Anda di halaman 1dari 3

1.

Pendaftaran tanah adalah proses pencatatan hak atas tanah dan informasi terkait lainnya
dalam suatu sistem yang terstruktur dan sistematis. Tujuannya adalah untuk memberikan
kepastian hukum dan melindungi hak-hak atas tanah.
2. Perbedaan Karakteristik SPORADIK dan SISTEMATIS

 Karakteristik SPORADIK
- Inisiatif pendaftaran berasal dari pihak yang berkepentingan
- Biaya pendaftaran tanah ditanggung oleh pemohon
- Tidak ada panitia Ajudikasi
- Sifat pendaftaran tanahnya Individual / massal
- Tidak ada penyuluhan hukum
- Pemohon pendaftaran tanah datang ke kantor pertanahan
- Masa pengumuman data Fisik dan data Yuridis selama 60 hari
- Lahirnya hak atas tanah melalui penetapan pemerintah, penegasan konversi / pengakuan
hak
- Pejabat yang menandatangani sertipikat adalah kepala kantor pertanahan Kabupaten /
Kota kalau sifatnya individual / Kepala seksi hak atas tanah dan pendaftaran tanah atas
nama Kepala Kantor Pertanahan Kalau sifatnya massal.
 Karakteristik SISTEMATIS
- Inisiatif pendaftaran tanah dapat berasal dari pemerintah / pemegang haj atas tanah
- Pendanaan dari pemerintah kalau inisiatif pendaftaran tanahnya dari pemerintah / dari
pemegang hak atas tanah kalau inisiatif dari pemegang hak atas tanah
- Dibentuk panitia Ajudikasi
- Sifat pendaftaran tanahnya bersifat massal
- Adanya penyuluhan hukum oleh panitia Ajudikasi
- pemegang hak atas tanah tidak perlu datang ke kantor pertanahan
- Masa pengumuman data Fisik dan data Yuridis selama 30 hari
- Lahirnya hak atas tanah melalui penegasan konversi, pengakuan hak / pemberian hak
atas tanah
- Pejabat yang menandatangani sertipikat adalah ketua panitia Ajudikasi atas nama
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

3. Alat Bukti yang dapat di gunakan dalam pendaftaran tanah

 Alat bukti kepemilikan:

Sertifikat Hak Atas Tanah (SHAT): bukti kepemilikan tanah yang paling kuat.
Petok D (Petok ukur D): bukti kepemilikan tanah yang dikeluarkan pada masa penjajahan
Belanda.
Surat Tanda Penguasaan Fisik Bidang Tanah (STPF): bukti penguasaan fisik bidang
tanah yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan.
Girik: bukti kepemilikan tanah yang berlaku di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Verponding: bukti pembayaran pajak bumi yang berlaku di Jawa Timur.
Surat keterangan tanah (SKT): bukti kepemilikan tanah yang dikeluarkan oleh
desa/kelurahan.
Surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah: pernyataan dari pemohon yang
menyatakan bahwa ia telah menguasai bidang tanah secara fisik.
Keteranagan saksi: keterangan dari orang-orang yang mengetahui penguasaan fisik
bidang tanah oleh pemohon.
Alat bukti lainnya:

Bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB): menunjukkan penguasaan fisik
bidang tanah.
Warisan: surat wasiat, surat keterangan waris, atau akta hibah.
Jual beli: akta jual beli tanah.
Pertukaran: akta pertukaran tanah.
Pemberian hak: akta pemberian hak atas tanah, seperti hak guna bangunan (HGB), hak
guna usaha (HGU), atau hak pakai (HP).
Putusan pengadilan: putusan pengadilan yang berkaitan dengan hak atas tanah.
Perlu diingat:

Alat bukti yang diperlukan untuk pendaftaran tanah dapat berbeda-beda tergantung pada
jenis hak atas tanah yang ingin didaftarkan dan kondisi masing-masing bidang tanah.
Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan Kantor Pertanahan di wilayah Anda untuk
mengetahui alat bukti yang diperlukan.
Siapkan semua dokumen asli dan buat fotokopi yang dilegalisir di Kantor Pertanahan.
Susun dokumen dengan rapi dan urut.

4. Tanda Bukti Lama Pasca Terbitnya PP 18/2021

Pasal 96 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 (PP 18/2021) tentang Hak Pengelolaan,
Hak atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah mengatur tentang keberlakuan
alat bukti tertulis tanah bekas hak adat setelah PP 18/2021 diundangkan. Berikut penjelasannya:

1. Alat Bukti Tertulis Tanah Bekas Hak Adat:

Surat Keterangan Tanah (SKT)


Petuk D
Girik
Verponding
Kekitir
Pipil
Alat bukti tertulis lainnya dengan nama atau istilah lain

2. Ketentuan Berlakunya :

5 Tahun Setelah PP 18/2021 Diundangkan:


Alat bukti tertulis tanah bekas hak adat masih dapat digunakan dalam proses pendaftaran tanah.
Alat bukti tersebut berlaku sebagai petunjuk dalam proses pendaftaran tanah.
Setelah 5 Tahun:
Alat bukti tertulis tanah bekas hak adat tidak berlaku lagi dan tidak dapat digunakan dalam
proses pendaftaran tanah.
Status tanah menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara.

3. Pengecualian:

Tanah bekas hak adat yang telah bersertifikat:


Sertifikat tetap berlaku sebagai alat bukti yang kuat atas hak atas tanah.
Tanah bekas hak adat yang sedang dalam proses pendaftaran tanah:
Proses pendaftaran tanah dapat dilanjutkan dengan menggunakan alat bukti tertulis tanah bekas
hak adat.

5. Pejabat yang berwenang menandatangani sertipikat hak atas tanah dalam pendaftaran tanah
Sistematis adalah Ketua panitia Ajudikasi atas nama Kepala kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

Sedangkan Pejabat yang berwenang menandatangani sertipikat hak atas tanah dalam pendaftaran
tanah Sopradik adalah kepala kantor Pertanahan Kabupaten/Kota kalau sifatnya individual /
Kepala seksi penetapan hak dan pendaftaran tanah atas nama Kepala kantor pertanahan kalau
sifatnya massal

Anda mungkin juga menyukai