Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN
Hak mogok kerja adalah salah satu hak yang dimiliki oleh
pekerja/buruh, akan tetapi mogok kerja tidak diperbolehkan pada
wilayah produksi perusahaan karena produksi akan di kerjakan pada
buruh/pekerja yang tidak melakukan mogok kerja. Disamping itu,
pekerja/buruh yang melakukan mogok kerja tidak boleh meninggalkan
lokasi perusahaan. Jadi, aturan mengenai pelarangan mogok kerja di
area produksi di perbolehkan pada pihak perusahaan karena jika mogok
kerja dilakukan di area produksi bisa mengakibatkan kerusakan atau
merugikan perusahaan dengan nilai yang lebih tinggi diluar itu.
Dalam hal ini sesuai UU No. 13 th 2003 Pasal 140 ayat 4 a dan b
berbunyi :
Dalam hal mogok kerja dilakukan tidak sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), maka demi menyelamat kan alat produksi dan aset
perusahaan, pengusaha dapat mengambil tindakan sementara dengan
cara :
a. melarang para pekerja/buruh yang mogok kerja berada di lokasi
kegiatan proses produksi; atau
b. bila dianggap perlu melarang pekerja/buruh yang mogok kerja berada
di lokasi perusahaan.
Pe r l i nd un g an Ha k M o go k Ke r j a
( S A H)
a) Tidak boleh menghalang-halangi pekerja/buruh atau SP/SB yang
menggunakan hak mogok kerja yang dilakukan secara sah, tertib
dan damai
Apabila mogok kerja dilakukan secara sah maka pihak pengusaha
tidak boleh menghalang-halangi pekerja/buruh/SP/SB melakukan ogok
kerja. Karena , mogok kerja ini termasuk salah satu hak dari
pekerja/buruh/SP/SB. Dimana artian mengahalang-halangi ini bisa
berupa ancaman, mengintimidasi, mengahalangi supaya tidak terjadi
mogok kerja, melarang adanya mogok kerja dll.
LOCK OUT
Bargaining Pengusaha terhadap Aksi Mogok Kerja
Pengertian
Berdasarkan UU Ketenagakerjaan Pasal 146 Lock Out berarti :
(1) Penutupan perusahaan (lock out) merupakan hak dasar pengusaha
untuk menolak pekerja/buruh sebagian atau seluruhnya untuk
menjalankan pekerjaan sebagai akibat gagalnya perundingan.
Dapat digaris bawahi Lock Out merupakan hak dasar dari
pengusaha. Sehingga hak dasar tersebut perusahaan berhak untuk
menolak pekerja baik sebagian atau seluruhnya.
(2) Pengusaha tidak dibenarkan melakukan penutupan perusahaan
(lock out) sebagai tindakan balasan sehubungan adanya tuntutan
normatif dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
Penutupan perusahaan tidak dibenarkan apabila hanya digunakan
sebagai dasar tindakan balasan kepada pekerja yang melakukan mogok
kerja. Pada situasi ini ketika pihak pekerja dan pengusaha memiliki
bergining position seperti itu maka pihak pengusaha melakukan
penutupan perusahaan ketika tuntutan tidak normative. Namun jika
tuntutan tersebut normative maka secara peraturan adalah kesalahan
dari pengusaha ketika kesalahan dari pengusaha maka tidak boleh
dilakukan Lock Out . Maka dalam kasus tersebut, ketika
perusahaan Lock Out dianggap sebagai bentuk balasan dari aksi mogok
kerja
o Prosedur mogok kerja, apabila terjadi kegagalan maka opsi mogok dapat
dibagi menjadi 3, yaitu diteruskan, berhenti sementara, dan dihentikan sama
sekali
Bagaimana cara menentukan opsi mogok yg dapat diambil selanjutnya itu
apakah tetap pekerja/SP atau berbentuk kesepakatan bersama antara
pekerja/SP, pengusaha, dan instansi ketenagakerjaan?
Jawab :
Aturan mogok kerja untuk jenis prusahaan yang seperti itu, bsa saja
dilakukan mogok kerja. Asalkan pekerja tersebut tidak sedang mnjalankan
tugas. Namun di sisi lain tujuan mogok kerja tidak tercapai
o Untuk pekerja yang mogok kerja nya tidak sah. Konsekuensinya adalah
dinyatakan mangkir. Demikian secara otomatis perusahaan harus
memanggil pekerja tersebut selama 2 x berturut-turut dengan jeda 7 hari.
Jika yang tidak memenuhi panggilan tsb, konsekuensinya PHK atau
mngundurkan diri scara sukarela?
Jawab : Hal itu menjadi pilihan perusahaan, PHK jika opsi dipilih
perusahaan karena kualifikasi mangkir.Atau mengundurkan diri jika opsi
memang dikualifikasikanengundurkan diri. Pada peristiwa tersebut dapat
dimaknai menjadi 2 keadaan.
o Apa sanksi yang diberikan pihak terkait apabila perusahaan berusaha untuk
menghalang-halangi mogok kerja? apakah sanksinya berupa denda atau
lainnya?
Jawab : Sanksi bila menghalang halangi mogok kerja yang sah, tertib, dan
damai adalah pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4
(empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 100 juta dan paling banyak
Rp 400 juta
o Dalam hal prosedur mogok kerja, apabila terjadi kegagalan maka opsi
mogok dapat dibagi menjadi 3, yaitu diteruskan, berhenti sementara, dan
dihentikan sama sekali
Apakah yang menentukan opsi mogok yg dapat diambil selanjutnya itu
apakah tetap pekerja/SP atau berbentuk kesepakatan bersama antara
pekerja/SP, pengusaha, dan instansi ketenagakerjaan ya pak?
Jawab : Mogok kerja adalah atas dasar inisiatif dari pekerja itu sendiri.
Ketika tidak ada kesepakatan saaat Instansi Ketenagakerjaan melakukan
mediasi/konsiliasi/arbitrasi maka bisa di catatkan ke Pengadilan Perselisihan
Hubungan Industrial. Atas dasar inisiatif itu pekerja jika sudah sampai ranah
mediasi pihak pengusaha dimisalkan akan hadir dalam mediasi jika mogok
kerja dihentikan dulu. Lalu, pekerja mensepakati akan melakukan berhenti
mogok kerja sementara. Jika pengusaha tidak hadir lagi maka mogok kerja
akan dilanjutkan. Dalam hal ini menjadi pertimbangan dalam bergining
position antara pihak pengusaha dan pekerja.