Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Covid-19 (corona virus disease 19) adalah sebuah jenis virus

yang menyerang sistem pernapasan manusia dan menular hanya pada

manusia. Saat ini jenis virus ini telah mewabah ke seluruh dunia dan

tidak terkecuali Indonesia, dampaknya sangat luar biasa karena telah

mengorbankan nyawa ratusan manusia di Indonesia dan juga puluhan

ribu manusia di dunia.

Selain berdampak pada aspek kesehatan, virus ini pun

berdampak pada aspek ekonomi yakni telah menurunkan produktivitas

perusahan secara drastis bahkan menghentikan kegiatan usaha pada

beberapa sektor usaha seperti sektor perhotelan, transportasi, ritel,

restoran dan lainnya. Masalah mengenai ketenagakerjaan sangat

kompleks dan beragam. Hal tersebut dikarenakan kenyataan bahwa

hubungan kerja anatara pengusaha/majikan dengan pekerja/buruh tidak

selalu berjalan dengan harmonis. Masalah mengenai ketenagakerjaan

mengandung dimensi ekonomis, sosial kesejahteraan, dan sosial politik.

Salah satu masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi hingga saat ini

adalah perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja/PHK baik dikarenakan

terjadi penggabungan, peleburan, pengambil alihan, dan penutupan

perusahaan sebagai dampak pandemic covid-19. Karena dampaknya

1
2

terhadap kegiatan usaha yang luar biasa sehingga mengakibatkan jutaan

pekerja/buruh kehilangan penghasilan akibat dirumahkan dan

diputuskan hubungan kerja oleh pengusaha. Karena pekerja/buruh telah

dirumahkan dan/atau diputuskan hubungan kerja oleh pengusaha maka

diperlukan perlindungan hukum atas hak-haknya agar pekerja yang

bersangkutan tetap memperoleh penghasilan selama masa pandemi

covid-19. Menurut Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor

05/M/BW/1998 tahun 1998 tentang upah pekerja yang dirumahkan

bukan ke arah pemutusan hubungan kerja maka bagi pekerja tersebut

akan mendapatkan upah penuh untuk setiap bulannya dan apabila

pengusaha tidak mempunyai kemampuan membayar secara penuh maka

perlu dirundingkan dengan pekerja mengenai besarnya upah, cara

pembayarannya dan lamanya waktu dirumahkan.

Bagi pekerja yang diputuskan hubungan kerja maka berdasarkan

Pasal 164 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, pekerja/buruh tersebut dapat diputuskan hubungan

kerja oleh pengusaha dengan alasan karena keadaan memaksa (force

majeure) dengan ketentuan bahwa pekerja/buruh tersebut berhak atas

uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang

penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat

(3) dan uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan Pasal 156 ayat

(4). Selain itu pekerja yang bersangkutan juga dapat diputuskan

hubungan kerja oleh Pengusaha dengan alasan efisiensi sesuai dengan

1
3

ketentuan Pasal 164 ayat (3) dengan ketentuan bahwa pekerja/buruh

tersebut akan mendapatkan hak pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan

Pasal 165 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali

sesuai ketentuan Pasal 165 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai

dengan ketentuan Pasal 165 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, merupakan produk hukum yang dibentuk

guna memberikan perlindungan secara hukum terhadap pekerja

terutama perlindungan hukum terhadap penutupan perusahaan yang

akibat oleh pandemik covid-19. Pasal 163 Undang-Undang penutupan

perusahaan yang akibat oleh pandemik. Pasal 163 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

merupakan ketentuan hukum yang ada dalam Undang-Undang

Ketenagakerjaan guna memberikan perlindungan hukum terhadap hak

pekerja yang timbul dalam hal terjadinya pemutusan hubungan kerja

akibat terjadinya penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan

perusahaan, sedangkan dalam hal terjadinya pemutusan hubungan kerja

akibat penutupan perusahaan, hak pekerja yang timbul akibat

pemutusan hubungan kerja tersebut diatur selanjutnya dalam ketentuan

Pasal 164 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003

tentang ketenagakerjaan.

1
4

Secara teknis dalam ketentuan perundang-undangan apabila

mengikuti ketentuan Pasal 163 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, apabila pekerja tidak

sepakat dengan tindakan perusahaan, pengusaha dapat melakukan

pemutusan hubungan kerja dengan alasan pekerja tidak bersedia

melanjutkan hubungan kerja. Begitu pula terhadap pengusaha dapat

melakukan pemutusan hubungan kerja sebagai akibat tindakan

perusahaan dengan mengacu pada ketentuan Pasal tersebut dengan

dasar pengusaha tidak dapat menerima pekerja untuk bekerja di

perusahaannya. Teknis penutupan perusahaan dapat dilakukan dengan

alasan-alasan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 164 Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan yang menimbulkan adanya pemutusan hubungan

kerja.

Menurut UU Cipta Kerja no.11 tahun 2020 pasal 46A berbunyi :

(1) Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja berhak

mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan. (21 Jaminan kehilangan

pekerjaan diselenggarakan oleh badan penyelenggara jaminan sosial

ketenagakerjaan dan Pemerintah Pusat. (3) Ketentuan lebih lanjut

mengenai tata cara penyelenggaraan jaminan kehilangan pekerjaan

diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 46D berbunyi : (1) Manfaat jaminan kehilangan pekerjaan

berupa uang tunai, akses informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja. (2)

1
5

Jaminan kehilangan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan paling banyak 6 (enam) bulan upah. (3) Manfaat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diterima oleh peserta setelah mempunyai masa

kepesertaan tertentu. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai manfaat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan masa kepesertaan tertentu

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan

Pemerintah.

UU cipta kerja juga mengatur masalah terkait pemutusan

hubungan kerja yakni pasal 151 yang berbunyi : (1) Pengusaha,

pekerja/buruh, serikat pekerjalserikat buruh, dan Pemerintah harus

mengupayakan agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja. (2) Dalam

hal pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maksud dan alasan

pemutusan hubungan kerja diberitahukan oleh pengusaha kepada

pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh. (3) Dalam hal

pekerja/buruh telah diberitahu dan menolak pemutusan hubungan kerja,

penyelesaian pemutusan hubungan kerja wajib dilakukan melalui

perundingan bipartit antara pengusaha dengan pekerja/buruh dan/atau

serikat pekerjalserikat buruh. (4) Dalam hal perundingan bipartit

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak mendapatkan kesepakatan,

pemutusan hubungan kerja dilakukan melalui tahap berikutnya sesuai

dengan mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

1
6

Dalam uu cipta kerja juga meberikan jaminan pesangon terhadap

pekerja yang di PHK meskipun jumlahnya mendapat pemangkasan dari

total 32 kali menjadi 25 kali pasal 156.

Tindakan perusahaan dalam melakukan penggabungan,

peleburan, pengambilalihan, maupun penutupan perusahaan akibat dari

dampak pandemik tidak menutup kemungkinan tindakan perusahaan

tersebut dapat mengakibatkan muncul perselisihan hubungan industrial

antara pekerja dan perusahaan terutama perselisihan pemutusan

hubungan kerja. Atas terjadinya perselisihan pemutusan hubungan kerja

tersebut, secara teknis terdapat upaya-upaya penyelesaian yang diatur

sebagaimana dalam ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial.

Beranjak dari latar belakang penelitian di atas peneliti tertarik

menyusun Tesis dengan Judul “Perlindungan Bagi Pekerja Dalam

Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Sebagai Dampak

Pandemik Covid-19”

B. Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dalam penelitian tesis ini agar bisa jelas dan

terarah maka peneliti memberi batas terhadap permasalahan yang akan peneliti

teliti, yaikni payung hukum yang memayungi masalah perlindungan bagi

pekerja yakni Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 156 ,Undang-Undang Republik Indonesia

1
7

Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja pada Pasal 46A, Pasal 46D, Pasal

151, pasal 156, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004

tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

C. Rumusan Masalah

Adapun beberapa hal yang menjadi rumusan-rumusan masalah yang

terdiri atas :

1. Bagaimana perlindungan hukum bagi pekerja apabila terjadi

perselisihan pemutusan hubungan kerja baik dikarenakan

penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan penutupan

perusahaan sebagai dampak pandemik covid-19 ?

2. Bagaimana upaya hukum yang dapat ditempuh pekerja apabila

terjadi perselisihan pemutusan hubungan kerja baik dikarenakan

penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan penutupan

perusahaan sebagai dampak pandemik covid-19 ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Perlindungan hukum bagi pekerja apabila terjadi perselisihan pemutusan

hubungan kerja baik dikarenakan penggabungan, peleburan,

pengambilalihan, dan penutupan perusahaan sebagai dampak pandemik

covid-19

1
8

2. Upaya hukum yang dapat ditempuh pekerja apabila terjadi perselisihan

pemutusan hubungan kerja baik dikarenakan penggabungan, peleburan,

pengambilalihan, dan penutupan perusahaan sebagai dampak pandemik

covid-19.

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua manfaat yang dapat diperoleh :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan,

memperluas wacana dan sebagai kontribusi teoritis terhadap ilmu

hukum khususnya yang berkaitan dengan aspek hukum

ketenagakerjaan di Indonesia dalam ruang lingkup perselisihan

pemutusan hubungan kerja yang merupakan bagian dari perselisihan

hubungan industrial.

2. Secara Praktis

a. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar-dasar,

pedoman serta informasi riil terkait perkembangan hukum

ketenagakerjaan di Indonesia, khususnya terkait perselisihan

pemutusan hubungan kerja sebagai bagian perselisihan hubungan

industrial.

b. Bagi Masyarakat

Penulisan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman

masyarakat mengenai hukum ketenagakerjaan, khususnya

1
9

mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja sebagai

dampak tindakan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, dan

penutupan perusahaan sebagai dampak pandemik covid-19 akibat,

serta upaya hukum yang dapat dilakukan terhadap adanya

perselisihan pemutusan hubungan kerja.

c. Bagi Pemerintah

Penulisan ini diharapkan mampu menjadi acuan bagi

pemerintah dalam menindaklanjuti setiap permasalahan yang ada

di setiap perusahaan terhadap perkembangan hukum

ketenagakerjaan di Indonesia guna memberikan perlindungan

secara hukum terhadap pekerja yang bekerja pada perusahaan.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan dalam memahami isi dalam tata urutan tesis

ini, maka peneliti sajikan dengan menggunakan sistematika sebagai

berikut :

Bab Pertama adalah pendahuluan, isi memuat latar belakang

penelitian, lingkup penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua adalah kajian pustaka, yang mana dalam bab ini terdiri

dari tiga sub bab. Sub bab pertama adalah tentang Education games yang

meliputi, pengertian Education games, Syarat-syarat Education games,

Macam-macam Education games, fungsi Education games dan faktor

1
10

yang mempengaruhi Education games Sub bab kedua adalah tentang

kreativitas anak usia dini yang meliputi pengertian kreativitas, faktor-

faktor yang mempengaruhi kreativitas anak usia dini, ciri-ciri kreativitas

anak usia dini, dan cara meningkatkan kreativitas anak usia dini pada

sentra agama dan sub bab berikutnya adalah pengaruh Education games

terhadap peningkatkan kreativitas anak usia dini pada sentra agama.

Bab Ketiga adalah metode penelitian yang meliputi: jenis dan

pendekatan penelitian, variable dan definisi operasional, teknik pengumpulan

data, teknik analisis data.

Bab Keempat adalah hasil dan pembahasan penelitian yang berisi

gambaran Umum obyek penelitian dan pembahsan.

Bab Kelima adalah penutup, yang merupakan bagian akhir dari penelitian

thesis ini yang memuat tentang simpulan, implikasi teoritik dan praktik,

keterbatasan penelitian, saran.

Anda mungkin juga menyukai