Anda di halaman 1dari 19

Materi perkuliahan..

PERTEMUAN 1 PERTEMUAN 2 PERTEMUAN 3 PERTEMUAN 4


(DASAR HUKUM (HUBUNGAN (HUBUNGAN KERJA) (PENGUPAHAN)
PERBURUHAN) INDUSTRIAL)
1. DEFINISI DAN 1. HUBUNGAN 1. PERJANJIAN 1. PENGUPAHAN
PERISTILAHAN INDISTRIAL KERJA
2. TUJUAN DAN 2. PERJANJIAN
FUNGSI H. KERJA,
PERBURUHAN PERATURAN
3. SEJARAH H. PERUSAHAAN &
PERBURUHAN PERJANJIAN
4. SIFAT PRIVAT DAN KERJA BERSAMA
PUBLIK H. 3. WAKTU KERJA
PERBURUHAN DAN WAKTU
5. SUMBER H. ISTIRAHAT
PERBURUHAN
Materi perkuliahan..
PERTEMUAN 5 PERTEMUAN 6 PERTEMUAN 7
(MOGOK KERJA) (TENAGA KERJA (OUTSOURCING)

UJIAN TENGAH SEMESTER


ASING)
1. MOGOK KERJA 1. TENAGA KERJA 1. PENYERAHAN
2. PENUTUPAN ASING SEBAGIAN
PERUSAHAAN PELAKSANAAN
(LOCK OUT) PEKERJAAN
KEPADA
PERUSAHAAN
LAIN/ALIH DAYA
(OUTSOURCING)
HUBUNGAN INDUSTRIAL
2 istilah utama hukum ketenagakerjaan, yaitu
Hubungan Kerja dan Hubungan Industrial.
Hubungan Kerja adalah suatu hubungan
yang timbul antara pekerja dan pengusaha
setelah diadakan perjanjian sebelumnya oleh
pihak yang bersangkutan.
Pasal 1 angka 15 UU No.13 Th. 2003 tentang
Ketenagakerjaan : Hubungan kerja adalah
hubungan antara pengusaha dengan
pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja,
yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Iman soepomo menyatakan bahwa :
Hubungan-kerja terjadi setelah adanya
perjanjian kerja antara buruh dan
majikan yaitu suatu perjanjian di mana
pihak kesatu, buruh, mengikatkan diri
untuk bekerja dengan menerima upah
pada pihak lainnya, majikan, yang
mengikatkan diri untuk mempe-kerjakan
buruh itu dengan membayar upah pada
pihak lainnya.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Unsur-unsur Hubungan Kerja
• PEKERJAAN Dalam hubungan kerja
harus ada pekerjaan tertentu sesuai
perjanjian. Karena itulah hubungan ini
dinamakan hubungan kerja.
• UPAH Setiap hubungan kerja selalu
menimbulkan hak dan kewajiban
diantara kedua belah pihak dengan
berimbang. Dalam hubungan kerja
upah merupakan salah satu unsur
pokok yang menandai adanya
hubungan kerja. Peengusaha
berkewajiban membayar upah dan
pekerja berhak atas upah dari
pekerjaan yang dilakukannya.
HUBUNGAN INDUSTRIAL

Unsur-unsur Hubungan Kerja


• PERINTAH Di dalam hubungan kerja
harus ada unsur perintah yang artinya
yang satu pihak berhak untuk
memberikan perintah dan pihak yang
lainnya berkewajiban melaksanakan
perintah. Dalam hal ini pengusaha
berhak memberikan perintah kepada
pekerjaa dan pekerja berkewajiban
melaksanakan perintah tersebut.
HUBUNGAN INDUSTRIAL

HUBUNGAN INDUSTRIAL
Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan
yang terbentuk antara para pelaku dalam proses
produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari
unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah
yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. (Pasal 1 angka 16 UU No.13 th.2003)
HUBUNGAN INDUSTRIAL
• PERINTAH Di dalam hubungan kerja harus ada
unsur perintah yang artinya yang satu pihak
berhak untuk memberikan perintah dan pihak
yang lainnya berkewajiban melaksanakan
perintah. Dalam hal ini pengusaha berhak
memberikan perintah kepada pekerjaa dan
pekerja berkewajiban melaksanakan perintah
tersebut.
• Apabila tidak ada salah satu unsur tersebut,
maka tidak terjadi adanya hubungan kerja
antara pekerja dan pengusaha, karena apabila
timbul perselisihan atau beda pendapat sulit
diselesaikan dan diterapkan UU Ketenagakerjaan
yang ada.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
3 PIHAK DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL:
1. Pengusaha:
a. Menciptakan kemitraan
b. Mengembangkan usaha
c. Memperluas lapangan kerja
d. Memberikan kesejahteraan pekerja/buruh
secara terbuka, demokratis dan berkeadilan.
2. Pekerja:
a. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan
kewajibannya.
b. Menjaga ketertiban demi kelangsungan
produksi
c. Menyalurkan aspirasi secara demokratis.
d. Mengembangkan keterampilan dan
keahliannya, serta ikut memajukan
Perusahaan.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
3 PIHAK DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL:
3. PEMERINTAH:
a. Sebagai Regulator atau pihak yang
menciptakan aturan dalam hubungan Industrial.
b. Memberikan Pelayanan
c. Melaksanakan Pengawasan dari implementasi
aturan yang telah dibuat
d. Melakukan penegakan hukum bila dalam
implementasinya ada pihak yang melanggar
aturan.
UU Ketenagakerjaan secara spesifik menyebutkan
system hubungan industrial didasarkan pada nillai
Pancasila.
HUBUNGAN INDUSTRIAL

Wadah Organisasi Para Pihak:


Berdasarkan UU No.13 th.2003, terdiri dari :
1. Serikat Pekerja,
2. Organisasi Pengusaha,
3. Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja
Bersama
4. Lembaga Kerjasama Bipatrit,
5. Lembaga Kerjasama Tripatrit.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Serikat Pekerja:
Organisasi yang diperuntukan bagi para
pekerja. Dasarnya ada hak kebebasan
berserikat dan berkumpul. Wadah ini
merupakan wujud daripada hak dasar dari
suatu kebebasan berserikat dalam rangka
melindungi kepentingan pekerja.
Serikat pekerja dapat dibuat di dalam
Perusahaan atau diluar Perusahaan.
Dasar Hukum Undang-Undang no. 21 Tahun
2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh.
Konvensi ILO No.98 th.1949 tentang Hak
Berserikat dan Berunding Bersama yang telah
diratifikasi pada tahun 1956.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Sifat Serikat Pekerja:
Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi
serikat pekerja/serikat buruh mempunyai sifat :
1. Bebas, artinya sebagai organisasi dalam
melaksanakan hak dan kewajiban tidak di bawah
tekanan pihak lain
2. Terbuka, artinya anggota terbuka bagi siapa saja
tidak membedakan golongan, etnis, suku, dan
organisasi politik tertentu
3. Mandiri, artinya dalam pendiriannya sebagai
organisasi atas dasar kekuatan sendiri
4. Demokratis, Artinya di dalam pemilihan pengurus
secara secara demokratis tidak ada tekanan dan
titipan dari atas
5. Bertanggung jawab, organisasi bertanggung
jawab pada anggota, masyarakat dan negara
HUBUNGAN INDUSTRIAL

ORGANISASI PENGUSAHA
Sama dengan pekerja yang memiliki hak berkumpul
dan berserikat.
Setiap pengusaha membentuk organisasni pengusaha
(Pasal 105 UU No.13 th.2003):
Contoh Organisasi Pengusaha yaitu APINDO (Asosiasi
Pengusaha Indonesia).
Asosiasi ini merupakan wadah kesatuan para
pengusaha yang ikut serta untuk mewujudkan
kesejahteraan sosial dalam dunia usaha melalui
kerjasama yang terpadu dan serasi antara
pemerintah, pengusaha, dan pekerja/ buruh
HUBUNGAN INDUSTRIAL

Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama


Di Indonesia hubungan kerja dan hubungan industrial
diatur oleh kaedah hukum otonom dan juga kaedah
hukum heteronom, hal ini merupakan konsekwensi dari
ruang lingkup Hukum Ketenagakerjaan yang di
dalamnya terdapat aspek Hukum Perdata dan juga
aspek Hukum Publik.
Aturan Heteronom : Semua perundang-undangan
Yang dibuat oleh pemerintah (Legislatif & Eksekutif)
dalam Segala tingkatan
Aturan Otonom: antara lain : PK, PP, PKB
HUBUNGAN INDUSTRIAL

Lembaga Kerjasama Bipatrit.


Lembaga Kerjasama Bipartit atau disingkat LKS Bipartit
adalah forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu
perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan
serikat pekerja/ serikat buruh yang sudah tercatat di
Instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh.
Tujuan: komunikasi dan konsultasi untuk memetakan dan
memecahkan potensi oermasalahan yang timbul di
internal Perusahaan antara pengusaha dan pekerja.

Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003


dan PeraturanMenakertrans Nomor: 32/MEN/XII/2008
tentang Tata Cara Pembentukan dan Susunan
Keanggotaan Lembaga Kerja Sama Bipartit.
HUBUNGAN INDUSTRIAL

Lembaga Kerjasama Tripartit.


Lembaga Kerja Sama Tripartit yang selanjutnya
disebut LKS Tripartit adalah forum komunikasi,
konsultasi dan musyawarah tentang masalah
ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari
unsur Pemerintah, organisasi pengusaha, dan
serikat pekerja/serikat buruh

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 46 Tahun 2008 Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Tata Kerja Dan
Susunan
Organisasi Lembaga Kerja Sama Tripartit

Anda mungkin juga menyukai