Materi Proses Penerbitan Sertifikat Baru, Cara Mengurus Kehilangan Sertifikat Tanah Dan Balik
Nama Serta Prosedur Pengeringan Tanah Pertanian Menjadi Non Pertanian.
Oleh : Dr. H. Agus Sutisna,S.H.,M.H. (Ketua Komisi A DPRD Kab. Jepara)
Sertifikat tanah adalah bukti otentik kepemilikan dan hak seseorang atas suatu tanah atau
lahan, dengan status hukum yang jelas. Sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan
Nasional (BPN) merupakan dokumen negara yang sangat vital.
Dicetak oleh Peruri yang telah dipercayakan BPN, cara membuat sertifikat tanah dapat
melalui jasa Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) ataupun secara mandiri. Adapun biaya bikin
sertifikat tanah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.128 Tahun 2015.
Jika Anda membeli lahan dan mendapat sertifikat tanah yang baru, sertifikat tersebut perlu
didaftarkan demi kepastian hukum.
Adapun tujuan pendaftaran tanah dalam pasal 3 PP No. 24 tahun 1997 yaitu:
1. Memberi kepastian dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang
tanah, satuan rumah susun dan hak lain yang terdaftar agar membuktikan dirinya sebagai
pemegang bersangkutan.
2. Untuk menyediakan informasi pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah
agar mudah memperoleh data yang diperlukan.
3. Untuk penyajian data Kantor Pertanahan atas peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur,
buku tanah dan daftar nama.
Sertifikat tanah pun memiliki fungsi surat tanda bukti yang berlaku sebagai alat pembuktian kuat
mengenai data fisik dan data yuridis.
Sepanjang data fisik dan yuridis sesuai dengan data yang ada di dalam surat ukur dan buku
tanah, maka sertifikat tanah pun terbukti keabsahannya.
Pertama, Mendatangi kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN). kalian bisa membawa
seluruh dokumen dan syarat yang berlaku, lalu mendatangi loket pelayanan sertifikat tanah.
Biasanya, kalian akan diminta mengisi formulir dan melakukan verifikasi dokumen. Kalian
akan mendapatkan Surat Tanda Terima Dokumen (STT) dan Surat Perintah Setor (SPS) yang
selanjutnya harus dibayarkan. Biaya pendaftaran yang harus dikeluarkan sekitar Rp 50.000.
Kedua, Membayar biaya pengukuran tanah dan pendaftaran sertifikat tanah. Ketika
sudah mendapat permohonan membuat sertifikat, petugas ukur dari BPN akan melakukan
pengukuran tanah dan memasang tanda batas tanah. Dalam proses ini kalian diwajibkan hadir
sebagai saksi. Hasil dari pengukuran akan diproses dan dilanjutkan untuk membuat surat
keputusan sertifikat tanah dari kantor BPN. Adapun tarif untuk pengukuran tanah bisa
kalian dapatkan dengan menghubungi langsung ke BPN via sms.
Ketiga, Setelah keseluruhan tahap dilakukan, Tunggu proses pemeriksaan tanah dari BPN.
Jangan lupa, cek kembali pemasangan tanda batas tanah yang telah dilakukan sebelumnya.
Perlu kalian ketahui, dalam rentan pemeriksaan tanah ada biaya yang perlu disiapkan. Rumus
perhitungan pemeriksaan tanah, yakni: Pemeriksaan tanah TPA = (L : 500 X HSBKPA) +
Rp 350.000 . Setelah semuanya jelas, Anda pun diharuskan melunasi pembayaran dan
mendapatkan sertifikat tanah dari BPN.
4. Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta Kartu Keluarga (KK) asli dan fotokopi pemohon atau
kuasa (bila dikuasakan);
6. Fotokopi bukti pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir; dan/atau
8. Sebelum menerbitkan sertifikat pengganti, Kantor BPN akan memeriksa kelengkapan dan
keabsahan dokumen pengajuan permohonan.
9. BPN akan membuat pengumuman bahwa akan diterbitkan sertifikat pengganti dalam
rangka memenuhi asas publisitas sebanyak 1 (satu) kali dalam salah satu surat kabar
harian setempat atas biaya pemohon. Mengingat besarnya biaya pengumuman dalam
surat kabar harian dibandingkan dengan harga tanah yang sertifikatnya hilang maka
Kepala Kantor BPN dapat menentukan bahwa pengumuman akan diterbitkannya
sertifikat tersebut ditempatkan di papan pengumuman Kantor BPN dan di jalan masuk
tanah yang sertifikatnya hilang dengan papan pengumuman yang cukup jelas untuk
dibaca orang yang berada di luar bidang tanah tersebut.
10. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tidak ada pihak lain yang mengajukan
keberatan, maka kantor BPN akan menerbitkan sertifikat tanah pengganti.
Fotokopi e-KTP dan KK penjual dan pembeli tanah (jika diwakilkan, sertakan juga
identitas pihak ketiga yang diberi kuasa)
Izin pemindahan hak (jika sertifikat tanah hanya boleh dipindah tangankan jika mendapat
izin dari instansi berwenang)
Selain itu, Anda juga perlu menyiapkan beberapa dokumen tambahan seperti:
Saat melakukan balik nama, pastikan semua dokumen yang dibutuhkan lengkap, membayar
biaya yang diberlakukan, serta mengikuti proses balik nama sesuai dengan aturan yang berlaku
di domisili Anda.
Persyaratan :