Anda di halaman 1dari 14

Aspek Hukum Surat Keterangan Sakit

Oleh:
Jessika Hutagalung, S.Ked
NIM. 1730912320061

Pembimbing:
dr. Iwan Aflanie, M.Kes., Sp.F., SH
PENDAHULUAN
DOKTER tindakan medis

menerbitkan surat keterangan dokter aspek hukum

kode etik kedokteran


Surat keterangan dokter (medis) adalah surat keterangan mengenai keadaan kesehatan atau
sakit seorang pasien yang dibuat oleh dan ditanda tangani oleh seorang dokter.
kewajiban dokter untuk melakukan pemeriksaan yang benar-benar cermat sebelum membuat
pernyataan atau keterangan semacam itu sesuai dengan kode etik dokter

Surat Keterangan Dokter Palsu


TINJAUAN PUSTAKA
Kewajiban Dokter
KBBI: lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatannya
Pasal 1 angka (11) Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
: dokter adalah suatu pekerjaan yang dilakukan berdasarkan suatu keilmuan, kompeten
si yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang dan kode etik yang bersifat melay
ani masyarakat.

merupakan kumpulan peraturan etika profesi yang akan digunakan sebagai tolak ukur
KODEKI perilaku ideal dan penahan godaan penyimpangan profesi.

Kewajiban hukum yang utama dari seorang dokter berdasarkan Pasal 51 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran menjadi 4 hal yang terdiri dari:
1. Kewajiban melakukan diagnosis penyakit.
2. Kewajiban mengobati penyakit.
3. Kewajiban memberikan informasi yang cukup kepada pasien dalam bahasa yang dimengerti oleh pasien, baik
diminta atau tidak.
4. Kewajiban untuk mendapatkan persetujuan pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan oeh dokter
setelah dokter memberikan informasi yang cukup dan dimengerti oleh pasien.
Surat keterangan medis
Surat keterangan medis: keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter untuk tujuan
tertentu tentang kesehatan atau penyakit pasien atas permintaan pasien atau atas
permintaan pihak ketiga dengan persetujuan pasien.
dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan medis yang secara teknis medis relevan, memadai dan benar
harus dapat membuktikan kebenaran keterangannya apabila diminta.

Jenis Surat Keterangan Dokter:


1. Surat Keterangan lahir 7. Surat Keterangan Cuti Hamil
2. Surat Keterangan Meninggal 8. Surat Keterangan Ibu hamil, bepergian
3. Surat Keterangan Sehat dengan pesawat udara
4. Surat Keterangan Sakit 9. Visum et Repertum
5. Surat Keterangan Cacat 10. Laporan Penyakit Menular
6. Surat Keterangan Pelayanan Medis untuk pen 11. Kuitansi
ggantian biaya dari asuransi kesehatan
Pedoman surat keterangan dokter dalam beberapa Undang-undang dibawah ini:
1. BAB I Pasal 7 KODEKI : “ Setiap Dokter hanya memberikan keterangan dan pendapat yang
telah diperiksa sendiri kebenarannya”
2. BAB II Pasal 12 KODEKI :” Setiap Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
nya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien meninggal dunia”
3. Paragraph 4 Pasal 48 Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran “
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien,
memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum,
permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundangundangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan
Menteri
Surat Keterangan Sakit
Surat keterangan sakit atau istirahat sakit harus dibuat berkaitan dengan suatu keadaan sakit
tertentu (pathology, impairment, disability dan handicap) dan ditujukan sebagai salah satu upaya
penyembuhan penyakit tersebut. Keterangan ini tidak menyebutkan diagnosis penyakitnya, melaink
an hanya menyebutkan bahwa pasien sedang sakit dan membutuhkan istirahat selama jumlah hari
tertentu. Namun, pada umumnya pembedan istirahat sakit lebih dari 14 (empat belas) hari
mengharuskan disebutnya diagnosis penyakit pasien tersebut.

Surat keterangan cuti sakit palsu dapat menyebabkan seorang dokter dituntut menurut
pasal 263 dan 267 KUHP
KUHP PASAL 263 (1) Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan ses
uatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal deng
an maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak
dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana
penjara paling lama enam tahun. (2) Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja memak
ai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian.

PASAL 267 KUHP 1. Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada ata
u tidaknya penyakit, kelemahan atau cacat, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun 2. Jika ket
erangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seseorang ke dalam rumah sakit jiwa atau untuk menaha
nnya di situ, dijatuhkan pidana penjara paling lama delapan tahun enam bulan. 3. Diancam dengan pidana yang
sama, barang siapa dengan sengaja memakai surat keterangan palsu itu seolah-olah isinya sesuai dengan kebe
naran.

PASAL 268 KUHP 1. Barang siapa membuat secara palsu atau memalsu surat keterangan dokter tentang ada a
tau tidak adanya penyakit, kelemahan atau cacat, dengan maksud untuk menyesatkan penguasa umum atau pe
nanggung, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. 2. Diancam dengan pidana yang sama, ba
rang siapa dengan maksud yang sama memakai surat keterangan yang tidak benar atau yang dipalsu, seolah-ol
ah surat itu benar dan tidak dipalsu.
Sanksi hukum bagi dokter yang memberik
an surat keterangan sakit palsu
1. Ditinjau dari segi kode etik kedokteran
Kode etik profesi medis atau medical ethics ialah:
-Code of behavior, yaiu tata perilaku kelompok profesional para pelaku dibidang medis/para dokter
-Studi tentang nilai-nilai, moral dan ahlak perilaku dokter.
-Sesuai dengan prinsip dan pokok prilaku profesi seorang dokter.

Didalam UU No. 29 Th 2004 tidak disebutkan secara rinci, bila dokter dianggap tidak jujur dalam
membuat surat keterangan medis terutam surat sakit, tetapi dalam BAB VIII pasal 55 disebutkan
tugas Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, adalah menegakkan disiplin bagi dokter
dan dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran, kemudian menerima pengaduan,
memeriksa dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter, serta memutuskan pedoman dan
tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin bagi dokter.

sanksi disiplin berupa surat peringatan tertulis, skorsing sampai dengan pencabutan ijin
praktek, juga memberi kewajiban kepada dokter utuk mengikuti pendidikan atau pelatihan
di institusi pendidikan kedokteran
2. Ditinjau dari segi hukum pidana
Perbuatan dokter yang memberikan surat keterangan sakit kepada pasiennya dengan tidak melaku
kan pemeriksaan yang sebenamya dan pasien tersebut sebenarnya dalam kondisi sehat disampin
g perbuatan dokter tersebut telah melanggar Kode Etik Kedokteran Indonesia yaitu pelanggaran di
siplin bagi dokter, juga perbuatan dokter tersebut merupakan perbuatan pidana
Perbuatan Pidana adalah suatu perbuatan manusia yang temasuk dalam ruang lingkup rumusan
delik, bersifat melawan hukum dan dapat dicela. Bersifat melawan hukum adalah suatu perbuatan
yang memenuhi semua unsur rumusan delik yang tertulis, tidak dapat dipidana kalau tidak bersifat
melawan hukum.

Dokter memberikan keterangan sakit kepada pasiennya dan ternyata pasien tidak dalam keadaa
n sakit, pasien hanya untuk mengelabui pihak lain, dan si pasien menggunakan surat keterangan
sakit tersebut, maka baik dokter yang membuat surat keterangan sakit maupun pasien yang men
ggunakan surat keterangan sakit tersebut akan terkena pasal 267 KUHP.
Apabila kita cermati rumusan dalam pasal 267 KUHP, menyebutkan :
(a) Seorang dokter yang dengan sengaja memberi Surat Keterangan Palsu tentang ada atau tidaknya penyakit,
kelemahan atau cacat diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
(b) Jika keterangan diberikan dengan maksud untuk memasukkan seorang kedalam rumah sakit gila atau mena
hannya disitu dijatuhkan pidana penjara paling lama delapan tahun enam bulan.
(c) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai surat keterangan palsu itu seola
h-olah isinya sesuai dengan kebenaran.
Apabila perbuatan dokter didalam memberikan surat keterang palsu tersebut, dokter dapat mem
buktikan karena dipaksa dan diancam (bisa menggunakan pistol atau senjata tajam) yang menga
ncam jiwanya dan paksaan itu menekan batin dokter sehingga menurut saja kehendak pasien ya
ng memaksanya, walaupun dokter mengetahui benar bahwa perbuatannya tersebut diancam huk
uman, dalam kasus tersebut perbuatan pidana dokter telah ada tetapi tidak dipidana karena ada
nya alasan pemaaf yaitu alasan-alasan yang menghapus kesalahannya dari terdakwa karena ad
anya paksaan (overmach) terdapat dalam pasal 48 KUHP. 2
3. Ditinjau dari segi hukum perdata
Dokter yang memberikan keterangan sakit kepada pasiennya dengan tidak menggunakan prosedur
yang ditentukan dengan mengesampingkan keadaan yang sebenarnya, dokter tersebut telah melan
ggar kode etik kedokteran, ketentuan pidana sebagaimana pasal 267 KUHP dan perbuatan tersebut
telah merugikan pihak lain dapat dilakukan gugatan perdata dengan dasar perbuatan melawan
hukum.
Dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata hal ini diatur dalam Pasal 1365, yang menyebutkan:
"Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan
orang yang karena masalahnya menerbitkan kerugian itu, mangganti kerugian tersebut". Pihak
yang merasa dirugikan, sebagaimana asas hukum Actor Sequitur Forum Rei, dalam Pasal 118
HIR.

Hal ini berlaku juga bila pasien merasa dirugikan dengan surat keterangan sakit yang menyebutka
n secara jelas diagnosa penyakitnya, akibatnya pasien tersebut dikeluarkan dari pekerjaannya.
Pasien dalam hal ini bisa menuntut dokter secara perdata karena merasa dirugikan secara materi,
dengan surat sakit yang diterimanya pasien kehilangan pekerjaannya.
PENUTUP
Dokter yang telah mempunyai surat ijin praktik berhak memberikan surat keterangan sakit
kepada seorang pasien, berdasarkan hasil pemeriksaannya sendiri secara lege artis dengan
menggunakan standar profesi medis serta memberikan diagnosa dan menyimpulkan bahwa
pasien tersebut membutuhkan istirahat atau tidak. Hal ini sangat diperlukan untuk menghind
ari penyalahgunaan surat keterangan sakit yang dapat mengakibatkan kerugian pihak-pihak
lain, bisa pihak ketiga dalam hal ini perusahaan atau pasien itu sendiri.

Akibat hukum apabila dokter memberikan surat keterangan sakit hanya untuk mendapatkan
imbalan materi semata dengan memberikan keterangan yang tidak sebenarya atau palsu
maka dokter tersebut akan berhadapan dengan Majelis Kode Etik Kedokteran Indonesia
dalam hal pemberian sanksi administrasi berupa peringatan tertulis, skorsing sampai pencab
utan ijin praktek, disamping itu juga akan berhadapan dengan sanksi pidana sebagaimana
diatur dalam pasal 267 KUHP pidana serta Gugatan Perbuatan Melawan Hukum dengan
pemberian ganti rugi seperti dalam Pasal 1365 KUHP perdata.

Anda mungkin juga menyukai