Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER : 2021/22.2
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Kode/Nama MK : EKMA 4367/Hubungan Industrial
Tugas : 2
Penulis Soal/Institusi : Faridah Iriani, SE.,M.M
Penelaah Soal//Institusi : Andre Suadi Simbolon, S.Pd., M.M

No Soal Skor
1. Didalam pembentukkan perjanjian kerja bersama, kita mengenal adanya isu-
isu perjanjian yang meliputi tiga kategori, bersifat perintah, mengizinkan, dan
larangan. 30
Berikan penjelasan anda untuk 3 kategori tersebut dan jelaskan pula perbedaan
antara mandatory issues dan permissive issues dengan menggunakan gambar!.
2. Seorang karyawan yang bekerja di perusahaan swasta, ingin mengundurkan
diri dari perusahaan tempatnya bekerja. Karyawan tersebut masih mempunyai
sisa kontrak diperusahaan selama 3 (tiga ) bulan lagi. Berdasarkan UU No. 13
tahun 2013 tentang ketenagakerjaan, pasal 61, karyawan tersebut harus
40
membayar ganti rugi, adapun komponen gaji karyawan terdiri dari dua yaitu
gaji pokok dan tunjangan.
Jelaskan apa yang anda ketahui bunyi dari UU No. 13 tahun 2013 pasal 61 dan
berikan kesimpulan apa yang dapat anda simpulkan dari kasus diatas!.
3. Upaha merupakan penghasilan karyawan dan merupakan biaya produksi
perusahaan, semakin tinggi tingkat upah (pendapatan) semakin besar peluang
seseorang untuk dapat memenuhi dan memperbaiki tingkat hidupnya. 30
Faktor-faktor apa saja yang anda ketahui yang dapat mempengaruhi tingkat
upah? dan berikan penjelasan anda!.
Skor Total 100
*) coret yang tidak perlu

Menyetujui, Pondok Cabe, 10 Agustus 2021


Ketua Jurusan/Program/Kabid Penelaah Penulis

Dr. Zainur Hidayah, S.PI.,M.M Andre Suandi.S, S.Pd.,M.M Faridah Iriani, SE.,M.M
NIP. 196903132005011001 NIP. 198909102019031013 NIP. 196101171992032001
Nama :Ahmad warson efendi
Nim :042232668
Fakultas :Universitas Terbuka
Prodi : Manajemen
Tugas : 2 EKMA4367/Hubungan Industrial
Jawaban:

1. Ibu-ibu perjanjian terdiri dari 3 kategori, yaitu: bersifat perintah, mengizinkan, dan larangan.
Isu perjanjian yang bersifat perintah adalah yang berkaitan dengan upah, jam kerja, dan
kondisi pekerjaan lainnya. Isu perjanjian yang bersifat mengizinkan atau memberi idzin yakni
tidak memperoleh tanggapan karena tdak berhubungan langsung dengan biaya manajemen
dan tenaga kerja. Isu perjanjian yang bersifat larangan secara hukum tidak sah, seperti
permintaan bahwa karyawan menggunakan hanya barang-barang yang diproduksi bersama.
Dan perbedaan antara mandatory issues dengan permissive issues adalah tidak adanya bagian
yang bisa menemui jalan buntu atau menolak menyetujui kontrak melebihi permissive issues.
2. Maksud dari UU No. 13 Tahun 2013 pasal 61yakni, apabila salah satu pihak mengakhiri
hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja
waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan. Dan pihak lainnya
membayar sebesar upah karyawan sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian
kerja. Dalam hal perjanjian kerja waktu tidak tertentu dibuat secara lisan, maka pengusaha
wajib membuat surat pengangkatan bagi karyawan yang bersangkutan. Kesimpulan nya
dalam hal ini adalah apabila ada seorang karyawan yang ingin mengundurkan diri dalam
pekerjaan nya di sebuah perusahaan yang masih belum berakhir perjanjian kerja kontrak nya.
Maka karyawan harus ganti rugi serta karyawan dapat gaji pokok dan tunjangan.
3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat upah, yakni:
*Biaya Hidup
*Regulasi Pemerintah
*Kompensasi perusahaan lain
*Kemampuan perusahaan
*Jenis pekerjaan dan tanggung jawab
*Peranan serikat.

*Biaya Hidup
Perbedaan tingkat biaya hidup antar-daerah dapat menyebabkan perbedaan kompensasi
karyawan. Biaya hidup tinggi juga melahirkan tuntutan pekerja atas upah yang lebih tinggi
pula.Untuk menunjang biaya hidup yang layak, perusahaan yang mempekerjakan karyawan di
daerah dengan tingkat biaya hidup tinggi umumnya memberikan gaji pokok lebih besar atau
kompensasi lain dalam bentuk tunjangan kemahalan. Misalnya, perusahaan di Jakarta yang
memiliki karyawan di kantor cabang yang berlokasi di daerah yang biaya hidupnya tinggi,
seperti Jayapura, memberikan tunjangan kemahalan.

Regulasi Pemerinth
*Regulasi pemerintah
Besarnya kompensasi juga dipengaruhi oleh faktor peraturan perundang-undangan terkait
upah. Misalnya, pemberian kompensasi karyawan wajib mengacu pada upah minimum yang
berlaku di setiap daerah. UU Ketenagakerjaan dan PP Pengupahan melarang perusahaan
membayar upah karyawan lebih rendah dari upah minimum provinsi (UMP) dan upah
kota/kabupaten (UMK).

Meski persentase kenaikan upah minimum setiap tahun ditentukan oleh Kementerian
Ketenagakerjaan, besarnya UMP dan UMK di setiap daerah tidak sama karena ditetapkan
oleh masing-masing gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dewan pengupahan
provinsi. Karena itu, besarnya gaji karyawan antar-daerah bisa berbeda meski untuk jabatan
dan sektor usaha yang sama.

*Kompensasi Perusahaan Lain


Nilai kompensasi juga dipengaruhi oleh upah di perusahaan lain yang bergerak di sektor
usaha yang sama. Karena itu, sebelum perusahaan menawarkan kompensasi kepada calon
karyawan, HR umumnya sudah melakukan survei gaji di perusahaan lain.

Ini akan menjadi dasar menentukan seberapa besar perusahaan akan membayar imbalan
karyawan, apakah di kisaran upah pasaran atau lebih tinggi. Pemberian kompensasi lebih
tinggi akan menarik lebih banyak pencari kerja dan memudahkan perusahaan memilih yang
terbaik.

*Kemampuan Perusahaan
Kompensasi juga dipengaruhi faktor internal, yakni kemampuan finansial perusahaan.
Perusahaan berskala besar atau punya reputasi bagus tentu bisa memberikan kompensasi
yang besar bagi karyawannya, seperti gaji, berbagai tunjangan kesejahteraan, dan fasilitas.

Namun, tidak demikian dengan perusahaan kecil dan menengah. Meski ingin bersaing dengan
kompetitor dalam merekrut karyawan yang cakap, mereka tetap harus realistis
mempertimbangkan kemampuan finansial perusahaan. Memaksakan pemberian kompensasi
langsung yang nilainya terlalu tinggi tidak hanya berdampak pada inefisiensi, tetapi juga
dapat menyebabkan kesenjangan upah di perusahaan.

*Jenis Pekerjaan dan Tanggung Jawab


Perusahaan merupakan sebuah bentuk organisasi bisnis yang menerapkan sistem pembagian
kerja yang jelas dan terukur, dengan berbagai jenis pekerjaan dan tanggung jawab. Semakin
besar tanggung jawab karyawan, semakin besar pula kompensasi yang ia peroleh, sesuai
dengan struktur dan skala upah.

Misalnya, karena tanggung jawab yang lebih besar, seorang kepala bagian berhak
memperoleh kompensasi lebih besar daripada supervisor. Ini merupakan bentuk keadilan
dalam pemberian kompensasi.

*Peranan Serikat Buruh


Kompensasi karyawan juga dipengaruhi oleh peran serikat buruh, terutama dalam perjanjian
kerja bersama. Tuntutan atas tunjangan tertentu dari serikat buruh memungkinkan perusahaan
memenuhinya.

Sebagai HR di perusahaan, kamu wajib tahu bahwa kompensasi bisa berbentuk uang dan
bukan uang. Kompensasi berupa uang antara lain upah, tunjangan, bonus, dan komisi,
sedangkan kompensasi tidak berupa uang bisa diberikan dalam bentuk fasilitas.

Menghitung kompensasi berupa uang merupakan pekerjaan rutin HR setiap penggajian.


Kamu masih menghitungnya dengan cara manual menggunakan Excel di komputer kantor?
Cara itu cukup melelahkan dan menghabiskan waktu.

Kamu perlu mencoba payroll software Gadjian yang serba otomatis dalam mengerjakan
perhitungan gaji, lembur, tunjangan, bonus, dan segala macam penghasilan karyawan. HR
software ini cukup mudah digunakan oleh siapa saja yang ingin menyelesaikan tugas-tugas
administrasi HR lebih efisien dan minim kesalahan.
Setiap tanggal penggajian, kamu tak perlu lagi pusing menghitung gaji dan segala
komponennya satu per satu. Gadjian memiliki kalkulator gaji online yang bisa kamu andalkan
dalam perhitungan slip gaji karyawan

Anda mungkin juga menyukai