahaan yang
bersangkutan. (jika ada) (pasal tambahan) -----------------------------
------------------------------------- Pasal 7 ----------------------------------
Pihak Pertama dengan ini menjamin kebenaran identitas Pihak
Pertama, jika dikemudian hari hal tersebut tidak benar maka --
segala tuntutan hukum yang timbul menjadi tanggung-jawab
penjual sepenuhnya serta membebaskan Pihak Kedua dan Pejabat
Pembuat Akta Tanah yang membuat akta ini dari tuntutan hukum.
(pasal tambahan) -----------------------------------------------------------
------------------------------------- Pasal ---------------------------------
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
------------------------------------- Pasal ---------------------------------
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
------------------------------------- Pasal 8 ----------------------------------
Kedua belah pihak dalam hal ini dengan segala akibatnya memilih
tempat kediaman hukum yang umum dan tidak berubah pada
Kantor Panitera Pengadilan Negeri Kelas [Kota/Kabupaten letak
objek tanah]. ----------------------------------------------------------------
------------------------------------- Pasal 9 ----------------------------------
Biaya pembuatan akta ini, uang saksi dan segala biaya peralihan
hak ini dibayar oleh Pihak [...]. -------------------------------------------
Demikianlah akta ini dibuat dihadapan para pihak dan: ------------
1. Tuan/Nyonya [...], Tempat dan tanggal lahir [...], [...][...][...],
Pekerjaan [...], Bertempat tinggal di Kota/Kabupaten [...], -------
Jalan [...], Nomor [...], Rukun Tetangga [...], Rukun Warga [...], -
Kelurahan [...], Kecamatan [...], ---------------------------------------
Kartu Tanda Penduduk NIK [...], --------------------------------------
-Warga Negara Republik Indonesia ----------------------------------
2. Tuan/Nyonya [...], Tempat dan tanggal lahir [...], [...][...][...],
Pekerjaan [...], Bertempat tinggal di Kota/Kabupaten [...], -------
Jalan [...], Nomor [...], Rukun Tetangga [...], Rukun Warga [...], -
Kelurahan [...],Kecamatan [...], ----------------------------------------
Kartu Tanda Penduduk NIK [...], --------------------------------------
-Warga Negara Republik Indonesia ----------------------------------
kedua-duanya Pegawai kantor Pejabat Pembuat Akta Tanah ---
(PPAT). --------------------------------------------------------------------
sebagai saksi-saksi, dan setelah dibacakan serta dijelaskan, maka
sebagai bukti kebenaran pernyataan yang dikemukakan oleh Pihak
Pertama dan Pihak Kedua tersebut di atas, akta ini -----------------
ditandatangani/cap ibu jari oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua, para
saksi dan saya, PPAT, sebanyak 2 (dua) rangkap asli, yaitu 1 (satu)
rangkap lembar pertama disimpan di kantor saya, dan 1 (satu) ---
rangkap lembar kedua disampaikan kepada Kepala Kantor ---
Pertanahan Kabupaten/Kota letak objek berada), untuk keperluan
pendaftaran peralihan hak akibat hibah dalam akta ini. ------------

Pihak Pertama Pihak Kedua

Tandatangan/jap jempol Tandatangan/jap jempol

..................................... ......................................

Persetujuan isteri

Tandatangan/jap jempol

......................................
Saksi Saksi

Tandatangan Tandatangan

.......................... ......................

Pejabat Pembuat Akta Tanah

Tandatangan/Stempel PPAT

......................................................., SH, MKn


SEKIAN

&

TERIMA KASIH
Dr. Aksal Arsyad, SH.,M.Kn

Alamat : Jl. Mangka Dg. Bombong ( Perum. Bukit


Manggarupi M.3 ) Kab. Gowa, Sulsel.

Pendidikan : - S.1 FH. UMI Makassar, tamat tahun 2000.


- S.2 Magister Kenotariatan UGM Jogjakarta,
tamat tahun 2005
- S.3 Program Doktor Ilmu Hukum UMI
Makassar, tamat tahun 2016

Pekerjaan : - Notaris & PPAT Berkedudukan di Kab. Gowa


- Dosen FH. UMI Makassar.

Pengalaman :- Dewan Kehormatan Daerah Pengda Gowa INI.


- Penasehat Pengda Gowa INI.
- Pengurus Wilayah Sulsel INI
- Pengurus Wilayah Sulsel IPPAT
- Pengurus Pusat IPPAT.

Anda mungkin juga menyukai