Anda di halaman 1dari 55

PKB

Indra Pambudi Raharjo, S.Psi., M.M.


Pengertian PKB
• Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara Serikat Pekerja
atau beberapa Serikat Pekerja yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan, dengan pengusaha atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.
YANG PERLU DIATUR DALAM PKB

HAL-HAL YANG BELUM DIATUR


SECARA JELAS DALAM PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

❑ Hak dan Kewajiban pihak Pengusaha dan SP/SB

❑ Syarat-syarat dan Perlindungan/Kondisi Kerja


Fungsi PKB
Sebagai alat
Mengatur hubungan kerja,
kontrol dan alat Mengantisipasi
hak dan kewajiban kedua
ukur terhadap permasalahan di
belah pihak secara tegas dan
pelaksanaan kemudian hari
jelas
hubungan industrial

Memberi petunjuk
Memberikan kepastian terhadap mekanisme
hukum dalam sebuah penyelesaian
bentuk hubungan kerja perselisihan hubungan
industrial
Tujuan PKB

Menetapkan secara bersama


Memperteguh dan syarat-syarat kerja, keadaan
Mempertegas dan memperjelas
menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan
hak-hak dan kewajiban Pekerja
industrial yang harmonis dalam atau hubungan ketenagakerjaan
dan Pengusaha
perusahaan yang belum diatur dalam
peraturan perundangan
Manfaat Mengurangi
timbulnya
Pekerja maupun
perselisihan
pengusaha lebih
hubungan industrial.
memahami tentang
Dapat menjamin
hak dan kewajiban
kelancaran proses
masing-masing
produksi dan
peningkatan usaha

Pengusaha dapat
Menciptakan menganggarkan
ketenangan kerja biaya tenaga kerja
dan mendorong (labour cost) yang
semangat kegiatan perlu dicadangkan
bekerja yang lebih atau disesuaikan
tekun dan rajin dengan masa
berlakunya PKB
Peran
Fungsi

Mempertegas hak Produktivitas


Penyelesain
Pedoman pekerja dan kewajiban kerja dan
keluh-kesah
dan Pengusaha pekerja dan kesejahteraan
pekerja
pengusaha pekerja

ketenangan
bekerja dan
keberlangsungan
usaha
Isi PKB
1. PKB paling sedikit memuat :
1. Hak dan kewajiban Pengusaha;
2. Hak dan kewajiban SP/SB serta P/B;
3. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya PKB; dan
4. Tanda tangan para pihak.
2. Tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
3. Jika bertentangan maka batal demi hukum dan yang berlaku adalah
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sifat PKB
• Kesepakatan (Mengikat Para Pihak)
• Lebih baik dari Normatif
• Melengkapi UU Ketenagakerjaan
• Lex Spesialis
• Flexible (Sesuai Kebutuhan)
• Ideal
• Rasional (Sesuai dengan batasan kemampuan kedua belah Pihak)
• Aspiratif (Aspirasi kedua belah Pihak)
• Sumber Hukum Paling Objective
Garis Besar Perundingan PKB

Harapan Harapan
Pekerja Pengusaha

Harapan
Bersama
Harapan
Kerja Kompetensi (pengetahuan,
Pengusaha dengan
rajin
ketrampilan dan perilaku
terhadap pekerjaan)

Kuantitas hasil kerja sesuai Kerja


mencapai target.
dengan
Kualitasnya sesuai standard disiplin
mutu.

Jujur, Lingkungan kerja


Loyalitas yang 5 R.
Harapan Pekerja Keselamatan Kesehatan

Kesempataan berkarir Kesejahteraan

Penghargaan Perkuan yang manusiawi


Harapan Pekerja Dari Atasannya
➢ Melakukan penilaian secara objektif;
➢ Memberikan bimbingan dalam proses pekerjaan;
➢ Memperlakukan/berkomunikasi dengan pekerja secara manusiawi;
➢ Memberikan penghargaan.
Harapan Atasan kepada Pekerja
➢ Menjaga ketenangan kerja;
➢ Meningkatkan produktivitas kerja;
➢ Kreativitas dan inovasi;
➢ Disiplin dan loyal; dll
Harapan Kedua Belah Pihak

Persamaan
visi misi

Sustainability

Peningkatan
Kinerja
Syarat membuat PKB
1. Dibuat dan diajukan oleh salah satu atau masing masing pihak.
2. Perusahaan harus berbadan hukum.
3. SP/SB yg berhak membuat PKB, adalah SP/SB yang sudah tercatat pada
Instansi yang bertanggung jawab dibidang Ketenagakerjaan dan
mempunyai anggota 50% lebih , atau mendapat dukungan dari 50% lebih
dari seluruh pekerja (apabila hanya terdapat 1 (satu) SP/SB
diperusahaan tsb).
Good to Know
SYAHNYA SUATU PERJANJIAN ( Psl 1320 KUH Perdata )
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2. Cakap untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
➢ Syarat 1 dan 2 disebut syarat subjektif
➢ Syarat 3 dan 4 disebut syarat objektif
➢ Apabila syarat 1&2 tidak terpenuhi, perjanjian dapat dibatalkan
➢ Apabila syarat 3&4 tidak terpenuhi, perjanjian tersebut batal demi hukum.
Syarat Membuat Perjanjian
1. Pihak-pihak yang membuat perjanjian harus dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani
2. TIDAK BOLEH DI BAWAH UMUR (harus sudah dewasa )
3. Tidak dalam tekanan salah satu pihak
4. Dalam membuat perjanjian tersebut tidak boleh ada tipu daya dari
salah satu pihak (maksud tertentu untuk merugikan salah satu pihak)
Syarat Membuat Perjanjian
5. Apabila di perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu) SP/SB,
perundingan PKB dilakukan oleh gabungan 3 (tiga) SP/SB yang
ada diperusahaan tsb yang mempunyai anggota sekurang-
kurangnya 10% dan jumlah anggota timnya secara proporsinal.
6. Dimusyawarahkan dan dimufakati oleh para pihak.
7. PKB harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan bisa
diterjemahkan oleh penterjemah yg sudah disumpah.
Syarat Membuat Perjanjian (lain-lain)
• Selama masa berlakunya Peraturan Perusahaan, apabila Serikat Pekerja
menghendaki perundingan pembuatan PKB, maka pengusaha wajib
mengakomodir.
• Apabila dalam satu perusahaan hanya ada 1 SP, maka SP tersebut dapat
mengajukan permohonan perundingan PKB.
• Apabila dalam satu perusahaan memiliki lebih dari 1 SP, maka SP yang sudah
memiliki anggota lebih dari 50% yang dapat mengajukan perundingan
pembahasan PKB.
Keputusan MK no. 115/PUU-VII/2009
• Pasal 120 ayat (3) UU 13/2003 tentang ketenagakerjaan konstitusional bersyarat
(conditionally constitutional) sepanjang:
i. Frasa: “Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2) tidak
terpenuhi, maka.....” dihapus, sehingga berbunyi: “para serikat pekerja/serikat buruh
membentuk tim perunding yang keanggotaannya ditentukan secara proporsional
berdasarkan jumlah anggota masing-masing serikat pekerja/serikat buruh”, dan
ii. Ketentuan tersebut dalam angka (i) dimaknai, “dalam hal di satu perusahaan terdapat lebih
dari satu serikat pekerja/serikat buruh, maka jumlah serikat pekerja/serikat buruh yang
berhak mewakili dalam melakukan perundingan dengan pengusaha dalam suatu
perusahaan adalah maksimal tiga serikat pekerja/serikat buruh atau gabungan serikat
pekerja/serikat buruh yang jumlah anggotanya minimal 10% (sepuluh per seratus) dari
seluruh pekerja/buruh yang ada dalam suatu perusahaan”;
Keputusan MK no. 115/PUU-VII/2009
• Menyatakan pasal 120 ayat (1) dan ayat (2) UU 13/2003 tentang
ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor
39, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279) tidak
memiliki kekuatan hukum mengikat.
RUANG LINGKUP PKB
(Permenaker No. 28 Thn. 2014)
1. Dalam satu perusahaan hanya dapat dibuat 1 (satu) PKB yang
berlaku untuk seluruh pekerja/buruh
2. PKB induk berlaku untuk semua cabang perusahaan dan dapat
dibuat PKB turunan yang berlaku masing-masing cabang
Perusahaan ( psl 13 ayat 2)
3. PKB induk yang berlaku diseluruh cabang Perusahaan dan PKB
turunan, memuat pelaksanaan PKB induk yang disesuaikan
dengan kondisi cabang Perusahaan masing-masing
RUANG LINGKUP PKB
(Permenaker No. 28 Thn. 2014)
4. Dalam hal PKB induk telah berlaku di Perusahaan, namun
dikehendaki adanya PKB turunan di cabang Perusahaan, maka
selama PKB turunan belum disepakati, tetap berlaku PKB induk
5. Dalam hal beberapa Perusahaan tergabung dalam satu Group
dan masing-masing Perusahaan merupakan Badann Hukum
sendiri-sendiri, maka PKB dibuat dan dirundingkan oleh masing-
masing Pengusaha dan SP/SB masing-masing perusahaan
Tahapan Pembuatan & Perundingan PKB

Paska
Persiapan Perundingan
Perundingan
Tahap Persiapan
1. Membentuk Tim Perumus;
2. Menyaring Aspirasi/Masukan;
3. Masukan dari anggota dibahas dan dikaji oleh tim bersama pengurus
dalam rapat untuk ditetapkan dan disusun menjadi kosep/bahan materi
perundingan
4. Menyusun Draft Usulan PKB;
Tahap Persiapan
5. Dalam menentukan materi perlu dipertimbangkan masukan (aspirasi) dari anggota,
untuk dijadikan skala prioritas dalam perundingan;
6. Hasil rumusan tim di bahas kembali dalam rapat tim dan pengurus SP untuk ditetapkan
menjadi materi perundingan;
7. Bentuk tim perunding dan tetapkan melalui rapat pengurus dan perwakilan;
8. tim perunding yang sudah disetujui dalam rapat tsb diberikan SK oleh pengurus SP/SB;
9. Menyampaikan Permohonan Perundingan PKB.
Pra Perundingan
Setelah Mendapat Jawaban dari Pimpinan Perusahaan, Tim Perunding
mengadakan pertemuan dengan Tim Perunding Perusahaan untuk
membicarakan:
1. Konsep /materi yang akan dibahas dalam perundingan baik dari
SP/SB maupun dari managemen
2. Dispensasi dan fasilitas untuk tim perunding.
3. Menetapkan waktu dan tempat perundingan.
4. Menyusun tata tertib perundingan.
5. Hal-hal lain yang berkaitan dengan perundingan.
Administrasi
• SK Tim Perumus dan Tim Perunding;
• Surat Kuasa;
• Permohonan Perundingan;
• Daftar Hadir Perundingan;
• Risalah Perundingan;
• Perjanjian Bersama;
Tata Tertib Perundingan (1)
Untuk kelancaran perundingan, perlu dibuat tata tertib perundingan memuat antara lain:
1. Waktu dan tempat perundingan
2. Dispensasi dan fasilitas untuk tim perunding
3. Pihak pihak yang berunding (nama-nama dan susunan tim perunding)
4. Jadwal perundingan (berapa kali perundingan, kapan saja, berapa jam dalam setiap
perundingan, dsb)
5. Sistim perundingan ( apakah melaui juru bicara dan siapa yang menjadi notulen )
6. Sistim pembahasan materi ( untuk kelancaran perundingan dapat di dahulukan dibahas
materi yang lebih mudah.
7. Konsep siapa yang dibahas dalam perundingan (apakahkonsep dari SP atau kedua-
duanya)
8. Penundaan sidang/skors (berapa lama sidang ditunda / diskors)
Tata Tertib Perundingan (2)
9. Apabila perundingan mengalami jalan buntu/macet, kepada
siapa/instansi mana masing-masing pihak meminta bantuan
penyelesaian.
10. Apabila perlu dilakukan konsultasi (bagaimana cara penyampaian
hasil/jalannya perundingan).
11. Mulai berlakunya materi yang telah disepakati (apakah meteri yang
telah disepakati tersebut berlaku sejak PKB ditanda tangani atau sejak
berakhinya PKB yang lama (apabila pembaharuan)
12. Pemeriksaan draf hasil perundingan sebelum penandatanganan PKB
dan pencetakan (perlu diperiksa dan di paraf dan dimiliki setiap draf
yang sudah disepakati oleh masing masing pihak).
Proses Perundingan
1. Materi yang dibahas dalam perundingan, terbatas pada konsep yang sudah
disepakati dalam tata tertib
2. Masing masing tim perunding supaya berpedoman atas tata tertib yang sudah
disepakati
3. Perundingan dilakukan dengan rasa kekeluargaan, jangan menyerang/
mendiskritkan pribadi
4. Masing masing tim perunding dapat bergantian siapa yang membuka perundingan
5. Setiap materi yang sudah disepakati perlu di paraf dan dicantumkan tanggal
persetujuannya.
6. Setiap akhir perundingan supaya saling mencocokan notulen perundingan.
Laporan Hasil Perundingan
1. Setelah selesai dilakukan perundingan, team perunding melaporkan hasilnya
kepada pengurus SP
2. Pengurus SP mengadakan rapat pengurus dan perwakilan untuk melaporkan hasil
perundingan
3. Apabila ada kekurangan dan kegagalan team perunding (tidak dapat
memperjuangkan seluruh aspirasi), apabila masih memungkinkan untuk
dirundingkan kembali dengan pihak management , maka perlu diupayakan oleh
pengurus SP agar management bersedia membahas kembali, namum apabila tidak
memungkinkan maka hal tersebut dijadikan bahan evaluasi untuk perundingan
PKB berikutnya)
4. Hasil rapat tersebut menjadi keputusan organisasi yang harus diterima oleh seluruh
anggota
Penandatanganan PKB & Sosialisasi
• Sebelum ditanda tangani, masing-masing pihak membaca kembali
hasil perundingan dan saling mencocokan.
• PKB yang sudah ditandatangani, dicetak oleh pengusaha untuk
dibagikan kepada seluruh pekerja
• Pengusaha dan pengurus sp/sb, bersama-sama untuk
mensosialisasikan PKB tersebut kepada pekerja/buruh.
Kunci Keberhasilan PKB
• Komitmen yang sama
• Persepsi yang sama
• Komunikasi Efektif
• Saling Empati
• Saling Memahami sudut pandang pihak lain
• Tumbuhkan Kepercayaan
• Keterbukaan
• Berdasarkan Fakta/Data
Masa Berlaku PKB
1. Berlaku hanya 2 (dua) tahun
2. Dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun atas Kesepakatan tertulis dari para
pihak
3. Perundingan pembaharuan dimulai 3 (tiga) bulan sebelum berakhir
4. Apabila dalam perundingan pembaharuan PKB tidak tecapai kesepakatan, PKB
tetap berlaku paling lama 1 (satu) tahun
5. Dalam hal pembaharuan PKB, maka masa berlaku PKB berlaku sejak PKB lama
berakhir
6. Dalam hal terjadi perubahan/penambahan isi PKB, maka isi PKB tersebut berlaku
sesuai masa berlakunya PKB.
7. Isi PKB dapat dilakukan perubahan atas kesepakatan para pihak
Pendaftaran
1. PKB yang sudah ditandatangani wajib didaftarkan oleh pengusaha pada instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota (apabila perusahaan hanya
dalam 1(satu) wilayah tsb)
2. Didaftarkan pada Instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan di Provinsi
(apabila perusahaan terdapat pada lebih dari satu Kabupaten/kota dalam 1 (satu) Provinsi)
3. Didaftarkan di Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial (apabila perusahaan terdapat pada
lebih dari 1 (satu) Provinsi)
4. PKB yang sudah didaftarkan diteliti oleh pejabat seperti tersebut diatas dalam waktu paling
lama 4 (empat) hari sejak diterima.
5. PKB yang sudah diteliti harus diberikan surat keputusan Pendaftaran, dan apabila ada isi
PKB yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan harus membuat catatan
dalam surat keputusan tersebut.
KETENTUAN/ATURAN LAIN YANG MEMPERKUAT
KEDUDUKAN HUKUM PKB
1. Dalam hal terjadi pembubaran SP/SB atau pengalihan kepemilikan
Perusahaan, maka PKB tetap berlaku sampai berakhirnya jangka
waktu PKB (Psl 131 UUK 13/2003)
2. Dalam hal terjadi marger (penggabungan perusahaan) dan
masing – masing perusahaan mempunyai PKB, maka PKB yang
berlaku adalah PKB yang menguntunkan pekerja/buruh
3. Dalam hal terjadi marger antara Perusahaan yang mempunyai
PKB dengan Perusahaan yang tidak mempunyai PKB, maka PKB
tersebut berlaku bagi Perusahaan yang bergabung sampai
dengan berakhirnya jangka waktu PKB
REKOMENDASI DALAM
PERUNDINGAN PKB (1)
➢ Bertujuan untuk menang-menang
➢ Gagal membuat perencanaan, adalah suatu perencanaan yang gagal.
➢ Negosiasi yang sukses tidak bisa disulap sekejap
➢ Para negosiator, harus berusaha mendorong sedekat mungkin dan
menghilangkan resisten masing-masing pihak
REKOMENDASI DALAM
PERUNDINGAN PKB
➢ Menentukan prioritas, juga berarti dapat membedakan antara apa yang harus dan
apa yang mungkin dapat dicapai
➢ Suatu strategi harus dapat bersifat fleksibel dan disesuaikan dengan keadaan dan
masalah yang muncul selama proses negosiasi
➢ Komunikasi yang jelas dan tidak bermakna ganda adalah bagian yang penting
untuk memberi signal jika anda ingin dipahami
➢ Membuat kompromi bukanlah kelemahan anda, tetapi kompromi adalah suatu
tradisi dan komitmen proses negosiasi
Berunding Dengan Itikad Baik
• Pekerja (SP) dan Pengusaha Kedudukannya Setara
• Mengutamakan keharmonisan
• Berorientasi Kepentingan Bersama
• Tidak memaksakan kehendak
• Rasional/Argumentatif
Berunding Dengan Itikad Baik
• Menyesuaikan waktu
• Tidak Memperdaya
• Tidak Memengaruhi
• Knowledge
• Attitude
• Skill
Berunding Dengan Itikad Baik

Hak
HI:
Harmonis
SEIMBANG
SEIMBANG Dinamis
Kewajiban
Berkeadilan
Mencegah Perselisihan Hubungan Industrial

Kepentingan pekerja Patuhi


Selesaiakan keluh kesah tidak lepas dari PP/PKB/Peraturan
pekerja sedini mungkin kepentingan bersama Perundangan yang
dgn pengusaha. berlaku (taat azas)

Menangkap aspirasi
Bekerja dgn penuh pekerja; Laksanakan
tanggung jawab; Perundingan Bipartit
mengkomunikasikannya dengan itikad baik
dgn baik kpd Pengusaha

Membangun
komunikasi yg baik dgn Hindarkan Sifat
konfrontatif;
pihak pengusaha;
Kerangka Isi PKB
A. MUKADIMAH

B. KETENTUAN UMUM
1. Istilah - Istilah
2. Pihak-Pihak yang membuat Perjajian
3. Tujuan Perjanjian Kerja Bersama
4. Luasnya /Ruang lingkup PKB
5. Kewajiban pihak-pihak yang mengadakan Perjanjian

C. PENGAKUAN, JAMINAN DAN FASILITAS BAGI SP


1. Pengakuan hak-hak Pengsaha dan SP
2. Jaminan bagi SP
3. Fasilitas bagi SP
4. Fungsi ,dan keanggotaan LKS Bipartit
Kerangka Isi PKB
D. HUBUNGAN KERJA
1.Penerimaan Pekerja baru
2. Masa percobaan
3. Surat Keputusan Pengangkatan
4. Golongan dan Jabatan pekerja
5. Kesempatan berkarir
6. Pendidikan dan latihan kerja.
7. Mutasi ,alasan , tujuan dan prosedurnya
Kerangka Isi PKB
8. Penilaian Prestasi Kerja
9. Promosi

E. WAKTU KERJA, ISTRAHAT KERJA DAN LEMBUR

1. Hari Kerja
2. Jam Kerja, Isterahat, dan Kerja Shif
3. Lembur
4. Perhitungan upah lembur
Kerangka Isi PKB
F. PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN BEKERJA

1. Istirahat Mingguan
2. Hari Libur resmi
3. Cuti Tahunan
4. Cuti Besar
5. Istirahat Haid/Cuti Hamil/Melahirkan
6. Cuti Pernikahan
7. Cuti Sakit
8. Cuti Kitanan/Baptis anak
9. Cuti Menikahkan anak
10. Cuti Melaksanakan Ibadah Agama
11. Cuti Selama menjalankan Tugas Negara
12. Ijin Meninggalkan Pekerjaan
Kerangka Isi PKB

G. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KEJA (K 3)


1. Komitmen Pengusaha Terhadap Pelaksanaan K3
2. Prinsip-Prinsip K 3
3. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan
4. Pakaian Kerja, sepatu kerja dan peralatan kerja
5. Alat Pelindung diri
6. Panitia dan Pembina K 3
7. Audit K3
Kerangka Isi PKB
H.PENGUPAHAN

1. Pengertian Upah
2. Komponen Upah
3. Pembayaran Upah
4. Pemotongan Upah
5. Sistem Kenaikan upah dan Penyesuaian Upah
6. Upah minimun di perusahaan
7. Tunjangan Jabatan
Kerangka Isi PKB
H. PENGUPAHAN

8. Tunjangan Transport
9. Tunjangan Perumahan
10.Tunjangan untuk tempat kerja tertentu
11.Tunjangan Hari Raya agama
12.Premi Hadir
13.Premi Shif
14.Premi Produksi
15.Premi Perjalanan dinas luar perusahaan
Kerangka Isi PKB
I. PENGOBATAN DAN PERAWATAN
1. Poliklinik Perusahaan
2. Pengobatan diluar Poliklini
3. Perawatan dan Biaya Perawatan di Rumah Sakit
4. Biaya Bersalin (melahirkan)
5. Biaya Pengantian Gigi
6. Biaya Penggantian Pembelian Kaca mata
7. Tata cara dan prosedur untuk mendapatkannya

J. JAMINAN SOSIAL
1. Jaminan Kecelaan Kerja
2. Jaminan Hari tua
3. Jaminan Kematian
4. Jaminan Pensiun
Kerangka Isi PKB
K. KESEJAHTRAAN
1. Fasilitas Makan/Kantin
2. Extra Fooding
3. Sumbangan Pernikahan
4. Sumbangan Kematian
5. Sumbangan/Bantuan Bencana alam
6. Tempat Ibadah
7. Koperasi
8. Rekreasi , olah raga dan kesenian
9. Penghargaan masa kerja
10. Pemilihan Pekerja teladan dan penghargaan.

L. TATA TERTIB KERJA


1. Aturan Kerja dan Kewajiban setiap pekerja
2. Larangan-Larangan
3. Sanksi terhadap pelanggaran tata tertib/aturan kerja
Kerangka Isi PKB
M. PENYELESAIAN KELUH KESAH
1. Prinsip-prinsip
2. Tata cara penyelesaian keluh kesah
N. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
1. PHK dalam masa percobaan
2. PHK atas permintaan sendiri/mengundurkan diri
3. PHK karena Kecelakaan Kerja
4. PHK karena usia lanjut/Pensiun
5. PHK karena meninggal dunia
6. PHK karena sakit berkepanjangan
7. PHK karena Rasinalisasi, marger dan relokasi perusahaan
8. PHK karena Pensiun di percepat
9. PHK karena ditahan oleh pihakyang berwajib
O. PELAKSANAAN DAN PENUTUP
P. TANDA TANGAN PARA PIHAK
Kesimpulan
• Globalisasi dan dinamikanya berdampak pada Hubungan Industrial;
• Pembuatan PKB yang reasonable dan objective adalah Sarana yang paling
optimal dalam menciptakan hubungan Industrial yang harmonis, dinamis,
berkeadilan dan bermartabat serta untuk menjawab tantangan Hubungan
Industrial;
• PKB adalah Sumber Hukum Paling Objektif;
• Tahapan Perundingan PKB : Persiapan-Perundingan-Pasca Perundingan;
• Kunci keberhasilan pembuatan dan perundingan PKB adalah itikad baik para
pihak dan komitmen yang sama;

Anda mungkin juga menyukai