Oleh :
Dikha Anugrah, S.H., M.H.
Definisi Hukum Ketenagakerjaan
Hubungan kerja
Hubungan Industrial
Pengupahan dan Kesejahteraan pekerja
PHK
Perselisihan Perburuhan
Definisi Hukum Ketenagakerjaan
Molenaar :
“Hukum Perburuhan adalah bagian hukum yang berlaku, yang pokoknya mengatur
hubungan antara tenaga kerja dan pengusaha, antara tenaga kerja dan tenaga kerja, serta
tenaga kerja dan pengusaha”.
M.G. Levenbach :
“Hukum Perburuhan adalah hukum yang berkenaan dengan hubungan kerja, dimana
pekerjaan itu dilakukan di bawah pimpinan dan dengan keadaan penghidupan yang
langsung bersangkut-paut dengan hubungan kerja itu”
N.E.H van Esveld :
“Hukum perburuhan tidak hanya meliputi hubungan kerja di mana pekerjaan dilakukan
di bawah pimpinan, tetapi meliputi pula pekerjaan yang dilakukan oleh swapekerja yang
melakukan pekerjaan atas tanggung jawab dan resiko sendiri”
Soepomo :
“Hukum perburuhan adalah himpunan peraturan-peraturan, baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang berkenaan dengan kejadian dimana seseorang bekerja pada orang lain
dengan menerima upah”
Abdul Khakim :
4. Terbatas waktu tertentu, karena tidak ada hubungan kerja berlangsung terus
menerus
Hubungan Industrial
Hubungan industrial : suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam
proses produksi barang atau jasa yang meliputi pengusaha, pekerja dan pemerintah.
Hubungan industrial meliputi pokok-pokok kerjasama sebagai berikut :
1. Kerjasama produksi
2. Kerjasama keuntungan
3. Kerjasama dalam tanggung jawab
Hubungan industrial dilaksanakan dengan menggunakan sarana industrial sebagai
berikut :
a. Serikat pekerja
b. Organisasi pengusaha
c. Lembaga kerjasama bipartit
d. Lembaga kerjasama tripartit
e. Peraturan perusahaan
f. Kesepakatan kerja bersama (KKB)
g. Penyelesaian perselisihan industrial
Lembaga kerjasama bipartit : forum komunikasi, konsultasi dan
musyawarah tentang masalah hubungan industrial di perusahaan yang
anggotanya terdiri dari unsur pengusaha dan unsur pekerja.
Lembaga kerjasama tripartit : forum komunikasi, konsultasi dan
musyawarah tentang masalah hubungan industrial di perusahaan yang
anggotanya terdiri dari unsur unsur pengusaha, unsur pekerja dan
pemerintah.
Peraturan perusahaan : peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja serta tata tertib perusahaan.
Kecuali yang telah memiliki KKB, maka setiap perusahaan wajib memiliki
peraturan perusahaan yang disahkan oleh menteri yang berwenang.
Peraturan perusahaan minimal memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Hak dan kewajiban pengusaha
b. Hak dan kewajiban pekerja
c. Syarat kerja
d. Tata tertib perusahaan
e. Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan
KKB : hasil dari suatu perundingan yang diselenggarakan oleh
serikat pekerja atau gabungan serikat pekerja dengan pengusaha atau
gabungan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, untuk
mengatur dan melindungi hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Masa berlakunya KKB adalah maksimum 2 tahun
dan dapat diperpanjang untuk paling lama 1 tahun.
Suatu KKB berisikan antara lain :
a. Hak dan kewajiban pengusaha
b. Hak dan kewajiban pekerja
c. Tata tertib perusahaan
d. Jangka waktu berlakunya KKB
e. Tanggal mulai berlakunya KKB
Serikat pekerja : organisasi pekerja yang bersifat mandiri, demokratis, bebas dan
bertanggungjawab yang dibentuk dari, oleh dan untuk pekerja guna memperjuangkan
hak dan kepentingan kaum pekerja dan keluarganya.
Serikat pekerja berhak untuk :
1. Melakukan perundingan dalam pembuatan KKB.
2. Sebagai pihak dalam penyelesaian perselisihan industrial.
Pengupahan dan Kesejahteraan pekerja
Pengupahan : setiap pekerja tanpa memperbedakan jenis kelamin berhak
pekerjaannya
1. Fasilitas perumahan
2. Fasilitas kendaraan
3. Pemberian bonus
4. Tunjangan lebaran
PHK hanya dapat dilakukan oleh pengusaha setelah segala daya upaya untuk
menghindarinya ternyata gagal.
PHK haruslah dimusyawarahkan dengan oleh pengusaha kepada serikat pekerja atau
dengan pekerja yang bersangkutan apabila pekerja belum menjadi anggota serikat
pekerja.
Perselisihan Perburuhan
Perselisihan perburuhan : perselisihan mengenai subjek-subjek sebagai berikut :
Apabila terjadi perselisihan perburuhan, maka para pihak yang berselisih dapat menempuh
Tahap II : jika tidak tercapai musyawarah, para pihak dapat menempuh : jalur pengadilan dan
pekerja atau serikat pekerja karena tidak adanya persesuaian paham mengenai pelaksanaan
syarat-syarat kerja, pelaksanaan norma kerja, hubungan kerja, dan atau kondisi kerja.