Anda di halaman 1dari 3

1.

MM DOKTER MUSLIM
1.1 Definisi Dokter Muslim
Dokter muslim adalah dokter yang mempunyai kompetensi dan kemampuan pengetahuan
kedokteran muthakir dan dapat mengimplementasikan nilai-nilai islam dalam praktek dan
kehidupan sehari-hari.
1.2. Karakteristik Dokter Muslim
1. Aqidahnya benar
a. Tahu, paham, dan telah mengamalkan rukun iman dan rukun islam b. Meyakini bahwa
semuanya (hidup, mati, rejeki, jodoh manusia) telah diatur oleh Allah SWT 
c. Meyakini bahwa hanya Allah yang dapat menyembuhkan, dokter hanya dapat (berusaha)
mengobati. 

2. Ikhlas dan tekun dalam kerjanya 

3. Maksimal dalam spesialisasi profesinya 

4. Jujur dalam perkataan dan perbuatannya 

5. Punya komitmen untuk selalu bermanfaat bagi umat manusia 

6. Adil dalam membagi waktu (untuk Allah SWT, dirinya sendiri, keluarganya, masyarakat) 

7. Menjaga rahasia dan menjaga amanat 

8. Peka dan penyayang 

9. Dapat berempati dan bersimpati dengan pasiennya 

10. Rendah hati, ramah, dan tidak sombong 

2. KODE ETIK KEDOKTERAN


2.1 Definisi
Merupakan pedoman bagi dokter Indonesia anggota IDI dalam melaksanakan praktek kedokteran.
Tertuang dalam SK PB IDI no 221/PB/A.4/04/2002 tanggal 19 April 2002 tentang penerapan Kode
Etik
Kedokteran Indonesia.
Kode Etik Kedokteran Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1969 dalam Musyawarah Kerja
Susila Kedokteran Indonesia.
Dan sebagai bahan rujukan yang dipergunakan pada saat itu adalah Kode Etik Kedokteran
Internadional yang telah disempurnakan pada tahun 1968 melalui Muktamar Ikatan Dokter Sedunia
ke 22, yang kemudian disempurnakan lagi pada MuKerNas IDI XIII, tahun 1983.

2.2 kaidah dasar bioetik


Bioetik adalah etik yang berhubungan dengan praktik kedokteran dan penelitian di bidang biomedis.
Beneficience
Beneficience adalah prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan ke kebaikan
pasien.Ada empat langkah sebagai proses untuk menilai resiko,sehingga kita bias memperkirakan
sejauh mana sutau kewajiban bersifat mengikat : Orang yang perlu bantuan itu mengalami suatu
bahaya besar atau resiko kehilangan sesuatu yang penting, penolong sanggup melakukan sesuatu
unutk mencegah terjadinya bahaya atau kehilangan itu, tindakan penolong dapat mencegah
terjadinya kerugian itu, dan manfaat yang diterima orang itu melebihi kerugian bagi penolong dan
membawa resiko minimal.
Autonomy
Autonomy adalah prinsip menghormati otonomi pasien merupakan sesuatu kebebasan bertindak
dimana sesorang mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang di tentukannya sendiri. Di sini
terdapat dua unsure yaitu, kemampuan untuk mengambil keputusan tentang suatu rencana tertentu
dan kemampuan mewujudkan rencananya menjadi kenyataan.Dalam hubungan dokter pasien ada
otonomi klinik atau kebebasan professional dari dokter dankebebasan terapetik yang merupakan
hak pasien untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya, setelah mendapatkan informasi selengkap-
lengkapnya.

2.3 hubungan kode etika dengan hukum (ningrum)


Hukum Kesehatan diatur dlm UU No.29 Tahun 2004
 
Etika terikat dan dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ruang
dan waktu. Hal ini jelas terlihat sebagaimana dimuat dalam Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 99a/Menkes/SK/III/1982 tentang Sistem Kesehatan Nasional, untuk
selanjutnya hal hal ini dipertegas lagi dalam Penjelasan Umum UU No.23 Tahun 1992
tentang Kesehatan, yang menyatakan bahwa dalam banyak hal telah terjadi perubahan
orientasi mengenai pemikiran dan pendekatan dalam pelayanan kesehatan. Itu sebabnya
garis pemisah antara etika dan hukum tidak jelas, karena dari waktu ke waktu selalu
bergerak mengikuti perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi ditengah
masyarakat, seperti yang dikatakan Koeswadji (1992 : 124): ”Norma etika umum
masyarakat dengan norma etika kesehatan-kedokteran saling mempengaruhi,, atau
dengan lain perkataan, nilai dan pandangan hidup yang dicerminkan oleh etika profesi
kesehatan-kedokteran dalam suatu masyarakat tertentu berlaku untuk suatu waktu
tertentu”.

3. Surat keterangan dokter


3.1 definisi
Surat Keterangan Dokter adalah surat atau tulisan dalam sebuah kertas yang dibuat
oleh Dokter yang isinya menerangkan mengenai kondisi atau keadaan kesehatan dan/atau
penyakit seorang pasien atau seseorang yang meminta surat dimaksud.

3.2 jeni jenis


Surat Keterangan Lahir
• Surat Keterangan Meninggal
• Surat Keterangan Sehat
• Surat Keterangan Sakit
• Surat Keterangan Cacat
• Surat Keterangan Pelayanan Medis untuk penggantian biaya dari asuransi kesehatan
• Surat Keterangan Cuti hamil
• Surat Keterangan Ibu hamil, bepergian dengan pesawat udara
• Visum Et Repertum
• Laporan Penyakit Menular
• Kuitansi
3.3 sanksi jika memalsukan surat keterangan dokter
Secara spesifik, bagi pihak-pihak yang menyediakan surat keterangan dokter palsu untuk
diperjualbelikan kepada orang-orang yang ingin berpergian di tengah wabah COVID-19,
dapat dijerat sanksi pidana berdasarkan Pasal 268 KUHP:
 

1. Barang siapa membuat secara palsu atau memalsu surat keterangan


dokter tentang ada atau tidak adanya penyakit, kelemahan atau cacat, dengan
maksud untuk menyesatkan penguasa umum atau penanggung, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
2. Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan maksud yang sama
memakai surat keterangan yang tidak benar atau yang dipalsu, seolah-olah surat
itu benar dan tidak dipalsu.

 Jika pemalsuan tersebut dilakukan oleh oknum dokter, maka oknum tersebut dapat dijerat
sanksi pidana berdasarkan Pasal 267 ayat (1) KUHP dan dijerat sanksi hukum lain
sebagaimana diterangkan dalam artikel Pidana Bagi Dokter yang Membuat Surat Keterangan
Sakit Palsu.
 
Pasal 267 ayat (1) KUHP selengkapnya berbunyi:
 
Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau
tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.

4. Sikap profesional
4.1 sikap profesional secara umum
4.2 sanski hukum bila dokter tidak bersikap profesional (mifta)

Anda mungkin juga menyukai