Anda di halaman 1dari 2

Nama : DEDE KURNIAWAN

NIM : 042805101
Tempat, Tanggal Lahir : SUNGAI DAREH, 30/01/2000
Program Studi : Ilmu Hukum S1
UPBJJ : Padang
Tugas. 1 : Hukum Ketenagakerjaan ADBI4336

1. Uraikan syarat-syarat isiperjanjian kerja yang dimaksud dalam Pasal 54 UU No. 13 Tahun
2003 !
(1) Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang-kurangnya memuat :
a. nama, alamat perusahaan dan jenis usaha;
b. nama, jenis kelamin, umum dan alamat pekerja/buruh;
c. jabatan atau jenis pekerjaan;
d. tempat pekerjaan;
e. besarnya upah dan cara pembayarannya;
f. syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja/buruh.
g. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
h. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
i. tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
(2) Ketentuan dalam perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
e dan
f, tidak boleh bertentangan dengan peraturan perusahaan, perjanjian kerja
bersama,
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat sekurang-
kurangnya
rangkap 2 (dua), yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta
pekerja/buruh
dan pengusaha masing-masing mendapat 1 (satu) perjanjian kerja.

2. Uraikan perbedaan PerjanjianKerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu
Tidak Tertentu (PKWTT) ! Sebutkan contohnya.

Sesuai UU Ketenagakerjaan Pasal 1 Ayat 14, “Perjanjian kerja adalah perjanjian antara


pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat syarat kerja, hak,
dan kewajiban para pihak.”

Perjanjian kerja merupakan suatu ikatan yang harus dipenuhi oleh pekerja/buruh dan
perusahaan tempatnya bekerja. Aturan-aturan mengenai perjanjian kerja yang telah
ditetapkan oleh pemerintah berfungsi untuk memberikan perlindungan pada kedua belah
pihak. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat terjaga, dan kesejahteraan masyarakat
dapat tercapai.
Secara hukum dan perundang-undangan, dikenal dua perjanjian kerja yaitu Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT). Hal ini
termaktub pada UU Ketenagakerjaan Pasal 56 yang berbunyi:

1. Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu.
2. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didasarkan atas:
o jangka waktu; atau
o selesainya suatu pekerjaan tertentu.

Berbeda dengan kontrak PKWT yang dibatasi maksimal 3 (tiga) tahun, PKWTT tidak


memiliki batasan waktu. Pada PKWTT, perusahaan wajib memberikan pembayaran jika
terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sementara tidak demikian dengan PKWT
dikarenakan pekerja PKWT akan berhenti bekerja saat perjanjian berakhir.

Di samping itu, PKWT juga tidak diperbolehkan menetapkan masa percobaan; sedangkan
PKWTT boleh mensyaratkan masa percobaan maksimal 3 (tiga) bulan. Terakhir, PKWT
harus dibuat kontrak secara tertulis; sedangkan PKWTT dapat dibuat secara lisan, namun
harus membuat surat pengangkatan bagi pekerja/buruh yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai