Anda di halaman 1dari 2

JAWABAN PRESENTASI HUKUM BISNIS KELOMPOK CUT MEUTIA

1. Contoh kasus perusahaan yang sedang mengalami masalah, dan bagaimana cara perusahaan
tersebut menyelesaikan permasalahannya
2. Apabila perusahaan CV mengalami pailit, siapakah pihak yang menanggung kerugian
3. Apa hak kompensasi karyawan apabila perusahaan bankrut
JAWABAN
1. PT GOLDEN CASTLE terjadi miss communication antara karyawan dan perusahaan.
Permasalahan yang terjadi di PT Golden Castle, di antara lain :Pihak manajemen tidak
menanyakan pendapat atau tanggapan dari karyawanterlebih dahulu dan mengambil keputusan
tanpa transparasi. Tidak adanya info mengenai perubahan kebijakan yang melibatkan karyawan.
Kesalahpahaman pihak karyawan mengenai kebijakan yang berubah. Tindakan terburu-buru dan
ceroboh karyawan yang melakukan demo tanpakajian terlebih dahulu. Pihak yang memiliki
kuasa merubah kebijakan tidak cepat memberi tahu karyawan. Maka mengatasi hal
tersebut adalah Memberikan info sesegera mungkin : Merencanakan sosialisasi
terjadwalkepada para pemimpin setiap divisi tentang kebijakan perubahan perhitungangaji
karyawan agar tidak ada lagi kesalahahaman sekaligus memberikanselembaran berisi
penjelasantertulis mengenai perhitungan gaji karyawan yangbaru secara detail kepada para
pemimpin divisi tadi yang nantinya diberikankepada masing-masing karyawan agar
transparansi antara atasan dankaryawan bisa tercipta. Memperbaiki susunan karyawan setelah
PHK : Kondisi setelah PHK besar-besaran pastinya membuat banyak berkurangnya karyawan
sekaligus anggotakaryawan di beberapa divisi atau bagian. Maka dari itu Saya akan
memastikananggota di setiap bagian sudah sesuai baik secara kuantitas maupun kualitas.Hal ini
bisa diketahui dengan meminta data serta info dari pada pemimpindivisi yang pastinya lebih
mengetahui karakteristik setiap anggotanya. Jikamemang ada kekurangan di beberapa divisi
maka akan mudah mencari daridivisi lain yang memungkinkan. Melibatkan setiap pihak yang
bersangkutan dalam pengambilan keputusan :Mengusahakan memberikan info mengenai
kebijakan yang sekiranya butuhdiubah kepada pihak yang terlibat contohnya menginfokan
kepada karyawanmengenai perhitungan gaji karyawan sebelum melakukan perubahan. Selainitu,
pihak pengambil keputusan juga menggunakan pendapat para karyawansebagai bahan
pertimbangan.
2. Landasan hukum terkait kepailitan perusahaan CV di Indonesia adalah Undang-Undang
Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UU
KPKPU). UU KPKPU mengatur prosedur dan mekanisme kepailitan untuk perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan dan tidak mampu melunasi utang-utangnya.
Beberapa pasal yang relevan dalam UU KPKPU terkait kepailitan perusahaan CV di Indonesia
antara lain,
Pasal 2, Menjelaskan definisi kepailitan dan kapan suatu perusahaan dapat dinyatakan pailit.
Pasal 3, Mengatur mengenai siapa yang dapat mengajukan permohonan kepailitan, termasuk
kreditor perusahaan. Pasal 5, Menjelaskan proses pendaftaran kepailitan di Pengadilan Niaga.
Pasal 8, Mengatur mengenai kewajiban para pengurus perusahaan untuk mengajukan
permohonan kepailitan jika perusahaan dalam keadaan pailit. Pasal 43, Menjelaskan tentang
tugas dan wewenang kurator yang ditunjuk oleh pengadilan untuk mengurus aset dan
penyelesaian utang perusahaan pailit. Pasal 71, Mengatur mengenai kewajiban komanditer dan
komplementer dalam CV terkait dengan pembayaran utang perusahaan.
3. Di Indonesia, perlindungan hak-hak karyawan dalam kasus kebangkrutan diatur oleh Undang-
Undang Ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun 2003). Berikut adalah beberapa hak kompensasi
karyawan yang mungkin berlaku dalam situasi kebangkrutan:
1. Upah dan Gaji Tertunggak: Karyawan memiliki hak atas upah dan gaji yang masih
tertunggak hingga saat perusahaan mengalami kebangkrutan. Upah dan gaji yang belum
dibayarkan harus segera dibayarkan oleh perusahaan, jika tidak, akan ada konsekuensi
hukum.
2. Uang Pesangon: Jika perusahaan tidak dapat melanjutkan operasinya dan melakukan
pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan, maka karyawan yang di-PHK
berhak menerima uang pesangon sesuai dengan peraturan yang berlaku. Besaran
pesangon ditentukan berdasarkan masa kerja karyawan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Tunjangan Hari Raya dan Tunjangan Lainnya: Karyawan yang berhak menerima
tunjangan hari raya atau tunjangan khusus lainnya memiliki hak untuk menerima
pembayaran tersebut sesuai dengan perjanjian atau kebijakan perusahaan.
4. Jaminan Sosial: Perusahaan diwajibkan untuk membayar kontribusi jaminan sosial,
seperti Jaminan Kesehatan (BPJS Kesehatan), Jaminan Ketenagakerjaan (BPJS
Ketenagakerjaan), dan Dana Pensiun, sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Karyawan memiliki hak untuk memperoleh manfaat jaminan sosial yang telah mereka
bayarkan selama bekerja di perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai