Anda di halaman 1dari 30

Etika dan Hukum RS

STANDAR PROFESI MEDIK DAN STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT

Menurut Leenen, yang dikenal dalam dunia kedokteran sebagai “Lege artis” adalah
hakikatnya sebagai suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan Standar Profesi
Medis (SPM) yang terdiri dari beberapa unsur utama meliputi :
1. Bekerja dengan teliti, hati-hati dan seksama;
2. Sesuai dengan ukuran medis;
3. Sesuai dengan kemampuan rata-rata/sebanding dengan dokter dengan kategori
keahlian medis yang sama;
4. Dalam keadaaan yang sebanding
5. Dengan sarana dan upaya yang sebanding wajar dengan tujuan konkrit tindak
medis tersebut.
Informed consent
(Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.585.Menkes/Per/IX/1989)
Dalam dunia kedokteran, biasanya untuk menghindari resiko malpraktik, tenaga
medis membuat exconeratic clausule yaitu :
Syarat-syarat pengecualian tanggung jawab berupa pembatasan atau pun
pembebasan dari suatu tanggung jawab
Dalam hal ini, bentuk dari exconeratic clausule adalah informed
consent/persetujuan tindakan medis (pertindik).
Pertindik merupakan suatu izin atau pernyataan setuju dari pasien yang diberikan
secara bebas, sadar dan rasional setelah memperoleh informasi yang lengkap, valid
dan akurat dipahami dari dokter tentang keadaan penyakitnya serta tindakan medis
yang akan diperolehnya.
Persetujuan Tindakan Medik (Informed
Concent) dapat terdiri dari :
1. Yang dinyatakan (expressed), yakni secara
lisan (oral) atau tertulis (written)
2. Dianggap diberikan (Implied atau tocit
concent), yakni dalam keadaan biasa
(normal) atau dalam keadaan darurat
(emergency).
Expressed concent adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan, bila
yang akan dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaaan dan tindakan biasanya.
Implied Concent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara tersirat, tanpa
pernyataan tegas. Isyarat persetujuan ini ditangkap oleh dokter dari sikap dan
tindakan pasien. Implied concent dalam bentuk lain apabila pasien dalam keadaan
gawat darurat dan memerlukan penanganan secara cepat dan tepat sementara
keadaan tidak dapat memberikan persetujuannya dan keluargapun tidak ada
ditempat, maka dokter dapat melakukan tindakan medis tertentu yang terbaik
menurut dokter ((Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.585.Menkes/Per/IX/1989)
Jenis ini dapat pula disebut sebagai presumed consent.
Hal-hal yang perlu disampaikan dalam Informed concent

1. Maksud dan tujuan tindakan medis tersebut;


2. Resiko yang melekat pada tindakan medis itu
3. Kemungkinan timbulnya efek samping
4. Alternatif lain tindakan medis itu;
5. Kemungkinan-kemungkinan (sebagai konsekuensi) yang terjadi bila
tindakan medis itu tidak dilakukan;
6. Dalam menjelaskan mengenai resiko perlu dikatakan mengenai :
a. Sifat dan resiko tindakan
b. Berat ringannya resiko yang terjadi
c. Kemungkinan resiko itu terjadi
d. Kapan resiko tersebut akan timbul seandainya terjadi
Sanksi Hukum terhadap Informed Consent
Sanksi pidana
Apabila seorang tenaga kesehatan menorehkan benda tajam tanpa persetujuan pasien
dipersamakan dengan adanya penganiayaan yang dapat dijerat Pasal 351 KUHP
Sanksi perdata
Tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang mengakibatkan kerugian dapat digugat
dengan 1365, 1367, 1370, 1371 KUHPer
Sanksi administratif
Pasal 13 Pertindik mengatur bahwa :
Terhadap dokter yang melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien atau
keluarganya dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin praktik.
REKAM MEDIS / MEDICAL RECORD

Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 749/Menkes/XII/1989

Medical record adalah berkas yang berisikan catatan,


dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien pada sarana pelayanan kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
baik untuk rawat jalan maupun rawat inap yang
dikelola oleh pemerintah ataupun swasta.
MANFAAT REKAM MEDIS

1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan


pasien;
2. Bahan pembuktian dalam perkara hukum;
3. Bahan untuk keperluan penelitian dan
pendidikan;
4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan;
5. Bahan untuk menyiapkan stastitik kesehatan.
Sanksi Hukum terhadap Kewajiban
Menyimpan Rekam Medis
1. Kerahasiaan Rekam Medis
a. Pasal 112 KUHP
b. Pasal 322 KUHP
c. Pasal 1365 KUHPer
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran adalah segala sesuatu
yang diketahui oleh tenaga kesehatan dan mahasiswa kedokteran
yang sedang praktik pada waktu atau selama melakukan
pekerjaan dalam lapangan kedokteran .
Segala sesuatu adalah segala fakta yang didapat dalam
pemeriksaan penderita, interpretasinya untuk menegakkan
diagnosis dan melakukan pengobatan dari anamtesis,
pemeriksaaan jasmaniah, pemeriksaan dengan alat kedoketran
dsb.
Pasal 112 KUHP
Barangsiapa sengaja mengumumkan atau menyampaikan surat kabar dan
keterangan tentang sesuatu hal kepada negara asing, sedang diketahuinya
bahwa surat kabar atau keterangan itu harus dirahasiakan karena
kepentingan negara, maka i dihukum dengan pidana paling lama tujuh
tahun.

Pasal 322 KUHP


Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang menurut
jabatan atau pekerjaaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu ia
diwajibkan untuk menyimpannya, dihukum dengan pidana penjara paling
lama sembilan bulan

Pasal 1365 KUHPer


Tiap perbuatan melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian bagi
orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya menyebabkan
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut
2. Hilangnya, Rusaknya atau pemalsuan Rekam Medis
Pasal 20 Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 749/Menkes/XII/1989
dikenakan sanksi administratif mulai dari teguran sampai dengan
pencabutan izin praktik.

Pengecualian terhadap kewajiban menyimpan rahasia kedokteran


1. Karena daya paksa (Pasal 48 KUHP)
a. Kepentingan umum;
b. Kepentingan orang yang tidak bersalah;
c. Kepentingan pasien;
d. Kepentingan tenaga kesehatan itu sendiri tidak dapat dipidana.
1. Karena menjalankan perintah UU (Pasal 50 KUHP)
2. Karena perintah jabatan (Pasal 51 KUHP)
3. Karena untuk mendapatkan santunan asuransi
Aspek Hukum
Rekam Medis
PANDANGAN PAKAR TENTANG
HUKUM KESEHATAN

• Keseluruhan aturan hukum yang


berhubungan dengan bidang pemeliharaan
atau pelayanan kesehatan
• Penerapan peraturan-peraturan pelayanan
kesehatan di bidang hukum perdata,
hukum pidana dan hukum administrasi
ETIK, DISIPLIN DAN HUKUM

ETIK DISIPLIN HUKUM


1. Dibuat dan disepakati oleh 1. Organisasi Profesi 1. Dibuat oleh Pemerintah dan
organisasi profesi (IDI) Dewan Perwakilan Rakyat
2. Kode Etik 2. UU, PP, Keppres, dsb
3. Diatur, norma prilaku 2. Standar Profesi 3. Diatur, norma prilaku
pelaksanaan profesi 3. Diatur, Norma Prilaku manusia pada umumnya
4. Sanksi, yaitu moral psikologis pelaksana profesi 4. Untuk pidana: mati/
5. Yang mengadili: 4. Sanksi moral psikologis dan kunjungan, penjara, denda
Ikatan/organisasi profesi teguran/pencabutan Untuk Perdata: ganti rugi
terkait; Majelis Kehormatan 5. Yang mengadili : Badan Adm : teguran/ pencabutan
Etik Kedokteran (MKEK), yang dibentuk : Majelis
5. Pengadilan :
Panitia Pertimbangan dan Kehormatan Disiplin
Pembinaan Etik Kedokteran Kedokteran Indonesia dan Perdata: gugatan ke
(P3FK) Majelis Kehormatan Disiplin pengadilan
Kedokteran Indonesia Pidana : laporan/ tuntutan
Tingkat Provinsi Adm : gugatan ke
pengadilan
HUBUNGAN HUKUM

INSPANNINGSVERBINTENNIS

PERJANJIAN

RESULTAATSVERBINTENNIS

* SYARAT SAHNYA PERJANJIAN


PERATURAN TERKAIT REKAM MEDIS

Pasal 46 dan Pasal 47 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran
Peraturan Menteri Kesehatan No. 749a/Menkes/Per/XII/1989
tentang Rekam Medis/Medical Record
Pasal 81 diUU
Pada saat PraktikUndang-Undang
Undangkannya Kedokteranini semua
peraturan perundang-undangan yang merupakan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan yang berkaitan dengan pelaksanaan praktik
kedokteran, masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan/atau belum diganti berdasarkan Undang-
Undang ini
REKAM MEDIS MENURUT
• Pasal 46 ayat (1)
UUSetiap
PRAKTIK
dokter atau KEDOKTERAN
dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran wajib membuat rekam medis

• Penjelasan Pasal 46
Yang dimaksud dengan “rekam medis” adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien.
ISI REKAM MEDIS
• Rekam Medis dibuat oleh dokter/dokter gigi (Pasal
46 ayat (1) UUPK)
• Catatan tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan medis
• Catatan tersebut dilakukan oleh petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan (dokter,
dokter gigi atau tenaga kesehatan lain)
• Tercatat nama, waktu dan tanda tangan petugas
yang memberikan pelayanan atau tindakan.
Dokumen milik
dokter atau dokter
REKAM Isi rekam medis
gigi atau sarana
MEDIS merupakan hak
pelayanan
pasien
kesehatan
REKAM MEDIS DISIMPAN
DAN DIJAGA
KERAHASIANNYA

PIMPINAN
DOKTER/ SARANA
DOKTER GIGI PELAYANAN
KESEHATAN
KERAHASIAAN ISI REKAM MEDIS
Setiap dokter dan dokter gigi dalam
melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran (Pasal 48
ayat (1) UUPK)
Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya
untuk kepentingan kesehatan pasien,
memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum,
permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan perundang-undangan (Pasal 48
ayat (2) UUPK)
BATAS WAKTU PENYIMPANAN

5 thn sejak terakhir pasien berobat

PENYIMPANAN REKAM MEDIS

Dapat ditetapkan sendiri

Permenkes 749a/Menkes/Per/XII/1989
Pasal 14 Permenkes 749a/Menkes/Per/XII/1989

Rekam medis harus dapat dipakai sebagai :


• Dasar pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan pasien
• Bahan pembuktian dalam perkara hukum
• Bahan untuk keperluan penelitian dan
pendidikan
• Dasar pembayaran biaya pelayanan
kesehatan
• Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan
PADA RAWAT JALAN REKAM MEDIS MEMUAT :

Identitas tentang pasien


Anamnese
Diagnosis
Tindakan/pengobatan
PADA RAWAT INAP REKAM MEDIS MEMUAT :
 Identitas pasien
 Anamnese
 Riwayat penyakit
 Hasil pemeriksaan laboratorik
 Diagnosis
 Persetujuan tindakan medik (bila ada)
 Tindakan/pengobatan
 Catatan perawat
 Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
 Resume akhir dan evaluasi pengobatan
KEDUDUKAN REKAM
MEDIS DALAM HUKUM

Rekam Medis Sebagai Alat


Bukti Tertulis Berupa
Surat/Dokumen
Rekam Medis Kaitannya dengan Manajemen
Informasi Kesehatan (MIK)

DATA DATA DATA


AKURAT LENGKAP CEPAT

Bagaimana dengan Hukum??

“BERKEKUATAN HUKUM”
Rekam Medis Kaitannya dengan Manajemen
Informasi Kesehatan (MIK)

Penjelasan Pasal 46 ayat (3) UU PK


“Apabila dalam pencatatan Rekam Medis
menggunakan teknologi informasi elektronik,
kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti
dengan menggunakan nomor identitas pribadi
(Personal Identification Number)”

Anda mungkin juga menyukai