Anda di halaman 1dari 11

Hukum Bisnis Pertemuan 15

STIE Tri Dharma Nusantara Makassar

PERBURUHAN DAN
KETENAGAKERJAAN
PENGERTIAN
 Ketenagakerjaan : segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
 Hukum Ketenagakerjaan atau Hukum Perburuhan : ketentuan hukum
yang mengatur tentang hubungan kerja dengan mana terdapat
pekerjaan yang dilakukan oleh para buruh (tenaga kerja) kepada pihak
majikan (pengusaha) sebagai atasannya dengan menerima upah.
 UU No. 13 Tahun 2oo3, prinsip yuridis :
1. Landasan, asas, dan tujuan 5. Pembinaan kelembagaan dan
pembangunan ketenagakerjaan sarana hubungan industrial
yang baik 6. Perlindungan tenaga kerja
2. Kesempatan dan pemberlakuan 7. Pelatihan kerja
yang sama 8. Pelayanan penempatan tenaga kerja
3. Perencanaan dan informasi 9. Pembinaan dan perlindungan
ketenagakerjaan - dasar mengatur tenaga kerja
kebijakan 10. Pengawasan ketenagakerjaan
4. Pembinaan hubungan industrial
HUBUNGAN KERJA
Sektor Formal Sektor Informal

Perjanjian kerja –
Tidak berbadan hukum – saling
kepercayaan, upah,
percaya dan sepakat
perintah

Tertulis/Tidak Tertulis, prinsip : Perjanjian berakhir, jika :


• Kemauan bebas – 2 pihak 1. Pekerja meninggal dunia
• Kemampuan/kecakapan – 2 pihak 2. Jangka waktu perjanjian
• Ada pekerjaan yang diperjanjikan berakhir
• Tidak bertentangan dengan hukum 3. Putusan pengadilan
4. Keadaan/kejadian tertentu
– kontrak
Waktu Tertentu Waktu Tidak Tertentu
5. Keadaan memaksa
Harus tertulis
HUBUNGAN INDUSTRIAL
 Adalah sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi
barang atau jasa yang meliputi pengusaha, pekerja dan pemerintah.
 Pokok-pokok kerja sama hubungan industrial, yaitu kerjasama produksi, kerjasama
keuntungan dan kerjasama dalam tanggung jawab.
 Sesuai keadaan Indonesia – Hubungan Industrial Pancasila.
 Hubungan industrial dilaksanakan dengan: sarana industrial, yaitu
 Serikat pekerja : organisasi pekerja dari, oleh dan untuk pengguna – memperjuangkan hak
& kepentingan pekerja & keluarga. (Berunding & menyelesaikan perselisihan industrial)
 Organisasi pengusaha
 Lembaga kerja sama bipatrit : forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah – masalah
hubungan industri – anggota: pengusaha & pekerja
 Lembaga kerja sama tripatrit : bipatrit + pemerintah
 Peraturan perusahaan : tertulis, memuat hak & kewajiban pengusaha; hak & kewajiban
pekerja; syarat kerja; tata tertib perusahaan; jangka waktu berlakunya peraturan
perusahaan
 Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) : hasil dari perundingan – serikat kerja /gabungan
serikat kerja dan pengusaha/gabungan pengusaha yang memuat syarat kerja untuk
mengatur dan melindungi hak & kewajiban kedua belah pihak (2 tahun, perpanjang 1 tahun)
 Penyelesaian perselisihan industrial :
PENGUPAHAN DAN
KESEJAHTERAAN PEKERJA
 Pengupahan – layak, perlindungan pekerja dalam bidang pengupahan:
Kebijakan upah minimum, Kebijakan upah kerja lembur, Upah tidak
masuk kerja karena sakit, Upah tidak masuk kerja karena kegiatan lain di
luar pekerjaannya, dan Upah karena menjalankan hak waktu istirahat
kerjanya
 Perusahaan pailit/likuidasi : upah pekerja HARUS didahulukan
 Upah dibayar : imbalan prestasi kerja, namun pekerja harus membayar
upah meskipun : pekerja sakit, berhalangan masuk kerja, menjalankan
kewajiban negara, menjalankan kewajiban agama, pekerja bersedia
melakukan pekerjaan namun pengusaha tidak mempekerjakannya, hak
istirahat & cuti, tugas organisasi pekerja atas persetujuan pengusaha
 Pengusaha wajib memberikan fasilitas (sesuai kemampuan perusahaan,
kedudukan & kebutuhan pekerja) : fasilitas perumahan, fasilitas
kendaraan, pemberian bonus, tunjangan hari raya, cuti tahunan & hamil,
pembentukan koperasi karyawan, pendidikan & pelatihan pekerja,
jaminan sosial tenaga kerja, dll
MOGOK KERJA
 Tidakan secara bersama-sama menghentikan atau
memperlambat pekerjaan sebagai akibat gagalnya
perundingan penyelesaian perselisihan industrial yang
dilakukan, agar pengusaha memenuhi tuntutan pekerja
 Mogok kerja : hak pekerja, hanya dapat dilakukan di
perusahaan bersangkutan dengan pemberitahuan
tertulis pada pengusaha dan instansi pemerintah
berkaitan ketenagakerjaan (min. 24 jam sebelum mogok
kerja)
 Harus : Tanda tangan : Pengurus serikat kerja dan wakil
pekerja
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
(PHK) DAN LOCK OUT
 PHK : pengakhiran hubungan kerja – berakhirnya hak & kewajiban di
antara pekerja & pengusaha. Hanya dapat dilakukan sebagai setelah
semua upaya untuk menghindari PHK gagal & harus dimusyawarahkan
oleh pengusaha kepada serikat pekerja/pekerja bersangkutan
 PHK dilarang jika pekerja : sakit (ket.dokter) <12 bulan terus-menerus, memenuhi
kewajiban negara, menjalankan ibadah, menikah, hamil, melahirkan, keguguran,
memiliki hubungan darah dan atau ikatan pernikahan (kecuali diatur dalam
peraturan perusahaan dan kesepakatan bersama), dan mendirikan/menjadi
anggota/pengurus serikat pekerja
 Lock Out : hak pengusaha untuk menghentikan sebagian/seluruh kegiatan
perusahaan – akibat penyelesaian perselisihan industrial – tidak mencapai
kesepakatan, agar pekerja tidak menuntut melebihi kewenangan
perusahaan. Hanya dapat dilakukan jika pengusaha memberitahu
maksudnya secara tertulis kepada serikat pekerja dan/atau wakil pekerja
dan instansi pemerintah yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan
KESELAMATAN DAN
PERLINDUNGAN KERJA
 Mengharuskan pengusaha memperhatikan rambu-rambu
hukum :
 X – Mempekerjakan anak (< 15 tahun) kecuali terpaksa
 Anak yang terpaksa dipekerjakan wajib diberikan perlindungan khusus
 X – Mempekerjakan orang muda (15-18 tahun) untuk pekerjaan
tertentu
 X – perempuan untuk situasi tertentu, misalnya shift malam (kecuali
dengan izin khusus)
 Wajib memberikan ketentuan jam kerja & lembur
 Berhak mendapat waktu istirahat kerja, cuti tahunan dan cuti hamil
 Pekerja wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua
menstruasi
 X – mempekerjakan saat hari libur resmi ( kecuali untuk pekerjaan
yang memerlukan pengerjaan terus-menerus)
PERSELISIHAN PERBURUHAN

 Subjek perselisihan: pelaksanaan syarat


kerja, norma kerja, hubungan kerja
pengusaha dan pekerja, serta kondisi kerja
di perusahaan
 Tahap :
 Tahap I : Musyawarah
 Tahap II : Jalur Pengadilan/Luar Pengadilan
▪ Arbitrase, Mediasi, Lembaga Penyelesaian Perselisihan
Industrial
PENYIDIKAN, PEMIDANAAN DAN
SANKSI-SANKSI
 Sanksi pidana penjara & denda, penyidikan oleh Polisi
Republik Indonesia, pegawai sipil di lingkungan instansi
pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
di bidang ketenagakerjaan
 Sanksi perdata – ganti rugi ( jika memang ada menurut
prosedur gugatan perdata biasa, atau prosedur
alternatif
 Sanksi administratif, antara lain teguran, peringatan
tertulis, denda, pembatasan kegiatan usaha,
pembekuan kegiatan usaha, pembatalan persetujuan,
pembatalan pendaftaran, penghentian sementara
sebagian/seluruh alat produksi, serta pencabutan izin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai