Kepada Yth.
Anggota Luar Biasa DPN APINDO
Di Tempat.
Dengan Hormat,
1. Penetapan Upah Minimum baik di tingkat provinsi maupun kota/kabupaten, tidak bisa
dijadikan alasan untuk mengkoordinasikan aksi mogok kerja pada tingkat perusahaan
apalagi dengan istilah mogok nasional. Tidak disepakatinya penetapan Upah Minimum
atau tidak diperolehnya kesepakatan atas rekomendasi dari tim perunding upah
minimum bukan termasuk dalam lingkup ketentuan yang diatur oleh peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan yang membenarkan pekerja melakukan aksi
mogok kerja.
UU Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 137 mengatur bahwa mogok
kerja dibenarkan dengan alasan gagalnya perundingan. Gagalnya perundingan yang
dimaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang
berlaku apabila pelaku perundingan hanya pengusaha dan pekerja/serikat pekerja.
Sedangkan dalam perundingan terkait upah minimum melibatkan unsur-unsur
pemerintah, pengusaha/organisasi pengusaha, pekerja/serikat pekerja dan
akademisi dan produknya berupa rekomendasi yang kemudian ditetapkan dalam
bentuk keputusan dari kepala daerah atau merupakan keputusan tata usaha
negara.
2. Mogok Nasional yang dilakukan oleh SP/SB termasuk dalam kategori aksi unjuk rasa
sebagaimana tercantum dalam pasal 9 UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan
Berpendapat di Muka Umum. Akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak boleh
memaksakan kehendak dengan meminta pekerja menghentikan pekerjaannya,
melakukan sweeping ke perusahaan atau tindakan lainnya yang mengancam bagi
keamanan dan kenyamanan pihak lain.
Dalam pasal 4 Kepmenakertrans No. 232/2003 tentang Akibat Hukum Mogok Kerja
yang Tidak Sah dijelaskan tentang sebab sebab gagalnya perundingan yaitu
“pengusaha tidak mau melakukan perundingan walaupun serikat pekerja/serikat buruh
atau pekerja/buruh telah meminta secara tertulis kepada pengusaha 2 (dua) kali dalam
tenggang waktu 14 (empat belas) hari kerja atau perundingan-perundingan yang
dilakukan mengalami jalan buntu yang dinyatakan oleh para pihak dalam risalah
perundingan”.
Dengan penjelasan yang secara gamblang dimuat dalam keputusan menteri di atas,
maka sudah nyata-nyata bahwa himbauan-himbauan untuk mogok nasional yang
dikumandangkan akhir-akhir ini merupakan hal yang tidak memiliki dasar hukum.
3. Menjaga kondusivitas area kerja dengan melakukan sosial dialog bersama SP/SB di
perusahaan masing-masing agar tidak terpancing jika terdapat tindakan anarkis di
lingkungan kerja dan mendokumentasikan semua tindakan-tindakan anarkis untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
4. Berkoordinasi dengan aparat penegak hukum setempat untuk mencegah kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi dan meminimalisir bahaya atau ancaman dari dampak
mogok nasional.
Demikian himbauan ini kami sampaikan untuk dapat dilaksanakan di setiap perusahaan-
perusahaan anggota APINDO. Atas kerja sama & perhatian Bapak dan Ibu, kami
mengucapkan terimakasih.