Berikut ini dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan jika ingin mengurus sertifikat tanah berdasarkan asal mendapatkannya.
JUAL BELI HIBAH/WARIS
Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) pemohon yang telah Identitas diri Anda dan pewaris/penghibah (KTP, Akta
dilegalisir pejabat berwenang Perkawinan-kalau ada, dan Kartu Keluarga Anda dan
pewaris/penghibah),
Fotokopi bukti pembayaran PBB tahun terakhir (SPPT) Akta hibah (sebagai bukti peralihan hak),
Fotokopi kartu keluarga (KK) dari pemohon Bukti-bukti penguasaan tanah yang dipunyai
penghibah/pewaris
Fotokopi NPWP Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
Izin mendirikan bangunan (IMB) Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
Akta jual beli (AJB) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
Pajak Penghasilan (PPh) Surat keterangan belum bersertifikat, surat keterangan
riwayat tanah, dan surat keterangan tidak sengketa, dan
Surat Keterangan Tanah secara Sporadik.
Bukti pelunasan pembayaran bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (BPHTB).
Pernyataan tanah tidak sengketa
PROSEDUR PEMBUATAN SHM DENGAN BANTUAN PPAT (Pengurusan SHM dengan bantuan PPAT hampir sama dengan MANDIRI. Namun ada urusan lain
seperti proses balik nama sertifikat tanah yang dibutuhkan bantuan dari PPAT)
1. Serahkan kelengkapan dokumen balik nama sertifikat ke kantor BPN.
2. Kemudian tanda bukti permohonan balik nama akan diserahkan kepada PPAT untuk pengurusan balik nama sertifikat tanah, sebelum
diserahkan kepada pembeli/pemilik hak tanah baru.
3. Tunggu proses balik nama
4. Dalam buku tanah yang telah balik nama, pemegang hak lama/penjual nantinya akan dicoret dari buku tanah. Dengan validasi coret dan
paraf oleh kantor Badan Pertanahan Nasional. Kemudian digantikan dengan pemegang hak baru/pembeli dan ditandatangani oleh Kepala
BPN yang berwenang.
Cat: Proses balik nama dengan bantuan PPAT ini memakan waktu kurang lebih 14 hari.
Cat :
Dari rumusan di atas, Hasan Basri Nata Menggala & Sarjita dalam buku Pembatalan dan Kebatalan Hak atas Tanah menyimpulkan bahwa (hal. 27)
1. pembatalan hak atas tanah merupakan suatu perbuatan hukum yang bermaksud untuk memutuskan, menghentikan atau menghapus suatu hubungan
hukum antara subjek hak atas tanah dengan objek hak atas tanah;
2. jenis/macam kegiatannya, meliputi pembatalan surat keputusan pemberian hak atas tanah dan/atau sertifikat hak atas tanah;
3. penyebab pembatalan adalah karena cacat hukum administratif dan/atau untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap,
karena pemegang hak tidak memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam surat keputusan pemberian hak atas tanah serta karena adanya kekeliruan
dalam surat keputusan pemberian hak bersangkutan.