Anda di halaman 1dari 5

KULIAH UMUM

HUBUNGAN INDUSTRIAL PASCA PERPPU CIPTA KERJA

Disusun oleh:
Octavianus Pandu Prastia Kurniawan 2022130095

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS / INFORMATIKA
UNIVERSITAS BINA INSANI
BEKASI
2022
RESUME
Pengesahan UU Cipta Kerja 2020 atau dikenal Omnibus Law menuai kontroversi sejak
pertama kali diumumkan pada 2019 lalu. Hal ini karena banyak pekerja dan pihak yang merasa
dirugikan dengan isi pasal-pasalnya.

UU Cipta Kerja 2020 masuk ke dalam omnibus law yakni model undang-undang yang
terdiri dari pasal-pasal atau banyak aturan. Berdasarkan Kementerian Ketenagakerjaan, dengan
model Omnibus Law, sekitar 80 Undang-Undang dan lebih dari 1.200 pasal bisa diperbarui
sekaligus.

Tujuan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja diharapkan mampu menciptakan


lapangan kerja lebih banyak, memberikan kemudahan berusaha, mengatasi masalah regulasi
yang kurang baik, mempercepat perubahan ekonomi daerah, dan menyelaraskan kebijakan.

Apa itu UU Citra Kerja

Menurut saya Undang-Undang Cipta Kerja merupakan bagian dalam Omnibus Law yang
memiliki 11 klaster meliputi penyederhanaan perizinan, persyaratan investasi, ketenagakerjaan,
pengadaan lahan, kemudahan berusaha, dukungan riset dan inovasi, administrasi pemerintahan,
pengenaan sanksi, kemudahan pemberdayaan, dan perlindungan UMKM, investasi dan proyek
serta pemerintah kawasan ekonomi.

Dalam UU Nomor 11 tahun 2020, Cipta Kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui
usaha kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan
menengah, peningkatan ekosistem investasi dan kemudahan berusaha, dan investasi Pemerintah
Pusat dan percepatan proyek strategis nasional.

Dengan adanya UU Ciptaker ini, bisa menunjang transformasi ekonomi agar dapat
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat tiap tahunnya dan meminimalisir angka
pengangguran.

Di sisi lain, aturan dalam Undang-Undang tersebut juga memudahkan pengusaha alias
UMKM, di mana proses pengajuan dan syarat pembukaan usaha tidak lagi melalui proses yang
rumit. Semakin banyaknya usaha mikro di Indonesia, perekonomian negara juga ikut terbantu
nantinya.
Isi UU Cipta Kerja menyangkut Ketenagakerjaan

Undang-Undang yang baru disahkan pada 20 November 2020 itu, mengatur tentang
ketenagakerjaan mulai dari pasal 81 menyinggung mengenai upah, kontrak kerja, pelatihan,
pesangon, PHK, dan program jaminan kehilangan kerja.

1. Pengupahan merujuk pada UMP setempat

Penetapan upah bagi pekerja merujuk pada UMP (upah minimum provinsi) setempat
yang ditetapkan oleh gubernur dan gaji di atas upah minimum, sesuai kesepakatan antara
pekerjadengan pengusaha. Dalam pasal 88A ayat 7-8 diterangkan bahwa pemerintah menetapkan
denda bagi perusahaan yang tidak mengikuti aturan pengupahan pekerja. Adapun sistem
pemberian upah ini berdasarkan satuan waktu maupun hasil.

Khusus usaha mikro, pengupahan dilakukan sesuai kesepakatan antara pemilik usaha
dengan pekerja. Kesepakatan yang dimaksud harus minimal sebesar persentase rata-rata
konsumsi masyarakat. Pekerja berhak menerima gaji pokok dan tunjangan tetap sebagaimana
dalam pasal 94 dan tunjangan berupa asuransi.

Melalui pasal ini, pekerja jadi terlindungi karena perusahaan tidak bisa membayar upah lebih
rendah atau seenaknya yang merugikan pekerja.

2. Kontrak kerja PKWT dan PKWTT

Peraturan mengenai kontrak kerja diatur dalam UU No.13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Dalam UU Ciptaker, durasi perjanjian kerja ini juga diatur di pasal 56 tentang
perjanjian kontrak waktu tertentu dan perjanjian kontrak waktu tidak tertentu. Baca juga artikel
tentang Kontrak Kerja: Peraturan, Isi Perjanjian dan Contohnya. Pekerja dengan kontrak PKWT
tidak dibenarkan menerima masa percobaan. Namun, UU terbaru ini tidak menjelaskan lebih
detail terkait durasi kontrak PKWT dan PKWTT.

Sementara pada Undang-Undang yang lama, masa berlaku PKWT maksimal 3-5 tahun
sedangkan PKWTT hingga pekerja ension maupun meninggal dunia.

3. Hak cuti dan libur

Salah hal yang diperhatikan dalam pengesahan UU Ciptaker yaitu hak cuti dan libur.
Pekerja perlu mendapatkan hak beristirahat yang layak lewat aturan libur dalam pasal 79.
Pelajari lebih lanjut terkait Jenis-Jenis Cuti Karyawan serta Haknya.

Perusahaan wajib memberikan waktu istirahat bagi pekerja paling sedikit setengah jam
setelah bekerja selama 4 jam berturut-turut dan istirahat mingguan satu hari dalam seminggu.
Ada pula aturan mengenai cuti di mana pekerja berhak mendapat cuti tahunan sedikitnya 12 hari
kerja setelah bekerja selama 1 tahun.

4. Pesangon

Pesangon adalah kompensasi yang karyawan dapatkan atas kontribusinya selama bekerja
di perusahaan. Biasanya diberikan bagi korban PHK maupun pegawai yang mengundurkan diri
(berlaku untuk jenis kontrak tertentu). Baca selengkapnya Cara Menghitung Pesangon yang
Benar 2022.

Besaran uang pesangon yang pekerja terima mengikuti ketentuan dalam pasal 156 ayat 2.
Apabila masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun, maka pekerja tersebut berhak
menerima kompensasi 2 bulan upah.

5. Pemberian jaminan kehilangan kerja

Jaminan kehilangan kerja alias JHK diberikan bagi karyawan yang terkena PHK.
Ketentuan dan penyelenggaraan mengenai program JKP diatur dalam peraturan pemerintah.
Manfaat yang pekerja dapat meliputi uang tunai, pelatihan, dan informasi pasar kerja.

6. Pemutusan hubungan kerja

Pada banyak situasi perusahaan bisa saja memutuskan hubungan kerja dengan karyawan
karena berbagai alasan. Namun dalam pasal 153 masih di bab ketenagakerjaan, perusahaan tidak
berhak melakukan PHK pada karyawan yang:

 Sakit selama tidak melewati 12 bulan berturut-turut


 Menjalankan ibadah
 Menikah
 Hamil
 Melahirkan
 Mengalami keguguran
 Memiliki hubungan dengan karyawan lainnya (suami istri)
 Melaporkan supervisor ataupun pemilik usaha ke kepolisian karena melakukan tindakan
ilegal
 Diskriminasi (berbeda dengan karyawan lainnya baik karena kulit, agama, maupun ras)
 Baca juga artikel tentang Perbedaan PHK dan Pengunduran Diri.

Adapun dijelaskan kembali pada pasal 154, perusahaan hanya bisa melakukan pemutusan kerja
massal apabila:
Karyawan tidak bersedia melanjutkan pekerjaan karena perusahaan merger atau
memisahkan unit bisnisnya. Perusahaan mengalami kerugian contohnya pada Covid-19 kemarin
banyak bisnis gulung tikar
Perusahaan tutup karena rugi selama durasi waktu berturut-turut, force majeure, pailit

Kontroversi UU Cipta Kerja bagi Buruh dan Karyawan

Sebelum UU Ciptaker disahkan oleh dewan perwakilan rakyat, banyak pro dan kontra
yang muncul di kalangan masyarakat.

Tak sedikit buruh yang merasa dirugikan dengan isi pasal-pasal tersebut. Misalnya, pada
pasal di UU Cipta Kerja terbaru yang membahas kontrak kerja tidak ada durasi yang jelas berapa
lama PKWT berlaku. Perusahaan nakal bisa saja memperpanjang kontrak PKWT terus-menerus
untuk mendapatkan tenaga kerja murah dan tidak perlu menyiapkan tunjangan maupun
kompensasi lainnya, berbeda dengan pekerja PKWTT.

Jika belum dihilangkan, maka pasal 169 yang menjelaskan tentang hak pekerja membuat
permohonan atas tindakan tidak menyenangkan perusahaan juga kontroversial. Pasalnya, pasal
tersebut menerangkan, jika perusahaan tidak terbukti melakukan pelanggaran atau tindakan tidak
menyenangkan seperti yang pekerja laporkan, maka Anda tidak bisa mendapatkan hak contohnya
uang ganti rugi.

Pasal lainnya yaitu hak libur dan cuti yang dinilai lebih singkat daripada Undang-Undang
Ketenagakerjaan. Sebagai karyawan yang bekerja pada perusahaan orang lain, penting
memahami UU Ciptaker dan Ketenagakerjaan agar Anda mengetahui kewajiban dan hak-hak
yang didapat sebagai pekerja.

Dengan begitu perusahaan tidak dapat melakukan kecurangan dan tindakan merugikan.
Kesejahteraan pun mudah didapat apabila Anda memahami apa yang menjadi hak Anda.
Temukan informasi menarik lainnya seputar karier, bisnis, HRD, dan regulasi

Anda mungkin juga menyukai