Anda di halaman 1dari 3

Keluh Kesah adalah perselisihan yang di hubungkan dengan syarat kerja atau bagaimana dari perbedaan

cara implementasi PP dan PKB. Keluh kesah juga bisa berasal dari perlakuan yang tidak adil, pertikaian
antara buruh dengan buruh yang lain, adanya ketidakcocokan antara manajemen dengan buruh. Semua
hal yang bisa menjadi bentuk permasalahan dalam hal itu bisa menimbulkan keluh kesah.

Keluh kesah di dalam hubungan industrial dimana ketika perselisihan tersebut bisa diselesaikan atau di
antisipasi maka, kemungkinan kecil perselisihan tersebut tidak akan terjadi. Perselisihan hubungan
industrial dapat diawali dengan keluh kesah. Dalam hubungan industrial ada beberapa hal terkait
dengan pencegahan perselisihan hubungan industrial. Pencegahan perseliishan hubungan industrial itu
salah satunya adalah bagaimana keluh kesah ini dapat ditangani dengan segera dan dapat diselesaikan
dengan beberapa prosedur sehingga hal tersebut tidak lagi di katakan dalam bentuk perselisihan. Level
dalam penyelesaian keluh kesah tersebut biasanya dapat dilakukan berbagai macam prosedur dan
aspek-aspek dengan siapa penyelesaian permasalahan tersebut dengan cara mengoptimalkan LKS
Bipartit/Tripartit maka diharapkan keluh kesah tersebut dapat selesai.

Segala sesuatu hal ketidakcocokan bagimana mengimplementasi syarat kerja yang berbeda penafsiran
sehingga menimbulkan sebuah reaksi yang akan menimbulkan keluh kesah hingga perselisihan
hubungan industrial.

Pihak manajemen harus bisa menangkap sejauh mana tingkatan keluh kesah tersebut. Sehingga, saat
sudah berada di level atau batasan yang sudah di tentukan pihak manajemen harus meminimalisir
sebelum menjadi perselisihan hubungan industrial.

Mengapa keluh kesah harus ada prosedur?

Jadi dalam sebuah perusahaan, prosedur penanganan keluh kesah merupakan tindakan preventif dari
hubungan kerja yang dibangun. Segala permasalahan dalam hubungan kerja antara pelaku hubungan
kerja, pengimplementasian sayarat kerja yang salah penafsiran maka, prosedur penanganan keluh
keasah dapat menjembatani setiap keluh kesah yang ada. Dalam hal ini, keluh kesah dapat berdampak
pada produktivitas kerja seperti persaan ragu untuk bekerja, merasa terdemotivasi dalam
menyelesaikan pekerjaan, dan perasaan tidak mau dan tidak mampu dalam menyelesaikan pekerjaan.
Sehingga, hubungan kerja yang dibina hanya sekedar melsanakan kewajiban, tidak ada unsur kerelaan
menjaga dinamisasi perusahaan yang ada disitu.

Selain itu, prosedur digunakan sebagai alternative untuk menjaga dinamisasi hubungan kerja. Jika tidak
ada alternatif maka, bentuk dari penyaluran keluh kesah dapat berbeda dan bisa merugikan berbagai
pihak. Dalam kasus ini, bisa diambil contoh ketika serikat beuruh/serikat pekerja melakukan demonstrasi
yang diluar ketentuan UU. No. 2 tahun 2004 maka, alternative terhadap penanganan perselisihan yang
terdapat di dalam undang-undang atau implementasinya belum cukup mengakomodir dari perselisihan
antara pekerja dan pengusaha. Jika penyelesaian perselisihan sesuai dengan UU No. 2 tahun 2004 dapat
mengakomodir maka, tidak ada cara yang lain yang diluar UU no 2 tahun 2004.

2. prosedur menjadi aturan main bersama jika terjadi permasalahan

Ketika prosedur keluh kesah terbentuk secara tidak langsung pihak pekerja dan pengusaha telah
menyepakati ketika terjadi permasalahan mereka tahu tentang mekanisme penyelesaian keluh kesah.
Tapi, jika aturan main dalam penyelesaian keluh kesah itu belum ada maka, bisa jadi antara pekerja dan
pengusaha dapat menciptakan angka perselisihan yang semakin tinggi.

Kesepakan prosedur penanganan keluh kesah antar pekerja dan pengusaha dapat dipahami ketika ada
permasalahan antara pekerja dan pengusaha mereka sedang sepakat adanyan manajemen konflik ketika
ada perselisihan. Adanya transparansi seperti itu, kedua belah pihak akan sama-sama meyakini prosedur
penanganan keluh kesah yang telah di sepakati bis jadi 50% permasalahan sudah terselesaikan.

3. prosedur penanganan keluh kesah antara pihak pekerja dan pengusaha jika bersedia membuat
sebuah mekanisme prosedur tersebut maka, mereka sudah membuat suatu kesepakatan mengenai
adanya perselisihan yang ada dikemudian hari mestinya tidak akan terjadi. Dalam hal ini perselisihan
tersebut meliputi perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan mengenai PHK, dan
perselisihan antara serikat pekerja dengan serikat pekerja yang berkemungkinan besar akan terjadi
secara bersamaan.

4. legitimasi prosedur penanganan keluh kesah terdapat di PP atau PKB

Prosedur penanganan keluh kesah harus dituangkan ke dalam kalusul PP/PKB. Penuangan klausul
prosedur keluh kesah dalam PKB hal ini dikarenakan PKB memiliki berganing position yang sama dan
memuat kesepakatan antara pekerja dan pengusaha secara seimbang maka, diharapkan dalam PKB
memuat kalusul prosedur atau mekanisme penanganan keluh kesah dan disamping itu penuangan
prosedur keluh kesah harus jelas di tuangkan dalam PP.

5. siakp personal pekerja yang tidak memiliki otoritas evaluative atas perlakuan atasannya secara
langsung.

Hal ini dimaksudkan saat di posisi buruh tidak ada sifat yang evaluative terhadap atasannya.
Tindakan yang semena-mena, diskriminatif, dan tindakan yang lain ketika terjadi dalam proses
hubungan kerja maka, serikat buruh tidak pernah bisa melakukan evaluasi terhadap tindakan tersebut.
Di dalam perusahaan ketika tidak ada media penyalur alternative prosedur pelaksanaan keluh kesahnya
dapat dikatakan hal ini dapat berdampak pada hal yang lebih besar yang bersifat merusak. Namun, jika
prosedur keluh kesah di bangun maka, pihak perusahaan akan akan menerima evaluasi dari pihak buruh
karena prosedur tersebut sudah jelas mekanisme nya. Piha perusahaan dalam hal ini akan memberikan
kuasa pada pihak buruh meskipun hanya sedikit sehingga yang awalnya pihak perusahaan tidak bisa di
evaluasi dengan hal ini pihak perusahaan dapat menerima evaluasi dan legitimasi kepada buruh jika ini
terkait perlakuan dari pihak pengusaha kepada buruh.
Dasar hukum perumusan prosedur keluh kesah

1. KEPMENAKER NO.KEP.15A/MEN/1994
Penyelesaian keluh kesah sebelum menjadi Perselisihan Hubungan Industrial dan PHK
2. UU No. 2 Th. 2004
Penyelesaian keluh kesah melalui mekanisme Bipartit
3. Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama
Penetapan atas prosedur keluh kesah

Dasar pembuatan prosedur keluh kesah hanya berpedoman pada KEPMENAKER


NO.KEP.15A/MEN/1994, UU No. 2 Th. 2004, Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja
Bersama. Dalam praktiknya di dalam PP dan PKB untuk pengaturan keluh kesah pada pihak
pengusaha dan pekerja terdapat legitimasi antara keduanya.

Jenis dan bentuk keluh kesah


Personal
Komunal

Kenapa harus ada prosedur keluh kesah?


Prosedur yang membangun harus memperhatikan sarana/prosedur penyelesaian keluh kesah

Anda mungkin juga menyukai