Anda di halaman 1dari 30

PENDAFTARAN TANAH

PERTAMA KALI
Dr. Drs, Yudhi Setiawan, S.H., M.Si
Pendaftaran tanah pertama kali
dilaksanakan dengan 2 (dua) cara:
1. Pendaftaran tanah secara sistematik

2. Pendaftaran tanah secara sporadis.


Beberapa Pengertian

1. Pendaftaran Tanah Sistematik adalah kegiatan


pendaftaran tanah pertama kali yang dilakukan secara
serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran
tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian
wilayah suatu desa/kelurahan.
2. Ajudikasi adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi
pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data
yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah
untuk keperluan pendaftarannya.
3. Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas
bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk
keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan
di atasnya.
4. Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah
dan satuan rumuh susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak
lain serta beban-beban lain yang membebaninya.
1. Penetapan Lokasi Pendaftaran tanah Sistematik

2. Pembentukan Panitia Ajudikasi


3. Penyuluhan
4. Pengumpulan Data Teknis
5. Pengumpulan Data Yuridis
6. Sidang Panitia ajudikasi
7. Pelaksanaan Pengumuman
8. Pembukuan Hak dan Penerbitan Sertipikat
1. Penetapan Lokasi
Pendaftaran tanah Sistematik
1. jumlah bidang tanah yang terdaftar relatif kecil, yaitu berkisar
sampai dengan 30% (tiga puluh persen)
2. daerah pengembangan perkotaan yang tingkat pembangunannya
tinggi;
3. merupakan daerah pertanian yang produktif;
4. tersedia titik-titik kerangka dasar teknik nasional.
1. Persiapan peta dasar pendaftaran, dapat berupa peta garis dan
peta foto yang memuat pemetaan bidang-bidang tanah yang sudah
terdaftar haknya.
2. Jika belum tersedia peta dasar pendaftaran, maka pembuatan peta
dasar pendaftaran dapat dilakukan bersamaan dengan pengukuran
dan pemetaan bidang tanah yang bersangkutan.
2. Pembentukan Panitia Ajudikasi
Susunan Panitia Ajudikasi diatur dalam Pasal 50 PMNA/BPN No. 3
tahun 1997 yaitu:
seorang Ketua Panitia merangkap anggota, yang dijabat oleh
pegawai Badan Pertanahan Nasional yang mempunyai kemampuan
pengetahuan di bidang pendaftaran tanah dan atau hak-hak atas
tanah, yang tertinggi pangkatnya diantara para anggota Panitia;
seorang Wakil Ketua I merangkap anggota, yang dijabat oleh pegawai
Badan Pertanahan Nasional yang mempunyai kemampuan dan
pengetahuan di bidang pendaftaran tanah;
seorang Wakil Ketua II merangkap anggota, yang dijabat oleh
pegawai Badan Pertanahan Nasional yang mempunyai kemampuan
dan pengetahuan di bidang hak-hak atas tanah;
Kepala Desa/Kepala Kelurahan yang bersangkutan atau Pamong
Desa/Kelurahan yang ditunjuknya sebagai anggota.
Keanggotaan Panitia Ajudikasi dapat ditambah dengan seorang yang
dianggap mengetahui data yuridis bidang-bidang tanah di lokasi pendaftaran
tanah secara sistematik, misalnya anggota tetua adat, kepala dusun,
atau kepala lingkungan setempat.
Tugas dan Wewenang Panitia Ajudikasi
Tugas dan wewenang Ketua Panitia Ajudikasi, Wakil Ketua I dan Wakil
Ketua II menurut PMNA/KBPN No. 3 tahun 1997 Pasal 53, sebagai berikut:
a. Memimpin dan bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan
program kegiatan ajudikasi;
b. mengkoordinasikan kegiatan dengan Kantor Pertanahan dan instansi
terkait;
c. Memberikan pengarahan pelaksanaan kegiatan termasuk penyuluhan
awal di RT;
d. Berdasarkan berita acara pengesahan pengumuman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997:
• menegaskan konversi hak atas tanah;
• menandatangani penetapan pengakuan hak;
• mengusulkan pemberian hak atas tanah negara;
e. atas nama Kepala Kantor Pertanahan menandatangani buku tanah dan
sertipikat serta mengesahkan peta pendaftaran;
f. atas nama Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah
menandatangani surat ukur;
g. atas nama Kepala Kantor mendaftar peralihan dan pembebanan hak
atas tanah yang telah didaftar dalam rangka pelaksanaan pendaftaran
tanah
h. menandatangani dokumen penyerahan hasil kegiatan Panitia Ajudikasi
kepada Kepala Kantor.
Dalam melaksanakan tugasnya selain Ketua, Wakil Ketua
I, Wakil Ketua II, Panitia Ajudikasi dilengkapi dengan:
1. Satuan tugas pengukuran dan pemetaan, yang terdiri atas beberapa
orang petugas ukur;
2. Satuan tugas pengumpul data yuridis;
3. Satuan tugas administrasi.
3. Penyuluhan
Sebelum dimulainya ajudikasi, diadakan penyuluhan diwilayah atau bagian
wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan mengenai pendaftaran tanah secara
sistematik oleh Kepala Kantor Pertanahan dibantu Panitia Ajudikasi berkoordinasi
dengan instansi yang terkait, yaitu :
a. Pemerintah Daerah Tingkat II;
b. Kantor Departemen Penerangan Kabupaten/ Kotamadya;
c. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan;
d. Kantor Kecamatan;
e. Instansi lain yang dianggap perlu
4. Pengumpulan Data Teknis

Pengumpulan data teknis adalah keterangan mengenai letak, batas


dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk
keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan di
atasnya. Pengumpulan data teknis dilaksanakan oleh satuan tugas
pengukuran dan pemetaan, yang terdiri atas beberapa orang petugas ukur,
adapun tugas dari satuan tugas pengukuran dan pemetaan yaitu :
a. menetapkan batas bidang tanah dalam hal satgas
pengukuran dan pemetaan adalah pegawai Badan
Pertanahan Nasional;
b. melaksanakan pengukuran batas bidang tanah;
c. membuat gambar ukur;
d. membuat peta bidang tanah;
e. membuat daftar tanah;
f. membuat peta pendaftaran;
g. membuat surat ukur.
5. Pengumpulan Data Yuridis
Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah
susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang
membebaninya.
6.1. Tugas Satgas pengumpul data yuridis, yaitu :
a. melakukan pemeriksaan bidang-bidang tanah dan menetapkan batas-batasnya;
Penetapan dan Pemasangan tanda-tanda Bidang Tanah. Dalam hal pemohon
pengukuran atau pemegang hak atas tanah tidak dapat hadir pada waktu yang
ditentukan untuk menunjukkan batas-batas bidang tanahnya, maka penunjukan
batas itu dapat dikuasakan dengan kuasa tertulis kepada orang lain. Dalam hal
tanda batas yang sudah terpasang ternyata tidak sesuai dengan hasil penetapan
batas, pemohon pengukuran dan pemegang hak yang bersangkutan memindahkan
tanda batas sesuai batas yang telah ditetapkan. Penetapan batas dituangkan dalam
Risalah Penelitian Data Yuridis dan Penetapan Batas (daftar isian 201)
6.Sidang panitia Ajudikasi
Alat bukti tertulis mengenai kepemilikan tanah berupa alat bukti untuk
pendaftaran hak baru dan pendaftaran hak-hak lama yang dinyatakan lengkap
apabila dapat ditunjukkan kepada Panitia Ajudikasi dokumen sebagai berikut:

a. grosse akta hak eigendom petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir
dan Verponding Indonesia
b. akta pemindahan hak yang dibuat dibawah tangan yang dibubuhi tanda
kesaksian oleh Kepala Adat/Kepala Desa/ Kelurahan
c. akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT

d. akta ikrar wakaf/surat ikrar wakaf


e. risalah lelang

f. surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan
7. Pelaksanaan Pengumuman

Tempat dan jangka waktu pengumuman


Untuk memberi kesempatan bagi yang berkepentingan mengajukan
keberatan mengenai data fisik dan data yuridis yang sudah dikumpulkan
oleh Panitia Ajudikasi, maka Daftar Data Yuridis dan Data Fisik Bidang
Tanah (daftar isian 201C) dan peta bidang- bidang tanah diumumkan
dengan menggunakan daftar isian 201B selama 30 (tiga puluh) hari di
Kantor Panitia Ajudikasi dan Kantor Kepala Desa/Kelurahan, jika
memungkinkan di stiap RT/RW.
Sanggahan
a. Kepada pihak yang mengajukan keberatan disampaikan
pemberitahuan tertulis agar segera mengajukan gugatan ke
Pengadilan dengan surat.
b. Apabila terdapat sanggahan pada saat pengumuman dan
berdasarkan penelitian Panitia Ajudikasi terdapat kekeliruan
mengenai hasil ukuran bidang tanah yang tercantum pada peta
bidang-bidang tanah, maka pada peta bidang-bidang tanah dan
hasil pemetaan pada peta dasar atau lembaran peta pendaftaran
dilakukan perubahan. Keberatan-keberatan tersebut didaftar
dengan menggunakan daftar isian 309.
c. Dalam hal terjadi sengketa mengenai batas bidang-bidang
tanah yang berbatasan, Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran
tanah secara sistematik berusaha menyelesaikan melalui
musyawarah antara pemegang hak dan pemegang hak atas
tanah yang berbatasan, Hasil ukuran perbaikan bidang
dibuatkan gambar ukur baru dan hasil ukuran bidang tanah
pada gambar ukur yang lama dinyatakan tidak berlaku.
8. Pembukuan Hak dan Penerbitan Sertipikat
Keputusan Panitia Ajudikasi
Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis oleh
Ketua Panitia Ajudikasi ditetapkan keputusan yang berdasarkan
alat bukti bahwa berkas permohonan diproses lebih lanjut
melalui: penegasan konversi atau pengakuan hak atau
pemberian hak,
Pembuatan Surat Ukur
Untuk keperluan pendaftaran hak, setiap bidang tanah yang sudah
dipetakan dalam peta pendaftaran, dibuatkan surat ukur. Surat ukur dibuat
1(satu) lembar dan untuk keperluan penerbitan sertipikat dibuatkan
salinannya.
Nomor Surat Ukur terdiri atas nomor menurut urutan waktu dibuatnya
untuk masing-masing desa, nama desa letak tanah, dan tahun
pembuatannya, yang dipisahkan dengan garis miring, untuk pendaftaran
tanah secara sistematik masih diberlakukan sistem penomoran surat
ukur yang sekarang berlaku.
Penerbitan Sertipikat Hak Atas Tanah
Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum
kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah
susun dan hak-hak lain agar dengan mudah dapat membuktikan
dirinya sebagai pemegang hak, kepada yang bersangkutan
diberikan sertipikat hak tas tanah.
Latihan

1. Jelaskan prosedur pengumpulandata teknis


2. tugas satgas dalam rangka pengumpulan data yuridis
3. Jelaskan Penilaian alat bukti dinyatakan lengkap, tidak
lengkap , atau tidak ada
4. Jelaskan prosedur dan pencatatan sanggahan

Anda mungkin juga menyukai