Anda di halaman 1dari 33

Hukum

Ketenagakerjaan

TARMAN, ST. MT.

2st Week
Presentation
Pasal 1 ayat 1 (1a) UU No. 22
DEVINISI Tahun 1957.
Tentang Penyelesaian
Perselisihan Perburuhan

BURUH barang siapa yang bekerja pada majikan


dengan menerima upah
Pasal 1 angka 2 UU No. 13
DEVINISI
Tahun 2003).
TENAGA KERJA
Tentang Ketenagakerjaan

setiap orang yang mampu melakukan


pekerjaan guna menghasilkan barang dan
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk kebutuhan
masyarakat
Pasal 1 angka 3 Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003
DEVINISI
setiap orang yang bekerja dengan menerima
PEKERJA / BURUH
upah atau imbalan dalam bentuk lain
Pasal 1 ayat (1b) Undang-
Undang No. 22 Tahun 1957.
orang atau badan hukum yang mampu
mempekerjakan buruh
Pasal 1 angka 5 Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003).
orang perorangan, persekutuan atau badan hukum :
yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri.
yang secara berdiri sendiri menjalankan
perusahaan bukan miliknya.
yang berada di wilayah Indonesia mewakili
perusahaan milik sendiri maupun bukan miliknya
yang bekedudukan di Indonesia
Pasal 1 angka 8 UU No. 21 Tahun 2000
tentang Serikat Pekerja
Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau
tidak, milik orang perorangan, persekutuan atau
badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara
yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan memberi
upah atau imbalan dalam bentuk lain
Imbalan dalam bentuk lain: Insentif, bonus,
tunjangan & fasilitas.
Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang No. 3
Tahun 1992 tentang Jamsostek
Setiap bentuk badan usaha yang mempekerjakan
tenaga kerja dengan mencari keuntungan maupun
tidak, baik milik swasta maupun milik negara

Badan usaha non profit disebut


organisasi nirlaba, seperti hal sosial,
politik, budaya, pendidikan dan tujuan
non profit lainnya.

XSProject adalah contoh organisasi


nirlaba untuk meningkatkan kesadaran
global akan dampak sampah pada
lingkungan dan masyarakat.
Pasal 1 angka 15 UU No 13 th2003

Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha


dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yg
mempunyai unsur, pekerjaan, upah, dan perintah
Berdasarkan perjanjian:

1. Perjanjian kerja
a)Perjanjian kerja waktu tertentu /PKWT.
b)Perjanjian kerja waktu tidak tertentu/PKWTT.
2. Perjanjian pemborongan.
3. Perjanjian kerja bersama.
4. Peraturan perusahaan
Pasal 1 angka 14 UU No.13 Th.2003

perjanjian antara pekerja dengan pengusaha atau


pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak
dan kewajiban para pihak
Pasal 51 UU No.13 Th.2003

Tertulis, harus sesuai dengan peraturan perundang-


undangan.
Lisan
Pasal 52 UU No.13 Th.2003
1. Kesepakatan kedua belah pihak.
2. Kemampuan/ kecakapan melakukan perbuatan
hukum. (>18 th)
3. Ada pekerjaan yang diperjanjian.
4. Pekerjaan tidak bertentangan dengan :
ketertiban umum;
kesusilaan;
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pasal 54 UU No.13 Th.2003
1. Memuat nama, alamat perusahaan dan jenis usaha.
2. Memuat nama, jenis kelamin, umur dan alamat
pekerja.
3. Jabatan, jenis pekerjaan.
4. Tempat pekerjaan.
5. Besarnya upah dan cara pembayaran.
6. Hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja.
7. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja.
8. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat.
9. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja
Macam 1 Perjanjian kerja waktu tertentu
(PKWT)
Perjanjian 2 Perjanjian kerja waktu tidak tertentu
Kerja (PKWTT)
Pekerjaan yang sekali selesai atau
Perjanjian kerja sementara sifatnya.
waktu tertentu Pekerjaan yang selesainya kurang dari 3
(PKWT) tahun atau paling lama 3 tahun.
Pekerjaan yang bersifat musiman.
Pekerjaan yang berhubungan dengan
produk baru/masih dalam
percobaan/penjajakan.
Dapat men-syaratkan masa percobaan
Perjanjian kerja maksimal 3 bulan.
waktu tidak Dalam masa percobaan tersebut,
tertentu (PKWTT) pengusaha dilarang membayar upah di
bawah upah minimum yang berlaku.
Pekerja meninggal dunia.
Berakhirnya Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
Perjanjian Kerja Ada putusan pengadilan atau putusan dari
lembaga PPHI (Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial) yang berkekuatan
hukum tetap.
Ada keadaan/kejadian tertentu yang
dicantumkan di dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama yang dapat menyebabkan
hubungan kerja berakhir
Bila PKWTT nama dan alamat
dibuat secara 2
pekerja;
Lisan tanggal mulai bekerja;
jenis pekerjaan;
besarnya upah
Pasal 64-66 UU No.13 Th.2003
Dikenal dengan dua bentuk yakni pemborongan pekerjaan
dan penyediaan jasa pekerja/buruh
Dibuat secara tertulis dengan memenuhi syarat:
dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;
dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari
pemberi pekerjaan;
merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara
keseluruhan;
tidak menghambat proses produksi secara langsung;
perusahaan penerima pemborongan harus berbadan hukum
Pasal 64-66 UU No.13 Th.2003

1. Pekerjaan telah selesai, setelah melalui masa pemeliharaan.


2. Pembatalan perjanjian.
3. Kematian pemborong.
4. Pemborong pailit.
5. Pemutusan perjanjian
6. Persetujuan kedua belah pihak.
Pasal 116-133 UU No.13 Th.2003

Merupakan hasil perundingan antara Serikat Pekerja atau


beberapa Serikat Pekerja yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di idang ketenagakerjaan dengan
pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
kedua belah pihak
Pasal 116-133 UU No.13 Th.2003

1. Dibuat secara musyawarah.


2. Dibuat secara tertulis dengan huruf latin dan menggunakan
bahasa Indonesia.
3. Jika dibuat dengan bahasa asing, maka PKB tersebut harus
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penterjemah
tersumpah
Pasal 123 UU No.13 Th.2003

1. Maximal selama 2 tahun, dapat diperpanjang


maximal 1 tahun berdasarkan kesepakatan.
2. Perundingan pembuatan PKB berikutnya paling
cepat 3 bulan sebelum PKB yang ada berakhir.
3. Jika perundingan tidak tercapai, PKB yang ada tetap
berlaku untuk waktu maximal 1 tahun.
Pasal 124 UU No.13 Th.2003

PKB sekurang-kurangnya memuat :


a. Hak dan kewajiban pengusaha;
b. Hak dan kewajiban Serikat Pekerja;
c. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya PKB;
d. Tanda tangan para pihak.
Perubahan apabila dikehendaki kedua belah pihak
Pengusaha dilarang mengganti PKB dengan
peraturan perusahaan selama di perusahaan masih
ada Serikat Pekerja
Bila di perusahaan tidak ada lagi Serikat Pekerja dan
PKB diganti dengan peraturan perusahaan, maka
ketentuan dalam peraturan perusahaan tidak boleh
lebih rendah dari PKB.
Pasal 108 – 114 UU No.13 Th.2003

Peraturan yang dibuat secara tertulis oleh


pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja
dan tata tertib perusahaan
Pasal 108 – 114 UU No.13 Th.2003

Pengusaha wajib membuat peraturan


perusahaan, bila di perusahaan dipekerjakan
sekurangkurangnya 10 orang
Ketentuan membuat peraturan perusahaan
tersebut tidak berlaku bagi perusahaan yang
telah memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
Masa berlaku peraturan perusahaan paling
lama 2 tahun dan wajib diperbaharui setelah
habis masa berlakunya
Pasal 108 – 114 UU No.13 Th.2003

a. Hak dan kewajiban pengusaha;


b. Hak dan kewajiban pekerja;
c. Syarat kerja;
d. Tata tertib perusahaan;
e. Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan
Pasal 108 – 114 UU No.13 Th.2003
Dilakukan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk
Pengesahan dalam waktu maksimal 30 hari sejak naskah
peraturan perusahaan tersebut diterima.
Apabila setelah melampaui 30 hari belum disahkan, maka
dianggap telah disahkan.
Apabila peraturan perusahaan belum memenuhi persyaratan,
maka Menteri atau pejabat yang ditunjuk harus memberitahukan
secara tertulis pada pengusaha dan dalam waktu 14 hari sejak
pemberitahuan diterima pengusaha wajib menyampaikan
kembali peraturan perusahaan yang telah diperbaiki
Pasal 108 – 114 UU No.13 Th.2003
Perubahan peraturan perusahaan sebelum berakhirnya jangka
waktu berlakunya hanya dapat dilakukan atas dasar kesepakatan
pengusaha dan wakil pekerja.
Hasil perubahan tersebut harus mendapat pengesahan dari
Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Setelah itu pengusaha berkewajiban memberitahukan dan
menjelaskan isi serta memberi naskah peraturan perusahaan atau
perubahannya kepada pekerja.

Anda mungkin juga menyukai