Anda di halaman 1dari 4

Hasil dan Pembahasan

Pengertian pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja antara suatu badan


usaha/organisasi dengan seseorang atau beberapa orang pegawai karena suatu sebab tertentu.
Sebab pemutusan hubungan kerja yang dimaksud adalah karena keinginan badan
usaha/organisasi dan keinginan pegawai itu sendiri.
Karyawan itu berhenti, ada yang didasarkan permintaan sendiri, tapi ada juga atas alasan
karena peraturan yang sudah tidak memungkinkan lagi karyawan tersebut meneruskan
pekerjaannya. Akibat dari pemberhentian berpengaruh besar terhadap pengusaha maupun
karyawan. Untuk karyawan dengan diberhentikannya dari perusahaan atau berhenti dari
pekerjaan, berarti karyawan tersebut tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan secara maksimal
untuk karyawan dan keluarganya. Atas dasar tersebut, maka manajer sumber daya manusia
harus sudah dapat memperhitungkan berapa jumlah uang yang seharusnya diterima oleh
karyawan yang berhenti, agar karyawan tersebut dapat memenuhi kebutuhannya sampai pada
tingkat dianggap cukup. 
Adapun Aturan PHK karena karyawan melakukan kesalahan berat
Berdasarkan Pasal 158 Ayat (1) dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan, aturan perusahaan
bisa melakukan PHK jika karyawan melakukan kesalahan berat, antara lain:
 Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik
perusahaan;
 Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
 Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
 Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
 Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau
pengusaha di lingkungan kerja;
 Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
 Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
 Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam
keadaan bahaya di tempat kerja;
 Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan
kecuali untuk kepentingan negara; atau
 Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara
5 tahun atau lebih.
Selain itu alasan dari diberhentikan nya pegawai yaitu Ditahan pihak berwajib
Perusahaan bisa memberlakukan pemutusan hubungan kerja jika karyawan tidak dapat
melakukan tanggung jawab pekerjaannya karena ditahan pihak berwajib.
Berdasarkan UU Ketenagakerjaan, perusahaan wajib membayar karyawan uang
penghargaan masa kerja sebanyak 1 kali ditambahkan dengan uang penggantian hak.
Namun, jika nantinya setelah 6 bulan karyawan dinyatakan tidak bersalah, maka
perusahaan wajib mempekerjakan kembali karyawan tersebut.
Karyawan melakukan pelanggaran
Perusahaan bisa melakukan PHK karena pelanggaran yang dilakukan karyawan.
Jenis pelanggarannya berbeda-beda, karena masing-masing perusahaan memiliki
peraturannya sendiri.
Umumnya, pihak perusahaan akan mengeluarkan surat peringatan terlebih dahulu
sebelum melakukan PHK.
Sebagian besar perusahaan melakukan PHK setelah pekerja tersebut menerima 3 kali
surat peringatan karyawan ( SP3 ).
Karyawan ingin resign
Pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan perusahaan saat karyawan memenuhi syarat
mengundurkan diri.
Perubahan status dan efisiensi perusahaan
Perubahan status, penggabungan, peleburan, dan perubahan kepemilikan dapat menjadi
alasan perusahaan melakukan PHK.
Umumnya, PHK akan dilakukan untuk efisiensi perusahaan seandainya perusahaan
memerlukan perampingan karyawan atau ada beberapa posisi yang tidak dibutuhkan lagi. 

Perusahaan akan tutup atau bangkrut


Perusahaan bisa dinyatakan tutup atau bangkrut jika perusahaan mengalami kerugian
terus menerus selama 2 tahun, dibuktikan dengan laporan atau audit akuntan publik.
Selain itu, perusahaan bisa melakukan PHK jika terjadi keadaan memaksa (force
majeure), misalnya bencana atau hal buruk yang tidak bisa dihindari.
Jika perusahaan mengalami kerugian atau force majeure, maka karyawan yang
mengalami PHK berhak mendapatkan 1 kali uang pesangon, 1 kali upah penghargaan
masa kerja, dan uang penggantian.
Karyawan meninggal dunia
Karyawan yang telah dinyatakan meninggal dunia akibat sakit atau suatu hal, maka
hubungan kerja otomatis berakhir.
Dalam hal ini, perusahaan berkewajiban memberikan uang kepada keluarga sebanyak 2
kali uang pesangon, 1 kali uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak.
Aturan PHK Karena Karyawan pensiun
Pemutusan hubungan kerja dikarenakan karyawan telah memasuki usia pensiun, maka
karyawan berhak mendapat imbalan pesangon.
Besaran pesangon karyawan telah diatur di Undang-Undang Ketenagakerjaan Pasal  167.
Aturan PHK Karena Karyawan mangkir
Bagi karyawan yang mangkir atau tidak hadir bekerja selama 5 hari berturut-turut tanpa
keterangan tertulis yang jelas atau dilengkapi bukti-bukti sah, setelah adanya teguran lisan
ataupun tertulis sebanyak 2 kali, maka perusahaan berhak memutuskan hubungan kerja
pada karyawan tersebut.
Dalam hal ini, perusahaan dapat menganggap pekerja telah melakukan pengunduran diri.
Itulah alasan-alasan yang dapat digunakan perusahaan untuk melakukan PHK terhadap
karyawannya.
Pemutusan hubungan kerja tentu menjadi hal yang ingin dihindari baik oleh karyawan
maupun perusahaan.
Walaupun demikian, jika PHK tetap terpaksa harus dilakukan, maka sebaiknya
diselesaikan secara kekeluargaan dan tetap taat aturan.
wSehingga hubungan antara karyawan dan perusahaan tetap baik.
Sebagai tim HR, penting bagi Anda untuk mengetahui alasan-alasan penyebab PHK
tersebut secara rinci.

Bekerja Jarak Jauh: Sejarah, Konsep, dan Perkembangan Terkini3 2.1 Sejarah
Awal Perkembangan
Istilah bekerja jarak jauh pertama kali muncul dalam buku The Human Use of Human
Beings Cybernetics and Society oleh Norbert Wiener pada tahun 1950 yang
menggunakan
2 Istilah telecommuting (bekerja jarak jauh) dan working from home/WFH (bekerja dari
rumah) dipergunakan bergantian dengan arti yang sama hanya berbeda konteks.
3 Materi pada bagian ini dirangkum dari tulisan penulis berjudul Bekerja Jarak Jauh
(Telecommuting). Konsep, Penerapan dan Pembelajaran. 2020.
I.
Oswar Mungkasa
istilah telework (istilah yang popular di Eropa sampai saat ini) (Siddharta dan Malika,
2016). Selanjutya pada tahun 1974, istilah ‘telecommute’ dipergunakan pertama kali
dalam laporan University of Southern California yang berfokus pada proyek pengurangan
lalu lintas jam puncak yang dibiayai oleh the National Science Foundation (Nilles dkk,
1974).
Pada tahun 1980, Alvin Toffler memperkenalkan ide bekerja jarak jauh (telework) dalam
3 (tiga) tahap berdasar munculnya “the third wave” (Siddhartha dan Malika, 2016).
Dimulai pada tahun 1970 sebagai jawaban upaya pengurangan penglaju (commuting) dan
konsumsi energi, tahun 1980 bekerja jarak jauh bangkit kembali sebagai pengaturan
bekerja leluasa (fleksibel), yang memungkinkan tercipta keseimbangan bekerja dan
kehidupan keluarga, kekurangan tenaga terampil terpenuhi, dan ekonomi kawasan
pinggiran terpadu dengan pusat kota (Kinsman 1987; Huws dkk. 1990). Pada tahun
1990an, perhatian lebih banyak terhadap isu desain tempat kerja, pengelolaan fasilitas dan
kebutuhan mengelola waktu kerja dan ruang kerja untuk mendorong produktivitas dan
efektivitas (Jackson, dan Wielen ed., 1998).
Di Amerika Serikat, diskusi bekerja jarak jauh lebih dulu dari Eropa, yang dimulai oleh
‘Nabi bekerja jarak jauh’ Jack Nilles pada tahun 1973. Analisis sistematik tentang pro dan
kontra bekerja jarak jauh dipublikasikan pada tahun 1976 oleh Nilles dibantu oleh
Carlson, Gray and Hanneman (Nilles dkk., 1976). Laporan tersebut menyangkut manfaat
dan biaya ekonomi perjalanan ke dan dari kantor dibandingkan dengan biaya dan manfaat
bekerja dari rumah.
Sepanjang dekade 70 sampai 80, bekerja jarak jauh di Eropa masih dipandang sebelah
mata. Pada waktu itu, ‘telework’ sering disebut dengan istilah ‘electronic homework’,
bermakna pekerjaan kantor rendahan dari rumah, baik berdasar kontrak penuh waktu atau
paruh waktu. Umumnya berkonotasi negatif. Pekerja jarak jauh dicontohkan sebagai ibu
rumah tangga yang mempunyai anak, terpisah dari komunitas kantor, mengerjakan
pekerjaan monoton bagi pemberi kerja. Literatur kritis menggunakan istilah ‘electronic
homework’ sebagai ganti ‘telework’ untuk menekankan kondisi awal industri rumahan.
Berdasar analisis kritis, wanita berpotensi menjadi pekerja jarak jauh (Jackson dan
Wielen ed., 1998)
Konsep bekerja jarak jauh mulai mendapat perhatian banyak pihak pada akhir abad 20,
menyertai kemunculan teknologi komunikasi dan komputer pribadi. Istilah
telecommuting atau “telework” makin dikenal pada tahun 80-an ketika para pekerja diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas dari rumah dibandingkan dengan datang langsung
ke kantor (Potter, 2003). Pada saat itu, penerapan pekerjaan secara telecommuting
(bekerja jarak jauh) diberlakukan satu hari dalam seminggu (Siha dan Monroe, 2006).
Pada dekade yang sama, program uji coba bekerja jarak jauh dimulai pada berbagai lokasi
di Amerika Serikat dan pada tahun 1990-an banyak negara bagian, pemerintah daerah,
dan perusahaan telah menerapkan sistem bekerja jarak jauh. Didorong oleh
perkembangan teknologi informasi dan persaingan bisnis internasional, lebih banyak lagi
organisasi yang menerapkan bekerja jarak jauh (Asgari, 2015).
cara mengelola pekerjaan dan pembagian kerja saat pandemi covid 19. 
Bekerja dari Rumah: Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19
Pada awal diterapkannya konsep bekerja jarak jauh, banyak pihak yang berharap banyak
terhadap perkembangannya. Namun dengan berjalannya waktu ternyata pertumbuhannya
tidak secepat yang diharapkan.
Berdasar pengalaman dari penerapan di berbagai negara, banyak faktor yang
mempengaruhi kesuksesannya. Seperti di Jepang, ternyata perusahaan Jepang banyak
yang menolak dengan pertimbangan budaya kerja yang mengedepankan bekerja selalu
bertatap muka langsung. Selain itu, tidak semua jenis dan bidang pekerjaan dapat
menerapkan konsep ini.
Konsep bekerja jarak jauh mulai mendapat perhatian banyak pihak pada akhir abad 20,
menyertai kemunculan teknologi komunikasi dan komputer pribadi. Amerika serikat
sebagai lokasi awal konsep bekerja jarak jauh, baru memulai program ujicoba di berbagai
lokasi pada tahun 1990-an yang menjangkau banyak negara bagian, pemerintah daerah,
dan perusahaan (Asgari, 2015) 

Gaya Kepemimpinan seseorang dalam memimpin sangat berpengaruh dan menjadi faktor


penentu bagi peningkatan dan penurunan kinerja karyawan, oleh karena itu terlihat jelas
bahwa dalam setiap perusahaan membutuhkan gaya kepemimpinan yang efektif sebab
dalam hal ini selain bergantung pada keandalan .
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Thoha (2010, h.42),
mengungkapkan bahwa
dengan mempergunakan kepemimpinan maka pemimpin akan mempengaruhi persepsi
bawahan dan memotivasinya, dengan cara mengarahkan karyawan pada kejelasan tugas,
pencapaian tujuan, kepuasan kerja, dan pelaksanaan kerja yang efektif. Hal ini dipertegas
oleh Robbins (2007, h.432), yang mengungkapkan bahwa kepemimpinan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju pencapaian sasaran.
Kemampuan karyawan untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi tersebut merupakan
pencerminan dari kinerja karyawan. Sehingga dapat disimpulkan jika gaya kepemimpinan
memiliki peran yang besar dalam meingkatkan kinerja karyawan.

Anda mungkin juga menyukai