Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 1

Seperti yg kita ketahui dalam masa pandemi banyak perusahaan yang mengalami penurunan
pendapatan dan mem-phk sebagian karyawannya. Menurut kalian, bagaimana jika karyawan
tidak diberi pesangon phk pada masa pandemi karena perusahaan sedang mengalami krisis?

Jawab :

Seperti yang kita tau bahwa saat adanya covid-19 dan ditetapkan kebijakan PSBB banyak
perusahan yang mengalami penurunan pendapatan bahkan ada perusahan yang menutup
perusahannya, sehingga banyak pihak-pihak yang di rugikan seperti karyawan yang di PHK
tidak mendapatkan uang pesangon di perusahannya, jika karyawan sudah melakukan berbagai
cara untuk mendapat pesangon tersebut tetapi masih saja tidak di berikan oleh perusahan maka
karyawan bisa mengajukan gugatan ke pengadilan hubungan industrial.

Saat menunggu proses kesepakatan, karyawan yang di PHK untuk sementara dapat membuat
usaha sendiri seperti membuat dan menjalankan usaha UMKM (warung-warung) di tempat
tinggal, agar karyawan tidak terlalu mengadalkan uang pesangon dari perusahan yang kita tidak
tau kapan akan di berikan dan karyawan yang di PHK dapat mencari pekerjaan atau pendapatan
dengan mengikuti program-program yang di adakan oleh pemerintah selama covid-19 ini.

Kelompok 2

Apakah pekerja dapat menolak surat pemberitahuan PHK?

Jawab:

Pekerja bisa saja menolak surat pemberitahuan PHK, tetapi harus disertai dengan surat
penolakan dan alasan yang akurat. Diberi waktu paling lambat 7 hari kerja setelah penerimaan
surat pemberitahuan PHK. Ketika melakukan penolakan, berikan data yang sesuai dengan alasan
yang tercantum. Jangan hanya sekadar menolak PHK karena hal tersebut tidak akan
diperhitungkan sebagai pertimbangan.

Kelompok 3

Apakah PHK sementara berpotensi menjadi PHK sepenuhnya? Apa yang menyebabkan hal itu?

Jawab :

Ya, bisa saja tergantung kesepakatan pekerja dengan perusahaan. Pekerja dapat mengajukan
pengunduran diri. Mengundurkan diri merupakan salah satu alasan PHK yang diperbolehkan,
dengan ketentuan pekerja mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan harus memenuhi syarat
(pasal 36 ayat (1) huruf i PP 35/2021):
1. Pekerja mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 30 hari
sebelum tanggal mulai pengunduran diri.

2. Pekerja tidak sedang berada dalam ikatan dinas.

3. Pekerja tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri.

Berdasarkan ketentuan di atas, bila pekerja telah memenuhi persyaratan, selanjutnya perusahaan
harus menerima pengunduran diri tersebut, menyelesaikan proses pengakhiran hubungan kerja
dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari setelah tanggal mulai pengunduran diri, serta
memenuhi kompensasi pekerja yang mengundurkan diri yakni: uang penggantian hak yang
diatur dalam pasal 40 ayat (4) PP 35/2021 dan uang pisah yang besarannya diatur dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama (pasal 50 PP 35/2021).

Penyebab bisa menjadi PHK permanen ini dikarenakan Apabila pekerja/buruh melakukan
pengajuan pengunduran diri yang didasarkan atas kemauannya sendiri dalam bentuk tertulis dan
tentu saja tanpa adanya pengaruh atau tekanan dari pihak lain baik dari pengusaha maupun rekan
kerjanya;

Kelompok 4

Apakah Kompensasi PHK ini berlaku juga bagi pekerja pada usaha mikro dan usaha kecil?

Jawab :

Tidak. Pengusaha pada usaha mikro dan usaha kecil memang wajib membayar uang pesangon,
uang penghargaan masa kerja, uang penggantian hak, dan/atau uang pisah bagi Pekerja/Buruh
yang mengalami PHK namun besarannya ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Pengusaha
pada usaha mikro dan usaha kecil dengan Pekerja/Buruh.

Kelompok 5

Apakah pekerja dapat menolak surat pemberitahuan phk?

Jawab: Pekerja bisa saja menolak surat pemberitahuan PHK, tetapi harus disertai dengan surat
penolakan dan alasan yang akurat. Diberi waktu paling lambat 7 hari kerja setelah penerimaan
surat pemberitahuan PHK. Ketika melakukan penolakan, berikan data yang sesuai dengan alasan
yang tercantum. Jangan hanya sekadar menolak PHK karena hal tersebut tidak akan
diperhitungkan sebagai pertimbangan.

Kelompok 6

PHK ini biasa terjadi karena sebuah krisis atau sebuah masalah di suatu perusahaan, lalu
bagaimana membuat perusahaan dan karyawan sepaham dan satu sikap menghadapi krisis atau
masalah ini?
Jawab:

Agar karyawan dapat memahami tindakan yang dilakukan perusahaan tersebut dapat dilakukan
dialog dua arah atau bipartit. Dimana perusahaan dan pekerja bersama perlu melakukan dialog
secara transparan sejak dini dalam mengantisipasi kondisi ketenagakerjaan akibat suatu masalah
yang sedang dialami perusahaan.

Selain itu, dialog bipartit juga perlu membahas antisipasi terhadap kondisi terburuk hubungan
kerja di antara mereka seperti efisiensi, pengaturan jam kerja, dan pembagian kerja. Dengan
dilakukan dialog ini menjadi pintu utama membangun pemahaman bersama menghadapi dampak
krisis yang dialami baik bagi perusahaan maupun pekerja.

Kelompok 7

Jawab :

Kelompok 8

Apakah setiap alasan PHK wajib di berikan pesangon ?

Jawab:

Sebuah perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan uang pesangon pada karyawannya
apabila terjadi pemutusan hubungan kerja sebagaimana diatur dalam peraturan UU
Ketenagakerjaan Pasal 150. Dalam aturan ini juga dijelaskan bahwa perusahaan dalam semua
jenis wajib membayar uang pesangon.

Kelompok 9

Berapa jumlah uang pesangon yang diterima karyawan apabila terjadi PHK?

Jawab: Perhitungan uang pesangon yang ditetapkan berdasarkan pasal 156 ayat (2) Undang-
undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU 13/2003) jo. Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Kluster Ketenagakerjaan (UU 11/2020) dan pasal 40
ayat (2) peraturan pelaksananya yakni pasal 36 Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2021 tentang
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan
Hubungan Kerja (PP 35/2021), adalah :

1. masa kerja kurang dari 1 tahun = 1 bulan upah

2. masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun = 2 bulan upah

3. masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun = 3 bulan upah

4. masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun = 4 bulan upah
5. masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun = 5 bulan upah

6. masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 6 bulan upah

7. masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun = 7 bulan upah

8. masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun = 8 bulan upah

9. masa kerja 8 tahun atau lebih = 9 bulan upah

Kelompok 11

Menurut kalian bagaimana pengaturan PHK pada usaha mikro dan kecil?

Jawab :

Para pengusaha pada usaha mikro dan kecil wajib membayar UP(Uang Pesangon), UPMK(Upah
Penghargaan Masa Kerja), UPH (Upah Penggantian Hak) atau uang pisah bagi karyawan/buruh
yang sedang mengalami PHK paling sedikit 50% dari besaran hak akibat PHK tersebut, yang
diatur dalam PP. Selalu mengkomunikasikan pengaturan kompensasi PHK kepada pekerja agar
pekerja juga dapat mengerti hak kompensasi yang dimilikinya.

Kelompok 12

Dari kasus yang dijelaskan kelompok kalian ada beberapa karyawan yang dikenakan PHk oleh
pihak manajemen, yang ingin saya tanyakan dalam kondisi apa saja perusahaan dapat melakukan
phk dan bagaimana cara perusahaan membuat karyawan sepaham dengan sikap yang diambil
perusahaan saat melakukan phk tersebut?

Jawab :

Perusahaan biasanya melakukan PHK terhadap karyawannya ketika kondisi perusahaan sedang
melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan Perusahaan dan
pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja atau pengusaha tidak bersedia
menerima pekerja/buruh.

Kemudian kondisi perusahaan tutup yang disebabkan karena perusahaan mengalami kerugian
secara terus menerus selama 2 tahun.

Lalu saat pekerja atau buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama dan sebelumnya telah diberikan surat
peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut masing-masing berlaku selama yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama
Dan kondisi pekerja yang mangkir selama beberapa hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh
pengusaha.

Bagaimana cara perusahaan membuat karyawan sepaham dengan sikap yang diambil perusahaan
saat melakukan phk tersebut?

Dalam menyiapkan proses atau tahapan PHK karyawan, sebaiknya perusahaan memiliki
dokumen atau data pendukung. Dokumen tersebut berisi tentang faktor alasan atau penyebab
perlunya melakukan pemutusan hubungan kerja karyawan. Misalnya bentuk pelanggaran seperti
apa yang sudah dilakukan karyawan, atau apakah karyawan yang bersangkutan mendapatkan
surat peringatan. Dan beberapa dokumen lain yang memang berkaitan dengan prosedur
pemutusan hubungan kerja. Misal karyawan sering tidak hadir dalam bekerja tanpa alasan yang
jelas. Hal tersebut tentu akan menjadi beban perusahaan. Untuk perusahaan yang memiliki
banyak karyawan, umumnya mulai menggunakan aplikasi presensi online untuk mendapatkan
data pegawai yang sering tidak hadir bekerja tanpa alasan yang jelas secara komprehensif.
Sehingga alasan PHK dapat diperkuat dengan adanya data kinerja karyawan yang kurang baik.
Terlebih jika Anda perlu memilih karyawan mana yang harus di PHK dan mana yang tidak,
jangan sampai pemilihan tersebut berdasar atas kesubjektivan saja dengan begitu karyawan akan
sepaham dengan sikap yang dilakukan perusahaan untuk melakukan PHK.

Kelompok 13

Jawab :

Kelompok 14

Jelaskan dan berikan contohnya yang dimaksud dengan pemutusan Hubungan kerja yang bersifat
negatif dan positif serta bagaimana jika karyawan tidak menerima pemutusan hubungan kerja yg
dilakukan oleh pengusaha?

Jawab :

- Pemutusan hubungan kerja dapat mengandung pengertian positif, namun dapat pula
bersifat negatif. Bersifat positif artinya pemberhentian kerja dilaksanakan sesuai ketentuan
yang berlaku secara wajar,contohnya perusahan dan karyawan berunding secara baik-baik
sesuai dengan aturan- aturan dan perusahan tetap memberikan hak – hak yang akan di terima
oleh karyawan yang di PHK

- sedangkan bersifat negatif artinya proses pemberhentian dilaksanakan tidak


wajar seperti pemecatan, diberhentikan secara tidak hormat dan sebagainya. Pemutusan
hubungan kerja tidak gampang dan perlu memperhatikan faktor ”manusia” dan
”kemanusiaan”, Contohnya perusahan memberhentikan karyawan menggunakan kata-kata kasar
dan tidak adanya kesepakatan yang jelas antara perusahan dan karyawan sehingga PHK
dilakukan secara sepihak.

Jika karyawan tidak menerima di PHK maka karyawan boleh mengajukan gugatan ke pengadilan
hubungan industrial. Seperti yang terdapat di dalam UU nomor 2 tahun 2004. Aturan ini
dipertegas dalam pasal 5 yang menyatakan bahwa: “Dalam hal penyelesaian melalui konsiliasi
atau mediasi tidak mencapai kesepakatan, maka salah satu pihak dapat mengajukan gugatan
kepada Pengadilan Hubungan Industrial.” Namun jika perusahan melakukan PHK secara SAH
maka sebaiknya karyawan mengajukan kesepakatan dengan meminta uang pesangon dan uang
UPMK ( uang penghargaan masa kerja ) uang UPH ( uang pengganti hak )

Anda mungkin juga menyukai