Anda di halaman 1dari 6

Hari/Tanggal : Rabu, 01 Februari 2023

Tempat : Ruang Serba Guna DPRD Kab. Jepara

Materi Proses Penerbitan Sertifikat Baru, Cara Mengurus Kehilangan Sertifikat Tanah Dan Balik
Nama Serta Prosedur Pengeringan Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian.
Oleh : Dr. H. Agus Sutisna,S.H.,M.H. (Ketua Komisi A DPRD Kab. Jepara)

Sertifikat tanah adalah bukti otentik kepemilikan dan hak seseorang atas suatu tanah atau
lahan, dengan status hukum yang jelas. Sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan
Nasional (BPN) merupakan dokumen negara yang sangat vital.

Dicetak oleh Peruri yang telah dipercayakan BPN, cara membuat sertifikat tanah dapat
melalui jasa Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) ataupun secara mandiri. Adapun biaya bikin
sertifikat tanah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.128 Tahun 2015.

Jika Anda membeli lahan dan mendapat sertifikat tanah yang baru, sertifikat tersebut perlu
didaftarkan demi kepastian hukum.

Adapun tujuan pendaftaran tanah dalam pasal 3 PP No. 24 tahun 1997 yaitu:

1. Memberi kepastian dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang
tanah, satuan rumah susun dan hak lain yang terdaftar agar membuktikan dirinya sebagai
pemegang bersangkutan.
2. Untuk menyediakan informasi pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah
agar mudah memperoleh data yang diperlukan.

3. Untuk penyajian data Kantor Pertanahan atas peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur,
buku tanah dan daftar nama.

4. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Sertifikat tanah pun memiliki fungsi surat tanda bukti yang berlaku sebagai alat pembuktian kuat
mengenai data fisik dan data yuridis.
Sepanjang data fisik dan yuridis sesuai dengan data yang ada di dalam surat ukur dan buku
tanah, maka sertifikat tanah pun terbukti keabsahannya.

PROSES PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH

 Persyaratan Pembuatan Sertifikat Tanah


1. KTP
2. Kartu Keluarga (KK)
3. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4. Surat Pelunasan Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan Tahunan
(SPPT PBB)
5. Sertifikat Asli Hak Guna Bangunan (SHGB)
6. Akta Jual Beli (AJB), Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
7. Surat Pernyataan Kepemilikan Lahan, Fotokopi Girik atau Letter C yang dimiliki, Akta
Jual Beli Tanah, Surat Riwayat Tanah, Surat Pernyataan Tidak Sengketa.

 Cara Pembuatan Sertifikat Tanah

Pertama, Mendatangi kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN). kalian bisa membawa
seluruh dokumen dan syarat yang berlaku, lalu mendatangi loket pelayanan sertifikat tanah.
Biasanya, kalian akan diminta mengisi formulir dan melakukan verifikasi dokumen. Kalian
akan mendapatkan Surat Tanda Terima Dokumen (STT) dan Surat Perintah Setor (SPS) yang
selanjutnya harus dibayarkan. Biaya pendaftaran yang harus dikeluarkan sekitar Rp 50.000.

Kedua, Membayar biaya pengukuran tanah dan pendaftaran sertifikat tanah. Ketika
sudah mendapat permohonan membuat sertifikat, petugas ukur dari BPN akan melakukan
pengukuran tanah dan memasang tanda batas tanah. Dalam proses ini kalian diwajibkan hadir
sebagai saksi. Hasil dari pengukuran akan diproses dan dilanjutkan untuk membuat surat
keputusan sertifikat tanah dari kantor BPN. Adapun tarif untuk pengukuran tanah bisa 
kalian dapatkan dengan menghubungi langsung ke BPN via sms.

Ketiga, Setelah keseluruhan tahap dilakukan, Tunggu proses pemeriksaan tanah dari BPN.
Jangan lupa, cek kembali pemasangan tanda batas tanah yang telah dilakukan sebelumnya.
Perlu kalian ketahui, dalam rentan pemeriksaan tanah ada biaya yang perlu disiapkan. Rumus
perhitungan pemeriksaan tanah, yakni: Pemeriksaan tanah TPA = (L : 500 X HSBKPA) +
Rp 350.000 . Setelah semuanya jelas, Anda pun diharuskan melunasi pembayaran dan
mendapatkan sertifikat tanah dari BPN.

CARA MENGURUS SERTIFIKAT TANAH YANG HILANG

1. Membuat laporan kehilangan atas sertifikat tanah ke Kepolisian setempat untuk


dikeluarkannya Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut BAP).
2. Mengajukan permohonan sertifikat pengganti ke kantor BPN dengan mengisi formulir
permohonan yang ditandatangani pemohon atau kuasanya. Penerbitan sertifikat pengganti
karena hilang didasarkan atas pernyataan dari pemegang hak mengenai hilangnya
sertifikat. Dalam hal ini pemohon juga harus melengkapi berkas permohonan, yakni:
BAP;

3. Harus melengkapi berkas Permohonan(BAP). Surat pernyataan di bawah sumpah oleh


pemegang hak/yang menghilangkan. Bahwa pernyataan tersebut dibuat di bawah sumpah
di depan Kepala BPN letak tanah yang bersangkutan atau Kepala Seksi Pengukuran dan
Pendaftaran Tanah atau pejabat lain yang ditunjuk Kepala Kantor Pertanahan serta
rohaniwan sesuai agama yang bersangkutan.

4. Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta Kartu Keluarga (KK) asli dan fotokopi pemohon atau
kuasa (bila dikuasakan);

5. Fotokopi sertifikat jika ada;

6. Fotokopi bukti pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir; dan/atau

7. Surat kuasa apabila dikuasakan kepada pihak lain.

8. Sebelum menerbitkan sertifikat pengganti, Kantor BPN akan memeriksa kelengkapan dan
keabsahan dokumen pengajuan permohonan.

9. BPN akan membuat pengumuman bahwa akan diterbitkan sertifikat pengganti dalam
rangka memenuhi asas publisitas sebanyak 1 (satu) kali dalam salah satu surat kabar
harian setempat atas biaya pemohon. Mengingat besarnya biaya pengumuman dalam
surat kabar harian dibandingkan dengan harga tanah yang sertifikatnya hilang maka
Kepala Kantor BPN dapat menentukan bahwa pengumuman akan diterbitkannya
sertifikat tersebut ditempatkan di papan pengumuman Kantor BPN dan di jalan masuk
tanah yang sertifikatnya hilang dengan papan pengumuman yang cukup jelas untuk
dibaca orang yang berada di luar bidang tanah tersebut.

10. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tidak ada pihak lain yang mengajukan
keberatan, maka kantor BPN akan menerbitkan sertifikat tanah pengganti.

SYARAT BALIK NAMA SERTIFIKAT TANAH

Persyaratan administrasi ini meliputi beberapa dokumen penting berikut.

 Akta jual beli (AJB) dan sertifikat asli dari PPAT


 Formulir permohonan yang sudah ditanda tangani

 Fotokopi e-KTP dan KK penjual dan pembeli tanah (jika diwakilkan, sertakan juga
identitas pihak ketiga yang diberi kuasa)

 Fotokopi akta pendirian & pengesahan badan hukum

 Izin pemindahan hak (jika sertifikat tanah hanya boleh dipindah tangankan jika mendapat
izin dari instansi berwenang)

 Fotokopi SPPT dan PBB tahun berjalan

 Bukti SSB (BPHTB) dan bukti bayar uang pemasukan

Selain itu, Anda juga perlu menyiapkan beberapa dokumen tambahan seperti:

 Informasi tanah (luas, letak, penggunaan)


 Surat pernyataan bebas sengketa

 Surat pernyataan tanah dikuasai secara fisik


Catatan, jika tanah yang dibeli tidak terdapat masalah, pembeli tanah diwajibkan untuk
membayar Pajak PPH sebesar 2,5% dari nilai penjualan tanah (nilai bruto) ke Kantor PPAT.
Kebijakan ini sesuai dengan PP No. 34 Tahun 2016.

Saat melakukan balik nama, pastikan semua dokumen yang dibutuhkan lengkap, membayar
biaya yang diberlakukan, serta mengikuti proses balik nama sesuai dengan aturan yang berlaku
di domisili Anda.

IZIN PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH (IPPT)

Persyaratan :

1. surat permohonan yang diketahui Kepala Desa /Lurah dan Camat.


2. Surat Keterangan Rencana Kabupaten.
3. Fotokopi akta Pendirian perusahaan bagipemohon perusahaan.
4. Fotokopi KTP Penanggung Jawab atau Direktur Perusahaan.
5. Fotokopi NPWP.
6. Fotokopi Kepemilikan tanah.
7. Gambar sketsa tanah yang dimohon di atas petapenggunaan tanah dengan skala yang
memadai.
8. Gambar sketsa bangunan bagi pemohon perseorangan.
9. Uraian rencana proyek yang akan dibangun disertai dengan rencana induk (proposal).
10. Surat Keterangan atau bukti keanggotaan dari asosiasi pengembang perumahan bagi
pengembang perumahan.
11. Surat pemberitahuan pajak terutang.

Sistem, Mekanisme dan Prosedur :


1. Pemohon Mengajukan Permohonan ke DPMPTSP dengan dilengkapi persyaratan.
2. DPMPTSP meneliti berkas permohonan beserta kelengkapan persyaratan yang diajukan oleh
pemohon.
3. Apabila berkas permohonan telah lengkap dan benar diterima dengan diberikan tanda terima
kepada pemohon.
4. Apabila berkas permohonan belum lengkap dikembalikan kepada pemohon dengan disertai
catatan kekurangannya.
5. DPMPTSP mengundang Tim Teknis Pertimbangan Perizinan untuk melaksanakan Rapat
(Rapat Tim) dengan kades, camat, dan pemrakarsa dilanjutkan tinjauan ke lokasi yang hasilnya
dituangkan dalam Berita Acara Rapat I.
6. DPMPTSP mengadakan rapat II untuk membahas hasil tinjauan lokasi yang hasilnya
dituangkan dalam Berita Acara Rapat II.
7. DPMPTSP menyerahkan Berita Acara Rapat II kepada Pemohon sebagai salah satu syarat
untuk mengajukan permohonan Pertimbangan Teknis Pertanahan ke BPN/ATR.
8. DPMPTSP menerbitkan SK Izin / SK Penolakan.
9. DPMPTSP menyerahkan SK IZIN / SK Penolakan kepada Pemohon

Anda mungkin juga menyukai