Anda di halaman 1dari 19

LEGALITAS CAMAT DAN LURAH

DALAM PENERBITAN ADMINISTARSI PERTANAHAN


DI KOTA MEDAN

OLEH :
DR. SUPRAYITNO, SH., SPN, MKn.

Disampaikan Pada Focus Group Discussion, Medan, Selasa tanggal 14 September 2023
Diselengarakan Oleh Badan Riset Dan Inovasi Daerah Kota Medan.
TUGAS CAMAT
MENURUT PASAL 225 UU NOMOR 23 TAHUN 2014

T
Pasal 225 UU No 23 Tahun 2014

(1) Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 ayat (1) mempunyai tugas:
a. menyelenggaraan urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (6);
b. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
c. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
d. mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada;
e. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;
f. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di
Kecamatan;
g. membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau kelurahan;
h. melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota yang tidak
dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota yang ada di Kecamatan; dan
i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
TUGAS LURAH
BERDASARKAN PASAL 229 AYAT (4)
UU NOMOR : 23 tahun 2014

LURAH MEMPUNYAI TUGAS MEMBANTU CAMAT DALAM:

a. melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan;


b. melakukan pemberdayaan masyarakat;
c. melaksanakan pelayanan masyarakat;
d. memelihara ketenteraman dan ketertiban umum;
e. memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat; dan
g. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
DASAR HUKUM
PENDAFTARAN TANAH DI INDONESIA

-Pasal 19 (1) UU No.5 Tahun1960 Menyebutkan :


Pendaftaran Tanah diatur dengan PP.
-PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah mencabut PP No.10 Tahun 1961
Tujuan Pend. Tanah : Kepastian & Perlindungan Hukum.
-PP nomor 18 ahun 2021

1.PMNA/Ka. BPN No.3/1997 Tentang Pelaksanaan dari :


PP No.24 Tahun1997
2. Permen ATR/BPN no. 8 Tahun 2012.
3. Permen ATR/Ka. BPN 7/2019.
4. Permen Atr. Ka. BPN. No. 16 Tahun2021.
LEGALITAS CAMAT DAN LURAH DALAM
PENERBITAN ADMINITRASI PERTANAHAN

BERKAITAN DENGAN PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI :


A. SISTIMATIS
1 B. SPORADIS
Apa bila terkait alat bukti sebgai mana dimaksud dalam pasal 24 ayat (1) PP 24/97
dan pasal 60 ayat (1) dan pasal 76 Permen ATR BPN tidak lengkap maka diperlukan
Penguasaan fisik Bidang Tanah. (Dasar Hukum Lurah )

BERKAITAN DENGAN PEMELIHARAAN


2 DATA PENDAFTARAN TANAH
Terjadi karena terjadi perubahan data juridis dan data fisik
Pasal 36 PP 24 tahun 1997 jo pasal 94 permen ATR BPN nomor 3
tahun 1997
PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI DIPERLUKAN ALAT BUKTI DIMAKSUD
DALAM PASAL 24 PP 24 /1997 JO PASAL 60 AYAT (1) DAN PASAL 76 PERMEN
ATR/BPN NOMOR 3 TAHUN 1997 YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAN CAMAT
1. AKTA PEMINDAHAN HAK YANG DIBUAT DIBAWAH TANGAN YANG DIBUBUHI TANDA KESAKSIAN OLEH KEPALA ADAT/KEPALA
DESA/KELURAHAN YANG DIBUAT SEBELUM BERLAKUNYA PERATURAN PEMERINTAH INI; ATAU

2. AKTA PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH YANG DIBUAT OLEH PPAT, YANG TANAHNYA BELUM DIBUKUKAN;

CATATAN : Pemindahan hak dibawah tangan diketahui Lurah pada masa sebelum
berlakukan PP 37/1997 (sebelum tanggal 8 Oktober 1987).

POLEMIK POSISI LURAH menerbitkan Surat Keterangan Tanah dengan Diketahui camat
Yaitu dengan dicabutnya Permendagri no. 6 tahun 1972 Tentang Pelimpahan Wewenang
pembeian hak seperti yang tercantum dalam pasal 11 yang mencabut kewenangan camat
untuk mebuka tanah Berdasarkan Surat Edaran Mendagri nomor 593/5707.sj tahun 1984,
tertanggal 22 Mei 1984.
ALAT BUKTI SEBAGAI DIMAKSUD DALAM
PASAL 24 PP 24 /1997 JO PASAL 60 (1)
DAN PASAL 76

a. grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings


Ordonnantie (S.1834-27), yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang
bersangkutan dikonversi menjadi hak milik, atau
b. grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings
Ordonnantie (S.1834-27) sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran
tanah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di
daerah yang bersangkutan; atau
c. surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapraja yang
ber-sangkutan, atau
d. sertipikat hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Nomor
9 Tahun 1959, atau
e. surat keputusan pemberian hak milik dari Pejabat yang berwenang, baik sebelum
ataupun sejak berlakunya UUPA, yang tidak disertai kewajiban untuk
mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang
disebut di dalamnya, atau

f. petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961, atau

g. akta pemindahan hak yang dibuat dibawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian
oleh Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah ini dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau

h. akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum
dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau
i. akta ikrar wakaf/surat ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai
dilaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 dengan disertai alas
hak yang diwakafkan, atau

j. risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang, yang tanahnya
belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau
k. surat penunjukan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang diambil
oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah, atau

l. surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau

m. lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII Ketentuan-ketentuan Konversi UUPA.
LURAH MENGETAHUI /MENYAKSIKAN
SURAT PERNYATAAN FISIK

APABILA BUKTI TERTULIS TIDAK ADA/TIDAK LENGKAP MAKA DIPERLUKAN


SURAT PERNYAATN FISIK DARI PEMOHON DENGAN DISAKSIKAN OLEH 2 (DUA) ORANG SAKSI
DAN DIKETAHUI ATAU /DSAKSIKAN LURAH
DASAR BAGI LURAH MENGETAHUI/MENYAKSIKAN SURAT PERNYATAAN FISIK:

Penguasaan atas Objek secara fisikatas bidang tanah yang bersangkutan sudah dikuasai selama 20 (dua puluh) tahun atau
lebih secara berturut-turut oleh yang bersangkutan dan para pendahulu-pendahulunya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dapat digunakan sebagai dasar untuk pembukuan tanah tersebut sebagai
milik yang bersangkutan. (PSL 60 (1) Permen ATR /Ka. BPN 3 /97.

MATERI SURAT PERNYATAAN FISIK

a. Bahwa fisik tanahnya secara nyata dikuasai dan digunakan sendiri oleh pihak yang mengaku atau secara nyata tidak dikuasai
tetapi digunakan pihak lain secara sewa atau bagi hasil, atau dengan bentuk hubungan perdata lainnya;
b. bahwa tanahnya sedang/tidak dalam keadaan sengketa;
c. bahwa apabila penandatangan memalsukan isi surat pernyataan, bersedia dituntut dimuka Hakim secara pidana maupun
perdata karena memberikan keterangan palsu. (ayat 3).
ALAT BUKTI KEPERDATAAN
BUKTI TERTULIS
PASAL 1866 KUH PERD.

AKTA AUTENTIK
PASAL 1867/1868 KUH PERDATA
SURAT BAWAH TANGAN
DAN PASAL 1 ANGKA 7 UUJN ALAT
PASAL 1867 KUH PERDATA
BUKTI SEMPURNA (1870 KUH
Perd.

1. SURAT BAWAH TANGAN


AKTA AUTENTIK YG DITANDATANGANI OLEH DISAHKAN
PARA PIHAK DAPAT BERUBAH MENJADI AKTA
BAWAH TANGAN DISEBABKAN 2. SURAT BAWAH TANGAN
1. TDK BERWENANGNYA PJBT DIDAFTAR
2. CACAT DALAM BENTUKNYA. 3. SURAT BAWAH TANGAN
Pasal 1869 KUH Perdata.
3. Melanggar tata cara pembuatnnya
MURNI
CAMAT SEBAGAI PPAT

LATAR BELAKANG PERLUNYA PPAT SEMENTARA DAN PPAT KHUSUS


PASAL 5 AYAT (3 ) PP NO. 37 THUN 1998
-Untuk melayani masyarakat dalam pembuatan akta PPAT di daerah yang belum cukup terdapat
PPAT atau untuk melayani golongan masyarakat tertentu dalam pembuatan akta PPAT tertentu,
Menteri dapat menunjuk pejabat-pejabat di bawah ini sebagai PPATSementara atau PPAT Khusus)
Salah satunya :
a. Camat atau Kepala Desa untuk melayani pembuatan akta di daerah yang belum cukup terdapat
PPAT, sebagai PPATSementara.

KEWENGANNYA :
Pasal 4
(1) PPAT hanya berwenang membuat akta mengenai hak atas tanah atau .Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun yang terletak di dalam daerah kerjanya.
BEBERAPA HAL YANG PERLU DI KAJI
TERKAIT PERBUATAN HUKUM DIHADAPAN CAMAT

1. PPAT hanya berwenang membuat akta PPAT terhadap tanah terdaftar


(Pasal 37).
2. Kedudukan camat mengesahkan tanda tangan.
3. Kedudukan camat tempat mendaftarkan surat di bawah tangan.
SURAT KETERANGAN WARIS SEBAGAI DASAR PERBUATAN HUKUM
DAN SEBAGAI DASAR PENDAFTARAN TANAH BERDASARKAN PEWARISAN

DASAR HUKUM :

1. PASAL 42 PP 24/1997
2. PASAL 111 PERMEN ATR BPN/16/2021.
PASAL 111 PERMEN ATR BPN 16 /2021.

1. Permohonan ahli waris atau kuasanya. Dengan dilengkapi berkas/dokumen sbb :


a. Sertipikat hak atas tanah atau SHM
atas sarusun alat bukti kepemilikan lainnya.
b. Surat kematian dari kepala desa/lurah
tempat tinggal pewaris waktu meninggal
dunia, rumah sakit, petugas kesehatan, atau
instansi lain yang berwenang;
c. Surat tanda bukti sebagai ahli waris dapat
berupa:
1) Wasiat dari pewaris;
2) Putusan pengadilan;
3) Penetapan hakim/ketua pengadilan;
4) Surat pernyataan ahli waris yang dibuat oleh para ahli waris dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi dan
diketahui oleh kepala desa/lurah dan camat tempat tinggal pewaris pada waktu meninggal dunia;
5) Akta keterangan hak mewaris dari notaris yang berkedudukan di tempat tinggal pewaris pada waktu
meninggal dunia; atau (catatan. Permen kumham 60 tahun 2016 )
6) Surat keterangan waris dari balai harta peninggalan.
d. bukti identitas ahli waris.
2. Apabila pada waktu permohonan pendaftaran peralihan sudah ada putusan pengadilan atau
penetapan hakim/ketua pengadilan atau akta mengenai pembagian waris, maka putusan/
penetapan atau akta tersebut juga dilampirkan pada permohonan.

3. Akta mengenai pembagian waris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibuat dalam
bentuk akta di bawah tangan oleh semua ahli waris dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang
saksi atau dengan akta Notaris.

4. Apabila ahli waris lebih dari 1 (satu) orang dan belum ada pembagian warisan, maka
pendaftaran peralihan haknya dilakukan kepada para ahli waris sebagai pemilikan bersama,
dan pembagian hak selanjutnya dapat dilakukan melalui pembagian hak bersama sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Apabila ahli waris lebih dari 1 (satu) orang dan pada waktu pendaftaran
peralihan haknya disertai dengan akta waris yang memuat keterangan bahwa
Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun tertentu jatuh kepada
1 (satu) orang penerima warisan, maka pencatatan peralihan haknya dilakukan
kepada penerima warisan yang bersangkutan berdasarkan akta waris tersebut.

6. Pencatatan pendaftaran peralihan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan pada buku tanah, Sertipikat, daftar tanah dan/atau daftar umum
lainnya.
AKTA KEMATIAN

1. BERDASARKAN SURAT METERI ATR/ KA BPN . NOMOR B/HR.01/839/IV/2023 .

2. SURAT MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 400.8.2.2/944/SJ. TANGGAL 15 Feb. 2023

AKTA KEMATIANWAJIB DIKELUARKAN OLEH PEJABAT PENCATATAN SIPIL.


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai