Anda di halaman 1dari 45

Disampaikan Bagi Peserta Orientasi

Karyawan Baru Tahun 2013

Oleh :

RISDIARTO, SH,MH
 Rekam medis adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas
pasien,pemeriksaan,pengobatan,tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada
sarana pelayanan kesehatan.

@ Berkas
@ Identitas Pasien
@ Pemeriksaan
@ Pengobatan
@ Tindakan
@ Pelayanan Lain
Back
Pemeriksaan + Tindakan
tindakan medis keperawatan

Administrasi Rekam Medis/ Penunjang


pasien infokes pasien Medis

Penelitian Medical
klinis Chek-up

4
DASAR HUKUM
• UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
• UU Praktik Kedokteran 29 tahun 2004
• SK 749a/SK/Menkes/XII/89 ttg Rekam Medis (Medical
Record) diganti PERMENKES RI no.
269/MENKES/PER/III/2008 ttg REKAM MEDIS (12/3/08)
• (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
496/MENKES/SK/IV/2005 ttg Pedoman Audit Medis di
RS
• Kepmenkes no. 377/MenKes/SK/III/2007 ttg Standar
Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
• UU Informasi Transaksi Elektronik 11/2008
(25 Maret 2008)
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 14 tahun 2008,
tentang Keterbukaan Informasi Publik
Tujuan RM :
Menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di RS

Kegunaan RM :

 A = Administrasi
 L = Legal
 F = Financial
 R = Research
 E = Education
 D = Documentation
• Adminstratlve : Rekam medis merupakan rekaman
data adminitratif pelayanan kesehatan.
• Legal : Rekam medis dapat.dijadikan bahan
pembuktian di pengadilan
• Financial : Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk
perincian biaya pelayanan kesehatan yang harus
dibayar oleh pasien
• Research : Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan
untuk penelitian dalam lapangan kedokteran,
keperawatan dan kesehatan.
• Education : Data-data dalam Rekam Medis dapat
bahan pengajaran dan pendidikan mahasiswa
kedokteran, keperawatan serta tenaga kesehatan
lainnya.
• Documentation : Suatu berkas rekam medis
mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yg harus didokemtasikan
& dipakai sbg bahan pertanggung jawaban dan laporan
RS
KERAHASIAN REKAM MEDIS

Masalah suatu “rahasia” baru timbul apabila ada 2 pihak atau lebih yg terkait
didlmnya.
Pd umumnya suatu rahasia asal mulaya diketahui hanya oleh 1 org.
Mis : A kemudian A menceritakan rahasianya kpd B dgn pesan wanti2 agar
rahasia itu jangan diceritakan lagi kpd org atau pihak lain. B berjanji akan
mentaatinya, jika B kemudian menceritakanya rahasia A kpd C, maka hal ini
berarti bahwa B telah ingkar janji,ia telah melanggar kesepakatan yang
diberikan.
B telah membocorkan rahasia A kepd lain orang.

Rahasia Medis : timbul dari pasien itu sendiri yang menceritakan kepada
dokter tentang apa yang dirasakan sakit kemudian dokter mengajukan
berbagai pertanyaan agar lebih jelas utk melakukan pemeriksaan thdp pasien.
Jadi sewajarlah bahwa pasien itu sendiri adalah dianggap sbg pemilik rahasia
medis itu atas dirinya, bukanlah dokter yg diberitahukan dan menarik
kesimpulan ttg penyakit yg diderita pasiennya.
Jadi apa yg dahulu dinamakan “Rahasia Kedokteran” adalah “Rahasia
Medis Pasien” bukanlah rahasia dokternya.
KERAHASIAAN REKAM MEDIS
Pada dasarnya informasi yang bersumber dari rekam medis ada dua kategori :
1. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan
2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan

Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan :


Yaitu laporan atau catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis
sebagai hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara dengan
pasien. Informasi ini tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak yang
tidak berwenang, karena menyangkut individu langsung langsung si pasien.
Pemberitahuan keadaan sakit si pasien kepada pasien maupun kepada
keluarganya oleh orang rumah sakit selain dokter yang merawat sama sekali
tidak diperkenankan. Pemberitahuaan kepenyakitan kepada pasien/keluarga
menjadi tanggungjawab dokter pasien, pihak lain tidak memiliki hak sama
sekali.
Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan :
Jenis informasi yang dimaksud disini adalah perihal identitas (nama, alamat, dan
lain-lain) serta informasi lain yang tidak mengandung nilai medis. Lazimnya informasi
jenis ini terdapat dalam lembaran paling depan berkas rekam medis rawat jalan maupun
rawat inap ( Ringkasan Riwayat Klinik ataupun Ringkasan Masuk & Keluar )

Sifat Kerahasiaan Rekam Medis :

Dalam Permenkes 269 tersebut diatas dijelaskan secara tegas dalam bab IV pasal 10 ayat 1
bahwa :
Informasi ttg identitas,diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan & riwayat
pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaanya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan
tertentu , petugas pengelola & pimpinan sarana pelayanan kesehatan.

Pasal 11 :
(1) Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter atau dokter
gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi rekam medis secara
tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan
perundang-undangan
HAK MENGAKSES R.M.
UU KES : HAK PASIEN ATAS INFORMASI
KESEHATAN DIRINYA
UU PRADOK: HAK MEMPEROLEH ISI R.M.
PERMENKES : ISI R.M. ADALAH MILIK
PASIEN
PERTIMBANGAN :
◦ APAKAH INFO AKAN MEMPERBURUK?
◦ INFO YG BERASAL DARI FAKTA PASIEN
ADALAH MILIK PASIEN, TAPI INFO HASIL
KOMUNIKASI INTERNAL DAN INFERENSI
ILMIAH ADALAH MILIK DOKTER
◦ PASIEN TAK BERHAK MENGUBAH INFO
◦ SEBAIKNYA DIDAMPINGI DOKTER
Hak Akses pasien (inzagerecht) terhadap data-data rekam medis
bukanlah berarti bahwa ia boleh meminta berkas aslinya, tetapi ia
boleh melihat, membaca dan membuat fotocopy atas biaya sendiri.

Hal ini terdapat didalam keputusan :

Gerechtshof’s-Hertogenbosch, 6 Juli 1987

Dalam tuntutan ini pasien menuntut diberikan asli dari catatannya,


yang tentunya tidak dapat dikabulkan oleh hakim.
Padahal ia sudah diberikan hak aksesnya terhadap catatan tersebut
dan pula telah membuat fotocopy nya. Tambahan genekolog tersebut
telah menyatakan kesediannya utk memperlihatkan aslinya kpd dokter
kepercayaan pasien jika diperlukan dalam suatu tuntutan perdata ,
sehingga tdk ada alasan untuk meminta yg aslinya.
Trilogi Rahasia Medis
1. Persetujuaan tindakan Medis (Informed Consent)
Permenkes 290/Menkes/Per/III/2008
2. Rekam Medis (Medical Records)
Permenkes 269/Menkes/Per/III/2008
3. Rahasia Medis (Medical Secrecy)
A. UU PK No.29 Tahun 2004
B. Hukum Perdata Indonesia ; perjanjian terapeutik antara dokter & pasien (hukum),Pasal 1909 ttg
hak tolak mengunkap, Pasal 1365 ttg perbuatan melawan hukum.
C. Hukum Pidana ; ps 322 ttg wajib simpan rahasia, ps 224 ttg panggilan menghadap sbg saksi ahli.
D. Hukum Acara Pidana (KUHAP) ; ps 170 ttg wajib menyimpan rahasia, ps 179 ttg wajib
memberikan keterangan sbg ahli kedokteran kehakiman, atau sbg dokter.
E. Hukum Acara Perdata;(reglemen indonesia yg diperbaharui) ps 146 ayat 3, (Reglemen luar jawa)
ps 174
F. Hukum Administrasi ; PP 10 tahun 191966 Wajib simpan rahasia kedokteran
G. Konvensi Internatioanl (Sesudah ratifikasi) ; united nations declaration of human rights,
declaration of lisbon ttg hak rahasia atas diri pribadi.
H. Yurisprudensi Belanda berdasarkan sifat dari ; Hoge Read 21 April 1913,
Arrondissementsrechtbank Hearlem 11 Des 1984 ttg larangan mengungkapkan rahasia medis.
Pengungkapan Informasi Medis
Pada pasal 12 Permenkes 269
1. Berkas RM milik sarana pelayanan kesehatan
2. Isi rekam medis merupakan milik pasien
3. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dlm bentuk ringkasan
rekam medis.
4. Ringkasan rekam medis sbgmana dimaksud pd ayat 3 dpt
diberikan,dicatat,dicopy oleh pasien atau org yg diberi kuasa atau atas
persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yg berhak utk itu,

Pada butir 4 ini timbul penafsiran yang tentang ringkasan rekam medis yang
dapat diberikan ,hanya suatu resume saja yg dibuat oleh dokternya.
Hal ini mungkin dpt diterima, sepanjang kebutuhannya itu menyangkut untuk
asuransi atau tujuan pindah berobat ketempat lain.
Namun bagaimana jika tujuan meminta fotocopy dari pasien/keluarganya karena
mau mengajukan gugatan kepada dokternya di Pengadilan ?
Apakah dapat dipakai sebagai bukti jika seandainya resume itu dibuat oleh
dokternya sendiri yang notabene akan dituntut ?
Pengungkapan Informasi Dalam Situasi Normal

 Terikat PP No.10/1966 dan KUHP ps 322 (barang


siapa dgn sengaja membuka rahasia yg wajib disimpanya karena jabatan
atau pencarianya, baik yg sekarang maupun yg dahulu, diancam dengan
pidana penjara paling lama 9 bln atau denda paling banyak enam ratus
rupiah)
 Kepada pasien (bila sadar & cakap)
 Keluarga pasien (bila tidak sadar & cakap)
 Pengungkapan informasi pada pihak lain hanya
dengan persetujuan pasien (harus dapat
dibuktikan)
PEREKAMAN KEGIATAN PELAYANAN
MEDIS
a.Penanggung jawab pengisian RM
1. Dokter Umum,Spesialis,Gigi
2. Dokter tamu yg merawat pasien diRS
3. Residen yg sedang melaksanakan kepaniteraan
klinik
4. Tenaga para medis perawatan & tenaga para
medis non keperawatan
5. Dokter luar negeri melakukan ahli teknologi
kedokteran yg berupa tindakan/konsultasi
b.Ketentuan pengisian RM
RM harus dibuat segera & dilengkapi seluruhnya setelah pasien
menerima pelayanan dgn ketentuan sbb :
1. Setiap tindakan konsultasi yg dilakukan thd pasien, selambatnya
1 x 24 jam harus ditulis dlm lembaran RM
2. Semua pencatatan harus ditandatangani oleh dokter & tenaga
kesehatan lainya
3. Pencatatan yg dibuat oleh mahasiswa kedokteran & lainya
ditanda tangani menjadi tanggung jawab dokter merawat atau
pembimbingnya
4. Catatan dibuat residens harus diketahui oleh dokter
pembimbingnya
5. Dokter yg merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan
melakukannya pd saat itu juga serta dibubuhi paraf.
6. Penghapusan tulisan dgn cara apapun tdk diperbolehkan
 Kewajiban dibuat (dokumen)
 Ke-akurat-an, kelengkapan dan ketepat-
waktuan pengisian
 Pemeliharaan / pengelolaan (Keotentikan)
 Kepemilikan
 Keamanan
 Kerahasiaan & Privasi
 Status Hukum
Wajib dan Otentik
Pasal 46 UU No 29 / 2004
Setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis.
Rekam medis sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien
selesai menerima pelayanan kesehatan.
Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi
nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan.
Muatan yg otentik
Pasal 5 ayat (3), (6)
Pembuatan rekam medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui
pencatatan dan pendokumentasian hasil
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
Pembetulan sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) hanya dapat dilakukan dengan cara
pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang
dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter
gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
bersangkutan
CONTOH PENCORETAN Permenkes 269 tahun 2008
Kepemilikan & Kerahasiaan
Pasal 47 UU 29 / 2004
Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter
gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan
isi rekam medis merupakan milik pasien.
Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya
oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
Pasal 13 ayat (1) huruf b Permenkes 269
tahun 2008, tentang Pemanfaatan RM:
Sebagai alat bukti dalam proses
penegakan hukum, disiplin kedokteran
dan kedokteran gigi dan penegakkan
etika kedokteran dan etika kedokteran
gigi;
 Karena Undang-Undang mewajibkan
dibuatnya RM pada setiap pasien
 Karena RM harus dibuat memenuhi

peraturan dan standar yang memenuhi


persyaratan bisnis, profesi dan hukum
sebagai dokumen
 Karena RM harus disimpan dan dijaga

“keotentikannya”
Maka RM berarti dokumen hukum
Didalam Rumah Sakit hal mengenai keputusan pasien ( atau wali ) dapat
dikemukakan dengan dengan dua cara yang lazim dikenal dengan persetujuan
yang meliputi :
 Persetujuan langsung, berarti pasien/wali segera menyetujui usulan
pengobatan yang ditawarkan pihak Rumah Sakit. Persetujuan dalam bentuk
lisan atau tulisan.
 Persetujuan secara tak langsung, tindakan pengobatan dilakukan dalam
keadaan darurat atau ketidak mampuan mengingat ancaman terhadap
nyawa pasien.

Selain kedua jenis persetujuann diatas terdapat pula suatu jenis persetujuan
khusus dalam hal mana pasien/wali wajib mencantumkan pernyataan bahwa
kepadanya telah dijelaskan suatu informasi terhadap apa yang akan dilakukan
oleh tim medis, resiko dan akibat yang akan terjadi bilamana suatu tindakan
diambil. Persetujuan ini dikenal dengan istilah informed concent.
Informed consent hanya diperlukan bilaman pasien akan dioperasi
atau akan menjalani prosedur pembedahan tertentu. Pemberian
persetujuan atau penolakan terhadap perlakuan yang akan diambil
tersebut menjadi bukti yang syah bagi rumah sakit.

Demi menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul maka


sebaiknya rumah sakit melakukan dua kali pengambilan persetujuan
(apabila ternyata kemudian ada tindakan khusus), yaitu :
1.Disaat pasien akan dirawat : penandatanganan dilakukan setelah
pasien mendapat penjelasan dari petugas penerima pasien di tempat
pendaftaran. Penandatanganan persetujuan disini adalah untuk
persetujuan dalam pelaksanaan prosedur diagnostik, pelayanan
rutin rumah sakit dan pengobatan medis umum.
2.Persetujuan khusus (Informed Concent) : sebelum dilakukannya sutu
tindakan medis diluar prosedur a diatas, misal pembedahan.
Dalam masalah persetujuan ini rumah sakit sering
menghadapi permasalahan seperti untuk kasus otopsi dan
adopsi. Pada dasarnya otorisasi otopsi dan adopsi adalah sama
seperti untuk operasi/pembedan. Dalam hal ini rumah sakit
harus betul-betul terjamin keselamatannya melalui bukti tanda
tangan bagi orang yang berhak. Berkas dari pada pasien yang
akan di otopsi harus memiliki lembaran otopsi.

Perintah pelaksanaan otopsi dapat di tinjau dalam dua kejadian :


a.Otopsi atas permintaan keluarga pasien, dimana didalamnya
terdapat tanda tangan keluarga si pasien.
b. Otopsi atas permintaan polisi untuk pembuktian.
SURAT
KETERANGAN
MEDIS
 DIBUAT UNTUK DIBERIKAN KEPADA PIHAK
KETIGA
 HARUS ADA PERSETUJUAN DARI PIHAK KEDUA
(PASIEN)
 HARUS MENGIKUTI ATURAN UMUM DI LINGKUP
PROFESI PIHAK PERTAMA (DOKTER)
 TINGKATAN SEHAT TIDAK SAMA PADA SETIAP
PERUNTUKAN TERTENTU
 SEHAT UNTUK MENJADI TENTARA TIDAK SAMA
DENGAN UNTUK MENJADI MAHASISWA, APALAGI
UNTUK S.I.M.
 NYATAKAN “SEHAT UNTUK APA”
 HATI-HATI BILA UNTUK PERADILAN
 FUNGSI:
 UNTUK MEMBERI ISTIRAHAT DALAM RANGKA
PENYEMBUHAN
 UNTUK MEMBERI KETERANGAN BAGI PIHAK III
(PEMBERI KERJA, ASURANSI, DLL)
 ISI :
 DIAGNOSIS ? UMUMNYA TANPA, KECUALI :
ASURANSI, > 2 MINGGU
 FUNGSI TERTENTU (berkaitan dg pekerjaan)
 BUKAN AKTE KELAHIRAN, MELAINKAN
PENGANTAR UNTUK MEMBUAT AKTE
 ISINYA HANYA
 (NAMA), JENIS KELAMIN, (GOL DARAH) BAYI,
 NAMA, UMUR, PEKERJAAN DAN ALAMAT IBU/Bapak
 TEMPAT DAN WAKTU LAHIR
 SIDIK KAKI BAYI KANAN & KIRI
 SIDIK JEMPOL IBU KANAN & KIRI
Adopsi : asal kata adop artinya mengangkat anak

Pedoman rekam medis menghadapi rekam medis dengan kasus adopsi


sbb:
a. Adopsi telah mengakibatkan orang tua kandung melepaskan hak
mereka untuk memeriksa berkas rekam medis anaknya telah
diangkat. Sebab, dengan pengangkatan itu seluruh hak orang tua
telah berakhir.
b. Adopsi telah membuat orang tua baru menerima hak sebagai orang
tua asli berarti berhak untuk memeriksa berkas rekam medis anak
angkatnya hingga mencapai dewasa. Namun orang tua baru tidak
boleh melihat berkas rekam medis masa lampau si anak.
c. Anak angkat mempunyai hak untuk membaca berkas rekam medis
dirinya pada saat mencapai usia dewasa namun petugas rekam
medis harus menurut identitas orang tua aslinya, seperti pada
keterangan diatas.
 MENYATAKAN BAHWA SESEORANG TERTENTU
TELAH MENINGGAL
 HANYA DIBUAT BILA JELAS SEBAB KEMATIANNYA
(ALAMI), BILA TIDAK KIRIMKAN KE FORENSIK
(POLISI)
 SETIDAKNYA BERDASARKAN ATAS PEMERIKSAAN
LUAR JENASAH DAN ALLO-ANAMNESA
 HATI-HATI PADA : KETIDAKGADISAN
 HARUS ADA PERMINTAAN DARI YBS, ATAU
SETIDAKNYA SEPERSETUJUANNYA
 ALASAN PERMINTAAN?
 SAKSI WANITA SAAT PEMERIKSAAN
 SEBAIKNYA TIDAK TERTULIS
 JARANG TERJADI, UMUMNYA CUKUP
PERNYATAAN LISAN
 DIBUAT DENGAN MENYEBUTKAN CARA

PEMERIKSAAN YANG DIGUNAKAN


 BIASAKAN MENYEBUT “TANDA

KEHAMILAN”, BUKAN “HAMIL”


 DASAR :
◦ ANAMNESA
◦ PEMERIKSAAN FISIK
◦ PEMERIKSAAN LABORATORIK
 KOMPETENSI DOKTER?
 KEWENANGAN DOKTER?
 BATASI PADA LINGKUP KEDOKTERAN !
 UNTUK PERADILAN, JADI HARUS BERUPA
SURAT RESMI
 ATAS PERMINTAAN PENYIDIK YANG

BERWENANG (POLISI, POM) SECARA RESMI /


TERTULIS
 MENGIKUTI FORMAT TERTENTU
 APAKAH SESEORANG MASIH DAPAT MEMBUAT
KEPUTUSAN HUKUM? MEMBUAT TESTIMONY,
DLL
 APAKAH SESEORANG HARUS DIRAWAT

SEHINGGA TAK LAYAK DITAHAN? (Fitness to


be detained)
 APAKAH SESEORANG LAYAK MAJU KE

PENGADILAN (Fitness to stand trial)


DATA KASUS DUGAAN MALPRAKTIK YANG SUDAH DILAPORKAN
Tgl Korban Terlapor Kasus Lapor

1. 12 -02-04 Alm. Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Meninggal saat melahirkan caecar Polda Metro Jaya

2. 23-04-04 Wulan Yulianti RSCM Jkt Meninggal krn operasi pd usus Polda Metro Jaya

3. 28 -04-04 Alm Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Penggelapan M/R Polda Metro Jaya
4. 07-06-04 Jeremiah RS Budi Lestari Bks Operasi caecar mengakibatkan Polda Metro Jaya
RS Hermina, Bekasi luka & cacat
5. 11 -06-04 Mindo Sihombing RS Persahabatan Jkt Gagal operasi hernia Polda Metro Jaya

6. 15-06-04 Anissa Safitri RSCM Jkt Hidrocepalus Polda Metro Jaya


7. 24 -06-04 Alm. Jajang RSUD Sukabumi Jabar Wabah malaria di Sukabumi Polda Jawa Barat
8. 30-06-04 Alm. Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Meninggal saat melahirkan Polda Metro Jaya

9. 07 -07-04 Robinson L. Tobing RS Kodam Bkt Barisan Vegetativ State akibat operasi/ Polda Sumatra
Medan cacat permanen Utara

10. 12-07-04 Anissa Safitri Yayasan Amal Beduli Perbuatan tdk menyenangkan Polda Metro Jaya
Seribu, Jkt krn memulangkan pasien

11. 08 -07-04 Ngatmi RS Persahabatan Jkt Operasi kanker payudara Polda Metro Jaya
12. 14-07-04 Rohati RS Darmais Jkt Meninggal dunia akibat gagal Polda Metro Jaya
operasi kanker payudara

13. 18 -07-04 Dr Jane P PT Newmont Minahasa Pencemaran limbah B3 Mabes Polri


Raya, Sulawesi Utara

14. 18-07-04 Srifika Modeong RS CM & RS MMC Jkt Keracunan mercury & arsen Mabes Polri
15. 18 -07-04 Rasyid Rahman RS CM & RS MMC Jkt Keracunan mercury & arsen Mabes Polri
16. 18-07-04 Juhria Ratubahe RS CM & RS MMC Jkt Keracunan Mercury & arsen Mabes Polri
17. 18 -07-04 Masna Stiman RS CM & RS MMC Jkt Keracunan mercury & arsen Mabes Polri
18. 26-07-04 Revy Anastasia RS Cikini Jkt Keracunan Obat Polda Metro Jaya

19. 09 -07-04 Revy Anastasia Apotik RS Cikini Jkt Keracunan Obat Polda Metro Jaya

20. 12-08-04 Rasyid Rahman Menkes Ahmad Sujudi Pencemaran nama baik dgn Mabes Polri
Mentamben P Yusgiantoro menyatakan tdk ada pencemaran
Men LH Nabiel Makarim

21. 18 -08-04 Fellina Azzahra RS Karya Medika Jkt Meninggal krn salah operasi usus Polda Metro Jaya
22. 31-08-04 Again Isna Nauli RS Islam Bogor Kelalaian medis yg berakibat SATGA OPS Polda
cacat permanen Jawa Barat
23. 03 -09-04 Anggi & Anggeli RSCM Jkt Membiarkan pasien yg hrs dirawat Polda Metro Jaya

24. 03-09-04 Andreas RS Pasar Rebo Jkt Kelahiran yg mengakibatkan cacat Polda Metro Jaya
25. 03 -09-04 Maena Nurrocmah RS Setia Mitra Jkt Operasi usus Polda Metro Jaya
26. 15-09-04 Fellina Azzahra RS K Medika Cibitung Meninggal krn operasi usus Polda Metro Jaya
RSCM Jkt

27. 16-09-04 Leonardus W Pete RS Silom Gleaneglas Penyaderaan krn tdk mampu byr Polda Metro Jaya

28. 27-09-04 Wino Polres Sorong Papua Penganiayaan mengakibatkan Mabers Polri
Wiran mata dan dada rusak parah

29. 28-09-04 Lexyano Hamsalim RS Medistra Jkt Infeksi akibat operasi klip jantung Polda Metro Jaya
30. 28-09-04 Parrel Davin H.A RS Eva Sari Lalai mengakibtakan org lain Polda Metro Jaya
Sinurat Rawamangun Jkt meninggal

31. 05-10-04 Rizka Hudha RS Harapan Bunda Jkt Lalai mengakibatkan kematian Polda Metro Jaya

32. 05-10-04 Masita Ariani Klinik Bedah Plastik Kegagalan bedah plastik pd hidung Dit Reskrim Polda
(Annisa) Bandung Jawa Barat

33. 07-10-04 Tyava Putra Juliarty Klinik Dharma Bakti 2 Keracunan obat mengakibatkan Polda Metro Jaya
RS harapan Kita Jkt Steven Johnson Syndrom
34. 20-10-04 Chealfiro M.P RSCM Jkt Operasi Hemia Polda Metro Jaya
35. 20-10-04 Sahat Parulian RS Cikini Jkt Pencemaran nama baik Polda Metro Jaya

36. 06-11-04 Fatimah RSCM Jkt Kelalaian mengakibatkan kematian Polda Metro Jaya

37. 10-11-04 Panca Satriya Dr. Siti Fadillah S Dugaan tindak pidana membuat Mabes Polri
Hasan Kesuma (Menkes RI) perasaan tdk menyenangkan

38. 14-01-05 Siti Zulaeha RSUD Pasar Rebo Jkt Kesalahan dlm operasi Polda Metro Jaya
39. 16-02-05 Selli Wane Carolina RS Fatmawati Jkt Kesalahan dlm operasi pd tulang Polda Metro Jaya
belakang berakibat cacat

40. 24-02-05 Martha Manulang RS St Carolus Jkt Salah obat Polda Metro Jaya

41. 11-03-05 Chris RS Sumber Waras Jkt Kesalahan dlm operasi Polda Metro Jaya
RS Mitra Kemayoran Jkt

42. 11-03-05 Tumi RS Harun Jkt Kesalahan dlm operasi Polda Metro Jaya
43. 11-03-05 Erwin Said dr. GW Sp.BPelaku tanpa seizin korban SIAGA OPS
mengambil ginjal korban Bandar Lampung

44. 12-05-05 Royke Bagalutu, SH Rosyid Rusdi Melarang membawa anak ke SATGAS OPS Jabar
Sandino Brata RS Hasan Sadikin Bandung
(Asisten I Sukabumi)

45. 26-05-05 Royke Bagalatu, SH PT BIO FARMA Indo Pemberian vaksin polio yg tdk SATGAS OPS Jabar
diakui WHO

46. 12-06-05 Nabila Ka Dinkes Jabar Anaknya kejang2, panas berak2 Polda Metro Jaya
Dinkes Depok setelah imunisasi polio, kmd
Menkes RI meninggal
PT Bio Farma Indonesia
47. 18 -06-05 Wagirin RS Pelabuhan Kelalaian Medis Polda Metro Jaya

Sumber : Dari berbagai sumber


Penerbangan vs. Kesehatan
Pilot Pilot masuk cockpit dulu; Pasien masuk dan tunggu
vs. Dokter Penumpang datang ber jam-jam; baru Dokter
kemudian datang

Penumpang Penumpang well informed ttg Pasien tidak well informed ttg
vs. Pasien prosedur keselamatan prosedur tindakan medik

Prosedur Tertulis Tergantung memory

Adverse Event Dilaporkan tertulis & dianalisis Disembunyikan


(KTD) (Aviation Safety Reporting dan dilindungi
System/ASRS)

Akibat error Pilot (biasanya) mati Dokter tetap hidup


JARUM SUNTIK DOKTER & PALU HAKIM
(Sebuah Anekdot)

Suatu hari, seorang mahasiswa fakultas kedokteran dan mahasiswa fakultas


hukum, sama-sama datang melamar seorang gadis cantik yang sama.
Sang gadis & orang tuanya merasa bingung memilih diantara
keduanya.Akhirnya terjadi dialog diantara orang tua gadis dan kedua
mahasiswa ini :
Orang tua : “Kalian berdua sama-sama baik,namun kami bingung mana diantara
kalian yang memiliki masa depan paling baik, suatu hari nanti.”
Mhs.Kedokteran : “Tentu saya, karena belum ada sejarahnya ada dokter miskin
dinegeri ini.”
Mhs.Hukum : “Tidak bisa ! Saya ini calon hakim dinegeri ini, tentu memiliki
prospek yg sangat cerah suatu hari nanti, apalagi kalau dipandang dari materi,
dalam dunia pengadilan hal ini seperti itu sangat mudah mendapatkannya.”
Orang Tua : “OK ! Tapi kedua profesi yang akan kalian sandang selain
membangakan dan mulia,Tapi sama-sama memiliki resiko bagi masyarkat lho,
kami tidak mau anak kami nanti menanggung akibat kesalahan resiko dari
profesi yang kalian sandang selaku suami anak gadis saya”.
JARUM SUNTIK DOKTER & PALU HAKIM
(Sebuah Anekdot)

Mhs.Kedokteran : “Benar, setiap profesi tentu memiliki resiko, entah itu besar
maupun kecil, apalagi profesi kami sama-sama berhadapan langsung dengan
masyarakat.
Mhs.Hukum : “ Ya,tapi resiko seorang hakim lebih kecil dari pd resiko dokter.
Karena kalau hakim salah mengetuk palu atau keputusan hukum, tidak ada
Undang-Undang yang mengatur mal praktek hakim dalam pengadilan.
Tapi kalau dokter yg setiap hari bergumul dengan obat-obatan dan jarum suntik,
lantas keliru dalam melakukan pengobatan pasien, maka hukum
malprakateknya sudah jelas, dan saya selaku hakimlah yang akan
menjebloskan dia ke dalam penjara”.
TERIMKASIH
ATAS PERHATIANYA

Anda mungkin juga menyukai